BAB 16

Queen lalu tersenyum manis. "Aku ingin mencoba 1 satu hal." lalu ia mengeluarkan sebuah senjata. Ternyata senjata yang ia keluarkan dari gelang penyimpanannya, adalah tongkat sabitnya.

Salah satu senjatanya yang belum pernah ia pakai sama sekali semenjak ia mengambil gelang penyimpanan dari Wanita Vampir yang dulu. Queen sebenarnya kurang tertarik menggunakan senjata, tapi entah kenapa di dalam dirinya menginginkan ia untuk memakai senjata yang satu ini. Entah kenapa dirinya ingin menggunakannya. Dengan lihai, seakan Queen seakan sudah mahir dengan senjata yang satu ini.

Queen melangkah maju ke arah ke-6 Orc itu yang juga melangkah maju untuk melawan. Queen melangkah maju menyerang dengan mengayunkan tongkat sabitnya dan memutar-putarkannya. Dari kedua kaki, lutut, perut, dada, kedua tangan dan leher. Dengan menggunakan senjatanya yang satu ini, Queen menebas bagian tubuh mereka tanpa jeda.

Ke-6 Orc, telah ia bunuh semua. Ia memasukkan kembali tongkat sabitnya ke gelang penyimpanannya. Lalu ia mengambil salah satu bagian jantung korbanya. Queen menggigitnya dan menghisap darahnya. Selesai sudah, ia membuangnya, pandangan beralih melihat Ella, Darien, dan yang lainnya.

Mereka tengah bertarung dengan dengan bandit Orc yang terakhir, yang tak lain pemimpin bandit Orc, si Ouja. Terlihat Ouja mulai tersudut setelah melawan Willa, Darien, dan warga pertarung desa lainnya. Zirah yang ia kenakan masih melindunginya dari luka serangan, hanya saja, ia sudah mulai kelelahan. Ia harus melawan 21 orang di hadapannya.

"Menyerahlah Ouja, kau takkan bisa mengalahkan kami. Dengan begitu, kau bisa kami lepaskan dan pergi. Tetapi kau tetap tidak diizinkan datang ke desa ini." ucap salah satu orang bertelinga lancip, dia dari Ras Elf, sekaligus kepala desa Ery.

Ouja menjawab dengan wajah angkuhnya. "Aku tidak akan menyerah, aku akan benar-benar menghabisi kalian !!"

Darien membalas. "Sadarlah Ouja. Kamu sudah tak punya harapan untuk kalah, lagi pula, semua pasukanmu sudah terbunuh." ucapnya mengarahkan pedangnya ke arah pemimpin bandit Orc itu.

Ouja mengerut dahinya, lalu ia melihat sekelilingnya. Ouja langsung terbelalak melihat semua pasukan yang tersisa sudah mati mengenaskan. Dan pandangannya melihat seorang Gadis cantik yang tengah memandangnya sambil tersenyum polos, dan sambil duduk manis di Kristal Es berbentuk kursi di antara potongan-potongan mayat pasukannya.

Ya, dialah Manusia setengah Vampir, yang menurut Ceria Mitos salah satu mahluk terkuat di Dunianya. Ouja seharusnya tidak meremehkannya hanya karena obsesinya dan keserakahannya. Pandangan Ouja beralih ke arah Willa, Darien, dan orang-orangnya.

Dengan tegas Ouja berkata. "Meski akus sendirian, aku tidak akan menyerah !!"

Heekkk...!!

Tiba-tiba, ada lengan yang mengunci lehernya. Ouja merasa kesusahan bernafas. Semua pandangan orang memandangnya dengan tatapan terkejut, dan mereka hanya diam tanpa mengeluarkan kata-kata apapun. Ouja tak tau siapa yang sudah berani menguci lehernya.

Lalu di telinganya mendengar suara lembut, yang merupakan suara Gadis. "Kamu memang menggunakan Zirah Sihir, tetapi tidak berlaku untukku."

Kedua tangan Ouja meraih lengan Queen yang mencekiknya. Bukan karena tak kuat melepaskan lengan Queen dari lehernya, tetapi karena penguncian di lehernya membuatnya sakit serta sesak nafas. Jadi Ouja tak bisa mengeluarkan tenaga penuhnya. Dalam posisinya yang buruk, Ouja terbelalak, ia merasakan rasa sakit yang hebat di lehernya. Ia juga merasakan darahnya dihisap oleh Gadis setengah Vampir ini. Ouja menduga, kalau yang melakukan ini adalah Gadis setengah Vampir itu.

Dalam batinnya, Ouja berkata. "Apa mahluk ini benar-benar kuat sesuai dengan Mitosnya, zirah sihir yang kupakai saja, tak berlaku melindungiku darinya."

Tak lama kemudian, Queen melepaskan gigitannya. Tubuh Ouja sudah lemas, ia terduduk di tanah. Tubuhnya terlihat sedikit kurus, warna kulitnya hampir pucat. Queen tak menghisap semua darahnya atau membunuhnya. Tetapi sebelum ia melakukan keduanya, Queen ingin menyiksanya terlebih dahulu.

"Lihatlah pemimpin bandit Orc ini. Terlihat sangat menyedihkan." ucap Queen sambil tersenyum manis.

"Hey, apa kamu mendengarku ?" tanya Queen. Ouja yang terduduk lemas ditanah, hanya melirik Gadis setengah Vampir dihadapannya.

Queen memasang wajah kagumnya. "Wah.., lihat lirikkan matamu, sungguh mematikan,..."

"..,mematikan hati seseorang, hahahaha...," tambahnya.

Lalu Queen mengeluarkan senjata pedang dari gelang penyimpanannya. Jujur saja, Queen tak pernah memakai pedang, entah di kehidupan sebelumnya ataupun kehidupan barunya. Kali ini, ia ingin menggunakannya untuk menyiksa mangsanya sebelum ia menghabisinya.

Tiba-tiba ada sentuhan di salah satu pundaknya. Queen menoleh, ia melihat Willa sudah berdiri di sampingnya. Willa berkata. "Sudah cukup, Queen."

Queen kesal. "Aku ingin bermain-main dulu, aku ingin melepaskan hitungnya dari wajahnya yang jelek itu."

Dengan cepat kedua tangan Willa memegang kedua pundak Gadis setengah Vampir ini, lalu memutarkan tubuhnya untuk berhadapan padanya. "Hentikan, Queen !! Lihat, dia sudah tak berdaya karenamu, dan kamu masih ingin menyiksanya ? Lagi pula kalau kamu menyiksanya sampai mati, kita tidak dapat informasi apapun darinya."

Batin Queen berkata. "Benar juga."

Willa menatap kedua mata Queen yang berbeda warna, dan Queen menatap kedua mata Willa yang berwarna merah menyala, mereka berdua saling bertatapan. Queen menghela nafasnya. "Baiklah." akhirnya Gadis setengah Vampir ini menyudahi kegilaannya.

Queen sudah mulai terlihat tenang, bersamaan mata kirinya kembali berubah normal, serta keempat gigi taringnya dan kuku-kuku jari tangannya. Darien bersyukur karena kekacauan yang telah dilakukan oleh Ouja dan anak buahnya tidak memakan korban, hanya luka-luka saja. Darien meminta Willa dan Queen untuk kembali ke rumah.

Setelah melihat Putrinya dan Queen sudah pergi, Darien dan yang lainnya membereskan sisa-sisa pertarungan mereka. Dan beberapa orang menyeret paksa Ouja yang sudah lemas tak bisa berdiri. Mereka akan mengintrogasinya di tempat yang aman.

.....

Willa telah sampai di rumah orang tuannya, Queen pun juga sudah sampai. Queen duduk di kursi kayu depan rumah dengan ekspresi datar, Willa yang melihat itu, segera masuk ke dalam rumah. Queen yang ditinggal, hanya diam. Mungkin yang melihatnya, contohnya seperti Willa, dipandangannya mungkin Gadis setengah Vampir ini sedang marah dan kesal.

Tapi sebenarnya, dalam diamnya Queen, ia tengah menahan diri agar sisi lain kepribadiannya tidak kelepasan. Ia sudah sedikit tenang. Mungkin Willa akan kecewa padanya, karena sudah tau siapa dirinya. Karena hingga sekarang jati manusianya tak ia tutupi sama sekali.

Tuk.

Queen menoleh kepalanya, ia melihat Willa yang berdiri sambil tersenyum. Lalu ia melihat sebuah cangkir di meja kayu di hadapannya. Darah. Ya, cangkir itu berisi darah. Dari aromanya sudah bisa ditebak, darah kelinci hutan dan ayam hutan yang sudah dicampur dan diracik. Karena selama tinggal bersama Willa dan orang tuannya, Willa selalu meracik Darah Hangat untuknya.

"Minumlah, mungkin dengan darah racikanku, bisa sedikit membuatmu tenang." kata Willa.

Queen meminumnya. Dan benar saja, rasanya menenangkan suasana hatinya. Ia memandang Willa. "Terimakasih."

__________________

Jangan Lupa Like.

Terpopuler

Comments

♡~Yuki.nur019

♡~Yuki.nur019

Next....

2022-03-05

3

Kuro

Kuro

ditunggu kelanjutannya thor

2021-11-27

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!