"sa...sakit". Suara Riesta yang sedang kesakitan
Juna mulai mengigit leher Riesta dan meninggal kan tanda merah di leher tersebut kemudian Juna mencium bibir mungil Riesta serta melumatkan nya sambil tangan kanan memegang kepala Riesta agar lebih dekat
Riesta yang sempet menolak untuk di cium oleh Juna dan kedua tangan nya berusaha mendorong dada Juna sekuat tenaga tetapi hasil nya nihil karena walau Riesta dengan sekuat tenaga mendorong Juna yang seorang pria dan pun Juna mengikat kedua tangan Riesta menggunakan baju kemeja Juna agar tangan Riesta bisa diam.
Akhir nya karena Riesta terdiam untuk sementara karena tenaga nya sudah habis untuk mencoba mendorong pria itu. Riesta hanya menangis tanpa bersuara
Setelah mereka melalui malam yang sangat panjang hingga membuat mereka berdua sangat lelah mereka pun tertidur berdampingan di kasur yang sangat empuk dan nyaman itu. Tak lupa Juna mencium kening wanita itu dengan sangat lembut mengusap rambut nya yang tergerai panjang hingga menyentuh kelopak mata ganda Riesta
"Maafkan aku, karena sudah melakukan hak seperti ini kepadamu. Hingga membuatmu dibanjiri oleh airmata yang membasahi semua pipimu," gumam Juna memandangi wanita itu yang sudah terlelap menutup mata nya dan juga terlihat tenang tidak seperti seseorang terkena pengaruh alkohol, walaupun kadang Riesta mengerutkan dahi nya mungkin dia sedang bermimpi buruk.
"Ibu, ayah! jangan pergi tinggalkan aku sendirian!," gigau Riesta yang di jam 12 malam mengigau memanggil orang tua nya. Kedua pipinya mulai basah oleh airmata nya.
Juna yang berada di samping nya terbangun karena suara tangisan dari wanita yang berada di samping nya. Kemudian Juna memeluk erat wanita itu agar bisa membuat wanita itu sedikit tenang dan hangat.
Memang benar wajah Riesta sedikit tidak mengerutkan dahi nya dan dia terlihat sangat nyaman dalam pelukan pria asing itu.
Secarik cahaya muncul di balik gorden jendela besar. Riesta mulai sadarkan diri dan kemudian dia mendengar suara air di kamar mandi , seseorang sedang mandi.
"Di mana ini," pikir Riesta bingung.
Dia begitu terkejut mendapati diri nya tidak memakai sehelai pakaian dan di seluruh anggota tubuh nya terdapat bekas tanda kecupan merah. Riesta segera bangkit dan mulai memakai pakaian yang berserakan dan langsung bergegas kabur.
sesaat setelah Riesta sudah pergi dari kamar itu. Juna keluar dari kamar mandinya sambil menggosok rambut dengan handuk. Dia sontak kaget saat menyadari wanita itu sudah tidak ada di kamarnya. Juna menelepon Asisten pribadinya.
"Dasar kau wanita! Setelah semalam kau tampak menikmati malam indah kita. Kau seenak
nya pergi menghilang begitu saja!" Juna berkata marah.
Juna pun melihat dompet kecil berwarna biru pastel yang tergeletak di lantai putihnya. Juna pun mengambil dompet itu dan melihat isinya hanya ada kartu identitas dan juga uang yang jumlah nya sangat sedikit. Karena Riesta pergi dengan sangat terburu - buru dia menjatuhkan benda berharga untuk bertahan hidup, sampai menunggu datang nya tanggal muda yang paling dinantikan oleh seluruh karyawan.
"Cari tau tentang si Riesta Shaenatte!! Secepat nya, " bentak Juna lewat telepon. Dia tersenyum memandangi kartu identitas dan juga dompet kecil itu. Dia merasa bahwa dia bisa menemukannya dengan cepat. Mungkin menurut Juna ini sudah di takdirkan oleh Tuhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
A. F. I.
sebenarnya ceritanya bagus, tp tata bahasa penulisanya kurang pas
2021-07-21
1
Mhaybellien Mws
cerita nya bagus thor tpi bahasa masi agak sedikit belepotan hehe
2021-06-20
0
azka
wes angel angel....🙄🙄
2021-03-26
0