11

Derita akan membuatmu lebih kuat. Air mata akan membuatmu lebih berani. Hentakan-hentakan ujian akan membuatmu lebih bijak. Maka syukurilah masa lalu demi masa depan yang lebih baik.

__________________________________________________

"Aku bekerja tidak komputen kata mereka dan lagi, laporan keuangan yang aku buat kemarin salah fatal, bahkan aku tadi sudah memeriksanya sendiri," lirih Rika sambil menoleh sesaat pada Ambar.

"Kok bisa, bukannya semua laporan keuangan yang kamu buat selalu yang terbaik dan selalu tepat, kalau tidak, mana mungkin mereka mempercayakannya padamu sejak lama," kata Ambar masih menatap Rika.

"Ini memang salahku kok, mungkin aku tidak menyadari kesalahan itu apalagi akhir-akhir ini aku juga bermasalah dengan jadwal masuk kantor, kamu tau itukan?"

"Kamu malah menyalahkan diri sendiri sih, protes dong Rika untuk membela diri atau mempertahankan karir kamu," desak Ambar.

"Sudahlah Mbar, semua sudah menjadi keputusan mutlak perusahaan dan tidak bisa lagi diganggu gugat."

"Tapi, Ka...," Ambar masih ingin membantah. Ia benar-benar tidak tega melihat sahabatnya yang begitu kesusahan dalam hidupnya.Namun masih ada satu kekagumannya pada Rika, ia begitu sabar menerima semua ini.

"Sudahlah, semua sudah menjadi jalanku, takdirku seperti ini. Mungkin kedepannya aku akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi. Dan dibalik semua ini pasti ada pelajaran yang berharga." Rika tersenyum tulus kearah Ambar, ia berusaha membuat sahabatnya percaya bahwa dirinya baik-baik saja.

"Tapi kita masih bisa bertemu lagikan?" tanya Ambar dengan sedih.

"Kaya mau kemana aja aku! tentulah. Tapi kita bertemu tidak setiap hari loh," canda Rika. "Awas! ibu hamil jangan suka sedih, kasian bayinya nanti ikut sedih dan stress juga," ucap Rika sambil memeluk Ambar. Dibalik punggung Ambar, ia menatap sendu kearah ruangan kantornya sebelum ia melepaskan pelukan perpisahan pada sahabatnya.

"Sudah, kerja sana. Nanti dimarahi atasan loh," ucap Rika lagi dengan sedikit gurauan.

Ambar hanya mengangguk dan menatap sahabatnya dengan sedih. Ia sungguh tidak menyangka kalau kemarin adalah hari terakhir mereka bersama.

Begitupun dengan Rika, ia mendapat dua kejutan sekaligus dihari ini. Kejutan yang membahagiakan dari sahabatnya dan tentunya ia merasa sangat senang. Tapi disisi lain ia juga mendapat kejutan yang sangat pahit, dipecat dari kantornya dan sekarang ia menjadi seorang pengangguran.

Teman-teman satu divisi dengannya tampak terkejut melihat Rika yang sudah membereskan mejanya, mereka tampak heran. Setahu mereka kalau Rika adalah yang paling bisa di andalkan di divisi mereka. Namun, mereka tidak ingin banyak tanya karena mereka tidak ingin menambah kesedihan dan beban pikiran yang ditanggung Rika. Satu persatu dari mereka menghampiri Rika. Memberikan salam perpisahan dan sekaligus pelukan penyemangat bagi perempuan.

Rika segera berlalu dari sana setelah ia berpamitan dengan semua teman-temannya satu divisi. Ia melangkah tanpa ingin menatap kebelakang lagi.

***

Rika pulang kerumahnya dengan keadaan yang sangat letih. Bukan letih fisik, tapi lebih letih hati dan juga pikiran. Ia merasa seolah dipermainkan oleh arus gelombang kehidupan. Ia termenung sesaat didepan rumahnya, menatap kearah pintu yang tertutup rapat. Hening, bahkan hempasan angin pun tak terdengar ditelinganya. Pintu itu, masih sama seperti tadi pagi saat ia meninggalkan rumah. Masih terkunci, apakah suaminya tidak pulang kerumah sama sekali? kemana dia? Ia juga dipusingkan dengan keadaan suaminya diluar sana yang entah dimana keberadaannya, bahkan tidak ada kabar sedikitpun darinya.

"Biarkan saja dia, aku harus mencari pekerjaan yang lain agar kedepannya tidak risau mengenai kebutuhan sehari-hari. Biarlah hari ini aku dirumah dulu," putus Rika yang sudah memasukkan anak kunci kedalam lubangnya.

Ceklek.

Pintu terbuka, suara bedebam pintu terdengar, hanya kesunyian yang menyambut dirinya. Dengan perlahan ia mendudukan dirinya dikursi tamu tersebut dan memijat batang hidungnya sambil memejamkan matanya sesaat. Ia merasa kecewa dengan sikap atasannya dikantor yang memecatnya tanpa percaya padanya, kalau semua itu bukanlah pekerjaannya. Padahal mereka sudah tahu kalau kinerjanya tidak pernah mengecewakan atasannya. Kalaupun mereka percaya itu pekerjaannya, setidaknya mereka masih bisa memberikan kesempatan lagi padanya karena sebelumnya ia tidak pernah melakukan kesalahan seperti itu kecuali terlambat datang kekantor.

Sekali lagi Rika mengusap wajahnya kasar, buat apa ia menyesali semua itu. Toh, rezekinya tidak hanya ada disitu.

"Biarlah semua itu, aku juga tidak mungkin bisa kembali lagi kesana, apalagi hasil kinerjaku yang terakhir terlihat sangat buruk dimata mereka," ucapnya sambil berdiri dan berjalan menghampiri kulkas.

Rika membuka kulkas dan melihat keadaan kulkas yang tidak ada isinya. Ia lupa selama beberapa hari belakangan ini ia tidak pernah mengisinya, karena setiap kali ia mempunyai uang maka suaminya sudah pasti akan selalu meminta jatahnya dengan minta dibelikan makanan diluar. Jadinya ia tidak pernah lagi memperhatikan isi kulkasnya. Ia berinisiatif untuk pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan mereka dengan uang yang baru didapatnya dari hasil gajih terakhirnya yang bekerja selama beberapa minggu saja.

Bergegas ia kekamarnya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai juga tidak lupa ia meraih tas selempangnya. Dengan langkah santai ia menyusuri jalan untuk menuju kearah supermarket, sesekali matanya menatap kearah brosur yang tertempel di pinggir jalan. Hanya untuk sekedar melihat-lihat kalau-kalau ada lowongan pekerjaan. Apapun itu, Rika pasti akan mencobanya asalkan ia benar-benar mampu melakukannya.

Dengan perlahan ia masuk kedalam supermarket dan mengambil trolly untuk memasukkan barangnya. Ia bahkan berkeliling dan sangat memperhatikan setiap rak yang ada untuk mencari diskonan, sambil sesekali meraih barang yang benar-benar diperlukannya saja. Ia benar-benar harus berhemat kali ini, karena ia sekarang juga seorang pengangguran yang sama seperti suaminya.

"Mama... ambilkan Aina coklat itu ma...! rengek seorang anak kecil yang berusia 5 tahun, yang berdiri tepat disamping Rika. Tangannya sibuk menunjuk kearah coklat yang tidak bisa digapainya, sedangkan yang sebelahnya lagi memegang ujung baju tangan Rika.

Rika terkesiap, ia tersentak kaget setelah ada seseorang yang memanggilnya mama dan menarik-narik tangan bajunya. Ia menoleh kesamping dan melihat keberadaan sosok anak kecil perempuan yang terlihat sangat imut dan juga manis dimatanya. "Eh... ada anak kecil," gumam Rika sambil memperhatikan sekeliling mereka untuk mencari keberadaan orang tua gadis kecil tersebut. Ia berjongkok dan menatap kearah Aina yang juga menatap kearahnya dengan selalu mengedipkan matanya, ia terlihat semakin tambah manis dimata Rika.

"Nama kamu siapa, sayang?" tanya Rika dengan lembut, ia menatap bola mata Aina yang terlihat bulat dan membelai surai paniangnya dengan lembut.

"Aina, mama," ucapnya dengan polos.

Rika mengerjapkan matanya beberapa kali, ia menatap gadis kecil itu dengan dahi berkerut. Apa ia barusan salah dengar dengan kata yang dilontarkan oleh gadis kecil didepannya ini. Ia berusaha untuk tidak mencerna kata-kata tersebut yang dirasanya terdengar sedikit aneh.

"Ma, mama kenapa?" tanya Aina yang sejak tadi memperhatikan wajah Rika yang terlihat diam saja, tangannya juga sudah menyentuh wajah Rika dengan perlahan, tapi kembali diurungkannya setelah mendapat pertanyaan dari wanita didepannya itu.

"Aina kesini sama siapa?" tanya Rika yang tidak menjawab sama sekali pertanyaan dari Aina tadi, yang menanyakan keadaannya. Anak ini hanya sendirian, mungkinkah ia tidak punya orang tua. Rika menatapnya dengan penuh selidik. Ia berdiri dan meraih coklat yang di inginkan oleh Aina sejak tadi.

"Aina mau inikan?" tanyanya lagi dengan tersenyum sambil memegang coklat ditangannya dan memperlihatkannya pada Aina.

Aina mengangguk beberapa kali, ia tampak sangat antusias. Ia tersenyum dan menatap kearah Rika dengan mata yang berbinar penuh harap. Ia juga terlihat melompat-lompat kecil karena saking kegirangannya.

*********

Terpopuler

Comments

Pemburu Cinta Sejati

Pemburu Cinta Sejati

segala karma itu hanya sebagai bumbu untuk mendapatkan kembali kamu yg udah kurusak

2022-01-25

0

Pemburu Cinta Sejati

Pemburu Cinta Sejati

dan aku si penyebab deritamu yg akan selalu tersenyum, dulu, kini dan nanti, kau akan selalu jadi hambaku, karna takdirmu begitu 😎

2022-01-25

0

Isam Amoy

Isam Amoy

Lanjut

2021-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Peringatan
3 Nasehat Seorang Sahabat
4 Wanita Penggoda
5 Warteg dan Rendang
6 Tidak Punya Uang
7 Marah
8 7
9 8
10 9
11 10
12 11
13 12
14 13
15 14
16 15
17 16
18 17
19 18
20 19
21 20
22 21
23 22
24 23
25 24
26 25
27 26
28 27
29 28
30 29
31 Bergejolak
32 31
33 32
34 33
35 34
36 35
37 Perdebatan Eland dan Anton
38 Kejadian di Danau Biru
39 Kekontrakan Rika
40 Apa Hubungan Mereka?
41 40
42 41
43 42
44 43
45 44
46 45
47 46
48 47
49 48
50 49
51 50
52 51
53 52
54 53
55 54
56 55
57 56
58 57
59 Pesta
60 59
61 60
62 61
63 62
64 Kedatangan Pria Asing
65 64
66 65
67 66
68 67
69 68
70 69
71 70
72 71
73 72
74 73
75 Pagi Hari di Meja Makan
76 Ternyata Bukan Dia
77 Bertemu Angga
78 Pingsan
79 Pelampiasan
80 Pulang
81 Ma'af
82 Sesal dan Airmata Angga
83 Gelisah
84 Perlu Waktu
85 Perjalanan Yang Mencengangkan
86 Ketakutan
87 Pencarian
88 Pencarian 2
89 Siapa Sebenarnya Eland?
90 Sosok Eland Dan Erland
91 Sebuah Usaha
92 Di Sekap
93 Berita Buruk dan Berita Baik
94 Pertemuan Ayah dan Anak
95 Lorong Rahasia
96 Penelusuran
97 Tawanan Kabur
98 Usaha Untuk Melarikan Diri
99 Tertangkap Lagi
100 Upaya Penyelamatan
101 Ciuman Yang Gagal
102 Kesal
103 Khawatir
104 Bau
105 Heran
106 Hamil
107 Ngidam
108 Berita Buruk
109 Kedatangan Eland
110 Masakan Kepala Ikan
111 Anak Kembar
112 Akhir Manis Perjalanan Cinta
113 Extra Part : Melahirkan
114 Ektra Part : Helena
115 Extra Part : Masa Lalu Yang Hilang
116 Extra Part : Kabar Tidak Menyenangkan
117 Extra Part : Akhir Yang Bahagia (The End)
118 Pengenalan Tokoh
119 20 Tahun Kemudian
120 Berkunjung Kerumah Eland
121 Penolakan Anggia
122 Fitting Gaun Pengantin
123 Calon Mertua vs Calon Menantu
124 Apotek
125 Keberatan
126 Rahiyang
127 Rahiyang 2
128 Tidak Percaya
129 Dipercepat
130 Pernikahan
131 Malam Pertama
132 Rencana Bulan Madu
133 Pindahan
134 Kebenaran Status Anggia dan Akhmar
135 Kecurigaan Angga
136 Teguran
137 Kecurigaan Daffa Tentang Jamu
138 Jamu
139 Hamil?
140 Biasa Saja
141 Mabuk
142 Pengakuan
143 Penelusuran
144 Kabar Buruk
145 Pencarian
146 Makam
147 Berubah
148 Gadis Tomboy
149 Kebenaran Yang Lain
150 Pernikahan Kedua
151 Kemarahan Daffa
152 Rumah Mama
153 Istri Kedua
154 Penolakan Daffa
155 Kegelisahan Daffa
156 Kebersamaan Azza Dan Daffa
157 Kesepakatan Daffa Dan Alfa
158 Ruangan Pribadi
159 Ruang Makan
160 Keputusan
161 Permintaan Rahiyang
162 Kegilaan Rahiyang
163 Pertahanan
164 Pernyataan Cinta
165 Perjalanan Bulan Madu
166 Bulan Madu 2
167 Tercubit
168 Perasaan Yang Lain
169 Canggung
170 Malu
171 Tidak Senang
172 Perasaan Yang Sama
173 Penyelidikan Yang Gagal
174 Mawar Merah
175 Lelaki Misterius
176 Mencari Tahu
177 Lelaki Aneh
178 Kenyataan
179 Hamil
180 Mahya
181 Pergi ke Rumah Tahanan
182 Syukuran
183 Kejutan Dibalik Syukuran
184 Kenyataan Yang Sebenarnya
185 Ngidam
186 Di Balik Pintu
187 Berusaha Meyakinkan
188 Memberikan Privasi
189 Menghindar
190 Pertemuan di Kafe
191 Penolakan
192 Kegelisahan Aina
193 Lamaran
194 Pertunangan
195 Permintaan Wanita Hamil
196 Mendayung
197 Di Hadang
198 Merindu
199 Persiapan
200 Pernikahan
201 Malam Pertama
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Peringatan
3
Nasehat Seorang Sahabat
4
Wanita Penggoda
5
Warteg dan Rendang
6
Tidak Punya Uang
7
Marah
8
7
9
8
10
9
11
10
12
11
13
12
14
13
15
14
16
15
17
16
18
17
19
18
20
19
21
20
22
21
23
22
24
23
25
24
26
25
27
26
28
27
29
28
30
29
31
Bergejolak
32
31
33
32
34
33
35
34
36
35
37
Perdebatan Eland dan Anton
38
Kejadian di Danau Biru
39
Kekontrakan Rika
40
Apa Hubungan Mereka?
41
40
42
41
43
42
44
43
45
44
46
45
47
46
48
47
49
48
50
49
51
50
52
51
53
52
54
53
55
54
56
55
57
56
58
57
59
Pesta
60
59
61
60
62
61
63
62
64
Kedatangan Pria Asing
65
64
66
65
67
66
68
67
69
68
70
69
71
70
72
71
73
72
74
73
75
Pagi Hari di Meja Makan
76
Ternyata Bukan Dia
77
Bertemu Angga
78
Pingsan
79
Pelampiasan
80
Pulang
81
Ma'af
82
Sesal dan Airmata Angga
83
Gelisah
84
Perlu Waktu
85
Perjalanan Yang Mencengangkan
86
Ketakutan
87
Pencarian
88
Pencarian 2
89
Siapa Sebenarnya Eland?
90
Sosok Eland Dan Erland
91
Sebuah Usaha
92
Di Sekap
93
Berita Buruk dan Berita Baik
94
Pertemuan Ayah dan Anak
95
Lorong Rahasia
96
Penelusuran
97
Tawanan Kabur
98
Usaha Untuk Melarikan Diri
99
Tertangkap Lagi
100
Upaya Penyelamatan
101
Ciuman Yang Gagal
102
Kesal
103
Khawatir
104
Bau
105
Heran
106
Hamil
107
Ngidam
108
Berita Buruk
109
Kedatangan Eland
110
Masakan Kepala Ikan
111
Anak Kembar
112
Akhir Manis Perjalanan Cinta
113
Extra Part : Melahirkan
114
Ektra Part : Helena
115
Extra Part : Masa Lalu Yang Hilang
116
Extra Part : Kabar Tidak Menyenangkan
117
Extra Part : Akhir Yang Bahagia (The End)
118
Pengenalan Tokoh
119
20 Tahun Kemudian
120
Berkunjung Kerumah Eland
121
Penolakan Anggia
122
Fitting Gaun Pengantin
123
Calon Mertua vs Calon Menantu
124
Apotek
125
Keberatan
126
Rahiyang
127
Rahiyang 2
128
Tidak Percaya
129
Dipercepat
130
Pernikahan
131
Malam Pertama
132
Rencana Bulan Madu
133
Pindahan
134
Kebenaran Status Anggia dan Akhmar
135
Kecurigaan Angga
136
Teguran
137
Kecurigaan Daffa Tentang Jamu
138
Jamu
139
Hamil?
140
Biasa Saja
141
Mabuk
142
Pengakuan
143
Penelusuran
144
Kabar Buruk
145
Pencarian
146
Makam
147
Berubah
148
Gadis Tomboy
149
Kebenaran Yang Lain
150
Pernikahan Kedua
151
Kemarahan Daffa
152
Rumah Mama
153
Istri Kedua
154
Penolakan Daffa
155
Kegelisahan Daffa
156
Kebersamaan Azza Dan Daffa
157
Kesepakatan Daffa Dan Alfa
158
Ruangan Pribadi
159
Ruang Makan
160
Keputusan
161
Permintaan Rahiyang
162
Kegilaan Rahiyang
163
Pertahanan
164
Pernyataan Cinta
165
Perjalanan Bulan Madu
166
Bulan Madu 2
167
Tercubit
168
Perasaan Yang Lain
169
Canggung
170
Malu
171
Tidak Senang
172
Perasaan Yang Sama
173
Penyelidikan Yang Gagal
174
Mawar Merah
175
Lelaki Misterius
176
Mencari Tahu
177
Lelaki Aneh
178
Kenyataan
179
Hamil
180
Mahya
181
Pergi ke Rumah Tahanan
182
Syukuran
183
Kejutan Dibalik Syukuran
184
Kenyataan Yang Sebenarnya
185
Ngidam
186
Di Balik Pintu
187
Berusaha Meyakinkan
188
Memberikan Privasi
189
Menghindar
190
Pertemuan di Kafe
191
Penolakan
192
Kegelisahan Aina
193
Lamaran
194
Pertunangan
195
Permintaan Wanita Hamil
196
Mendayung
197
Di Hadang
198
Merindu
199
Persiapan
200
Pernikahan
201
Malam Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!