9

Disaat aku memulai langkah baru kedepan, aku justru tersandung batu besar yang pasti akan membuatku terjatuh dan merasakan tenggelam di rawa-rawa ujian, tanpa keahlian, pasti akan sangat sulit untukku muncul kepermukaan karena ketiadaan harap pada orang yang dicinta

_________________________________________________

Rika sudah berada di ruangan kantornya, ia merasa begitu lega karena kali ini ia tidak terlambat sama sekali. Akhirnya, ia bisa disiplin sedikit dan semoga besok dia juga akan tetap bisa seperti ini.

"Tumben tersenyum terus, memangnya ada kejutan apa?" tanya Ambar yang baru saja mengisi kubikelnya. Sejak pertama ia datang tadi, ia melihat Rika yang bersikap tidak biasanya. Ia begitu terlihat bahagia, hingga tidak menyadari kedatangan Ambar yang memperhatikannya.

"Lagi senang aja, soalnya aku tidak terlambat lagi," ucap Rika yang masih tersenyum dan menatap kearah Rika. Ia menyimpan rasa gundah dan khawatirnya jauh didalam lubuk hatinya, ia tidak ingin merusak suasana yang terasa manis sekarang ini yang sedang ditularkannya pada sahabatnya.

"Bagus dong, ada kemajuan berarti," ucap Ambar yang merasa ikut senang dengan kebahagiaan yang didapat oleh sahabatnya. "Nanti siang aku ingin cerita sama kamu, kamu bisakan?" tanya Ambar yang kembali menatap serius kearah Rika.

"Soal apa?" tanya Rika yang sudah menghentikan senyumnya. Ia merasa tidak biasa dengan sikap Ambar kali ini, seperti ada yang disembunyikannya. Bahkan juga Ambar sangat jarang berbagi masalahnya pada Rika, justru sebaliknya. Rikalah yang selalu membagi masalahnya dan Ambarlah yang menjadi pendengar yang baik. Dan sekarang, waktu yang tepat untuk menolong sahabatnya, setidaknya ia juga bisa menjadi pendengar yang baik.

Ambar tersenyum, ia menatap kekanan dan kekiri, kemudian menatap kearah Rika. "Aku ingin memberikan kejutan pada mas ," bisik Ambar sambil tersenyum senang, ia terlihat begitu riang.

Rika yang mendengar semua itu tampak membelalakkan matanya. "Kamu...?" tanya Rika pada Ambar sambil menutup mulutnya, dan tidak meneruskan pertanyaannya karena Ambar sudah menganggukan kepalanya. Ia mengedipkan matanya beberapa kali karena merasa tidak percaya dengan kabar bahagia yang disampaikan oleh Ambar. Namun ia merasa sangat bahagia mendengarnya.

"Ini benar kok Rika," ucap Ambar sambil mencubit dengan gemas tangan Rika.

Rika tampak mengaduh dan dengan segera ia memeluk sahabatnya. "Selamat ya, sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ibu," ucap Rika dengan tulus sambil melepaskan pelukannya.

"Akhirnya semua penantian dan usaha kalian juga do'a-do'a kalian didengar oleh Allah SWT. Semoga kamu bisa menjalaninya dengan baik hingga waktunya melahirkan nantinya," ucap Rika lagi. Ia menatap sahabatnya yang selama ini dengan sabar selalu menemaninya melalui kesulitan hidupnya, bahkan ia selalu menyemangati Rika walau bagaimanapun keadaannya, juga tidak pernah absen dalam menolongnya.

"Sudah. Sekarang kita kerja dulu, sudah waktunya," ucap Ambar yang menyudahi pembicaraan mereka.

Rika mengangguk dan segera menuju kearah kubikelnya. Ia menatap karyawan lainnya yang sudah menempati kubikelnya masing-masing.

"Rika, kamu dipanggil keruangan Pak manejer," ucap Randy yang sudah menghampiri Rika. Rupanya Rika tidak menyadari keberadaan Randy, karena ia terlalu fokus dengan pekerjaannya.

Rika menatap kearah Randy dengan penuh tanda tanya, begitupun dengan Ambar yang ada disebelah kubikelnya. Ia menghentikan sesaat pekerjaannya. Rika merasa kalau ia tidak melakukan kesalahan apapun di hari ini. Tapi, mungkin saja ia dipanggil karena ada hal yang lainnya, ia berusaha menguatkan hatinya dan mengenyahkan semua pikiran-pikiran negatifnya.

"Saya juga tidak tahu ada keperluan apa Pak Manejer memanggilmu, karena beliau tidak mengatakannya padaku," ucap Randy mrnjawab semua kebingungan Rika dan juga Ambar.

"Sudah, kamu kesana saja sekarang, sebelum Pak Manejer marah padamu. Semua akan baik-baik saja, percayalah," Ambar menyemangati Rika dan memberikan senyum hangatnya pada Rika. Ia bisa melihat kegelisahan dimata Rika dan ia berharap agar Rika bisa bersikap tenang.

Rika mengangguk dan segera berjalan kearah ruangan Manejernya.

Tok-tok

Dengan hati-hati ia mengetok pintu ruangan yang ada didepan matanya, ia benar-benar gugup kali ini, padahal biasanya ia tidak seperti ini. Entah kenapa ia merasakan perasaan yang kurang enak kali ini. Setelah terdengar interupsi dari dalam, Rika membuka pintu tersebut dan masuk kedalam ruangan. Dengan wajah tegang, ia berjalan dengan perlahan kearah Manejernya.

"Silahkan duduk!" perintah Manejernya yang menatap Rika sejak kedatangannya tadi sejak ia masuk ruangan. Bahkan ia tidak dapat melepaskan pandangan matanya terhadap Rika. Dan itu membuat Rika sedikit tidak nyaman dan di liputi perasaan tidak menentu.

"Ada apa ya, Pak? Bapak memanggil saya?" tanya Rika yang memperhatikan raut muka Manejernya yang terlihat biasa saja. Ia mulai mengenyahkan rasa khawatirnya dan dapat sedikit bernapas lega. Mungkin itu hanya perasaannya saja.

Joko, selaku Manejer Rika tampak membuka laci mejanya. Ia menyodorkan amplop coklat yang ada ditangannya kearah Rika.

Amplop coklat tersebut berisi sejumlah uang gajih terakhir Rika dan sedikit pesangon, Rika tahu itu. Bukannya ia bodoh, ia sangat tahu, namun ia berusaha menyangkalnya.

"Ini apa Pak?" tanyanya sambil menatap kearah Manejernya dengan keringat yang sudah membanjiri seluruh wajahnya. Ia meremas tangannya untuk menghilangkan kegugupan yang melandanya. Sebisa mungkin ia bersikap tenang. Mungkin ia sedang salah duga, manejernya belum mengatakan apapun juga padanya. Mungkin saja itu bukan gajih terakhir. Ya, pasti ada maksud lain dibalik amplop itu. Ia berusaha membesarkan hatinya, dan kembali menyangkal kenyataan yang sudah hampir didepan matanya. Ia benar-benar membuka telinganya lebar-lebar saat Joko mulai membuka mulutnya, ia takut kalau nantinya ia akan salah dengar.

"Kamu dipecat!!" ucap Joko dengan tegas.

Rika tampak pucat pasi mendengarnya, ia sangat terkejut. Bahkan ia merasa kalau langit sedang runtuh sekarang. Ia baru saja mendapat berita yang sangat buruk, bahkan lebih buruk dari apapun juga yang selama ini dialaminya.

"Tapi Pak... kenapa bisa?" tanya Rika terbata, ia hampir tidak dapat meneruskan kata-katanya. Ia masih tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. Ia tampak menggosok-gosok telinganya dan mencerna semua ucapan manejernya.

"Kinerja kamu sangat buruk akhir-akhir ini, perusahaan tidak bisa lagi mentoliler kamu. Kami sudah merasa membuang-buang waktu karena sudah mempekerjakan orang yang tidak disiplin seperti kamu, bahkan tidak komputen."

Rika begitu terkejut saat mendengar kata-kata penghinaan atas dirinya, rasanya jiwa dan raganya tercerai berai. Apa mau dikata, ia hanya seorang bawahan saja yang tidak mempunyai kedudukan penting diperusahaan ini.

"Tapi Pak, saya mohon! berikan saya kesempatan sekali lagi, saya berjanji akan memperbaiki semuanya," pinta Rika yang sudah berdiri dari kursinya dan meraih pergelangan tangan Joko, ia memohon dengan wajah memelasnya. Ia berharap agar manejernya mau merubah keputusannya.

Namun dengan cepat pula Joko menepis tangannya. Ia merasa kasihan dengan Rika namun ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.

********

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Novelita

Novelita

seddihhhh nyaaa kamu rika😢
kedepannya smga lebih pinter dan bijak liat situasi dll yaaa dek😁😂

2021-05-19

0

Hari Supatmi

Hari Supatmi

kasian banget rika!!

2021-04-07

0

Isam Amoy

Isam Amoy

Suami g tau diri, cerai kan saja

2021-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Peringatan
3 Nasehat Seorang Sahabat
4 Wanita Penggoda
5 Warteg dan Rendang
6 Tidak Punya Uang
7 Marah
8 7
9 8
10 9
11 10
12 11
13 12
14 13
15 14
16 15
17 16
18 17
19 18
20 19
21 20
22 21
23 22
24 23
25 24
26 25
27 26
28 27
29 28
30 29
31 Bergejolak
32 31
33 32
34 33
35 34
36 35
37 Perdebatan Eland dan Anton
38 Kejadian di Danau Biru
39 Kekontrakan Rika
40 Apa Hubungan Mereka?
41 40
42 41
43 42
44 43
45 44
46 45
47 46
48 47
49 48
50 49
51 50
52 51
53 52
54 53
55 54
56 55
57 56
58 57
59 Pesta
60 59
61 60
62 61
63 62
64 Kedatangan Pria Asing
65 64
66 65
67 66
68 67
69 68
70 69
71 70
72 71
73 72
74 73
75 Pagi Hari di Meja Makan
76 Ternyata Bukan Dia
77 Bertemu Angga
78 Pingsan
79 Pelampiasan
80 Pulang
81 Ma'af
82 Sesal dan Airmata Angga
83 Gelisah
84 Perlu Waktu
85 Perjalanan Yang Mencengangkan
86 Ketakutan
87 Pencarian
88 Pencarian 2
89 Siapa Sebenarnya Eland?
90 Sosok Eland Dan Erland
91 Sebuah Usaha
92 Di Sekap
93 Berita Buruk dan Berita Baik
94 Pertemuan Ayah dan Anak
95 Lorong Rahasia
96 Penelusuran
97 Tawanan Kabur
98 Usaha Untuk Melarikan Diri
99 Tertangkap Lagi
100 Upaya Penyelamatan
101 Ciuman Yang Gagal
102 Kesal
103 Khawatir
104 Bau
105 Heran
106 Hamil
107 Ngidam
108 Berita Buruk
109 Kedatangan Eland
110 Masakan Kepala Ikan
111 Anak Kembar
112 Akhir Manis Perjalanan Cinta
113 Extra Part : Melahirkan
114 Ektra Part : Helena
115 Extra Part : Masa Lalu Yang Hilang
116 Extra Part : Kabar Tidak Menyenangkan
117 Extra Part : Akhir Yang Bahagia (The End)
118 Pengenalan Tokoh
119 20 Tahun Kemudian
120 Berkunjung Kerumah Eland
121 Penolakan Anggia
122 Fitting Gaun Pengantin
123 Calon Mertua vs Calon Menantu
124 Apotek
125 Keberatan
126 Rahiyang
127 Rahiyang 2
128 Tidak Percaya
129 Dipercepat
130 Pernikahan
131 Malam Pertama
132 Rencana Bulan Madu
133 Pindahan
134 Kebenaran Status Anggia dan Akhmar
135 Kecurigaan Angga
136 Teguran
137 Kecurigaan Daffa Tentang Jamu
138 Jamu
139 Hamil?
140 Biasa Saja
141 Mabuk
142 Pengakuan
143 Penelusuran
144 Kabar Buruk
145 Pencarian
146 Makam
147 Berubah
148 Gadis Tomboy
149 Kebenaran Yang Lain
150 Pernikahan Kedua
151 Kemarahan Daffa
152 Rumah Mama
153 Istri Kedua
154 Penolakan Daffa
155 Kegelisahan Daffa
156 Kebersamaan Azza Dan Daffa
157 Kesepakatan Daffa Dan Alfa
158 Ruangan Pribadi
159 Ruang Makan
160 Keputusan
161 Permintaan Rahiyang
162 Kegilaan Rahiyang
163 Pertahanan
164 Pernyataan Cinta
165 Perjalanan Bulan Madu
166 Bulan Madu 2
167 Tercubit
168 Perasaan Yang Lain
169 Canggung
170 Malu
171 Tidak Senang
172 Perasaan Yang Sama
173 Penyelidikan Yang Gagal
174 Mawar Merah
175 Lelaki Misterius
176 Mencari Tahu
177 Lelaki Aneh
178 Kenyataan
179 Hamil
180 Mahya
181 Pergi ke Rumah Tahanan
182 Syukuran
183 Kejutan Dibalik Syukuran
184 Kenyataan Yang Sebenarnya
185 Ngidam
186 Di Balik Pintu
187 Berusaha Meyakinkan
188 Memberikan Privasi
189 Menghindar
190 Pertemuan di Kafe
191 Penolakan
192 Kegelisahan Aina
193 Lamaran
194 Pertunangan
195 Permintaan Wanita Hamil
196 Mendayung
197 Di Hadang
198 Merindu
199 Persiapan
200 Pernikahan
201 Malam Pertama
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Peringatan
3
Nasehat Seorang Sahabat
4
Wanita Penggoda
5
Warteg dan Rendang
6
Tidak Punya Uang
7
Marah
8
7
9
8
10
9
11
10
12
11
13
12
14
13
15
14
16
15
17
16
18
17
19
18
20
19
21
20
22
21
23
22
24
23
25
24
26
25
27
26
28
27
29
28
30
29
31
Bergejolak
32
31
33
32
34
33
35
34
36
35
37
Perdebatan Eland dan Anton
38
Kejadian di Danau Biru
39
Kekontrakan Rika
40
Apa Hubungan Mereka?
41
40
42
41
43
42
44
43
45
44
46
45
47
46
48
47
49
48
50
49
51
50
52
51
53
52
54
53
55
54
56
55
57
56
58
57
59
Pesta
60
59
61
60
62
61
63
62
64
Kedatangan Pria Asing
65
64
66
65
67
66
68
67
69
68
70
69
71
70
72
71
73
72
74
73
75
Pagi Hari di Meja Makan
76
Ternyata Bukan Dia
77
Bertemu Angga
78
Pingsan
79
Pelampiasan
80
Pulang
81
Ma'af
82
Sesal dan Airmata Angga
83
Gelisah
84
Perlu Waktu
85
Perjalanan Yang Mencengangkan
86
Ketakutan
87
Pencarian
88
Pencarian 2
89
Siapa Sebenarnya Eland?
90
Sosok Eland Dan Erland
91
Sebuah Usaha
92
Di Sekap
93
Berita Buruk dan Berita Baik
94
Pertemuan Ayah dan Anak
95
Lorong Rahasia
96
Penelusuran
97
Tawanan Kabur
98
Usaha Untuk Melarikan Diri
99
Tertangkap Lagi
100
Upaya Penyelamatan
101
Ciuman Yang Gagal
102
Kesal
103
Khawatir
104
Bau
105
Heran
106
Hamil
107
Ngidam
108
Berita Buruk
109
Kedatangan Eland
110
Masakan Kepala Ikan
111
Anak Kembar
112
Akhir Manis Perjalanan Cinta
113
Extra Part : Melahirkan
114
Ektra Part : Helena
115
Extra Part : Masa Lalu Yang Hilang
116
Extra Part : Kabar Tidak Menyenangkan
117
Extra Part : Akhir Yang Bahagia (The End)
118
Pengenalan Tokoh
119
20 Tahun Kemudian
120
Berkunjung Kerumah Eland
121
Penolakan Anggia
122
Fitting Gaun Pengantin
123
Calon Mertua vs Calon Menantu
124
Apotek
125
Keberatan
126
Rahiyang
127
Rahiyang 2
128
Tidak Percaya
129
Dipercepat
130
Pernikahan
131
Malam Pertama
132
Rencana Bulan Madu
133
Pindahan
134
Kebenaran Status Anggia dan Akhmar
135
Kecurigaan Angga
136
Teguran
137
Kecurigaan Daffa Tentang Jamu
138
Jamu
139
Hamil?
140
Biasa Saja
141
Mabuk
142
Pengakuan
143
Penelusuran
144
Kabar Buruk
145
Pencarian
146
Makam
147
Berubah
148
Gadis Tomboy
149
Kebenaran Yang Lain
150
Pernikahan Kedua
151
Kemarahan Daffa
152
Rumah Mama
153
Istri Kedua
154
Penolakan Daffa
155
Kegelisahan Daffa
156
Kebersamaan Azza Dan Daffa
157
Kesepakatan Daffa Dan Alfa
158
Ruangan Pribadi
159
Ruang Makan
160
Keputusan
161
Permintaan Rahiyang
162
Kegilaan Rahiyang
163
Pertahanan
164
Pernyataan Cinta
165
Perjalanan Bulan Madu
166
Bulan Madu 2
167
Tercubit
168
Perasaan Yang Lain
169
Canggung
170
Malu
171
Tidak Senang
172
Perasaan Yang Sama
173
Penyelidikan Yang Gagal
174
Mawar Merah
175
Lelaki Misterius
176
Mencari Tahu
177
Lelaki Aneh
178
Kenyataan
179
Hamil
180
Mahya
181
Pergi ke Rumah Tahanan
182
Syukuran
183
Kejutan Dibalik Syukuran
184
Kenyataan Yang Sebenarnya
185
Ngidam
186
Di Balik Pintu
187
Berusaha Meyakinkan
188
Memberikan Privasi
189
Menghindar
190
Pertemuan di Kafe
191
Penolakan
192
Kegelisahan Aina
193
Lamaran
194
Pertunangan
195
Permintaan Wanita Hamil
196
Mendayung
197
Di Hadang
198
Merindu
199
Persiapan
200
Pernikahan
201
Malam Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!