Waktu terus berlalu. Dengan sifatnya yang rajin, uwo dan pakwonya begitu senang terhadap pekerjaannya. Toko semakin ramai, sehingga ia sering mendapatkan tips, bahkan hampir setiap sore sepulang ia dari toko.
Maya semakin hari semakin terlihat dewasa. Banyak para lelaki yang tertarik dengannya, baik tetangga-tetangga tokonya, maupun teman-teman sekampusnya. Hanya saja, hatinya tetap untuk Senopati.
Tahun demi tahun berlalu, tabungan Maya pun telah banyak terkumpul. Belum lagi tabungannya yang dipegang uwonya sebagai gaji di toko.
Maya
Yah, besok Maya transfer uang... Ayah bisa lanjutkan pembangunan rumah kita yang tertunda. Sepertinya cukup untuk beli seng dua kodi, Yah...
Rumah sengketa yang dihuni orang tuanya memang tidak lagi direcoki keluarga bu Rani. Namun impiannya tetap sama, membangun rumah di tanah pusaka nenek moyangnya, agar ia bisa pergi membawa keluarganya keluar dari rumah yang tertanam di atas tanah orang itu.
Comments
Bundane Yasfa Inara
kangen maya am seno deh...
d tunggu up'y kak...
2022-01-29
0
Fatonah
😍😍👍🙏💪💪💪💪💪
2022-01-28
0
Ika Sartika
👍👍👍👍👍
2022-01-28
0