12

Di sebuah villa yang berada di salah satu kota di Indonesia yang dekat dengan wilayah pertanian, seorang lelaki tampan berdiri di balkon yang berada di lantai dua, sedang menatap hamparan tanaman padi yang begitu luas.

Dia menghela napas panjang sembari menghisap sebatang rokok yang tersemat di sela jarinya. Hampir dua puluh menit berdiri di sana, dan sudah menghabiskan dua putung rokok. Tiba-tiba, perhatian lelaki itu teralihkan pada suara pintu yang digedor dari luar.

Awalnya dia hanya diam saja. Namun, lama-kelamaan, suara gedoran itu semakin memekakkan telinga. Dengan langkah kasar, lelaki itu mendekati pintu dan membuka dengan kencang. Namun, dia terkejut saat tubuh mungil menabrak dada bidangnya dengan keras.

"Om, sakit!" teriak Rasya. Dia mengusap kening yang terasa sedikit nyeri. "Badan kekar tapi dada kaya batu, keras banget," gerutunya.

"Kamu bilang apa!" Suara Pandu mengeras, tetapi Rasya tetap bersikap biasa saja.

"Jangan marah-marah mulu, sih, Om. Kaya cewek PMS aja. Aku tuh cuma mau ngajak Om makan." Rasya menunjukkan senyum termanisnya, tetapi Pandu justru mengusap wajah Rasya hingga membuat gadis itu menghentakkan kaki seperti anak kecil.

"Makan aja sendiri! Atau kamu minta ditemani Arga." Pandu hendak menutup pintu, tetapi Rasya langsung menahan gerakan lelaki itu. "Apalagi?" sewot Pandu.

"Om, aku udah capek masak. Masa Om enggak mau nyicip meski cuma sebutir nasi. Jahat banget! Sebenarnya, aku salah apa sama Om?" Rasya berpura-pura mengusap air mata yang bahkan sama sekali tidak menetes.

"Kamu tuh harus ingat! Gara-gara mulut kamu yang ember, aku jadi dihukum daddy di sini!" bentak Pandu. Kepalan tangan lelaki itu, bermain di depan wajah Raya, seolah hendak menghabisi wajah yang terlihat begitu menggemaskan tersebut.

"Iya, aku minta maaf deh, Om. Kalau Om enggak mau makan ya udah. Biar aku habisin aja itu opor ayam, sambel tomat sama kerupuk udangnya." Rasya berbicara dengan lesu. Dia sengaja menyebutkan makanan kesukaan Pandu yang baru dia tahu kemarin dari Lisa. Gadis itu berbalik dan hendak pergi dari sana. Pandu yang melihat itu pun menjadi tidak enak hati.

Tanpa Pandu tahu, Rasya yang sudah berbalik, saat ini sedang menahan tawa dengan tangan bergerak sedang menghitung sesuatu.

Satu ... dua ... Ti ....

"Tunggu!"

Tepat ketika teriakan Pandu terdengar, Rasya bersorak hore tanpa suara karena apa yang dia perkirakan ternyata benar. Dia yakin, saat ini Pandu pasti sedang merasa bersalah dan ingin meminta maaf padanya.

"Udah aku maafin kok, Om."

Rasya berbalik dan keningnya kembali membentur dada bidang Pandu yang sekarang tubuhnya sudah berdiri tepat di depannya. Rasya tidak mengaduh, hanya mengusap kening itu dengan bibir mengerucut. Pandu yang melihatnya hanya tersenyum samar, dia mendorong tubuh mungil Rasya hingga tergeser beberapa centimeter.

"Di mana-mana, majikan itu di depan!" seru Pandu. Lelaki itu melangkah menuju ke ruang makan diikuti Rasya yang berjalan di belakang, bibir gadis itu komat-kamit, merapalkan berbagai umpatan untuk lelaki menyebalkan yang baru saja menjatuhkan bokongnya di kursi.

Manik mata Pandu menatap berbagai menu makanan yang tersedia di atas meja. Dia menelan ludah saat tatapannya terjatuh pada semangkok opor ayam yang begitu menggugah selera. Kuah kuning dengan taburan bawang goreng, membuat Pandu tidak sabar untuk segera menyantap makanan kesukaannya itu, apalagi ditambah dengan sambal tomat dan kerupuk udang.

Rasya yang melihat muka pengen Pandu, hanya menggigit bibir bawahnya supaya lelaki itu tidak menyadari kalau saat ini, dirinya sedang menahan tawa.

"Arga di mana?" tanya Pandu, mengedarkan pandangan ke segala sudut ruangan saat tidak melihat asisten pribadinya.

"Saya di sini, Tuan." Pandu mengalihkan pandangan ke arah pintu belakang yang menghubungkan ruang makan dengan dapur dan juga taman belakang.

"Makan, Ga." Pandu kembali menatap Rasya yang sedang mengambilkan nasi beserta lauk untuknya. Arga yang baru saja bergabung pun duduk di samping Pandu, dan berhadapan langsung dengan Rasya.

"Kak Arga mau sama opor juga?" tanya Rasya.

"Kamu manggil dia tidak Kak Arga?" Telunjuk Pandu mengarah tepat di wajah Arga, tetapi tatapan matanya masih lekat menatap Rasya yang baru saja menaruh piring di depannya. Tidak ada sahutan, gadis itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

Tangan Pandu terkepal erat, dengan gigi saling bergemerutuk, tetapi Rasya tetap terlihat begitu tenang dan sibuk mengambilkan sepiring nasi untuk Arga.

"Kenapa kamu tidak adil! Kamu manggil dia, Kak Arga, kenapa manggil aku om?" tanya Pandu membentak.

Rasya yang melihat Pandu mulai naik pitam, hanya mengembuskan napas kasar. "Memang Om mau dipanggil apa? Kakak juga? Apa Bapak Panu?" Rasya dan Arga terkekeh, sedangkan kepalan tangan Pandu semakin mengerat, membuat buku-buku kukunya memutih.

"Kamu ini keterlaluan!" hardik Pandu diiringi gebrakan meja yang begitu keras sampai membuat Rasya terjengkit.

"Astaga, jantungku hampir aja copot." Rasya mengusap dada saat merasakan jantungnya berdebar tidak karuan.

"Sabar, Tuan." Arga berusaha menenangkan Pandu yang sedang termakan emosi.

"Iya, sabar, Sayang." Rasya berkata sembari mengusap bahu Pandu untuk menenangkan lelaki itu. Mendengar Rasya memanggil 'sayang', emosi Pandu yang barusan hendak meluap, tiba-tiba lenyap begitu saja.

Entah mengapa, Pandu merasa begitu bahagia saat mendengar kalimat mesra itu keluar dari bibir Rasya. Lelaki itu memalingkan wajah, agar tidak ada yang tahu kalau dirinya sedang tersipu saat ini.

"Jangan ge-er dulu, Om. Maksud aku tuh, sabar ya Sayang, biar kepalamu enggak peyang karena orang sabar itu pasti kesel."

Ucapan Rasya barusan membuat Arga tergelak keras, sedangkan Pandu kembali mengepalkan tangan dan menatap Rasya dengan sangat tajam. Namun, Rasya hanya melipat bibir, menahan tawa.

Terpopuler

Comments

Arifah Sulistiyani

Arifah Sulistiyani

keren tor beda dari yang lain ..bikin ngakak 😂😂

2023-07-22

1

G^K P3RLU K3N^L

G^K P3RLU K3N^L

astaga kurap😂

2023-01-28

0

G^K P3RLU K3N^L

G^K P3RLU K3N^L

helehhh senenge dipanggil syg

2023-01-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!