Di sebuah hutan bersalju dimana hanya warna putih yang menyelimuti seluruhnya gadis kecil itu telah ditinggalkan sendirian di pohon, tubuhnya menggigil karena hanya memakai pakaian tipis sementara kakinya telah mati rasa akibat perjalanan.
Karena panti asuhan dimana dia tinggal semakin terpuruk dia dibuang ke tempat ini, baginya itu lebih baik dibanding anak-anak lainnya yang harus dibunuh di depan matanya.
Jika ada yang harus disalahkan itu adalah keberadaan dunia kejam ini yang tak mengenal kasih sayang, dengan uap nafas yang membeku gadis itu terus berjalan menembus badai salju, rambutnya yang berwarna pucat terus berkibar menahan angin dingin hingga akhirnya dia tumbang ke tumpukan salju.
Apa aku akan mati?
Aku akan mati.
Tidak apa-apa, ini lebih baik untuk memilih kematianku sendiri.
Pandangannya mulai kabur hingga selanjutnya ia tak sadarkan diri, disela-sela itu dia merasakan suatu yang hangat telah membawanya, begitu hangat hingga ia melupakan rasa dingin yang menimpa tubuhnya.
Serta.
Lembut.
"Anu, bisakah kau berhenti memegangi dadaku," sebuah suara akhirnya menyadarkannya. Dia, gadis berambut pucat itu akhirnya tahu bahwa seorang wanita berambut pirang telah membawanya di punggungnya.
"Ke-kenapa kau menyelamatkanku?"
"Kenapa? Tidak ada alasan yang khusus, aku hanya tidak ingin membiarkanmu mati di tempat seperti ini, ngomong-ngomong siapa namamu?"
"Alina."
"Alina, nama yang bagus.. kulihat kau memiliki rambut perak yang indah."
"Menurutmu begitu?"
"Tentu saja, tidak banyak orang yang memilikinya, aku yakin kau akan tumbuh menjadi gadis yang cantik walaupun aku tidak yakin dadamu bisa besar."
"Berhenti mengejekku, aku masih 10 tahun dan aku yakin suatu hari, ini akan tumbuh sebesar semangka."
"Ya, ya, maafkan aku... Namaku Namira, salam kenal Alina, aku tinggal di rumah kecil di depan sana sebentar lagi kita akan sampai, hingga badai ini reda kau bisa tinggal sementara waktu dan aku akan mengantarkanmu ke rumah."
"Aku tidak punya rumah, salah satu rumah satu-satunya di panti asuhan telah membuangku kemari."
"Begitu, hueeeh."
Wanita bernama Namira itu menangis.
"Hidupmu sangat sulit, bagaimana kalau mulai sekarang tinggallah bersamaku, aku tidak punya seseorang untuk diajak bicara."
"Jika kau tidak keberatan."
Alina mengangguk mengiyakan.
"Tentu saja, mulai sekarang kau akan menjadi putriku."
Meski pertemuan ini terasa sangat indah namun takdir berkata lain, setelah dua tahun tinggal bersama, Namira meninggal dunia karena sakit.
Alina hanya bisa menangis selagi memegangi tangan yang telah kaku itu.
"Kenapa ini bisa terjadi? Kenapa... Kenapa? Aku tak ingin sendirian. Benar, ada satu hal yang bisa kulakukan, aku akan menghidupkanmu kembali."
Alina mulai mengawetkan tubuh Namira dengan semua bahan penemuan yang dibuat olehnya lalu menyimpannya baik ke dalam peti mati.
Setelah satu tahun Alina hanya bisa menangis kembali dengan rasa frustasi, selama ia tinggal di tempat ini dia telah mempelajari banyak hal dari buku namun pengetahuan itu tidak cukup untuk dipakai demi menghidupkan orang mati sampai suatu hari ia memutuskan untuk mengambil jalan yang berbeda yaitu.
Menjadi seorang penyihir.
Sejak itu dia meninggalkan rumah satu-satunya dan pergi ke kota, mempelajari apa yang bisa dia lakukan, melakukan berbagai ekpresimen bahkan membunuh semua orang di panti asuhan dengan tangannya sendiri.
Menggantung kepala mereka di tiang, hingga membunuh ratusan juta orang hanya demi percobaan yang mengerikan.
Dan sejak itu dia dikenal sebagai penyihir keserakahan Alina yang haus akan pengetahuan apapun dan akhirnya penemuannya mampu membuatnya menjadi abadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Creeper-Chan
hmm jadi mereka tukeran nama
2021-12-12
0