Tidak Punya Uang

Saat kecemasanku tentang dirimu mengalahkan kecemasanku pada diriku sendiri, mampukah dirimu berlaku sebaliknya padaku karena satu alasan yang ingin kudengar, hanya satu yaitu karena cinta.

______________________________________

Rika membuka matanya dengan perlahan, ia menatap sekelilingnya yang terlihat asing. Sebuah ruangan yang didominasi berwarna putih dan tercium aroma obat-obatan yang menyengat dari ruangan tersebut. Bahkan tempat yang direbahinya pun terasa empuk. Dengan segera ia mendudukan dirinya.

"Dimana ini?" gumam Rika sambil matanya berkeliling menatap ruangan tersebut. Seingatnya ia sedang dalam perjalanan pulang dari kantornya. Setelah membeli rendang ia kembali meneruskan perjalanannya. Setelahnya lagi, ia tidak mengingat apapun lagi. Apa ia sedang berada dibatas kematian ataukah sedang berada di alam lain.

"Kamu sudah sadar rupanya," ucap seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut.

Rika memutar kepalanya kesamping kanan setelah mendengar suara seseorang. Disana, didekat pintu itu sudah berdiri sesosok lelaki tampan dengan dibalut jas putih dan sebuah stetoskop yang menggantung di lehernya.

Apa dia malaikat pencabut nyawa, tapi kenapa wajahnya tampan begitu dan juga penampilannya seperti seorang dokter. Tunggu dulu...

Dokter? Rika membelalakan matanya, ia menatap tidak percaya pada sosok yang mendekat kearahnya. Keringatnya sudah mulai mengucur di pelipisnya. Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya? Dan bagaimana ini? Rika menggenggam tangannya yang mulai gemetar karena memikirkan biaya perawatannya.

"Hei, ada apa denganmu? apa kamu merasakan sesuatu yang sakit?" tanya dokter muda tersebut yang berumur kisaran 24 tahun tersebut. Ia menatap kearah Rika yang sudah menunjukkan gejala-gejala orang yang merasakan sakit di tubuhnya. "Sebentar, aku periksa dulu," ucapnya sambil memasang stetoskop pada telinganya.

Rika hanya diam saja saat dokter tersebut memeriksanya, ia hanya menatap setiap pergerakan dokter tersebut saat sudah selesai memeriksanya.

"Tenang saja, kamu sepertinya baik-baik saja. Sekarang kamu sedang berada di ruanganku. Tadi aku menemukanmu yang tergeletak pingsan di jalanan. Jadi, aku menolongmu dan membawamu kesini," ucap dokter tersebut yang mengerti dengan kecemasan Rika.

"Soal kesehatanmu secara keseluruhan, hasilnya belum keluar. Mungkin sebentar lagi pihak laboratorium akan membawakan hasil cek darahmu kesini," lanjutnya lagi.

Rika meneguk ludahnya kasar, ia tidak memikirkan tentang kesehatannya ataupun tentang hasilnya. Bukan, bukan itu yang dipikirkannya. Tetapi ia memikirkan biaya yang akan dikeluarkannya untuk semua ini, pastilah mahal. Sedangkan dirinya sama sekali tidak memiliki uang serupiah pun. Bagaimana ini? apa yang harus dilakukannya? Rika tampak mengigit bibirnya sambil menunduk. Ia benar-benar pasrah kini dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Rika kembali merubah ekspresinya menjadi datar saat mendongakkan wajahnya ketika ia menatap kearah dokter tersebut.

"Seharusnya dokter tidak usah menolongku waktu itu, biarkan saja aku tergeletak di jalanan. Atau letakkan saja aku ketepi jalan. Nanti juga aku akan sadar dengan sendirinya," ucap Rika

Dokter yang bername tag Alvaro tersebut mengerutkan dahinya bingung saat mendengar penuturan wanita didepannya itu. Seolah-olah ia menganggap enteng hal yang tentu saja membahayakan dirinya sendiri kalau tidak di tangani dengan cepat dan juga seolah-olah pingsannya di jalan adalah hal yang biasa terjadi padanya. Ia menatap serius wajah Rika, kemudian tersenyum. Menurutnya, perempuan ini sangatlah lucu, memberikan goyunan disaat seperti sekarang, mungkin dia terlalu tegang menghadapi kenyataan ataupun menunggu hasilnya sehingga berbicara seperti itu. Karena bagi sebagian orang, mengetahui sebuah penyakit yang bersarang di tubuh mereka adalah momok yang paling menakutkan sehingga mereka rentan menjadi stress.

Ataukah perempuan ini serius dengan kata-katanya kalau ditilik dari wajahnya. Perempuan ini sangat berbeda, dimana semua orang pasti berharap mendapatkan pertolongan disaat mereka dalam kesusahan, apalagi sampai pingsan dan tergeletak di jalan. Berbeda dengan perempuan ini, ia malah sebaliknya. Dia juga kelihatan ketakutan dan juga gelisah saat mendengar tentang rumah sakit.

Tidak. Dia tidak setega itu membiarkan begitu saja, perempuan yang tergeletak di jalan yang ditemuinya. Apalagi perempuan adalah mangsa terbesar dari tindak dan kasus kejahatan yang terjadi. Dan juga profesinya adalah seorang dokter, jadi hal itu sangat manusiawi untuk dilakukan olehnya bahkan merupakan kewajibannya.

"Tenang saja, semuanya gratis kok karena tadi aku yang membawamu kesini," ucap Alvaro setelah lama keterdiamannya. Ia kembali tersenyum geli dengan ekspresi Rika yang terlihat lucu di matanya.

Rika bernapas lega saat mendengar penuturan dokter tersebut. Untunglah gratis, coba kalau bayar, mana dia punya uang. Untuk ongkosnya pulang pun juga sudah habis karena sudah membelikan rendang untuk suaminya.

Rendang?

Rika melebarkan matanya saat mengingat rendang, pastilah suaminya saat ini sedang gelisah menunggu kepulangannya di rumah. Sudah berapa lama ia pingsan dan berada disini. Ia merasa sudah membuang-buang waktunya. Kenapa juga ia harus pingsan di waktu yang tidak tepat.

Bergegas ia turun dari ranjangnya dan mencari-cari keberadaan tas selempangnya bersama dengan rendangnya.

Dokter Alvaro kembali tersenyum melihat gelagat Rika tersebut. "Ini yang kamu cari?" tanyanya sambil memperlihatkan tas Rika yang berada di tangannya.

Rika menatap kearah tangan dokter tersebut, untuk melihat sesuatu yang dimaksud oleh dokter tersebut. "Oh iya, itu tas saya," ucap Rika yang terdengar formal dan terlihat begitu gembira.

"Ma'af sebelumnya, karena tadi aku telah lancang membuka tas kamu dan mencari identitasmu. Semua itu aku lakukan karena aku memerlukan identitasmu sebagai pasienku."

Seketika raut wajah Rika yang tersenyum sudah berubah menjadi datar. Pantas saja dia menggratiskan pengobatannya, ternyata dia sudah tahu kalau ternyata Rika tidak punya uang sama sekali. Rika menatap dokter tersebut sesaat, ia paling tidak suka kalau ada orang lain yang dengan lancang membuka dan melihat ataupun memeriksa barang pribadinya tanpa seizinnya.

"Sekali lagi aku minta ma'af," ucap dokter Alvaro yang merasa tidak nyaman dengan perubahan raut muka Rika.

"Tidak apa-apa, dan terima kasih banyak karena sudah menolong dan merawatku disini." ucap Rika dengan tulus. Ia merasa kasihan dengan dokter yang baru dikenalnya itu, karena sudah dua kali meminta ma'af padanya karena kesalahan yang tidak diperbuat olehnya.

"Saya permisi," ucap Rika lagi tanpa menoleh kearah dokter tersebut. Ia berjalan terburu-buru keluar ruangan sambil memperhatikan jam di pergelangan tangannya. Ia benar-benar telat pulang kerumah bahkan kemalaman juga.

"Tunggu!" seru Alvaro yang menahan kepergian Rika yang sudah berada dibatas ambang pintu.

Rika menoleh sesaat pada dokter tersebut, ia menunggu sesuatu yang ingin disampaikan oleh dokter tersebut.

"Ini sudah malam, biar saya saja yang mengantarmu pulang," ucapnya. Ia merasa kasihan dengan wanita yang ada didepannya itu. Dia berjalan kaki hingga pingsan dan kesehatannya pun dalam keadaan kurang baik. Apalagi ia belum mengetahui hasil cek darah dari laboratorium. Ia hanya khawatir akan terjadi apa-apa pada wanita tersebut. Wanita ini sama sekali tidak mau menunggu hasil tesnya keluar. Apa dia tidak perduli sama sekali dengan kesehatannya.

"Tidak perlu, Dok. Sekali lagi terima kasih banyak." Rika menjawab cepat, ia tidak ingin menambah daftar hutang budinya pada dokter yang sudah begitu baik untuk menolongnya. Rika mengangguk samar dan kembali membalik tubuhnya membelakangi dokter Alvaro. Ia berjalan meninggalkan ruangan dokter tersebut.

Alvaro menatap kepergian pasiennya yang begitu tangguh di matanya dan juga sangat berbeda. Bahkan wanita itu tidak perduli dengan dirinya sendiri dan juga kesehatannya karena tidak terlihat kecemasan di matanya, justru ada hal lain yang lebih dicemaskannya. Bahkan iapun tahu bahwa didalam dompet wanita tersebut tidak ada uang sama sekali.

"Apa wanita itu akan berjalan kaki lagi?" gumamnya pada dirinya sendiri.

*******

 

Terpopuler

Comments

Imro atin

Imro atin

goblok akut

2021-04-12

1

Isam Amoy

Isam Amoy

Bodoh kali rima,

2021-03-20

0

Nurul Imamah

Nurul Imamah

gregetan

2020-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Peringatan
3 Nasehat Seorang Sahabat
4 Wanita Penggoda
5 Warteg dan Rendang
6 Tidak Punya Uang
7 Marah
8 7
9 8
10 9
11 10
12 11
13 12
14 13
15 14
16 15
17 16
18 17
19 18
20 19
21 20
22 21
23 22
24 23
25 24
26 25
27 26
28 27
29 28
30 29
31 Bergejolak
32 31
33 32
34 33
35 34
36 35
37 Perdebatan Eland dan Anton
38 Kejadian di Danau Biru
39 Kekontrakan Rika
40 Apa Hubungan Mereka?
41 40
42 41
43 42
44 43
45 44
46 45
47 46
48 47
49 48
50 49
51 50
52 51
53 52
54 53
55 54
56 55
57 56
58 57
59 Pesta
60 59
61 60
62 61
63 62
64 Kedatangan Pria Asing
65 64
66 65
67 66
68 67
69 68
70 69
71 70
72 71
73 72
74 73
75 Pagi Hari di Meja Makan
76 Ternyata Bukan Dia
77 Bertemu Angga
78 Pingsan
79 Pelampiasan
80 Pulang
81 Ma'af
82 Sesal dan Airmata Angga
83 Gelisah
84 Perlu Waktu
85 Perjalanan Yang Mencengangkan
86 Ketakutan
87 Pencarian
88 Pencarian 2
89 Siapa Sebenarnya Eland?
90 Sosok Eland Dan Erland
91 Sebuah Usaha
92 Di Sekap
93 Berita Buruk dan Berita Baik
94 Pertemuan Ayah dan Anak
95 Lorong Rahasia
96 Penelusuran
97 Tawanan Kabur
98 Usaha Untuk Melarikan Diri
99 Tertangkap Lagi
100 Upaya Penyelamatan
101 Ciuman Yang Gagal
102 Kesal
103 Khawatir
104 Bau
105 Heran
106 Hamil
107 Ngidam
108 Berita Buruk
109 Kedatangan Eland
110 Masakan Kepala Ikan
111 Anak Kembar
112 Akhir Manis Perjalanan Cinta
113 Extra Part : Melahirkan
114 Ektra Part : Helena
115 Extra Part : Masa Lalu Yang Hilang
116 Extra Part : Kabar Tidak Menyenangkan
117 Extra Part : Akhir Yang Bahagia (The End)
118 Pengenalan Tokoh
119 20 Tahun Kemudian
120 Berkunjung Kerumah Eland
121 Penolakan Anggia
122 Fitting Gaun Pengantin
123 Calon Mertua vs Calon Menantu
124 Apotek
125 Keberatan
126 Rahiyang
127 Rahiyang 2
128 Tidak Percaya
129 Dipercepat
130 Pernikahan
131 Malam Pertama
132 Rencana Bulan Madu
133 Pindahan
134 Kebenaran Status Anggia dan Akhmar
135 Kecurigaan Angga
136 Teguran
137 Kecurigaan Daffa Tentang Jamu
138 Jamu
139 Hamil?
140 Biasa Saja
141 Mabuk
142 Pengakuan
143 Penelusuran
144 Kabar Buruk
145 Pencarian
146 Makam
147 Berubah
148 Gadis Tomboy
149 Kebenaran Yang Lain
150 Pernikahan Kedua
151 Kemarahan Daffa
152 Rumah Mama
153 Istri Kedua
154 Penolakan Daffa
155 Kegelisahan Daffa
156 Kebersamaan Azza Dan Daffa
157 Kesepakatan Daffa Dan Alfa
158 Ruangan Pribadi
159 Ruang Makan
160 Keputusan
161 Permintaan Rahiyang
162 Kegilaan Rahiyang
163 Pertahanan
164 Pernyataan Cinta
165 Perjalanan Bulan Madu
166 Bulan Madu 2
167 Tercubit
168 Perasaan Yang Lain
169 Canggung
170 Malu
171 Tidak Senang
172 Perasaan Yang Sama
173 Penyelidikan Yang Gagal
174 Mawar Merah
175 Lelaki Misterius
176 Mencari Tahu
177 Lelaki Aneh
178 Kenyataan
179 Hamil
180 Mahya
181 Pergi ke Rumah Tahanan
182 Syukuran
183 Kejutan Dibalik Syukuran
184 Kenyataan Yang Sebenarnya
185 Ngidam
186 Di Balik Pintu
187 Berusaha Meyakinkan
188 Memberikan Privasi
189 Menghindar
190 Pertemuan di Kafe
191 Penolakan
192 Kegelisahan Aina
193 Lamaran
194 Pertunangan
195 Permintaan Wanita Hamil
196 Mendayung
197 Di Hadang
198 Merindu
199 Persiapan
200 Pernikahan
201 Malam Pertama
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Peringatan
3
Nasehat Seorang Sahabat
4
Wanita Penggoda
5
Warteg dan Rendang
6
Tidak Punya Uang
7
Marah
8
7
9
8
10
9
11
10
12
11
13
12
14
13
15
14
16
15
17
16
18
17
19
18
20
19
21
20
22
21
23
22
24
23
25
24
26
25
27
26
28
27
29
28
30
29
31
Bergejolak
32
31
33
32
34
33
35
34
36
35
37
Perdebatan Eland dan Anton
38
Kejadian di Danau Biru
39
Kekontrakan Rika
40
Apa Hubungan Mereka?
41
40
42
41
43
42
44
43
45
44
46
45
47
46
48
47
49
48
50
49
51
50
52
51
53
52
54
53
55
54
56
55
57
56
58
57
59
Pesta
60
59
61
60
62
61
63
62
64
Kedatangan Pria Asing
65
64
66
65
67
66
68
67
69
68
70
69
71
70
72
71
73
72
74
73
75
Pagi Hari di Meja Makan
76
Ternyata Bukan Dia
77
Bertemu Angga
78
Pingsan
79
Pelampiasan
80
Pulang
81
Ma'af
82
Sesal dan Airmata Angga
83
Gelisah
84
Perlu Waktu
85
Perjalanan Yang Mencengangkan
86
Ketakutan
87
Pencarian
88
Pencarian 2
89
Siapa Sebenarnya Eland?
90
Sosok Eland Dan Erland
91
Sebuah Usaha
92
Di Sekap
93
Berita Buruk dan Berita Baik
94
Pertemuan Ayah dan Anak
95
Lorong Rahasia
96
Penelusuran
97
Tawanan Kabur
98
Usaha Untuk Melarikan Diri
99
Tertangkap Lagi
100
Upaya Penyelamatan
101
Ciuman Yang Gagal
102
Kesal
103
Khawatir
104
Bau
105
Heran
106
Hamil
107
Ngidam
108
Berita Buruk
109
Kedatangan Eland
110
Masakan Kepala Ikan
111
Anak Kembar
112
Akhir Manis Perjalanan Cinta
113
Extra Part : Melahirkan
114
Ektra Part : Helena
115
Extra Part : Masa Lalu Yang Hilang
116
Extra Part : Kabar Tidak Menyenangkan
117
Extra Part : Akhir Yang Bahagia (The End)
118
Pengenalan Tokoh
119
20 Tahun Kemudian
120
Berkunjung Kerumah Eland
121
Penolakan Anggia
122
Fitting Gaun Pengantin
123
Calon Mertua vs Calon Menantu
124
Apotek
125
Keberatan
126
Rahiyang
127
Rahiyang 2
128
Tidak Percaya
129
Dipercepat
130
Pernikahan
131
Malam Pertama
132
Rencana Bulan Madu
133
Pindahan
134
Kebenaran Status Anggia dan Akhmar
135
Kecurigaan Angga
136
Teguran
137
Kecurigaan Daffa Tentang Jamu
138
Jamu
139
Hamil?
140
Biasa Saja
141
Mabuk
142
Pengakuan
143
Penelusuran
144
Kabar Buruk
145
Pencarian
146
Makam
147
Berubah
148
Gadis Tomboy
149
Kebenaran Yang Lain
150
Pernikahan Kedua
151
Kemarahan Daffa
152
Rumah Mama
153
Istri Kedua
154
Penolakan Daffa
155
Kegelisahan Daffa
156
Kebersamaan Azza Dan Daffa
157
Kesepakatan Daffa Dan Alfa
158
Ruangan Pribadi
159
Ruang Makan
160
Keputusan
161
Permintaan Rahiyang
162
Kegilaan Rahiyang
163
Pertahanan
164
Pernyataan Cinta
165
Perjalanan Bulan Madu
166
Bulan Madu 2
167
Tercubit
168
Perasaan Yang Lain
169
Canggung
170
Malu
171
Tidak Senang
172
Perasaan Yang Sama
173
Penyelidikan Yang Gagal
174
Mawar Merah
175
Lelaki Misterius
176
Mencari Tahu
177
Lelaki Aneh
178
Kenyataan
179
Hamil
180
Mahya
181
Pergi ke Rumah Tahanan
182
Syukuran
183
Kejutan Dibalik Syukuran
184
Kenyataan Yang Sebenarnya
185
Ngidam
186
Di Balik Pintu
187
Berusaha Meyakinkan
188
Memberikan Privasi
189
Menghindar
190
Pertemuan di Kafe
191
Penolakan
192
Kegelisahan Aina
193
Lamaran
194
Pertunangan
195
Permintaan Wanita Hamil
196
Mendayung
197
Di Hadang
198
Merindu
199
Persiapan
200
Pernikahan
201
Malam Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!