LIKE 👍
FAVORIT ❤
VOTE ⭐
"Pak juna, kenapa anda melakukan itu kepada saya? huhu-hu," tanya Riesta kepada Juna sambil menangis
"Riesta, kamu tenang saja aku akan bertanggung jawab. Karena aku telah jatuh cinta kepadamu sejak pertamakali kamu menabrakku pada malam itu di Bar Mask, waktu itu kamu sedang mabuk tidak sengaja menabrakku, dan juga ketika kita melakukan hubungan itu. Aku merasa seperti sudah di takdirkan oleh Tuhan untuk bertemu denganmu. Riesta apakah kamu mau menjadi pacar saya?" Juna menjelaskan sewaktu pertama kali bertemu.
"M-M-Maksud pak Juna apa?". jawab Riesta yang terbata-bata setelah Juna menyatakan perasaan nya.
"Riesta, kamu bisa tidak berhenti memanggilku tanpa embel-embel pak! Kita sudah melakukan hubungan itu 2x dan kamu masih saja memanggilku dengan pak Juna?," jawab Juna. Dia tidak suka ketika Riesta masih memanggilnya dengan embel pak
"Tapi pa—". jawab Riesta yang kemudian di potong dengan ciuman hangat Juna dan berubah seketika seperti morning kiss. Juna menutup mata nya dia menahan kepala belakang Riesta.
Juna pun langsung memblok tubuh Riesta yang masih memakai selimut untuk menutupi seluruh tubuh yang tak memakai pakaian sehelai pun. Dan Juna yang melihat Riesta memakai selimut untuk menutupi tubuh nya tampak semakin bergairah dan mata nya terpancar seperti harimau yang ingin melahap habis mangsanya.
"Riesta jangan kamu tutupinya lagi aku sudah melihat semuanya. Dan malah kamu membuat ekspresi malu dan membuatku tak tahan lagi, apakah kita harus melakukan nya sekali lagi? Hmm," Goda Juna yang membuka perlahan selimut yang di kenakan Riesta.
Tapi Riesta masih saja menolak nya tanpa berpikir banyak kedua tangan Riesta di pegang kuat oleh tangan kanan Juna dan tangan kiri Juna mulai membuka selimut nya dan melempar nya ke sembarang. Dan untung saja dasi Juna masih berada di samping mereka. Juna mengambil itu san mengikat nya lagi ke tangan Riesta.
"Pak Juna! Kita jangan melakukanya lagi nanti kita bisa telat bekerja," pinta Riesta kepada Juna yang sekarang berada di atas tubuh Riesta yang masih memandangi nya dengan penuh seperti harimau yang akan menerkam mangsanya.
Tiba-tiba bibir Riesta sudah menempel dengan bibir Juna. Juna yang memakai tangan kanannya memegang dagu Riesta agar mulut nya bisa terbuka.
Nafas Riesta terengah-engah karena Juna masih asyik ciumi bibir Riesta.
Setelah 2 menit mereka melakukan ciuman akhir nya Juna berhenti dan berbicara kepada Riesta.
"Aku ingin kamu meneriaki namaku seperti kamu memanggi nama teman masa kecilmu itu . Panggil namaku Juna! Aku akan membuatmu mengingat dan terus memanggil namaku Riesta," perintah Juna yang dengan cepat langsung melahap habis Riesta. Riesta yang hanya bisa berdiam tanpa bisa menolak karena kedua tangan nya sudah di ikat dengan dasi, Riesta hanya bisa meneteskan airmata nya. Juna yang melihat menangis dia mulai menghapus airmata Riesta.
"Riesta, jangan menangis lagi ya. Aku akan melakukannya dengan sangat lembut, kamu lebih baik tenang saja". kata Juna yang akan melakukan nya lagi kepada Riesta dengan kasih sayang tidak seperti semalam. Karena semalam dia masih dibakar api cemburu melihat William teman masa kecil Riesta, kedekatan mereka berdua dan juga senyum tulus yang terukir di wajah Riesta berbeda sekali ketika dia bersamanya.
"Juna, saya mohon berhenti lah! Saya mohon," tangis Riesta membuat hati Juna seperti terkikis mendengar Riesa memohon kepada Juna.
"Oke baiklah! Aku akan berhenti. Tapi dengan 1 syarat, Riesta," jawab Juna yang kemudian melepaskan Riesta dan mulai duduk di pinggir tempat tidur dan Riesta pun langsung menutupi diri nya dengan bantal.
"S-syarat nya apa pak?". tanya Riesta yang menggunakan embel-embel pak. Membuat Juna mengerutkan dahi nya.
"Pak!? Syarat nya adalah ketika kita sedang berdua kamu memanggilku dengan nama Juna. Mengerti Riesta! Kalau kamu masing memanggilku dengan sebutan (pak Juna). Kamu akan tau akibat nya," jawab Juna bangkit dari tempat tidur menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan menenangkan diri nya.
Di tempat Riesta. Riesta yang masih berdiam di tempat tidur menangis diam diam dan bingung.
"Apa pak Juna bersungguh sungguh dengan omongan nya? Bahwa dia menyukai ku? Tapi aku takut pak Juna hanya memainkan perasaan ku saja," batin Riesta diri nya masih ragu apakah bisa menerima perasaan Juna.
^^^Thank You^^^ 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
yummy
dasar riesta bodoh, mau aja jadi pemuas nafsu, seharusnya dia coba bunuh diri kek dengan menggigit lidah nya sendiri, baru si juna menyesal berbuat sperti itu
2021-06-17
0
Jhezen Demorin
ceritanya bgus ko
knpa harus disindir pedas..
ttap smngt thor..
2020-07-26
1
mardiana sari
knapa ga dinikahin aj sich thor?
2020-06-10
3