18

Jangan patahkan hatiku karena hatiku tidak sekuat karet yang bisa dengan cepat kembali kebentuk semula. Tapi hatiku terbuat dari kesabaran yang akan selalu bisa menutupi luka walaupun membekas

______________________________________

"Mas, bangun sayang. Sudah pagi." Dengan gerakan lembut Rika membelai kepala dan rambut suaminya. Ia bermaksud membangunkannya pagi ini karena Angga akan mendatangi kantor temannya, mungkin ia langsung diterima kerja tanpa interview terlebih dahulu. Rika amat bersyukur akan hal itu, Angga benar-benar beruntung dan dia dapat berfungsi sebagaimana kebanyakan wanita pada umumnya.

Terdengar lenguhan dari Angga, ia membuka matanya dengan perlahan karena ia merasa ada yang mengusik tidurnya. Ia merasakan gerakan halus dikepalanya, dengan ekor matanya ia melirik kearah istrinya yang sedang tersenyum kearahnya. Rasanya ia ingin menepis tangan itu dari kepalanya dan membungkam mulut istrinya agar berhenti menyunggingkan senyum manis padanya.

"Pagi sayang," ucap Rika dengan senyum yang masih setia melekat dibibirnya, sambil mengecup pipi Angga sekilas.

Angga juga mengukir senyum tipisnya untuk membalas senyuman sang istri yang kebetulan sejak kemarin tidak pernah mau lepas dari bibirnya. Sepertinya ia akan mengalami kesialan saja karena bibirnya selalu merekah seperti itu, apa giginya tidak pernah kering, batin Angga didalam hatinya.

"Sayang, kamu ada uang tidak?" tanya Angga dengan manisnya sambil membelai lembut tangan istrinya. Ia menatap penuh harap kearah Rika, walaupun sebenarnya ia sangat tahu kalau Rika akan selalu mengabulkan apapun keinginannya, termasuk hal sepele seperti ini. Ia juga sebenarnya sudah tahu kalau Rika sudah mendapatkan gajih terakhirnya kemarin. Ditambah dengan pesangon kemarin, yah lumayan lah untuk ia belikan es cream. Toh apa salahnya bermanis muka sedikit dan juga berbasa-basi, walaupun sebenarnya ia sangat enggan untuk melakukannya apalagi dengan merendahkan harga dirinya seperti ini.

"Oh uang, ada kok sayang tapi tidak banyak."

"Tidak apa-apa sayang, hanya sebagai ongkos untukku bertemu seseorang, kebetulan dia sedang menawarkan sebuah pekerjaan untukku hari ini."

"Benarkah? Ayo duduk dan bersihkan dirimu dulu, aku tunggu dimeja makan."

Rika melangkahkan kakinya keluar kamar untuk kembali kedapur dan menyiapkan sarapan untuknya dan suaminya, kebetulan ia sudah memasak banyak pagi ini. Ia begitu bahagia mendengar kabar yang disampaikan oleh suaminya. Yang artinya bahwa suaminya akan kembali bekerja dan penghasilan rumah tangga mereka dapat terpenuhi dengan mudah tanpa ia harus mengirit-irit ongkos jalannya. Dan satu lagi yang patut ia syukuri, Angga sudah berubah lebih baik lagi padanya sejak ia keluar dari rumah mereka malam itu. Entah apa yang sudah menempanya diluar sana, yang pasti ia benar-benar bahagia dengan perubahan tersebut. Dan sebab itulah senyumnya tidak pernah luntur sejak kemarin. Angga seolah sudah kembali bersikap seperti awal mereka menikah.

Berbeda dengan Angga, ia tampak tersenyum sinis saat kembali mengingat senyum Rika yang entah sebab apa, tidak pernah pudar dari bibirnya. Dari tatapan matanya pun, jelas senyum itu adalah bentuk suatu kebahagiaan. Ia dapat melihat semua itu. Namun, ia ingin melihat sampai sejauh mana ia mampu mempertahankan senyumnya tersebut. Bergegas ia mengenakan pakaian yang sudah disiapkan oleh istrinya diatas tempat tidur tersebut, ia tidak ingin membuat Rika terlalu lama menunggu dan aktingnya pagi ini haruslah sempurna.

Rika sudah selesai dengan hidangan makanan dimejanya. Ia tinggal menunggu kedatangan Angga yang masih berpakaian didalam kamar.

"Wah, banyak bangat sayang makanannya," ucap Angga yang baru datang saat ia menatap kearah meja makan yang dipenuhi berbagai masakan. Ia kembali heran dengan Rika, ini kali kedua Rika memasak banyak setelah kemarin sore. Apakah wanita ini benar-benar sehat, tidak biasanya ia bersikap begini bahkan biasanya cenderung berhemat.

"Iya sayang, anggap saja sebagai perayaan kalau kamu akan bekerja sebentar lagi."

Angga tersenyum menatap kearah Rika, yang senyumnya tidak pernah luntur sekalipun. Ia benar-benar tidak suka melihat senyum itu, rasanya ia ingin menyumpal mulut Rika dengan sesuatu agar mulut itu tetap bungkam. "Anggap saja sebagai perayaan kalau penderitaanmu baru dimulai," gumam Angga dalam hatinya dengan tersenyum miring. Ia memposisikan dirinya duduk tepat dihadapan Rika.

"Ayo, biar aku buatkan untukmu. Kamu harus makan banyak pagi ini, untuk mengisi tenagamu." Rika meraih sendok dan mengisi piring suaminya dengan makanan yang disukai oleh Angga. Rika bersyukur karena Angga tidak menghina masakannya lagi seperti dulu. Rasanya Angga benar-benar berubah setelah tidak pulang kemarin.

Angga tampak makan dengan lahap tanpa memperdulikan Rika yang terus-menerus menatapnya. Ia membiarkan saja semua itu sebelum sesuatu terjadi. Ia akui kalau masakan istrinya tidak lebih hebat dari masakan chef dirumah pribadinya. Perempuan didepannya ini ia akui hebat dalam segala hal sampai-sampai ia sangat sabar dengan kekurangan hidup yang mereka alami. Tapi semua itu tak lantas membuat Angga kagum dan menyerah begitu saja dengan dendamnya dimasa lalu. Walau bagaimanapun, ia bertekad kalau dendamnya pasti akan terbalaskan dengan hal yang lebih menyakitkan daripada yang sudah ia alami. Dan jangan lupakan itu kalau wanita inilah penghancur hidupnya dimasa lalu. Angga menggenggam erat sendok yang ada ditangannya, matanya berkilat penuh amarah namun sebisa mungkin ia bersikap biasa saja.

"Kamu kenapa mas, mukamu memerah? Apa masakannya terlalu pedas?" tanya Rika yang terlihat khawatir melihat perubahan raut wajah suaminya. Angga hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Rika. Dengan sigap Rika meraih gelas yang ada dihadapan Angga dan menyerahkannya pada Angga.

Setelah cukup tenang, mereka melanjutkan makan dalam diam. Sesekali Rika menatap suaminya dengan bahagia. Ia benar-benar bersyukur karena sang suami sudah akan mulai bekerja. Itu artinya ia bisa tinggal dirumah saja dan berencana untuk program hamil.

Hamil?

Rika kembali tersenyum membayangkan kalau dirinya mengalami ngidam dan perubahan bentuk tubuh karena ada janin yang tumbuh didalam perutnya. Bahkan ia juga membayangkan perutnya yang membesar. Pasti mereka akan menjadi keluarga yang bahagia dengan adanya kehadiran seorang bayi ditengah-tengah mereka. Tanpa sadar Rika mengusap perutnya dan itu tak pernah luput dari penglihatan Angga.

"Sayang, kamu kenapa? Kamu sakit?!" tanya Angga yang menatap Rika sejak tadi. Ia melihat Rika yang tersenyum manis namun sedetik kemudian wajahnya tampak memerah. Apa yang sedang dibayangkannya hingga ekspresi wajahnya tidak bisa digambarkan dengan sesuatu. Apa dia punya rencana yang jahat? Angga kembali menggenggam erat sendok yang ada ditangannya untuk menyalurkan rasa kesalnya.

"O-oh, tidak kok sayang, aku cuma sedang bahagia saja," ucap Rika salah tingkah. Ia merasa malu karena terpergok oleh suaminya sedang mengkhayal. Mungkin saja suaminya melihatnya sedang membayangkan hal jorok. Rika menunduk dan kembali menyuap nasinya. Ia tidak terbiasa sarapan dengan roti karena ia merasa laparnya tidak akan hilang kecuali ia makan nasi. Tapi sesekali tidak apalah, disaat-saat terdesak.

"Sayang, gimana kalau kita punya anak sekarang?" tanya Rika dengan perlahan. Rika menatap kearah suaminya yang tanpa tahu kalau wajah Angga sudah menggelap mendengar permintaannya yang sampai kapanpun tidak akan pernah dikabulkannya. Hidup serumah bersama wanita ini saja membuatnya muak dan tersiksa apalagi harus memiliki anak dari rahimnya, sungguh Angga tak sudi.

Cukup lama Angga terdiam sambil menatap Rika dengan ekspresi dingin. Ia paling tidak suka membahas tentang anak dengan wanita ini. Namun sebisa mungkin Angga mengukir senyum manis dibibirnya, ia akan mematahkan harapan Rika yang bahkan jauh sama sekali dari rencana awalnya.

"Kita bisa memiliki anak tapi nanti setelah keuangan kita stabil, baru kita rencanakan lagi. Hamil itu perlu uang banyak loh, persiapan bersalin contohnya ditambah dengan keperluan si bayi."

Rika mengangguk paham mendengar penuturan suaminya. Ia benar-benar menaruh harapan besar sekarang pada Angga. Berharap kali ini Angga akan benar-benar bekerja seperti yang dikatakannya tadi.

"Sayang, aku sudah selesai. Aku ingin berangkat pagi ini, nanti aku terlambat."

Rika berdiri dan menghampiri suaminya, ia berjalan beriringan menuju kearah ruang tamu. "Tunggu dulu, aku ambilkan uangnya," cegah Rika yang sudah berjalan masuk kedalam kamar mereka.

Separuh uang miliknya ia serahkan pada suaminya. Angga hanya tersenyum sinis menatap uang yang tidak seberapa ditangannya tersebut, tapi ia puas karena sudah membuat istrinya sedikit patah semangat pagi ini.

"Makasih sayang," ucap Angga kembali berbasa basi dengan mengecup dahi istrinya, sementara Rika meraih tangan suaminya dan menciumnya. Ia mengantar suaminya hingga didepan rumah.

"Aku dijemput oleh teman," ucap Angga setelah melihat keberadaan mobilnya yang dikendarai oleh Asra sudah terparkir cantik didepan rumah mereka. Bergegas ia mendatangi Asra dan memasuki mobilnya tanpa dibukakan oleh Asra. Ia menatap sesaat kearah Rika yang masih setia berdiri menatap kepergiannya.

Rika segera masuk kedalam rumah untuk melanjutkan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda tadi. Hari ini ia akan tetap berada dirumah dahulu untuk mendengar kabar yang akan dibawa oleh suaminya. Rasanya ia sudah tidak sabar lagi menunggu kepulangan suaminya.

Tok tok tok

********

**Jangan lupa tinggalkan jejak ya, walaupun sekedar saling menyapa :)

Salam Banua 🙏🙏😊**

Terpopuler

Comments

Anie Sumarni

Anie Sumarni

bosan

2020-11-12

2

Eni Kusrini

Eni Kusrini

muter muter

2020-11-10

4

Bunga Citra

Bunga Citra

muter2

2020-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Peringatan
3 Nasehat Seorang Sahabat
4 Wanita Penggoda
5 Warteg dan Rendang
6 Tidak Punya Uang
7 Marah
8 7
9 8
10 9
11 10
12 11
13 12
14 13
15 14
16 15
17 16
18 17
19 18
20 19
21 20
22 21
23 22
24 23
25 24
26 25
27 26
28 27
29 28
30 29
31 Bergejolak
32 31
33 32
34 33
35 34
36 35
37 Perdebatan Eland dan Anton
38 Kejadian di Danau Biru
39 Kekontrakan Rika
40 Apa Hubungan Mereka?
41 40
42 41
43 42
44 43
45 44
46 45
47 46
48 47
49 48
50 49
51 50
52 51
53 52
54 53
55 54
56 55
57 56
58 57
59 Pesta
60 59
61 60
62 61
63 62
64 Kedatangan Pria Asing
65 64
66 65
67 66
68 67
69 68
70 69
71 70
72 71
73 72
74 73
75 Pagi Hari di Meja Makan
76 Ternyata Bukan Dia
77 Bertemu Angga
78 Pingsan
79 Pelampiasan
80 Pulang
81 Ma'af
82 Sesal dan Airmata Angga
83 Gelisah
84 Perlu Waktu
85 Perjalanan Yang Mencengangkan
86 Ketakutan
87 Pencarian
88 Pencarian 2
89 Siapa Sebenarnya Eland?
90 Sosok Eland Dan Erland
91 Sebuah Usaha
92 Di Sekap
93 Berita Buruk dan Berita Baik
94 Pertemuan Ayah dan Anak
95 Lorong Rahasia
96 Penelusuran
97 Tawanan Kabur
98 Usaha Untuk Melarikan Diri
99 Tertangkap Lagi
100 Upaya Penyelamatan
101 Ciuman Yang Gagal
102 Kesal
103 Khawatir
104 Bau
105 Heran
106 Hamil
107 Ngidam
108 Berita Buruk
109 Kedatangan Eland
110 Masakan Kepala Ikan
111 Anak Kembar
112 Akhir Manis Perjalanan Cinta
113 Extra Part : Melahirkan
114 Ektra Part : Helena
115 Extra Part : Masa Lalu Yang Hilang
116 Extra Part : Kabar Tidak Menyenangkan
117 Extra Part : Akhir Yang Bahagia (The End)
118 Pengenalan Tokoh
119 20 Tahun Kemudian
120 Berkunjung Kerumah Eland
121 Penolakan Anggia
122 Fitting Gaun Pengantin
123 Calon Mertua vs Calon Menantu
124 Apotek
125 Keberatan
126 Rahiyang
127 Rahiyang 2
128 Tidak Percaya
129 Dipercepat
130 Pernikahan
131 Malam Pertama
132 Rencana Bulan Madu
133 Pindahan
134 Kebenaran Status Anggia dan Akhmar
135 Kecurigaan Angga
136 Teguran
137 Kecurigaan Daffa Tentang Jamu
138 Jamu
139 Hamil?
140 Biasa Saja
141 Mabuk
142 Pengakuan
143 Penelusuran
144 Kabar Buruk
145 Pencarian
146 Makam
147 Berubah
148 Gadis Tomboy
149 Kebenaran Yang Lain
150 Pernikahan Kedua
151 Kemarahan Daffa
152 Rumah Mama
153 Istri Kedua
154 Penolakan Daffa
155 Kegelisahan Daffa
156 Kebersamaan Azza Dan Daffa
157 Kesepakatan Daffa Dan Alfa
158 Ruangan Pribadi
159 Ruang Makan
160 Keputusan
161 Permintaan Rahiyang
162 Kegilaan Rahiyang
163 Pertahanan
164 Pernyataan Cinta
165 Perjalanan Bulan Madu
166 Bulan Madu 2
167 Tercubit
168 Perasaan Yang Lain
169 Canggung
170 Malu
171 Tidak Senang
172 Perasaan Yang Sama
173 Penyelidikan Yang Gagal
174 Mawar Merah
175 Lelaki Misterius
176 Mencari Tahu
177 Lelaki Aneh
178 Kenyataan
179 Hamil
180 Mahya
181 Pergi ke Rumah Tahanan
182 Syukuran
183 Kejutan Dibalik Syukuran
184 Kenyataan Yang Sebenarnya
185 Ngidam
186 Di Balik Pintu
187 Berusaha Meyakinkan
188 Memberikan Privasi
189 Menghindar
190 Pertemuan di Kafe
191 Penolakan
192 Kegelisahan Aina
193 Lamaran
194 Pertunangan
195 Permintaan Wanita Hamil
196 Mendayung
197 Di Hadang
198 Merindu
199 Persiapan
200 Pernikahan
201 Malam Pertama
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Peringatan
3
Nasehat Seorang Sahabat
4
Wanita Penggoda
5
Warteg dan Rendang
6
Tidak Punya Uang
7
Marah
8
7
9
8
10
9
11
10
12
11
13
12
14
13
15
14
16
15
17
16
18
17
19
18
20
19
21
20
22
21
23
22
24
23
25
24
26
25
27
26
28
27
29
28
30
29
31
Bergejolak
32
31
33
32
34
33
35
34
36
35
37
Perdebatan Eland dan Anton
38
Kejadian di Danau Biru
39
Kekontrakan Rika
40
Apa Hubungan Mereka?
41
40
42
41
43
42
44
43
45
44
46
45
47
46
48
47
49
48
50
49
51
50
52
51
53
52
54
53
55
54
56
55
57
56
58
57
59
Pesta
60
59
61
60
62
61
63
62
64
Kedatangan Pria Asing
65
64
66
65
67
66
68
67
69
68
70
69
71
70
72
71
73
72
74
73
75
Pagi Hari di Meja Makan
76
Ternyata Bukan Dia
77
Bertemu Angga
78
Pingsan
79
Pelampiasan
80
Pulang
81
Ma'af
82
Sesal dan Airmata Angga
83
Gelisah
84
Perlu Waktu
85
Perjalanan Yang Mencengangkan
86
Ketakutan
87
Pencarian
88
Pencarian 2
89
Siapa Sebenarnya Eland?
90
Sosok Eland Dan Erland
91
Sebuah Usaha
92
Di Sekap
93
Berita Buruk dan Berita Baik
94
Pertemuan Ayah dan Anak
95
Lorong Rahasia
96
Penelusuran
97
Tawanan Kabur
98
Usaha Untuk Melarikan Diri
99
Tertangkap Lagi
100
Upaya Penyelamatan
101
Ciuman Yang Gagal
102
Kesal
103
Khawatir
104
Bau
105
Heran
106
Hamil
107
Ngidam
108
Berita Buruk
109
Kedatangan Eland
110
Masakan Kepala Ikan
111
Anak Kembar
112
Akhir Manis Perjalanan Cinta
113
Extra Part : Melahirkan
114
Ektra Part : Helena
115
Extra Part : Masa Lalu Yang Hilang
116
Extra Part : Kabar Tidak Menyenangkan
117
Extra Part : Akhir Yang Bahagia (The End)
118
Pengenalan Tokoh
119
20 Tahun Kemudian
120
Berkunjung Kerumah Eland
121
Penolakan Anggia
122
Fitting Gaun Pengantin
123
Calon Mertua vs Calon Menantu
124
Apotek
125
Keberatan
126
Rahiyang
127
Rahiyang 2
128
Tidak Percaya
129
Dipercepat
130
Pernikahan
131
Malam Pertama
132
Rencana Bulan Madu
133
Pindahan
134
Kebenaran Status Anggia dan Akhmar
135
Kecurigaan Angga
136
Teguran
137
Kecurigaan Daffa Tentang Jamu
138
Jamu
139
Hamil?
140
Biasa Saja
141
Mabuk
142
Pengakuan
143
Penelusuran
144
Kabar Buruk
145
Pencarian
146
Makam
147
Berubah
148
Gadis Tomboy
149
Kebenaran Yang Lain
150
Pernikahan Kedua
151
Kemarahan Daffa
152
Rumah Mama
153
Istri Kedua
154
Penolakan Daffa
155
Kegelisahan Daffa
156
Kebersamaan Azza Dan Daffa
157
Kesepakatan Daffa Dan Alfa
158
Ruangan Pribadi
159
Ruang Makan
160
Keputusan
161
Permintaan Rahiyang
162
Kegilaan Rahiyang
163
Pertahanan
164
Pernyataan Cinta
165
Perjalanan Bulan Madu
166
Bulan Madu 2
167
Tercubit
168
Perasaan Yang Lain
169
Canggung
170
Malu
171
Tidak Senang
172
Perasaan Yang Sama
173
Penyelidikan Yang Gagal
174
Mawar Merah
175
Lelaki Misterius
176
Mencari Tahu
177
Lelaki Aneh
178
Kenyataan
179
Hamil
180
Mahya
181
Pergi ke Rumah Tahanan
182
Syukuran
183
Kejutan Dibalik Syukuran
184
Kenyataan Yang Sebenarnya
185
Ngidam
186
Di Balik Pintu
187
Berusaha Meyakinkan
188
Memberikan Privasi
189
Menghindar
190
Pertemuan di Kafe
191
Penolakan
192
Kegelisahan Aina
193
Lamaran
194
Pertunangan
195
Permintaan Wanita Hamil
196
Mendayung
197
Di Hadang
198
Merindu
199
Persiapan
200
Pernikahan
201
Malam Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!