Berurusan dengan orang yang beraneka ragam pemikiran, beraneka ragam tabiat dan watak, serta bermacam-macam akhlaq. Butuh kesabaran, butuh kehati-hatian, dan terkadang ada yang perlu diabaikan
__________________________________________________
"Kok tante sih, mama kan mamanya Aina," Aina tampak berkaca-kaca mendengar penuturan Rika yang tidak menyebut dirinya sebagai ibunya Aina. Bibirnya tampak mayun dan menunduk. Bahkan isakan hampir terdengar dari mulut mungilnya.
Rika merasa bersalah karena sudah membuat hati anak kecil ini begitu sedih. Biarlah kali ini ia yang mengalah, ia hanya takut kalau dia disangka sebagai penculik. "Iya sayang, anak mama," ucap Rika tulus sambil membelai lembut surai panjang Aina, ia berusaha menenangkan Aina agar tidak menangis, bisa-bisa ia disebut sebagai perempuan jahat kalau sampai membuat anak semanis Aina menangis.
Seketika Aina menatap Rika, senyum di bibirnya telah terbit. Ia kembali ceria seperti awal pertemuan mereka tadi. Aina menubruk badan Rika dan memeluknya erat, ia benar-benar bahagia karena sudah menemukan sosok ibunya.
Rika membalas pelukan Aina, ia merasa menghangat dan menjalar hingga kehatinya, ia benar-benar menyukai gadis ini, gadis yang ada didalam pelukannya. Bahkan gadis ini bisa melupakan kesedihannya dalam sekejap.
"Mama, Aina kesini bersama Om, tapi Omnya masih diluar. Dia sibuk dengan telponnya," cerocos Aina yang sudah melepaskan pelukannya pada Rika, ia sudah mengambil coklatnya ditangan Rika.
"Omnya pakai baju apa?" tanya Rika lagi untuk memastikan orang yang tadinya bersama Aina.
"Om ganteng ma, dia pakai baju warna merah maron. Masa mama lupa sama om," Aina sibuk mempermainkan bungkusan coklat yang ada ditangannya.
Rika mengerutkan dahinya saat mendengar penuturan Aina. Benar deh, sepertinya Aina memang salah dalam mengenali orang. Mungkin saja ia salah lihat orang ataukah penglihatannya yang sedang terganggu. Rika menatap lekat kearah mata bulat tersebut, begitu indah dan sangat polos. Rika mengerjap saat Aina menyentuh tangannya.
"Kita cari Omnya Aina dulu yuk!" ajak Rika sambil mendorong trolly yang sudah terisi dengan keperluan yang dibutuhkannya. Ia berjalan kearah kasir bersama Aina digandengan tangannya. Tampak beberapa orang menyapa dan memperhatikan mereka, karena mereka terlihat seperti ibu dan anak. Mereka menduga kalau Rika dan Aina memang ibu dan anak, apalagi Aina selalu memanggil Rika dengan sebutan mama. Itu sebenarnya membuat Rika tidak merasa nyaman namun ia tidak berdaya karena Aina akan sedih apabila ia menolak panggilan tersebut.
"Wah, anak ibu manis sekali," celetuk si kasir saat tiba giliran mereka untuk mrmbayar belanjaan. Aina memang terlihat menggemaskan dimata siapa saja, Rika saja sudah jatuh cinta padanya pada saat pertama kali melihatnya, apalagi ia memang sangat menyukai anak-anak dan juga mrndamba seorang anak namun karena kehidupan mereka yang terlalu susah ekonominya sehingga ia harus menundanya terlebih dahulu.
Rika hanya tersenyum saja mendengar penuturan kasir tersebut, ia melirik kearah Aina yang sibuk dengan coklat ditangannya.
"Benar-benar manis dan cantik,"ucapnya lagi sambil mengambil belanjaan Rika dan menghitungnya. Rika menyerahkan uangnya setelah semua belanjaannya ditotal.
"Ini Bu belanjaannya, terima kasih sudah berkunjung," ucapnya dengan sopan sambil menganggukan kepalanya. Tidak lupa ia menyapa Aina yang hanya diam saja menatap kearahnya bahkan ia seolah tidak perduli sama sekali dengan keadaan disekelilingnya.
"Ya, sama-sama." Rika meraih tas belanjaannya tersebut sambil menggiring Aina keluar dari supermarket tersebut. Ia tampak heran melihat Aina yang tidak banyak bicara seperti mereka pertama kali bertemu tadi. Apa ada yang salah dengan anak ini ataukah ia sedang memikirkan omnya yang menghilang dan belum menemukannya. Rika tampak kasihan menatap Aina yang tetap asyik dengan coklat ditangannya.
Mata Rika tak henti-hentinya memperhatikan setiap orang yang berada diluar supermarket tersebut. Bahkan ia juga tak segan-segan bertanya pada orang-orang yang berada disana, mengenai keberadaannya om Aina yang seperti disebutkan oleh Aina dengan ciri-cirinya tersebut.
Rika menarik napasnya lelah, ia masih berada diluar supermarket. Usahanya untuk mencari orang tuanya Aina selama 40 menit sia-sia. Ia sama sekali tidak melihat batang hidung orang yang dimaksud oleh Aina. Sedangkan Ainanya sudah tertidur pulas di pangkuannya sejak tadi. Rupanya ia sangat mengantuk sehingga saat diajak semua orang yang ditemuinya berbicara, ia hanya diam saja. Rika membelai lembut surai panjang Aina. Ia menatap sosok kecil tersebut yang sudah salah menduga dirinya sebagai ibunya.
Rika harus berbuat apa dan bagaimana. Tidak mungkin ia membawa pulang anak orang, nanti bisa-bisa ia disangka sebagai penculik karena membawanya tanpa izin dari orang tuanya. Namun, ia juga tidak mungkin untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti disini. Cukup lama ia termenung disini hingga ada seseorang yang menghampirinya dan berdiri tepat dihadapannya. Namun Rika sama sekali tidak menyadarinya karena ia sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Non Aina! Duh... kok malah tidur disini sih," ucap orang itu hingga membuyarkan lamunan Rika. Ia menatap kearah Aina dengan perasaan yang tidak nyaman. Bisa-bisa ia dimarahi oleh majikannya saat tahu kalau Aina tertidur didepan supermarket dan dipangkuan orang yang tidak dikenal.
Rika memperhatikan penampilan orang yang berada didepannya ini dengan seksama. Ia bukan seperti orang jahat yang ingin menculik anak-anak. Ia juga tahu tentang nama anak ini. Apa dia omnya Aina, tapi Aina bilang kalau omnya masih muda dan pria ini terlihat sedikit tua.
"Bapak siapanya Aina ya?" tanya Rika dengan masih menatap lekat kearah lelaki yang berkisaran 40 tahunan itu. Lelaki itu terlihat mengenakan seragam sopir, seperti sopir pribadi.
Lelaki tersebut mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Rika barusan. Apa Rika sama sekali tidak mengenali dirinya yang sudah berpakaian sopir begini. "Saya sopir pribadinya tuan muda, Non. Nama saya Rahmat. Kebetulan tuan mudanya sedang pergi karena ada keperluan mendadak, jadi saya yang disuruh menjemput non Aina disini." Rahmat menjelaskan.
Rika mengerutkan dahinya bingung, tuan muda? Siapa itu, dia tidak tahu sama sekali. Ia hanya mengangguk saja. Ia tidak percaya kalau ada orang yang masih bisa melepaskan pengawasannya pada anak sekecil Aina. Padahal bahayanya sangat besar bahkan akhir-akhir ini kejahatan banyak mengintai anak kecil.
"Apa Non temannya tuan muda?" Rahmat memberanikan diri untuk bertanya karena ia melihat kalau Aina begitu akrab dengannya. Tidak mungkin lah Aina akan mau dengan orang asing yang baru dikenalnya karena Aina anak yang tidak mudah akrab dengan siapa saja apalagi dengan orang yang baru dikenalnya. Walaupun ia tidak pernah melihat keberadaan wanita cantik ini di sekeliling tuan mudanya, namun ia yakin kalau wanita ini adalah wanita baik-baik.
"Eh," kaget Rika setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Rahmat. Apa harus dekat dengan tuan muda dulu kalau mau mengenal Aina, bingung Rika didalam hati. Ia menatap kearah Rahmat dengan tidak nyaman. "Saya bukan temannya tuan muda, saya hanya kebetulan bertemu dengan Aina didalam tadi, ia terlihat sendirian." jawab Rika.
Rahmat menatap tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh wanita didepannya ini. Tidak mungkin Aina tidak mengenalinya, sedangkan Ainanya tertidur begitu nyaman di dalam dekapan wanita tersebut. Ia berusaha mencari kebenaran dimata Rika, wanita itu terlihat berkata jujur.
"Yaudah kalau begitu, Bapak angkat saja non Ainanya kemobil Bapak," ucap Rika setelah melihat keterdiaman lelaki didepannya ini. Ia ingin menyerahkan Aina yang berada di pangkuannya kepada Rahmat. Namun bukannya terlepas, Aina malah mengeratkan pelukannya, ia tidak ingin dilepaskan. Bahkan Aina semakin menempel seperti seekor kuala hingga Rika tampak kesusahan, namun ia tetap bersikap biasa saja.
•
•
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Isam Amoy
Lanjut aja thor
2021-03-20
0
~Amaa🌹
author nya bikin linglung nih
2020-11-21
0
Mhey Ondang Winerungan
jgn2 keslhan org lain d'masa lalu...
& Rika lah yg jdi korban..
apa mgkn Rika punya kembaran/ saudara..???
2020-10-18
6