13

Aku tidak tahu dimana aku dapat membuka lembaran baru, aku hanya ingin dunia mengerti betapa aku tulus dalam mencintainya walaupun pertama kalinya bertemu

__________________________________________________

Rahmat menatap tidak nyaman pada perempuan didepannya ini. Ia terus memperhatikan Rika dengan seksama, Rika yang terlihat kesusahan karena badannya yang juga terlihat kurus. Ia mendekap erat Aina yang tertidur pulas dipangkuannya. Pikirannya tampak berkecamuk saat menyaksikan Aina yang terlihat begitu intens, seolah Rika adalah ibunya sendiri. Namun, ia akui kalau perempuan cantik ini sangatlah penyayang dan keibuan, itu terlihat dari caranya memperlakukan Aina. Tapi rasa herannya tidak dapat dihilangkannya dari benaknya, karena setahunya bahwa Aina adalah anak yang tidak mudah akrab dengan siapa saja termasuk teman ayahnya sekalipun. Berbeda dengan wanita ini, ia terlihat begitu istimewa dihati Aina, itu terbukti dengan sikap Aina yang tidur mendekap Rika.

"Mari Pak, saya antarkan non Ainanya kemobil Bapak, Bapak duluan saja," ucap Rika yang membuyarkan lamunan Rahmat yang menelisik dirinya. Ia menggendong Aina dengan perlahan. Ia takut kalau Aina akan terbangun karena pergerakannya.

"Eh, i-iya." gugup Rahmat saat ia dikejutkan oleh pergerakan Rika yang sudah berdiri didepannya. Ia sedikit menundukkan kepalanya. "Sini! biar belanjaan Non, saya yang bawa," ucapnya lagi sambil meraih tas belanjaan Rika yang tergeletak didekat kakinya.

Rika berjalan dengan hati-hati sambil sesekali menatap kearah Aina, ia takut kalau Aina akan terbangun karena pergerakannya. Ia mengiringi langkah Rahmat yang ada didepannya. Ia membayangkan kalau seandainya ia punya anak, pastilah anaknya akan semanis dan selucu Aina. Ia benar-benar mengharapkan anak dari rahimnya sendiri. Tapi mau dikata apa, hingga sekarang suaminya terus saja menolak untuk semua itu. Karena memang kehidupan ekonomi mereka yang mencekik pada dasarnya sebagai alasannya.

"Non, sebelah sini mobilnya!" seru Rahmat saat mereka tiba ditempat parkiran, ia melihat Rika yang masih tertinggal dibelakangnya.

"Oh, iya," jawab Rika yang terkejut, ia sedikit melamun tadi.

"Letakkan dibelakang saja, Non!" seru Rahmat lagi yang sudah membukakan pintu belakang mobil untuk memudahkan Rika meletakkan Aina.

"Jangan panggil saya non, saya tidak biasa dipanggil begitu. Panggil saya Rika saja, agar terasa lebih nyaman," pinta Rika. Ia meletakkan Aina dengan perlahan dan hati-hati. Ia tersenyum dan mengecup Aina sesaat setelah ia melepasnya. Semua itu tidak pernah luput dari pandangan Rahmat.

"Baiklah. Sebaiknya non Rika saya saja yang antar sekalian."

Rika berdiri tepat dihadapan Rahmat. "Tidak usah Pak, saya bisa naik angkot atau ojek kok. Rimah saya juga tidak jauh dari sini kok," Rika menolak halus tawaran dari sopirnya Aina tersebut.

"Tidak apa-apa non Rika, sekalian saja biar lebih cepat."

Rika menatap kearah sopir tersebut dan ia kembali berpikir, namun pergerakan sang sopir lebih cepat darinya. Semua belanjaan Rika sudah dimasukkannya kedalam mobil dan mau tidak mau, Rika harus menyetujuinya.

Ia masuk kedalam mobil dan duduk disamping Aina. Ia kembali mendekap Aina yang tampak bergelung dalam pangkuannya, persis seperti anak kucing. Rika terkekeh membayangkan Aina yang begitu menggemaskan.

Si sopir sesekali melirik kearah belakang melalui kaca spion. Ia menatap takjub pada Rika yang terlihat menyayangi Aina dengan tulus. Mereka layaknya seperti ibu dan anak saat Rika begitu erat mendekap Aina. "Dimana rumahnya, Non?" tanya Rahmat, si sopir.

Rika merasa risih dengan panggilan non yang disematkan oleh pria yang hampir paruh baya tersebut. Namun ia tetap diam saja, percuma juga ia menolak kalau ternyata Rahmat juga akan tetap bersikeras memanggilnya begitu. Ia mengalihkan pandangannya menatap kearah luar jendela, dan menghentikan sesaat belaian tangannya pada rambut dan kepala Aina.

"Itu, disana. Disamping gang itu, kira-kira 4 buah rumah setelahnya!" tunjuk Rika kearah depan masih dengan menjaga inotasi suaranya. Ia kembali menatap kearah Aina, rasanya ia begitu berat melepas anak kecil yang sudah disukainya sejak awal tadi. Tapi ia juga tidak mungkin untuk membangunkan tidur siang anak ini, walaupun bukan di tempat semestinya.

Rahmat hanya mengangguk dan memperlambat laju kendaraannya. Ia membelokkan stirnya kearah rumah yang dimaksud oleh Rika.

"Ini Non rumahnya?" tanya Rahmat memperjelas. Ia masih sungkan untuk memanggil Rika dengan nama saja tanpa embel-embel non. Ia juga sudah menghentikan kendaraannya tepat dihalaman rumah Rika yang terlihat sederhana namun tertata apik. Bahkan halamannya begitu banyak tanaman bunga yang berwarna-warni, walaupun halamannya juga terbilang sempit.

Iya, makasih banyak ya pak ..."

"Rahmat!" jawab Rahmat singkat saat Rika ingin mengucapkan namanya namun terlihat ragu, mungkin dia sudah melupakan perkenalan mereka diawal tadi.

"Ma'af, saya sedikit lupa. Sekali lagi terima kasih banyak pak Rahmat atas kebaikan anda," ucap Rika yang sudah menerima kembali tas belanjaannya yang diserahkan Rahmat padanya.

"Sayq yang seharusnya mengucapkan terima kasih Non, karena non Rika sudah menjaga non Aina dengan baik sebelum saya menemukannya." Ia terlihat sungkan. "Baiklah, kalau begitu saya permisi non. Ma'af, sudah merepotkan," pamit Rahmat yang sudah membuka pintu dan masuk kebalik kemudinya.

Rika hanya menganggukan kepalanya saja. Dan segera memasuki rumahnya setelah mobil yang dikendarai oleh Rahmat menghilang dari pandangannya.

***

Angga sedang menunggu laporan dari asistennya mengenai perkembangan Rika dan juga hasil dari rencana mereka kemarin. Ya, Anggalah yang sudah merencanakan pemecatan Rika tersebut. Ia sangat penasaran dengan hasilnya walaupun ia yakin 100% rencana mereka pasti akan berhasil. Angga menanti asistennya dengan tidak sabaran lagi, bahkan ia terlihat gelisah dan mengetok-ketokan bolpoin keatas meja kerjanya beberapa kali. Waktu yang berjalan sedetik pun terasa berjam-jam baginya.

"Bos, Rikanya sudah dipecat dari kantornya dengan nama yang buruk," lapor Asra saat ia sudah berada dihadapan Angga.

"Bagus! aku sangat senang mendengarnya," ucapnya dengan seringai licik dan meletakkan jari telunjuknya dikepala dan menatap kearah asistennya dengan raut senang.

"Dan dia juga sulit diterima diperusahaan lain, seandainya ia melamar ketempat lain. Karena kinerjanya yang buruk tersebut, Bos," lapor Asra lagi.

Angga hanya menganggukan kepalanya, kali ini ia benar-benar senang dengan hasil kinerja kepercayaannya, benar-benar memuaskan. Rasanya ia baru saja memenangkan tender yang besar. Tapi semua itu tetaplah tidak sebanding dengan kesakitan yang diterima olehnya karena perbuatan Rika dan orang tuanya. Ia masih ingin menyaksikan kehancuran Rika didepan matanya dengan perlahan, agar Rika tahu betapa dirinya sangat menderita selama ini.

"Nanti ambil bonus lebih untukmu," ucap Angga, ia menjentikkan jemarinya. Dengan perlahan ia berdiri dan berjalan kearah jendela luas yang ada dibelakangnya dengan memegang secangkir kopi ditangannya. Sesekali matanya menatap kearah jalanan ibukota yang ada dibawahnya, tampak jalanan itu padat merayap.

"Baik Bos, terima kasih," ucap Asra sambil menundukan sedikit kepalanya sesaat. Walaupun Angga membelakanginya, ia tetap melakukannya. Benar-benar orang yang setia. Ia membalikan badannya untuk segera keluar dari ruangan tersebut. Ia tahu kalau Angga saat ini sedang memerlukan keheningan untuk mengontrol emosinya saat teringat masa lalu.

******

Terpopuler

Comments

Pemburu Cinta Sejati

Pemburu Cinta Sejati

org mengira bertahan karna anak2. dia pura2 bodoh untuk tau bahwa psikologi dan mentalnya dirusak dia dan pasangannya yg akan selalu membayangi anak2 SEUMUR HIDUPNYA

2022-01-25

0

Pemburu Cinta Sejati

Pemburu Cinta Sejati

ketidakharmonisan dlm rumah tangga apalagi ada KDRT dpt menyebabkan anak menjadi :
1. pembangkang/pendiam/pendendam.
2. suka berbuat kekerasan bahkan pada org tuanya karna mengcopy ortu
3. tidak mempercayai pernikahan
4. mudah terjerumus ke hal2 yg buruk karna pergolakan batin
5. dan masih banyak.
Jgn pikir bertahannya kamu menyikapi pasangan hanya menyakitimu, tapi juga anak2mu, jadi jgn hanya memikirkan diri sendiri. Mempertontonkan ketidakharmonisan adalah MIMPI BURUK BAGI ANAK

2022-01-25

0

Pemburu Cinta Sejati

Pemburu Cinta Sejati

baguslah, kalau tidak mental dan psikologi anak mu akan cacat

2022-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Peringatan
3 Nasehat Seorang Sahabat
4 Wanita Penggoda
5 Warteg dan Rendang
6 Tidak Punya Uang
7 Marah
8 7
9 8
10 9
11 10
12 11
13 12
14 13
15 14
16 15
17 16
18 17
19 18
20 19
21 20
22 21
23 22
24 23
25 24
26 25
27 26
28 27
29 28
30 29
31 Bergejolak
32 31
33 32
34 33
35 34
36 35
37 Perdebatan Eland dan Anton
38 Kejadian di Danau Biru
39 Kekontrakan Rika
40 Apa Hubungan Mereka?
41 40
42 41
43 42
44 43
45 44
46 45
47 46
48 47
49 48
50 49
51 50
52 51
53 52
54 53
55 54
56 55
57 56
58 57
59 Pesta
60 59
61 60
62 61
63 62
64 Kedatangan Pria Asing
65 64
66 65
67 66
68 67
69 68
70 69
71 70
72 71
73 72
74 73
75 Pagi Hari di Meja Makan
76 Ternyata Bukan Dia
77 Bertemu Angga
78 Pingsan
79 Pelampiasan
80 Pulang
81 Ma'af
82 Sesal dan Airmata Angga
83 Gelisah
84 Perlu Waktu
85 Perjalanan Yang Mencengangkan
86 Ketakutan
87 Pencarian
88 Pencarian 2
89 Siapa Sebenarnya Eland?
90 Sosok Eland Dan Erland
91 Sebuah Usaha
92 Di Sekap
93 Berita Buruk dan Berita Baik
94 Pertemuan Ayah dan Anak
95 Lorong Rahasia
96 Penelusuran
97 Tawanan Kabur
98 Usaha Untuk Melarikan Diri
99 Tertangkap Lagi
100 Upaya Penyelamatan
101 Ciuman Yang Gagal
102 Kesal
103 Khawatir
104 Bau
105 Heran
106 Hamil
107 Ngidam
108 Berita Buruk
109 Kedatangan Eland
110 Masakan Kepala Ikan
111 Anak Kembar
112 Akhir Manis Perjalanan Cinta
113 Extra Part : Melahirkan
114 Ektra Part : Helena
115 Extra Part : Masa Lalu Yang Hilang
116 Extra Part : Kabar Tidak Menyenangkan
117 Extra Part : Akhir Yang Bahagia (The End)
118 Pengenalan Tokoh
119 20 Tahun Kemudian
120 Berkunjung Kerumah Eland
121 Penolakan Anggia
122 Fitting Gaun Pengantin
123 Calon Mertua vs Calon Menantu
124 Apotek
125 Keberatan
126 Rahiyang
127 Rahiyang 2
128 Tidak Percaya
129 Dipercepat
130 Pernikahan
131 Malam Pertama
132 Rencana Bulan Madu
133 Pindahan
134 Kebenaran Status Anggia dan Akhmar
135 Kecurigaan Angga
136 Teguran
137 Kecurigaan Daffa Tentang Jamu
138 Jamu
139 Hamil?
140 Biasa Saja
141 Mabuk
142 Pengakuan
143 Penelusuran
144 Kabar Buruk
145 Pencarian
146 Makam
147 Berubah
148 Gadis Tomboy
149 Kebenaran Yang Lain
150 Pernikahan Kedua
151 Kemarahan Daffa
152 Rumah Mama
153 Istri Kedua
154 Penolakan Daffa
155 Kegelisahan Daffa
156 Kebersamaan Azza Dan Daffa
157 Kesepakatan Daffa Dan Alfa
158 Ruangan Pribadi
159 Ruang Makan
160 Keputusan
161 Permintaan Rahiyang
162 Kegilaan Rahiyang
163 Pertahanan
164 Pernyataan Cinta
165 Perjalanan Bulan Madu
166 Bulan Madu 2
167 Tercubit
168 Perasaan Yang Lain
169 Canggung
170 Malu
171 Tidak Senang
172 Perasaan Yang Sama
173 Penyelidikan Yang Gagal
174 Mawar Merah
175 Lelaki Misterius
176 Mencari Tahu
177 Lelaki Aneh
178 Kenyataan
179 Hamil
180 Mahya
181 Pergi ke Rumah Tahanan
182 Syukuran
183 Kejutan Dibalik Syukuran
184 Kenyataan Yang Sebenarnya
185 Ngidam
186 Di Balik Pintu
187 Berusaha Meyakinkan
188 Memberikan Privasi
189 Menghindar
190 Pertemuan di Kafe
191 Penolakan
192 Kegelisahan Aina
193 Lamaran
194 Pertunangan
195 Permintaan Wanita Hamil
196 Mendayung
197 Di Hadang
198 Merindu
199 Persiapan
200 Pernikahan
201 Malam Pertama
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Peringatan
3
Nasehat Seorang Sahabat
4
Wanita Penggoda
5
Warteg dan Rendang
6
Tidak Punya Uang
7
Marah
8
7
9
8
10
9
11
10
12
11
13
12
14
13
15
14
16
15
17
16
18
17
19
18
20
19
21
20
22
21
23
22
24
23
25
24
26
25
27
26
28
27
29
28
30
29
31
Bergejolak
32
31
33
32
34
33
35
34
36
35
37
Perdebatan Eland dan Anton
38
Kejadian di Danau Biru
39
Kekontrakan Rika
40
Apa Hubungan Mereka?
41
40
42
41
43
42
44
43
45
44
46
45
47
46
48
47
49
48
50
49
51
50
52
51
53
52
54
53
55
54
56
55
57
56
58
57
59
Pesta
60
59
61
60
62
61
63
62
64
Kedatangan Pria Asing
65
64
66
65
67
66
68
67
69
68
70
69
71
70
72
71
73
72
74
73
75
Pagi Hari di Meja Makan
76
Ternyata Bukan Dia
77
Bertemu Angga
78
Pingsan
79
Pelampiasan
80
Pulang
81
Ma'af
82
Sesal dan Airmata Angga
83
Gelisah
84
Perlu Waktu
85
Perjalanan Yang Mencengangkan
86
Ketakutan
87
Pencarian
88
Pencarian 2
89
Siapa Sebenarnya Eland?
90
Sosok Eland Dan Erland
91
Sebuah Usaha
92
Di Sekap
93
Berita Buruk dan Berita Baik
94
Pertemuan Ayah dan Anak
95
Lorong Rahasia
96
Penelusuran
97
Tawanan Kabur
98
Usaha Untuk Melarikan Diri
99
Tertangkap Lagi
100
Upaya Penyelamatan
101
Ciuman Yang Gagal
102
Kesal
103
Khawatir
104
Bau
105
Heran
106
Hamil
107
Ngidam
108
Berita Buruk
109
Kedatangan Eland
110
Masakan Kepala Ikan
111
Anak Kembar
112
Akhir Manis Perjalanan Cinta
113
Extra Part : Melahirkan
114
Ektra Part : Helena
115
Extra Part : Masa Lalu Yang Hilang
116
Extra Part : Kabar Tidak Menyenangkan
117
Extra Part : Akhir Yang Bahagia (The End)
118
Pengenalan Tokoh
119
20 Tahun Kemudian
120
Berkunjung Kerumah Eland
121
Penolakan Anggia
122
Fitting Gaun Pengantin
123
Calon Mertua vs Calon Menantu
124
Apotek
125
Keberatan
126
Rahiyang
127
Rahiyang 2
128
Tidak Percaya
129
Dipercepat
130
Pernikahan
131
Malam Pertama
132
Rencana Bulan Madu
133
Pindahan
134
Kebenaran Status Anggia dan Akhmar
135
Kecurigaan Angga
136
Teguran
137
Kecurigaan Daffa Tentang Jamu
138
Jamu
139
Hamil?
140
Biasa Saja
141
Mabuk
142
Pengakuan
143
Penelusuran
144
Kabar Buruk
145
Pencarian
146
Makam
147
Berubah
148
Gadis Tomboy
149
Kebenaran Yang Lain
150
Pernikahan Kedua
151
Kemarahan Daffa
152
Rumah Mama
153
Istri Kedua
154
Penolakan Daffa
155
Kegelisahan Daffa
156
Kebersamaan Azza Dan Daffa
157
Kesepakatan Daffa Dan Alfa
158
Ruangan Pribadi
159
Ruang Makan
160
Keputusan
161
Permintaan Rahiyang
162
Kegilaan Rahiyang
163
Pertahanan
164
Pernyataan Cinta
165
Perjalanan Bulan Madu
166
Bulan Madu 2
167
Tercubit
168
Perasaan Yang Lain
169
Canggung
170
Malu
171
Tidak Senang
172
Perasaan Yang Sama
173
Penyelidikan Yang Gagal
174
Mawar Merah
175
Lelaki Misterius
176
Mencari Tahu
177
Lelaki Aneh
178
Kenyataan
179
Hamil
180
Mahya
181
Pergi ke Rumah Tahanan
182
Syukuran
183
Kejutan Dibalik Syukuran
184
Kenyataan Yang Sebenarnya
185
Ngidam
186
Di Balik Pintu
187
Berusaha Meyakinkan
188
Memberikan Privasi
189
Menghindar
190
Pertemuan di Kafe
191
Penolakan
192
Kegelisahan Aina
193
Lamaran
194
Pertunangan
195
Permintaan Wanita Hamil
196
Mendayung
197
Di Hadang
198
Merindu
199
Persiapan
200
Pernikahan
201
Malam Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!