Teman-teman Maya sudah berkumpul di motor mereka masing-masing, namun Seno masih saja berbincang dengan ibunya Maya.
Maya melirik kerah Seno dan ibunya itu tanpa menunjukkan rasa penasaran sama sekali dari wajahnya, meski di dalam dadanya bergemuruh ingin tahu tentang apa yang sedang dibicarakan Seno kepada ibunya.
teman Maya (Elen)
Sen, lama-lama juga nggak apa-apa jika kamu ngobrol sama Camer-mu... Tapi kita-kita duluan, ya...! (Bersorak menggoda Senopati)
Maya
(Mengulum senyum)
Senopati
(Melirik Maya sesaat) Kalau begitu Seno pamit dulu, ya, Bu...
Seno menyalami ibunya Maya, lalu ia berjalan kearah motornya yang terparkir di samping rumah Maya.
Senopati
Aku pulang, May... Sampai ketemu besok di sekolah...
Maya
(Terkesima. Baru kali itu Senopati membuat dirinya merasa telah lama mengenal pria itu.)
Maya
(Mengangguk) Hati-hati di jalan...
Senopati mengangguk dan kemudian memakai helmnya. Senopati menyalakan motornya lalu bergerak mengejar ketertinggalannya dari teman-temannya yang lain.
Ibu
May...
Maya
Iya, Bu... (Sembari melangkah ke posisi ibunya di depan pintu rumah)
Ibu
Lain kali jika ada belajar kelompok lagi, kamu harus bilang sama Ibu pada hari sebelumnya...
Ibu
Untung saja Ibu ada persedian di dapur...
Maya
Kalau nggak ada juga tidak apa-apa, Bu... Ibu tidak perlu memaksakan untuk ada... Air putih saja sudah lebih dari cukup. Mereka yang salah karena tidak memberitahukan Maya terlebih dahulu...
Ibu
Loh, kok begitu?
Maya
Iya... Maya saja baru dikasih tahu tadi pagi... Mereka maksa mau lihat rumah kita... Kan Maya jadi malu, Bu...
Ibu
Kenapa kamu harus malu, Nak?
Maya
Shinta itu mulutnya asal jeplak... Bikin Maya minder... (Bersungut)
Ibu
Tapi teman kamu yang tampan tadi saja bilangnya nyaman belajar di rumah kita...
Maya
(Tersipu) Dia bohong kali ya, Bu... Buat nyenang-nyenangin hati Ibu saja...
Ibu
(Tersenyum) Pacar kamu?
Maya
(Wajahnya tiba-tiba bersemu) Nggak kok, Bu... Kami nggak pacaran... Bicara saja sekali se-Abad...
Ibu
Hmmm... Itu kan gaya anak Ibu yang cantik ini kalau bicaranya irit... Makanya dia jadi malu...
Maya
Maya lebih senang nggak banyak bicara, Bu... Maya malu jika nanti Maya dicuekin... (Menyelonong masuk ke dalam rumahnya.)
Ibu hanya tersenyum lalu menyusul Maya.
Ibu
Anak Ibu, cantik... Pintar lagi... Jangan terlalu cuek dan minderan begitu... Nanti orang kiranya Maya sombong loh...
Maya
Iya, Ibu... Maya usahain...
Maya
Maya mandi ya, Bu... Gerah...
Ada air, kan, Bu?
Ibu
Ada... Nanti sepulang ayahmu dari sawah, kita jemput lagi ke mata air...
Maya mengangguk lalu bergegas ke kamarnya untuk mengambil baju ganti.
Comments
Fatonah
semngat kak 👍💪💪💪
2021-12-21
0
Ika Sartika
lanjut
2021-12-05
0