Ita berjalan menuju ruang tamu melihat Raina yang masih terduduk di sofa menghampiri Raina.
"Loh kamu belum dijemput juga Raina,"tanya Ita heran.
"Belum Tante, bang Rey ada urusan dadakan jadinya belum bisa jemput sekarang,"jawab Raina.
"Yaudah nginep aja disini, besok berangkat ke kampusnya bareng Aisyah dan Fathan terus bajunya pake punya Aisyah aja,"ucap Ita tersenyum.
Raina terdiam dan berfikir sejenak ada rasa sungkan untuk mengiyakan tawaran Ita.
"Emangnya gak ngerepotin kalo aku nginep disini Tante,"ucap Raina sungkan.
"Jelas ngerepotinlah,"ucap Fathan yang ntah asalnya dari mana tiba tiba sudah ada di hadapan Raina.
"Bang siapa yang ngajarin kamu begitu sama tamu, Raina rumah ini kebuka buat kamu gak usah sungkan buat kesini apa lagi nginep Tante seneng banget kalo kamu mau nginep disini,"ucap Ita menatap Fathan kesal.
"Iya Raina jangan dengerin bang Fath takut kalah saing dia,"ucap Aisyah.
"Kalo kamu mau nginep disini izin dulu ya sama orang tua kamu takutnya orang tua kamu nyariin kan kasian,"ucap Ita.
"Iya Tante ini aku mau coba izin dulu sama Mama aku,"ucap Raina tersenyum menunjukan ponselnya pada Ita.
Raina menghubungi Wina meminta izin menginap di rumah Aisyah beruntungnya ia mendapat izin.
"Gimana Raina,"tanya Aisyah penasaran.
"Dibolehin dong hehe,"jawab Raina tersenyum senang.
Aisyah mengembangkan senyumnya ketika mendengar jawaban Raina, ia mengajak Raina ke kamarnya dan memberitahu isi kamarnya pada Raina.
Fathan melihat Aisyah yang begitu semangat menarik Raina ia hanya melirik malas.
"Norak dasar,"gerutu Fathan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi hari di rumah Aisyah.
"Pagiii Bun, Papa belum pulang ya,"tanya Aisyah.
"Belum, kemungkinan tiga hari lagi baru pulang Raina mana,"ucap Ita.
"Ada diatas lagi siap siap, aku panggilin dulu deh,"jawab Aisyah berlarian menuju kamarnya.
Saat sampai di depan pintu kamar ia berjalan mengendap agar Raina tidak mengetahui keberadaannya.
"Rainaaaaa," teriak Aisyah menepuk pundak Raina agar Raina kaget.
"Gw udah tau kalo lo di depan pintu jalan ngendap ngendap kaya tentara baru,"ucap Raina terkekeh.
"Ah Raina gak asik pura pura kaget si,"ucap Aisyah cemberut.
"Yaudah lain kali gw pura pura kaget ya, mending kita kebawah yuk ntar telat,"ajak Raina.
Mereka berjalan bersama menuruni anak tangga menuju dapur.
"Kamu duduk disitu aja Raina, aku mau duduk disini,"ucap Aisyah sengaja supaya Raina duduk di samping Fathan.
Fathan mengernyitkan Alisnya melihat tingkah adik perempuannya.
"Ngapain si De, biasanya juga kamu gak mau tempat kamu didudukin orang lain,"ucap Fathan heran menatap Aisyah kesal.
"Hari ini aku duduk di samping Bunda dulu ah lagian Papa gak ada kasian Bunda sendirian hehe,"ucap Aisyah menyengir.
"Yaudah kosongin aja bangkunya, jangan duduk disitu,"ucap Fathan ketus menatap Raina malas.
Raina menghela nafasnya ia berjalan menuju kursi kosong yang jauh dari Fathan ia memutuskan untuk mengalah karena ia sadar bahwa ia menumpang.
"Raina suatu saat nanti kalo bang Fath minta kamu duduk di sampingnya jangan mau ya, inget dia ngusir kamu hari ini hehe,"ucap Aisyah menyengir.
"Gak akan terjadi,"ucap Fathan ketus.
"Udah udah ribut terus, mending kalian buruan sarapan terus berangkat nanti telat,"ucap Ita.
Mereka menikmati makanan setelah selesai sarapan mereka berpamitan pada Ita.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sesampainya diparkiran mereka menjadi pusat perhatian saat keluar dari mobil bersama Fathan, banyak sekali mahasiswa yang berbisik bisik namun mereka tak menghiraukannya dan berjalan melewati beberapa mahasiswa yang sedang asik bergosip.
Raina dan Aisyah sampai di kelas mendudukan diri dan meletakan tasnya di kursinya.
"Gw mau nanya nih, kok kalian bisa berangkat bareng emangnya Raina gak dianteri sama kak Reyhan,"tanya Lala penasaran karena bisik bisik mahasiswa di parkiran terdengar sampai telinganya.
"Gw nginep di rumah Aisyah, kemaren gak dijemput sama bang Rey,"jawab Raina santai.
Belum selesai pembicaraan mereka, dosen masuk ke dalam kelasnya dan memulai pembelajaran.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ke kantin yukk gw laper banget sumpah dengerin bu Tini ngomong ngundang laper,"ajak Lala sembari mengelus elus perutnya.
"Yaudah yuk,"ajak Raina.
Mereka berjalan menuju kantin bersamaan lalu mencari bangku kosong dan menempatinya.
"Heh lo jadi cewe ganjen banget si, kemaren gw udah bilang sama lo gak usah deket deket sama Fathan tapi gak lo denger,"omel Maira mendorong tubuh Raina hampir saja terjatuh namun di tahan oleh Zara, teman teman Raina menatap Maira kesal tidak terima dengan sikap Maira yang seenaknya.
"Heh lo kenapa si, kurang makan ya dateng dateng udah marah marah aja ke orang gak jelas tujuannya mending pergi deh lo,"omel Zara mendorong tubuh Maira.
"Gak usah ikut campur urusan gw sama dia bukan sama lo,"ucap Maira menuding wajah Zara.
"Tau lo sok pahlawan,"saut Shasha.
"Terus urusan lo sama mereka berdua apa,"ucap Zara kesal menuding wajah Shasha.
"Maira itu temen gw karena dia temen gw berarti gw belain dia,"jawab Shasha.
"Lagian lo gak tau masalahnya mending gak usah ikut ikutan,"omel Sinta.
"Raina temen gw jadi kalo lo ada urusan sama dia berarti lo berurusan juga sama gw."ucap Zara menantang.
"Udah Zar biar gw aja yang nyelesain, lo ada urusan apa ya tiba tiba dateng terus ngomel,"tanya Raina.
"Pake nanya lagi lo, lo itu pura pura gak tau apa bloon,"bentak Maira.
"Emang gak tau,"jawab Raina santai.
"Lo bener bener ya gak tau malu, aturan kemaren gw seret aja lo di lapangan,"bentak Maira dengan wajah yang memerah.
"Yaudah sekarang mau lo apa gak usah kebanyakan ngomong,"ucap Raina mulai kesal.
"Jauhin Fathan, gw udah bilang dari kemaren maren jauhin Fathan tapi lo gak denger denger juga,"omel Maira.
"Emangnya kak Fathan pacar lo, kenapa gw harus jauhin dia."ucap Raina mengerutkan alisnya.
"Fathan itu pacar gw jadi mending lo jauh jauh,"ucap Maira kesal.
"Dih semua orang juga tau kali lo ada di deket kak Fathan 3 detik aja langsung di usir hahah,"ledek Raina menertawakan Maira berhasil membuat Maira emosi.
Maira menggertakan giginya menggenggam erat tangannya manatap Raina kesal.
"Heh lo gak sopan ya sama senior,"ucap Maira mengambil es teh yang baru saja diletakan di meja menyiram es tersebut pada Raina.
Lala tercengang melihat es tehnya yang baru saja sampai di meja terbuang begitu saja.
"Heh nenek lampir lo kalo mau ngebully orang modal dikit dong, es gw tuh yang lo ambil belom diminum lagi ganti gak awas aja lo gak ganti gw guyur pake kuah bakso,"omel Lala menatap Maira dengan tatapan kesal sembari berkacak pinggang.
"Diem deh lo berisik banget es teh segitu doang dimasalahin nanti gw ganti 10x lipat tenang aja,"ucap Maira geram ia merasa malu mendengar perkataan Lala.
"Kembung gw minum air segitu banyaknya emangnya gw ikan,"ucap Lala.
Maira tidak menggubris perkataan Lala ia mengalihkan pandangannya pada Raina.
"Gw ingetin sekali lagi sama lo jauhin Fathan, ini baru es teh yang gw siramin ke lu belom aja air mendidih yang gw siram,"ancam Maira.
"Es teh ngutang aja banyak gaya, gak usah banyak ngomong deh buruan ganti es teh gw 10x lipat,"ucap Lala kesal.
Sedari tadi Fathan dan teman temannya menonton adegan siraman yang terjadi di kantin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 279 Episodes
Comments
Ummi Nza
si raina kalo sm keluarga pinter banget ngomel tp giliran di tindas orang diem2 aja
2022-03-25
0
re
Fathan sok yakin ngak akan mungkin duduk bareng
2021-04-23
1
Phoenix VR
seru andai bisa d film kn pasti boom
2021-03-27
0