...hasrat telah usai,...
...menerima dengan baik,...
...jalan takdirku untukmu......
...🍂🍂🍂...
Keesokan harinya, Zoya sudah berada di dapur untuk membuat sarapan. Meski semalam ia tak keluar kamar, namun kini ia tak mau terlihat lemah.
Meski hatinya bertanya-tanya tentang apa saja yang dilakukan suaminya bersama wanita lain, namun sebisa mungkin ia menepis hatinya untuk memikirkan itu.
Dengan masih menggunakan baju tidur seksinya, Viona turun ke bawah menuju dapur.
"Bi, apa Adhi sudah pulang?" tanya Viona dengan tangan masih menutupi mulutnya karena menguap.
"Siapa yang kau panggil bibi?" Zoya menjawab dengan lantang.
Sial! Kenapa wanita ini ada disini? Umpat Viona dalam hati.
Viona segera menghambur pergi kembali naik ke atas.
Zoya menatap ada sesuatu yang mencurigakan.
"Jadi, semalam Adhitya tidak pulang ke rumah? Itu berarti dia ... tidak satu kamar bersama wanita itu," gumam Zoya lirih.
Entah kenapa ada rasa bahagia, ketika mengetahui Adhitya tidak tidur satu kamar dengan kekasihnya itu. Zoya tersenyum penuh arti.
"Nona, ini semua barang belanjaan hari ini." Idar datang membuyarkan lamunan Zoya.
"Ah iya, Bi. Kita masukkan dulu ke wadah penyimpanan lalu kita masukkan ke lemari es."
"Baik, Nona. Oh ya, Nona. Tuan Adhi semalam tidak pulang."
"Iya, aku tahu. Wanita itu baru saja mengatakannya." Zoya terkekeh bersama Idar.
"Nona, jangan menyerah. Bibi yakin Nona akan menang melawan perempuan itu."
"Apa sih, Bi? Sudah ayo kita lanjut masak aja. Eh tapi, aku tidak memasak untuk perempuan itu ya!"
"Beres, Non! Kalau perlu kita usir saja dia dari sini Non!"
"Ide Bibi bagus juga." Mereka berdua kembali tertawa jahat.
.
.
.
Sementara itu,
"Tuan Bos mau sampai kapan menginap di tempat saya?" keluh Joni.
"Sshh, berisik! Terserah aku lah. Aku malas menghadapi dua wanita di rumah itu."
"Kalau begitu tuan bos harus bisa memilih. Viona atau nona bos? Kalau menurutku, lebih baik tuan bos memilih nona bos. Karena dia adalah istri tuan bos. Kalau nyonya besar sampai tahu mengenai hal ini, maka..."
"Ssshhh," Adhitya kembali mendesis. "Sudah kubilang jangan cerewet!!"
Tak lama ponsel Adhitya berdering. Ia melotot tajam melihat nama yang tertera di ponselnya. Itu adalah Anjana, ibunya.
"Halo, Bu. Apa kabar, Bu? Ini masih pagi dan ibu sudah meneleponku. Bagaimana perjalanan ibu di luar kota?"
"Adhi, ibu sedang dalam perjalanan menuju rumahmu. Ibu ingin sarapan bersamamu."
"APA?!"
"Kau ini! Ibumu akan datang kenapa malah berteriak."
"Ti-tidak, Bu. Ya sudah, kalau begitu sampai jumpa dirumah."
Adhitya mematikan telepon. "Ini gawat, Jon! Ibu akan datang ke rumah!"
"Hah? Kubilang juga apa, Tuan Bos. Pasti nyonya besar punya insting yang kuat."
"Jangan banyak bicara! Cepat cari cara agar ibu tak memarahiku!"
Adhitya dan Joni mulai berpikir.
"Cepat kau hubungi Viona, bilang padanya kalau aku menunggunya di kafe. Dia pasti akan segera keluar dari rumahku." perintah Adhitya.
"Baik, tuan bos."
.
.
.
Zoya masih berkutat di dapur saat ia melihat Viona yang pergi dengan tergesa.
Zoya menatapnya tajam. Viona pun seakan tak mau kalah, Ia malah menghampiri Zoya.
"Sepertinya kau akan sangat kecewa karena sudah memasak banyak makanan tapi tidak ada yang memakannya."
"Apa maksudmu?!" Zoya mengerutkan dahinya.
"Adhi tidak akan makan di rumah. Dia baru saja menghubungiku, dan dia bilang menungguku di kafe."
"Apa?"
Tanpa kata-kata lagi, Viona melenggang pergi dengan melambai manja kepada Zoya.
Zoya berdecak kesal.
"Jangan di dengarkan, Nona. Saya tahu tuan Adhi tidak begitu. Dia selalu sarapan di rumah. Percayalah pada bibi."
"Lalu yang dia bilang tadi..."
"Dia hanya ingin membuat Nona marah. Nona sendiri percaya 'kan pada tuan Adhi?"
"Entahlah, Bi." Zoya membuang napas kasar. Ia sudah hampir meneteskan air matanya ketika ada seseorang yang menekan bel rumah itu.
Idar segera menghambur ke pintu depan, dan terkejut siapa yang datang pagi ini.
"Nyonya besar?" Idar menelan ludah.
"Hai, Bi. Bagaimana kabar bibi? Rasanya sudah lama sekali aku tidak mengunjungi Adhi. Dimana dia, bi?"
Anjana langsung melangkah masuk ke dalam rumah.
"Bi, siapa yang datang?" suara Zoya dari arah meja makan membuat Anjana membulatkan mata dan langsung menuju ke meja makan.
Anjana menatap Zoya yang sedang menata makanan di meja makan.
"Halo..." Sapa Anjana.
Zoya terkejut mendengar suara wanita menyapanya. Zoya membalas tatapan Anjana.
"Ini..." Anjana bingung harus melanjutkan kalimatnya bagaimana.
"Ibu!" teriak Adhitya dari arah depan rumah.
Adhitya segera menemui ibunya yang sudah bertemu dengan Zoya. Ia mengatur napasnya yang memburu.
"Adhi, kau dari mana saja?"
"Aku ... berolah raga pagi, bu. Hahaha."
Zoya menatap Adhitya bingung.
"Adhi, dia--"
"Dia istriku, Bu."
"Benarkah? Sudah seperti dugaan ibu." Anjana menghampiri Zoya dan membingkai wajahnya.
Sebenarnya Anjana sudah tahu jika Adhitya sudah menikah dari mata-mata yang ia pekerjakan untuk memantau putranya. Dan ia bertambah senang karena Adhitya memilih istri yang tepat.
"Sayang, ini ibuku." Adhitya mengenalkan ibunya pada Zoya.
Zoya masih tak mengerti dengan situasi ini.
Sayang? Yang benar saja!
"Siapa namamu, nak?" tanya Anjana yang penampilannya sangat anggun dan cantik meski usianya tak lagi muda. Anjana termasuk wanita yang modis.
"Zoya, Bu." Zoya pun mencium punggung tangan ibu mertuanya.
"Kau pandai memilih istri, Adhi. Gadis seperti ini yang ibu inginkan jadi menantu. Bukan dengan wanita yang gayanya seperti cacing kepanasan jika didekatmu."
"Hehe." Adhitya hanya nyengir kuda sambil menggaruk kepalanya.
"Mari, bu kita sarapan bersama." ajak Zoya.
"Ibu memang kesini untuk sarapan. Ini semua kau yang mamasaknya?"
"Iya, bu. Semoga ibu suka ya."
Dan akhirnya mereka bertiga larut dalam makanan masing-masing.
......***......
Usai sarapan, Adhitya beranjak pergi ke kamarnya dan akan bersiap berangkat ke kantor.
Zoya menyusul langkah Adhitya di belakangnya.
"Tunggu!" cegah Zoya.
"Ada apa? Aku mau mandi."
"Kenapa semalam tidak pulang? Kau tidur dimana? Lalu kenapa tiba-tiba datang ke rumah? Bukankah kau harusnya makan dengan kekasihmu itu!" cecar Zoya.
Adhitya mengacak rambutnya. "Sudah selesai bicaranya? Aku harus pergi ke kantor."
"Tunggu! Jawab dulu pertanyaanku!"
"Jangan berteriak! Kau mau ibuku curiga tentang hubungan kita yang tak seharmonis kelihatannya?"
"Lalu kenapa kau tak langsung menjawab saja?!" ucap Zoya lirih namun dengan nada penekanan yang dalam.
"Akan kujelaskan nanti!" Adhitya berbalik dan segera membuka pintu kamarnya dan menguncinya.
Zoya mendengus kesal. "Apa maunya? Dasar menyebalkan!"
Zoya melangkah pergi meninggalkan kamar Adhitya.
.
.
.
Zoya menghampiri ibu Adhitya yang sedang menyiram bunga-bunga indah di taman belakang.
"Ibu suka merawat bunga?" tanya Zoya.
"Iya, nak. Kau sendiri?"
"Aku juga suka. Mari aku bantu, Bu. Dulu saat masih tinggal di desa kami banyak menanam bunga dan berbagai macam sayuran juga."
"Benarkah? Kalau begitu bagaimana jika kau bercocok tanam juga disini?"
"Aku sangat ingin, Bu. Tapi apa Adhitya ... menyetujuinya?"
"Jangan pikirkan dia. Biar nanti ibu yang bicara dengannya."
"Baiklah, bu."
Zoya tersenyum dan sesekali melempar candaan pada ibu mertuanya. Meski mereka baru pertama bertemu, tapi rasanya sudah saling akrab.
Adhitya turun dari lantai atas dan mencari keberadaan ibunya.
"Bi, ibu mana?" tanyanya pada Idar.
"Di taman belakang bersama nona Zoya, Tuan."
Adhitya segera menuju kesana.
"Hahahahaha." Terdengar suara gelak tawa keduanya yang seakan tanpa beban.
Adhitya memandangi keduanya bergantian. Baru kali ini ia melihat ibunya begitu bahagia. Dan itu karena memiliki menantu seperti Zoya.
Entah kenapa ada sesuatu yang aneh dalam hatinya. Debaran aneh saat melihat senyum itu. Senyum yang sama yang pernah ia lihat beberapa tahun lalu.
Adhitya memegangi dadanya yang kian berdebar.
Apa ini? Kenapa sangat berbeda saat aku melihat senyumnya?
Dan secara tak sengaja, Zoya menyadari jika Adhitya sedang menatapnya. Tatapan mereka bertemu. Zoya merasa ada yang berbeda dengan tatapan itu. Itu seperti ... tatapan penuh cinta.
......🍂🍂🍂......
...bersambung...
...*Jangan lupa dukung Zoya dan Adhitya ya, tekan 👍, ketik komen dan klik favorit 😉...
...terima kasih 😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Lizaz
tinggal disitu aja Bu, biar Adhit sama Zoya bisa makin dekat🤭🤗
2022-01-01
0
D᭕𝖛𝖎𖥡²¹࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
ibu adhit menyatukan anak dan menantunya. yang lama ya bu di rumah anaknya.
2022-01-01
0
🎤K_Fris🎧
aku masih penasaran kenaoa adhit takut banget sama ibunya 😂😂
2021-12-09
1