"Oke". sahut Juna yang kemudian duduk di sofa tersebut
Dan setelah beberapa menit kemudian Riesta sudah selesai packing yang sedang mendorong koper nya tersebut. Secara reflek Juna segera bangkit dari sofa yang tadi dia duduki dan kemudian dia mendekati Riesta menawarkan untuk membawakan koper wanita yang ada didepan nya
"Biarkan saya yang membawa koper mu. Riesta". jawab Juna yang tangan nya segera memegang gagang koper nya Riesta
"Tidak usah pak Juna, biar saya saja yang bawa ini kan koper saya. Nanti merepotkan pak Juna lagi". jawab Riesta yang kemudian juga hendak mengambil koper nya yang tadi sudah di pegang oleh Juna
"Saya bilang jangan menolak perbuatan baik saya. Riesta. Saya paling ga seneng kalau harus bicara itu terus menerus. Oke". jawab Juna mengerutkan dahi karena Riesta terus saja menolak perbuatan baik Juna
"Ya pak. Maafkan saya". jawab Riesta
"Kenapa pak Juna selalu melakukan perbuatan baik kepada saya. Ya padahal kan sudah berulang kali saya menolak nya terus tapi pak Juna tetap saja tidak mau di tolak". batin Riesta sambil menghela nafas panjang
"Ada apa Riesta?". tanya Juna karena mendengar nafas panjang dari Riesta
"Ga papa kok pak". jawab Riesta yang berusaha menutupi nya dengan senyuman manis yang membuat pak Juna sedikit salah tingkah
Deg...deg..deg
"Ya ampun. Wanita saya sangat cantik kalau sedang tersenyum seperti itu, saya berharap kalau saya memberitahu dia bahwa saya lelaki yang berhubungan mu adalah saya apa dia akan tersenyum setiap saat seperti sekarang ini kepada saya ya". batin Juna tangan kiri memegang dada yang terus menerus ber debar debar berusaha agar tidak ketahuan oleh wanita yang berdiri di depan nya tersebut
"Ayo. Pak Juna, nanti kita akan terjrbak macet". suara Riesta membuat Juna tersadar dari lamunan nya
"Ah. Oh iya, kita jangan sampai telat". jawab Juna dengan suara yang tegas dan melihat jam tangan nya
Click...
Riesta mengunci pintu Rumah nya dan kemudian Tetangga Riesta Bu Deby melihat Riesta dengan seorang cowok yang bregas dan ganteng di samping Riesta dengan memegang koper dan kemudian bertanya kepada Riesta
"Nak Riesta kamu mau pindah rumah? Dia siapa Riesta? Jangan - jangan kamu sudah punya pacar ya". tanya bu Deby kepada Riesta karena terlihat bawa koper di tangan pria tersebut dan melihat cowok tersebut tampak serasi dengan Riesta
"Uhuk". reaksi salah tingkah Juna karena mengira dia pacar nya Riesta dan dalam hati nya sedikit senang mendengar nya
"Senang nya melihat seseorang yang mengira Riesta pacar saya". batin Juna sambil tersenyum senyum sendiri dengan tangan menutupi senyuman nya aga tidak terlihat langsung oleh Riesta
"Ehhh?? Di...aa bukan pacar saya kok bu Deby. Dia bos baru saya nama nya Juna Sebastian. Ohhh. Ga kok bu Deby saya mau meeting tolong kalo ada apa apa dengan rumah saya ibu segera kabarin ya". jawab Riesta sambil mengenalkan bos nya Juna kepada bu Deby
"Nama saya Juna Sebastian". jawab Juna dan mengangkat tangan nya kepada bu Deby
"Nak Juna, saya bu Deby. Sayang sekali ya ternyata kamu bukan pacar nya Riesta, padahal kalian terlihat sangat serasi sekali. Saya ingin suatu hari ada seorang cowo yang bisa menjaga Riesta dengan baik, kasian Riesta hidup sebatang kara". sahut bu Deby yang langsung menerima salaman dari tangan Juna. Dan juga menceritakan tentang kehidupan Riesta semenjak dia tinggal di sini.
"Bu Deby jangan bilang seperti itu, tidak mungkin bos saya menjadi pacar saya. Hehehe. Apalagi saya yang sebatang kara dan juga tidak terlalu cantik. Pasti pak Juna cewek nya banyak yang lebih cantik daripada saya". jawab Riesta yang merendah diri kepada bu Deby
"Aduh, nak Riesta jangan bilang begitu siapa yang bilang kamu tidak cantik. Andai saja kalo saya punya anak laki laki anak saya akan saya suruh untuk menikahi mu-". jawab bu Deby yang menginginkan Riesta menjadi anak mantu nya
Dan kemudian Juna mulai memotong obrolan mereka dengan suara
"Ehmn". suara batuk Juna yang membuat obrolan bu Deby dan kemudian Juns segera berpamitan dan menari tangan Riesta untuk segera berjalan
"Ayo! Riesta". kata Juna yang mulai jalan sambil memegang tangan kanan Riesta
"Bu Deby saya berangkat dulu ya. Maaf dengan obrolan kita yang ke potong". Riesta mulai berpamitan dan tangan kanan nya di pegangi oleh Juna serta mulai berjalan
"Hati - hati ya nak Riesta dan nak Juna". sahut bu Deby sambil tersenyum dan melambai kan tangan.
"Aduh, nak Riesta seperti nya nak Riesta tidak menyadari kalau nak Juna menaruh perasaan terhadapmu nak Riesta. Kelihatan dari sikap nak Juna yang sepertu itu". batin bu Deby yang memandangi dari ke jauhan nak Juna mengandeng tangan nak Riesta begitu erat
Di tempat mereka
"Aduuh! pak Juna sakit. Jangan memegang tangan saya erat dan juga jangan langsung memotong pembicaraan bu Deby, dengan sikap yang tidak sopan". Riesta melepaskan genggaman tangan Juna
"Nanti kita bisa telat Riesta kalo kamu masih mengobrol dengan bu Deby. Humn!". jawab Juna sambil beralasan kepada Riesta nanti bisa telat untuk ke bandara. Padahal bermaksud lain
"Ayo cepat, percepat langkah kaki lambat mu. Riesta! Atau aku perlu mengandeng tangan mu agar kau tidak lamban?". perintah Juna kepada Riesta untuk mempercepat langkah nya
"Tidak usah pak!. Saya bisa jalan sendiri saya bukan anak kecil". sahut Riesta memonyongkan bibir nya sedikit sambil kedua tangan di bawah dada seperti anak kecil yang sedang ngambek
"Pfft.. lucu sekali kalo melihat Riesta ngambek. Seperti anak kecil yang lagi ngambek sama orang tua nya". batin Juna sambil senyum senyum
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
EvhyImran Wulandari
kosa katax tolong d perbaiki thor
2021-11-17
0
Qorik Elseeqo
thor susunan katanya bisa lebih diperhatikan ya,,,ceritanya udah bagus bangetz, tapi bingung gara" susunan katanya🙏🙏🙏👌semangat thor
2021-05-20
0
Aisyah Anwar
lanjut thor...
2021-03-25
0