Selesai mandi ketiganya pergi ke sebuah rumah yang berada di belakang kota, awalnya terlihat akan baik-baik saja namun saat mereka masuk ke dalam rumah itu, semua orang yang berada di dalam sana telah mati.
Mayat-mayat dibiarkan begitu saja sedangkan si pemilik masion yang merupakan walikota duduk di kursi di ruangannya dengan mata berdarah.
Namira mendekat untuk memeriksa waktu kematiannya.
"Dia Tiren."
"Apa itu Tiren?" tanya Mariella.
"Maksudnya mati kemarin," jawab Elric singkat.
Elric memeriksa ruangan untuk menemukan sesuatu yang bisa dijadikan barang bukti kenapa para penyihir menyerang tempat ini? Elric berhenti pada sebuah rak yang tak jauh dari meja.
Ada salah satu buku yang terasa miring dan saat Elric menggerakkannya itu membuka ruangan rahasia tepat di baliknya.
"Ada sesuatu di dalam sini."
"Sepertinya begitu."
Elric berjalan lebih dulu lalu disusul Mariella serta Namira secara hati-hati, mereka menuruni tangga cukup panjang sampai menemukan lorong yang hanya bisa dilalui satu orang.
Di ujung lorong ada sebuah pintu besi yang sulit ditembus tapi tidak bagi Namira yang memiliki berkat penguatan tubuh, Namira menjatuhkan petinya lalu melewati dua orang di depannya karena sempit dia sengaja menekan tubuh Mariella.
"Jadi ini boing-boing."
"Cepatlah pergi dariku."
Dengan satu pukulan, peti besi dihancurkan menampilkan ruangan kecil yang berantakan, buku-buku terlihat sudah tidak disentuh selama lebih dari seminggu, dan di meja ada secarik kertas dari sebuah rangkaian suatu benda yang dikenal seperti senjata api.
Karena modelnya terlihat lama, itu menyerupai Flintlock.
"Ini rancangan senjata untuk membunuh penyihir," ucap Namira mendahului sehingga Elric lebih bertanya padanya.
"Apa sebelumnya ada yang pernah menggunakan ini."
"Benda ini sangat populer saat jaman penyihir dosa yang pertama, setelah para penyihir pertama dinyatakan mati senjata ini juga turut menghilang dari dunia ini."
"Ini jelas sesuatu yang kita butuhkan."
Elric segera mengambil kertas itu menggulungnya jadi kecil lalu memasukannya ke dalam celananya.
"Aku yakin suatu hari benda ini akan berguna, tapi untuk jaga-jaga tidak boleh ada orang yang mengetahuinya, walau bisa membunuh penyihir tetap saja benda seperti ini juga bisa dipakai untuk membunuh manusia."
Namira maupun Mariella mengangguk kecil kemudian mencari informasi lainnya yang bisa mereka dapatkan di ruangan kecil ini. Kendati demikian semuanya hanya buku-buku biasa tidak lebih.
Secara diam-diam ketiganya meninggal masion lalu kembali ke penginapan yang mereka sewa, tidak ada yang bisa mereka perbuat sekarang selain menunggu pertemuan itu dilaksanakan.
Ketika waktunya tiba mereka mengendap-endap di dekat sebuah bangunan di malam hari, ketika para penyihir bermunculan lalu turun lewat pintu di tengah jalan, tanpa mereka ketahui mimpi buruk mereka akan datang dan melenyapkan segalanya.
Namira bersandar di dinding dan berkata.
"Sejauh ini, ada 50 penyihir berada di bawah tanah."
"Jumlah yang cukup banyak, Mariella sudah waktunya."
"Aku mengerti tuan."
Mariella membentuk pisau tanpa wujud di kedua tangannya menggunakan sihir angin, dia menutupi wajahnya dengan tudung mirip para penyihir lalu melangkah maju ke arah lubang yang satu-satunya dijadikan jalan untuk ke gorong-gorong.
Ada sekitar lima orang yang menjaga di sana.
Mereka bereaksi dengan sosok Mariella.
"Tunggu, siapa kau? Kami belum pernah melihatmu."
Dua orang segera menghentikan pergerakan Mariella, tanpa menahan diri wanita serigala itu menggorok leher keduanya sementara tiga orang lagi menembakan sihir dari buku yang di pegangnya, tentu itu mudah dihindari oleh Mariella dan dalam sekejap ketiganya juga bernasib sama dengan dua orang sebelumnya.
Melihat itu, Namira dan Elric keluar selagi menarik sebuah kotak mirip seperti penyedot debu di belakang mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
SikilatHitam
lanjutkan Thor semakin seru dan tetap semangat lanjutkan Thor semakin seru dan tetap semangat
2021-12-07
2