Selama ini hidup terasing
damai terasa kurasa
kini beberapa orang menawarkan cinta
akankah ku lebih bahagia?
...🍂🍂🍂...
Pagi itu, Zoya masih berdiam diri di dalam kamarnya. Ia menunggu Daniel untuk datang menjemputnya di kamar.
Masih pukul tujuh pagi ketika pintu kamar Zoya diketuk.
"Nona, ini saya Daniel."
Zoya segera berlari menuju pintu kamarnya. Dilihatnya Daniel sudah rapi dengan setelan jasnya.
"Bagaimana kabar Nona? Apa tidur Nona nyenyak?"
"Kabarku baik. Iya, terima kasih."
"Mari ikut saya! Tuan Akash sudah menunggu Nona. Apa Nona gugup?" Tanya Daniel ketika melihat raut wajah tegang Zoya.
"Sedikit." Zoya mengatur napasnya.
"Itu kamar Tuan Akash."
Zoya mengangguk dan mengikuti langkah Daniel menuju ke sebuah kamar.
Daniel mengetuk pintu. Seorang wanita cantik paruh baya membukakan pintu.
"Sudah datang rupanya..." Ucap si wanita yang tak lain adalah Mahiya, Bibi Zoya.
Daniel mempersilahkan Zoya untuk masuk ke kamar Akash.
Zoya terkejut ketika mendapati seorang lelaki tua tengah berbaring di tempat tidur.
"Nona, ini adalah Tuan Akash, kakek Nona." Daniel memperkenalkan.
"Dan ini, Nyonya Mahiya, adik dari Tuan Yash." Lanjut Daniel.
Zoya hanya mengangguk.
"Halo, senang bertemu denganmu, keponakanku..." Sapa Mahiya dengan memeluk Zoya.
"Zoya...." Akash memanggil Zoya lirih.
Daniel memberi isyarat agar Zoya mendekat ke ranjang kakeknya.
Zoya pun duduk di tepi ranjang. Dipegangnya tangan keriput milik kakeknya.
"Wajahnya mirip dengan ayah," batin Zoya.
Akash menatap cucunya yang sudah tumbuh menjadi gadis dewasa.
"Kau sudah besar, Nak. Maaf kakek tidak bersamamu ketika kau tumbuh."
"Tidak apa. Aku dibesarkan dengan baik oleh Ibu Delina."
"Delina?" Mahiya terkejut.
“Jadi dia yang sudah menolong Kak Yash dan perempuan itu selama ini?” Mahiya mengernyit tak suka.
"Kau harus tinggal disini mulai sekarang," lanjut Akash.
"Iya, Kek. Aku akan ada disini bersama Kakek."
Akash tersenyum memandangi cucunya yang cantik.
......***......
Zoya turun ke lantai bawah. Ia menemui beberapa asisten rumah tangga yang bekerja disana.
Daniel memperkenalkan mereka satu persatu.
"Nona, ini Ibu Nela, dia adalah kepala pelayan disini," terang Daniel.
"Halo, Nona. Selamat datang di rumah keluarga Arora," sapa Nela.
Zoya hanya menjawab dengan anggukan.
"Dan ini Pak Teguh. Dia adalah kepala keamanan disini."
"Senang bertemu Anda, Nona Zoya," sapa Teguh.
"Terima kasih, Pak."
"Nah, ini adalah Nana, dia yang akan jadi asisten Nona di rumah ini."
"Asisten?" Zoya mengerutkan dahinya.
"Dia yang akan menyiapkan semua keperluan Nona." Terang Daniel lagi.
"Salam, Nona. Wah, Nona sangat
cantik. Pasti Nona mirip dengan ibu Nona ya?" Cerocos Nana.
Nela mencubit lengan Nana agar tak
banyak bicara.
"Maaf, Nona. Saya memang kadang
suka bicara sembarangan!"
"Tidak apa. Aku senang kau suka
bicara. Jadi aku punya teman disini."
"Untuk hari ini, saya rasa sekian dulu. Nona silahkan istirahat dulu di rumah. Besok baru kita berkunjung ke perusahaan." Jelas Daniel.
"Dan kalian, kalian boleh kembali bekerja!" titah Daniel.
"Baik, Tuan."
Daniel berpamitan pada Zoya. Lalu Zoya mulai menjelajahi rumah besar yang kini jadi tempat tinggalnya bersama Nana.
"Nana, berapa usiamu?" Tanya Zoya.
"Saya? Dua puluh tahun, Nona."
"Oh ya? Jadi kau seumuran denganku."
"Eh? Benarkah? Wah, kebetulan yang indah ya, Nona."
Zoya tersenyum. "Di belakang ada apa saja?"
"Ada taman, Nona. Nona inginkesana?"
"Iya, ayo!" Zoya mengangguk antusias.
.
.
.
Sementara itu,
"Bagaimana? Kau sudah urus gadis itu?"
"Sudah, Nyonya. Dia sedang berjalan-jalan keliling rumah."
"Cih, benar-benar kampungan. Dengar ya, aku tidak akan sudi menerima dia sebagai keponakanku. Dia dan ibunya bagai parasit untuk Kak Yash."
"Lalu apa rencana Nyonya?"
"Daniel, aku butuh bantuanmu. Kau bersedia bukan membantuku?" Tanya Mahiya dengan suara seksinya.
"Dengan senang hati, Nyonya."
"Bagus. Aku akan menyusun rencana untuk gadis udik itu. Aku benci melihat wajahnya. Dia sangat mirip dengan ibunya."
......***......
Sore harinya, Zoya mengajak Akash menyambangi taman menggunakan kursi roda. Kondisi Akash sudah mulai sedikit membaik.
"Ibu Delina bilang, kita harus banyak berjalan-jalan jika ingin cepat sehat. Kakek pasti bosan bukan seharian ada di kamar. Aku ingin mengajak kakek ke taman belakang."
"Memangnya ada apa dengan taman belakang?" Tanya Akash merasa tidak hapal seluruh area rumahnya.
"Kakek lihat saja nanti."
Pada dasarnya Zoya adalah gadis yang
supel dan ramah kepada siapa saja. Meski tinggal di pedesaan terpencil, Delina tak pernah membatasi pergaulan Zoya, selama masih dalam batas wajar. Karena menjaga anak perempuan lebih sulit dari pada menjaga anak lelaki. Apalagi dengan wajah cantik yang dimiliki Zoya. Pastinya banyak pemuda desa yang suka padanya. Tapi Zoya tahu batasannya. Mereka semua hanya ia anggap sebagai teman.
Akash terkejut melihat taman belakang rumahnya kini berubah menjadi lebih berwarna. Zoya menanam beberapa bunga mawar berwarna warni.
"Apa yang terjadi disini? Tamannya sangat indah." Puji Akash.
"Tadi pagi aku berkunjung kesini, dan kulihat tidak banyak bunga disini. Lalu aku meminta Nana untuk membeli beberapa bunga mawar untuk kutanam disini. Boleh kan, Kek?"
"Tentu saja boleh. Maaf ya, Kakek sudah membuatmu menjadi orang asing selama 20 tahun."
"Tidak, Kek. Aku senang hidup di desa. Disana nyaman dan tenang. Tidak seperti disini yang sangat ramai dan bising."
"Lalu apa kau tidak suka tinggal disini?"
"Tidak. Aku suka pindah kemari. Aku senang karena ternyata aku masih memiliki keluarga."
Akash memandang sendu cucu semata wayangnya.
"Kakek, kalau boleh aku tahu ... Dimana makam ayah? Aku ingin mengunjungi makam ayah."
Akash menghela napas. "Boleh. Theo akan mengantarmu kesana."
"Theo?"
"Dia adalah asisten kakek. Suruh Nana untuk memanggil Theo."
.
.
.
Senja di hari itu, Zoya pergi ke makam ayahnya yang ternyata tak jauh dari rumah. Hanya butuh berjalan kaki saja. Yash di makamkan di pemakaman keluarga Arora.
Zoya memandangi batu nisan yang bertuliskan nama ayahnya. Zoya mengelus batu nisan itu.
Ada semburat kesedihan dimatanya. Air matanya tak lagi bisa ia tahan. Zoya menangis di makam ayahnya.
"Nona, jangan bersedih. Nona
harus kuat. Nona akan memimpin sebuah perusahaan, jadi tegarlah," ucap
pria yang berusia sekitar 40 tahunan itu.
“Perusahaan? Yang benar saja! Aku
bahkan tidak pernah lanjut sekolah. Bagaimana bisa aku memimpin perusahaan?” batin Zoya.
Zoya menghapus air matanya.
"Pak, apa di rumah ada perpustakaan?" tanyanya.
"Ada, Nona. Memangnya kenapa?"
"Tolong antarkan saya kesana."
“Paling tidak aku bisa belajar dari buku. Aku akan banyak membaca, agar aku jadi lebih banyak tahu.”
......***......
Hingga waktu makan malam tiba, Zoya
masih berkutat di perpustakaan. Ia sangat bersemangat untuk mempelajari semua
tentang bisnis keluarga Arora.
Ia juga melihat-lihat album foto keluarga yang ada di perpustakaan.
Ia nampak sedih karena tak ada satupun foto ibunya dan juga dirinya.
“Apa yang sebenarnya terjadi dengan ayah dan ibu? Jika aku bertanya pada kakek ... rasanya tidak sopan. Aku harus mencari tahu tentang masa lalu mereka. Dan kenapa aku sampai hidup diasingkan oleh ayahku?”
"Kau ada disini rupanya!" Daniel mengejutkan Zoya.
"Daniel? Dari mana kau tahu aku ada disini?"
"Nana yang memberitahuku. Kau sedang membaca apa?"
"Kau tidak memanggilku dengan panggilan 'nona' lagi?"
"Ups, maaf. Tapi ... bisakah aku melakukannya jika tak ada orang lain?"
"Tentu saja," jawab Zoya tersenyum.
"Kau sangat bersemangat belajar."
"Iya. Pak Theo bilang aku akan memimpin perusahaan. Jadi, aku harus banyak belajar. Oh ya, omong-omong, berapa usiamu? Kau terlihat masih muda untuk menjadi seorang pengacara."
"Usiaku 27 tahun. Benarkah? Apa aku terlihat muda?" Goda Daniel.
Zoya tertawa. Ia senang karena
hidupnya makin berwarna setelah bertemu dengan keluarganya. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk kehidupan Zoya nantinya.
#bersambung
Jangan lupa tinggalkan jejak ya kesayangan 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Sukhet 'Alaz
Nyicil like, sambil baca ya..??
2021-12-08
1
ZaZa
kenapa aku mencium bau kebusukan di diri daniel🤔🤔🤔
2021-12-02
1
bucin femes
lnjut kuy
2021-11-28
1