16. RAFANZA (Part 3)

Setelah mendapatkan petunjuk dari Lani mengenai Novel Rafanza yang kini semakin menyita fikirannya, Diandra bergabung kembali dengan teman-teman sekelasnya untuk membahas mengenai pertunjukan mereka nanti. Namun gadis yang supel ini tak terlalu memperhatikan pembahasan mereka.

Pandangan matanya lebih banyak mengarah pada Rafa yang tengah berbincang santai dengan keluarga Lana. Risya yang ada di sampingnya menyadari hal itu dan langsung berbisik pada Diandra, "Mata ... jaga tuh mata Di ... nanti kalo Orangnya tahu, malu sendiri Lo ... dasar BUCIN!" sambil mencubit lengan sahabatnya gemes Diandra pun membalas.

"Apaan sih Lo, Bucinnya Min Ho!" sambil meringis pura pura kesakitan Risya kembali berbisik, "Biarin Bucinnya kan pas nonton doang, beda sama Elo sekarang ada di depan mata. Gak lucu kalo Orangnya tahu, bisa jadi bulan-bulanan satu sekolahan Lo" Diandra yang lupa dengan teman-temannya yang lain, sontak berteriak pada sahabatnya yang tengah cekikikan di sampingnya.

"Risya, Lo apaan sih? Siapa coba yang bucin?" semua mata sontak memandang Diandra yang kini sedang berdiri dan memandang sekelilingnya dengan wajah yang merah menahan malu. "Sorry semua, Gue mau ... ngasih ide, iya ide ... soal drama kita nanti, gimana kalo ceritanya soal cinta Anak Remaja yang suka jadi BUCIN (budak cinta) Idola Mereka?"

Semua menatap heran pada Diandra, "Di, Lo baik-baik saja kan? Tumben Lo bisa salah gitu? kita kan temanya tentang pendidikan Di? Hubungannya sama bucin?" celetuk Rara yang memang terkenal dengan komentar pedasnya.

"Emm ... Sory ... Sory ... ya semua, Kita izin pulang lebih dulu bisa Gak? Soalnya Diandra emang agak kurang sehat sih ini. Tapi karena hari ini Kita emang kesini buat ngerayain Ultahnya Lana, Diandra tetap maksa datang deh. Maaf ya semua ... " setelah melihat Diandra yang diam mematung, Risya segera berdiri dan memegang pundak Diandra untuk ikut duduk di sampingnya.

"Ya udah kalo emang Diandra kurang sehat, mending segera istirahat aja. Lagian untuk latihan pentasnya juga sekarang masih tahap persiapannya kan? Semoga saat latihan berikut Diandra udah bisa ikut." Dian sebagai Ketua Tim memaparkan.

"Tapi untuk sekarang, Lo harus ada di sini Sya ... Ada yang bisa nganter Diandra pulang gak?" sebagai ketua kelas, Randi bertanya pada teman-teman sekelasnya. Semua saling melihat satu sama lain.

"Kita kan harus ngebahas persiapannya sekarang Rio!" sambil menatap tajam pada Randi, kekasihnya Tari mengingatkan. Dia memang sedikit cemburu jika Randi memberikan perhatian pada cewek lain, terutama pada Diandra.

"Gue bisa pulang sendiri kok, Gue juga gak sakit parah ini ... " sambil tersenyum Diandra melihat kepada Tari yang masih menatapnya tak suka.

Sebenarnya Diandra tidak merasa sakit di tubuhnya, dan yang mengatakan ia sakit juga Risya karena menutupi tingkah bodohnya tadi.

Tapi terus terang hati dan pikirannya memang sekarang terasa lelah memikirkan soal novel yang ia ingin baca segera untuk menuntaskan rasa ingin tahunya.

Karena sibuk dengan pikirannya sendiri, Diandra sampai tak sadar saat Lana mengajukan usul yang disetujui teman-temannya yang lain.

Dia hanya mendengar, "Gimana Di, Lo setuju kan?" tanya Lana dengan senyum manisnya, "I ... iya ... Gue setuju .... " jawabnya dengan senyum yang dipaksakan karena ia sendiri tidak tahu apa yang sudah ia setujui.

Kembali Diandra sibuk dengan pikirannya sendiri, sampai akhirnya ia dikagetkan dengan colekan Risya di pinggangnya, "Di, parah ni Anak ... udah sana berdiri ... Pangeran Lo udah nunggu tuh!" sambil berbisik Risya memberikan isyarat pada Diandra untuk melihat ke Pintu Keluar.

Matanya langsung tertuju pada Rafa yang kini sedang berdiri di depan pintu sambil menatapnya. Tatapan yang membuat Diandra semakin gugup dibuatnya.

"Cepetan Di, semua pada ngeliatin Lo tuh!" kembali Risya berbisik pada Diandra yang seketika menoleh ke arah teman-teman sekelasnya yang kini tengah menatapnya dengan berbagai macam tatapan yang berbeda, setidaknya itu yang ia rasa.

"Cepetan Di, Gue anter sampe depan ya ... kasian Kak Rafa udah nunggu dari tadi." Lana yang melihat ekspresi teman-teman yang lain, langsung berdiri dan mengambil inisiatif untuk segera mengajak Diandra beranjak dari situ.

"Iya, Gue juga!" mendengar Risya juga ikut mengantar Diandra ke depan, Tari langsung berdehem dan di ikuti tawa kecil dari teman segengnya. Mereka memang tidak suka dengan Diandra, meski dulu pernah ditolong olehnya. Tapi rasa iri dan dengki mereka lebih besar pada Gadis yang mudah disukai siapapun itu.

"Udah ... gak usah peduliin mereka, jalan aja terus!" Risya dan Lana yang kini berjalan di samping kiri dan kanannya mengingatkan pada Diandra untuk terus berjalan.

Sesampainya mereka di pintu depan, Rafa tersenyum ke arah ketiganya sambil berkata, "Sekarang bisa Kita berangkat? Terima kasih ya Lana dan Risya sudah membantu Diandra berjalan sampai ke sini .... "

Sontak pernyataan Rafa membuat Diandra menoleh ke arah Rafa yang hanya tersenyum misterius, seperti sebelumnya. Sedangkan Lana dan Risya yang juga mendapatkan tatapan tajam Diandra yang seolah meminta penjelasan atas apa yang di dengarnya barusan hanya bisa tersenyum simpul sambil mengangguk pada Rafa.

"Jagain Diandra sampe rumah ya Kak ... jangan culik dia loh, Anaknya galak bisa gigit .... " sambil tertawa kecil Risya berkata dan melihat Diandra yang semakin kesal dibuatnya.

"Tumben diam Di? Sariawan Lo ya? Biasanya lebih galak dari ini?" kembali Risya meledeknya yang kini hampir menangis karena malu. Melihat wajah Diandra yang sudah memerah, tanda marah sekaligus menahan malu segera Risya memeluk sahabatnya sambil berbisik, "Jangan marah Non, Gue cuma bercanda. Selamat berbahagia ya ...."

Setelah berbisik pada Diandra, ia pun berkata dengan suara keras, "Hati-hati yaa Di, kabarin Gue kalo Lo uda sampe Rumah" segera Diandra mencubit pinggangnya yang membuat Risya pura-pura kesakitan, dan mengundang tawa Rafa dan Lana serta Diandra yang akhirnya tersenyum melihat tingkah konyol sahabatnya.

***

Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, Diandra lebih banyak diam. Dia benar-benar bingung harus bagaimana di sisi Rafa yang dengan tenang mengemudi di sampingnya. Tenang Di, Lo gak sedang berhadapan dengan Rafanza ... Ini tuh Kak Rafa ... ya ... mungkin namanya hampir sama, dan tampangnya juga ... keren ...

"Kenapa Dek? Keren? Ada ya lagu yang judulnya keren?" Dengan senyum simpulnya, Rafa melirik pada Diandra yang kebingungan.

"Kak Rafa nanya apa tadi Kak? Diandra gak denger, soalnya tadi lagi coba hafalin ... naskah drama ... iya naskah drama," sambil terkekeh Diandra menjelaskan tingkah anehnya tadi.

Saat Rafa sedang serius melihat ke depan, segera ia melihat kesamping sambil mengutuk dirinya sendiri dalam hati, "Tadi Saya nanya Lagu yang Diandra suka, biar gak bosan di jalan ... atau jangan-jangan malah bosan lagi sama Saya?" tanya Rafa sambil melihat Diandra sekilas yang makin salah tingkah.

"Bosan? enggak mungkin lah kak ... " sambil menggerakkan kedua telapak tangannya kesamping kiri dan kanan dengan gerakan cepat, yang membuat Rafa kembali tersenyum kecil. Namun tak dilihat oleh Diandra yang langsung menunduk ke arah kakinya, "Diandra cuma bingung tentang sesuatu Kak."

"Boleh Saya tahu sesuatu itu tentang apa? Kalau Diandra tidak keberatan?" sambil berpikir sejenak, Diandra pun mengambil keputusan.

"Iya, daripada ini semakin bikin pusing seribu keliling. Gak ada jawabannya, mending Diandra cerita aja ke kak Rafa langsung." sambil menarik nafas sebentar, Diandra pun melanjutkan, "Kak, kita berhenti di Taman Kota bentar yaa ... masih sore juga kan? Diandra gak sakit kok, cuma sedikit stres aja," akhirnya ia bisa tersenyum sekarang.

Setelah memarkirkan mobilnya di tempat yang aman, Rafa dan Diandra mencari tempat duduk yang nyaman di salah satu Bangku Taman yang agak jauh dari kerumunan orang-orang yang tengah menikmati sore hari dengan berkumpul.

Segera setelah keduanya duduk, Diandra mengeluarkan novel dari dalam tasnya dan menyerahkan pada Rafa yang langsung menerimanya dengan tersenyum.

"Kakak tahu soal novel ini?" tanya Diandra saat melihatnya tersenyum, "Bukan Kakak, tapi Kamu Di .... "jawaban yang membuat Diandra semakin bingung, "Maksud Kakak? Diandra baru dapat novel ini karena di kasih Lana kak!"

Dengan tenang Rafa menatapnya dengan tatapan tajamnya sambil bertanya, "Kamu benar-benar tidak ingat siapa Rafanza ... Leonid?"

BERSAMBUNG....

------------------------

Terimakasih telah membaca novel ini, jika suka mohon dukungannya dengan like, rate dan vote yaa… biar author lebih semangat nulisnya🤗 Di tunggu dalam kolom comentarnya yaa… happy reading😊

Terpopuler

Comments

Cinta

Cinta

next lagi lah bcanya Thor... makin pnasaran

2020-10-26

0

Jhi Yho

Jhi Yho

Leonid? hmm mkin gk ketebak Thor

2020-10-26

1

Ayaka

Ayaka

wah... Author brhasil bkin aku mkin pnsaran smpe sni..

2020-07-27

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!