..."Denting denting piano menghiasi pagi....
...Membekas di dalam sanubari....
...Luka lama yang menggores hati....
...Terusik lagi dengan suaramu walau sekali."...
"Buku arsip masuk udah, keluar udah, pelayanan udah, administrasi udah. Ya udah semua." Bicara sendiri di kamar.
"Mam Shella pamit ke kantor. Assalamualaikum Mama. Shella buru-buru Mam. Ada meeting penting pagi ini."
"Iya nak, hati-hati. Waalaikumussalam. Udah makan kan ya nak?" Tanya mama sekali lagi.
" Udah mama. Bye Mam."
"Bye sayang."
Hotel Wijayakusuma.
"Shella, mari duduk." Ucap si bos.
"Baik Pak." Lansung ambil posisi duduk.
"Berkas lengkap ya kan?" Memastikannya.
"Iya Pak."
"Baiklah bagus."
Tak lama kemudian yang ditunggu pun datang.
"Hallo, dengan Pak Harya."
"Saya sendiri, Pak Renan Wijaya?" Tanya Pak Harya memastikan.
"Benar Pak, mari duduk." Basa basi Renan.
"Maaf sudah lama menunggu ya Pak Renan." Lanjut Harya.
" Baru saja Pak. Perkenalkan Shella sekretaris di kantor kami." Memperkenalkan Shella.
"Harya." Mengulurkan tangan.
Membalas uluran tangan "Shella Pak." Ucapku pasti.
"Cantik ya. Udah lama kerja sama Pak Renan?"
"Masih sekitar 1 tahun belakangan ini Pak."
"Hmmm. Baiklah. Kita mulai saja meeting nya Pak Renan."
"Ya Pak, jadi begini proposal kami."
Melanjutkan presentasi bisnis-bisnis yang akan mereka bangun bersama. Kerja sama antara beberapa cabang dan cara agar kerjasamanya selalu efisien.
Setelah selesai memperbincangkan bisnisnya mereka Shella, Renan juga Harya sama-sama beranjak meninggalkan Hotel.
Mereka kembali ke kantor masing masing.
Setibanya di kantor tempat Shella bekerja tiba-tiba Aditya melihat Shella datang dari belakangnya. Dan kebetulan Aditya juga menghadiri acara di kantor Shella bekerja rapat sosialisasi proyek baru yang akan dibangun dari hasil kerja sama dengan perusahaan tempat Shella bekerja. Karena memang jadwal hari ini begitu padat. Mengikuti meeting dengan pimpinan kerja sama dan juga mempublikasikannya ke kantor dan beberapa cabang yang terkait.
Aditya bekerja sebagai Kepala Bidang di PT Kusuma dan juga bekerja sebagai Administrasi di Islamic Senter pendalaman ilmu agama.
"Shella." Panggil Aditya.
"Iya." Jawab Shella.
"Aku Aditya."
"Ada minum Shel, haus nih panas banget cuacanya." berharap Shella memberi sedikit minum.
"Ada Kak. Bentar ya." Shella beranjak mengambil sebotol air minum aqua disisi pojok kanan ruangan tamu.
"Makasih Dek Shella."
"Sama-sama Kak. Mari duduk." Ucap Shella mengajak Aditya duduk di sofa tamu.
"Hmmm. Sibuk ya." Tanyaku memulai kembali pembicaraan setelah beberapa detik terputus karena hilangnya kosa kata.
"Sekarang kayaknya udah nggak deh Kak."
"Hmmm, ya sudah aku lansung pamit ya. Masih ada kegiatan." Izinku.
"Ya Kak. Hati-hati." Jawab Shella perhatian.
Setiba dirumah masih teringat jelas wajah cantiknya Shella. Hingga membuat Aditya tak lepas pikir akan dirinya. Aditya lansung mengambil handphone di saku celananya dan lansuang send WhatsApp Shella.
"Assalamualaikum Shella. Sudah pulang kerja?"
"Waalaikumussalam. Maaf siapa?"
"Aditya."
"Oh Kak Aditya. Aku lupa menyimpan nomornya Kak. Maaf."
"Iya nggak kenapa Dek."
Masih kepikiran tentang kebenarannya. Kak Aditya dapat nomor dari mana dan kenapa bisa kenal.
"Maaf Kak. Boleh tanya?"
"Tanya apa Shel?"
"Kaka dapat nomor aku dari mana?"
"Dari temen kantor kamu."
"Siapa?"
"Roni Shel. Jadi gini, ingat nggak sekira satu bulanan lalu ada kegiatan realisasi pembangunan dan salah satu pesertanya itu aku. Dan diwaktu bersamaan kamu disana panitianya. Waktu aku ngeliat kamu Shel, aku keinget lima tahun lalu serasa itu kamu. Terus aku tanya sama temen kantor kamu yang duduk disebelah ku menghadiri acara itu. Dan ternyata benar kamu adalah perempuan yang aku temui lima tahun lalu diwaktu resepsi kakak kamu Lenka. Awalnya aku kenalnya sama kakak kamu Lenka. Karena kita hampir seumuran, sepermainan waktu kecil, dan juga kakak kamu pernah dekat dengan teman kecil aku. Jadi kebenarannya aku kenal dekatnya sama kakak kamu Shella."
Shella yang terlihat kebingungan seolah memikirkan banyak hal yang perlahan dicerna nya.
"Ooo jadi gitu Kak." Jawab Shella beberapa waktu setelah ungkap Aditya panjang lebar.
"Aku juga pernah ke rumah kamu loh." Timpal Adit.
"Hah, masa Kak? Kapan? Kok kek aku nggak pernah tau ya."
"Masa gak ingat Shel. Dulu tuh kamu yang menjamu aku dirumah. Waktu itu lima tahun silam aku sempat mampir ke rumah bareng teman."
"Sumpah loh kak. Aku nggak ingat."
"Ya sudah. Lupakan saja. Sekarang kan udah kenal Shel." Jawab Adit sedikit kesal.
"Iya. Sekarang sedikit tau Kak." Senyum Shella.
Pembicaraan mereka terus berlanjut sampai sudah tak adapun topik pembahasan dan tanpa keinginan akhirnya berhenti dengan sendirinya.
'Maksudnya nih Aditya menghubungi Shella mau deketin Shella apa masih ingin untuk dekat dengan kakaknya Shella author? Dasar adit gak jelas.'
***
...Sejauh-jauhnya tepian....
...Akan selalu dikejar dari lautan....
...Selama-lamanya perpisahan....
...Jika sudah takdir akan kembali dipertemukan....
...Kali ini entah maksudnya apa....
...Entah tujuannya apa....
...Yang diri ini pun tak bisa memikirkannya lagi....
...Bagaimanapun sosok seperti apalah yang datang....
...Jujur saja diri ini masih belum siap untuk terluka....
...Karena memang bukan hanya saat ini namun berkali-kali sudah....
...Seseorang yang memperhatikan,...
...Berusaha mendekati....
...Namun di hati tak ada lagi ruang sedikitpun...
...Tak ada lagi rasa yang tertinggal....
...Rasa trauma masa lalu menjerumus sampai saat ini....
...Dipaksa rela oleh keadaan rasanya sungguh menyakitkan....
...Namun di setiap yang kali ini terpikir....
...Ku percaya tentang Kuasa Allah....
...Yang akan selalu membuahkan kebahagiaan tak ternilai kelak....
...Untuk hambanya yang mau bertaubat dan menjauhi setiap laranganNya....
...Insyaa allah wa aamiin....
Aditya adalah sosok lelaki idaman.
Idaman disini maksudnya itu adalah lelaki yang sholeh dan bertanggung jawab.
Meskipun dahulunya berandalan, yang sudah banyak melakukan kesalahan kriminal sudah pernah menjadi pendosa hebat. Namun beriringan waktu Aditya bisa berubah menjadi sosok yang sangat jauh lebih baik.
Yang dahulunya wanita hanyalah mainan, hanyalah senda gurau, yang dahulunya adalah pelampiasan keinginan.
Hoff dulu memang Aditya termasuk sosok lelaki ter b****** .
Tapi Masya Allah dengan berjalannya waktu Aditya saat sekarang ini lelaki terkemuka, terpandang, yang the best home nya adalah MASJID.
Sungguh siapapun kelak yang bersamaan dengan Aditya akan sangat beruntung.
...Kapal yang berlalu pergi....
...Akan selalu meninggalkan tepian....
...Entah itu hati....
...Ataupun penantian....
...Selembar kertas yang sedang ku Tores tinta hitam. Menandakan sebuah perasaan yang mungkin tak bisa ku jelaskan....
...Andai buku itu bicara, entah ke berapa kalinya ku tulis namamu....
...Wahai dikau masa laluku....
...Andai bisa waktu ku putar....
...Mungkin saja akhirnya bukan seperti ini....
...Karena benar salahnya tentang kita yang dari awal mengenal yang sudah salah mengartikan namanya cinta....
Tok tok tok. Tiba-tiba suara ketukan pintu kamar Shella berbunyi. Pertanda ada yang ingin memberitahu sesuatu.
"Non Shella, ada tamu didepan Non." Panggil Bi Rere dari depan.
"Siapa Bi?"
"Katanya temen sekolah Non."
"Ya sudah Bi, suruh tunggu bentar".
"Baik Non." Bi Rere bergegas kembali keruang tamu dan menemui si tamu yang sudah duduk manis di sofa tamu.
"Non, tunggu sebentar ya, Non Shella sudah menuju kesini." Ucap Bi Rere sambil memberikan gelas dalam mapan kaca berisi jus jeruk segar.
"Terima kasih Bi. Oh merepotkan Bi. Pakai minuman segala." Ucap gadis manis itu.
"Tidak merepotkan sama sekali Non."
"Terima kasih banyak Bi."
"Iya Non. Mari. Saya kebelakang dulu." Izin Bi Rere.
"Baik Bi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments