4. Malam Minggu Maman

Perkenalkan namaku Suparman, biasa dipanggil Maman. Umur 22 tahun. Pekerjaan Kolektor Lapangan (Tukang Tagih Setoran) di Koperasi 'Jangan Susah'. Alamat tempat tinggal Desa Mangga, 'Dusun Mana Lagi'.

Lanjuuut....

Di desa Mangga ini semua Warga memang saling kenal satu dan lainnya. Jadi jika ada Warga Baru pasti langsung tahu. Tersebar dari mulut ke mulut. Terutama dari Tukang Sayur satu-satunya, Kang Aji si Pembawa Berita.

Aku bisa akrab dengan Kang Aji, karena kalo Emak lagi mencuci baju, biasanya Aku yang dapat jatah belanja sayur dan kebutuhan Dapur Lainnya yang cukup lengkap pada Kang Aji.

Oh iya, hampir lupa Maman kasi tahu ke Pembaca semua, di sini pekerjaan utama Warga adalah Berkebun dan jadi Penambang Tradisional. Yaa ... Ada beberapa yang jadi Pengusaha Kecil, seperti buka Kios Kelontong, Bengkel Motor Sederhana atau Usaha Jual Beli Emas.

Mungkin ada Pembaca yang mikir, kok Maman bisa kerja di Koperasi? jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah ... karena Koperasinya di Desa sebelah, 'Desa Kedondong'.

Tapi sekarang sudah banyak Anak-anak di Desa ini yang melanjutkan Kuliah di Kota. Termasuk Adikku Mina. Walaupun Bapak sudah meninggalkan Kami untuk selamanya, Alhamdulillah Emak tidak pernah kesulitan dalam menghidupi Kami berdua.

Bapak meninggalkan Kebun yang lumayan besar dan Kebun tersebut dikelola oleh Pamanku, hasilnya dibagi dua. Ditambah lagi dengan gajiku di Koperasi, Insya Allah cukup untuk Kami bertiga dan untuk menambah biaya Kuliah Mina.

*

Akhir-akhir ini Aku lebih suka sarapan di Warung Nasi Kuning Dusun 'Kuini', bukan hanya karena nasi kuningnya yang enak, tapi Ponakan Penjualnya (Buk Tini) yang baru seminggu ini datang membantu di Warungnya juga manis. Namanya Elis. Rambutnya panjang, hidungnya mancung, kalo dia senyum ada lesung pipitnya. Langsung semangat Aku makan, kadang sampe nambah dua kali hanya untuk melihat Elis lebih lama.

Warung Makan di Desa ini bisa dihitung dengan jari, dan menunya pun hampir sama. Pagi hari Warga lebih suka makan nasi kuning, untuk sore dan malam biasanya mie bakso atau gado-gado. Kebetulan Buk Tini hanya jualan pagi hari, malamnya lebih fokus sama Kios Kelontongnya.

*

"Elis, ada acara tidak malam ini?" tanyaku saat datang menagih setoran Koperasi pada Buk Tini yang juga jadi salah satu Nasabah di Koperasi. Kebetulan saat ini Buk Tini ke Pasar, jadi setorannya Ia titipkan pada Elis.

"Emangnya kenapa kalo tidak ada Bang?" tanya Elis padaku yang langsung semangat Kujawab.

"Abang pengen ngajak Elis makan mie bakso Buk Weni di Desa Kedondong, enak lo Lis. Elis belum pernah coba kan?" sambil kuacungkan kedua jempolku, dan tersenyum lebar selebar Jalan Tol. Dalam hati berharap tak ada cabe yang nyelip di gigi. Kalo sampe ada kan malu juga? Tapi ah bodo amat yang penting senyum dulu. masalah cabe, urusan nanti. Eh, kok malah ngomongin cabe? ya sudahlah, lanjutkan saja ceritanya pada Gadis Manis di depanku.

"Elis emang belum pernah coba Bang ... emm, iya deh nanti Elis tanya Tante Tini dulu yaa .... " jawab Elis sambil tersipu malu. Setidaknya itu yang Aku Lihat, atau ... rasa yaa? Entahlah, yang pasti Dia sedang tersenyum. Bagiku itu sudah cukup.

"Oke, nanti hubungin Abang di nomor ini ya Lis.." kataku sambil menyodorkan selembar kertas kecil, tapi bukan kartu nama. Melainkan kertas kupon bon yang selalu tersedia dalam tas kecilku. Sebelum datang ke sini tadi, sudah Ku catat nomor handphoneku. Berasa kayak Peramal Masa Depan yang tahu kalo Aku bakal ngasih ini ke Elis, padahal Aku saja yang ke pe-de-an nulis.

"Baik Bang ... " ucapnya sambil mengambil kertas bon yang sudah tertulis nomor handphoneku tadi dengan malu.

"Abang pergi dulu yaa, mau lanjut nagih ke Dusun Sebelah. Assalamualaikum Elis ... " ucapku sambil tersenyum manis, semanis teh buatan Emak.

"Waalaikumsalam Bang ... " jawabnya sambil tersenyum manis, kali ini teh buatan Emak kalah manisnya. Ah maafkan Maman Emak, yang sudah membandingkan teh Emak dengan senyum Elis ....

*

Setelah menyelesaikan semua tagihan pada Nasabah, dan melapor ke Kantor. Aku segera bersiap untuk makan malam pertama bersama 'Calon Pacar'. Tak perlu usaha yang terlalu keras untukku terlihat keren, karena Aku memang sudah terlahir dengan tampang seperti Aktor Korea Selatan favoritnya Emak, Lee Min Hoo. Yang suka Mak tonton di laptopnya Mina adikku saat libur Kuliah. Yaa ... kira-kira tampangku sebelas tiga puluhlah sama si Min Ho ... Lumayan kan?

Setelah semua sudah beres, Aku baru sadar Elis belum ngasih kabar sampe saat ini. Mana Aku lupa lagi minta nomer hapenya. Jadi bingung sendiri deh. Nunggu dia ngabarin duluan, atau langsung nyamperin ke rumah tantenya.

Akhirnya setelah menimbang, memilih dan memutuskan dengan mengucapkan Bismillahhirrahmanirrahim... Aku memilih untuk duduk manis di kursi rotan Teras Rumah, sambil melototin hapeku yang masih diam membisu satu bahasa. Bahasa diam.

Malam minggu ini semoga tidak menjadi malam minggu kelabu, seperti sebelumnya. Banyak hal absurd yang terjadi dalam setiap malam mingguku.

Contohnya saat Aku ngajak Winda anaknya pak Sukro salah satu Nasabahku, aku malah nemenin Ponakan Kembarnya main. Karena saat itu Kakaknya Winda lagi ada urusan, jadilah malam mingguku dengan si Kembar yang selalu aktif kesana - kemari mencari alamat.

Atau malam minggu dengan Mantanku Rini, saat itu Aku mau mengajaknya makan gado-gado di Warungnya Buk Eni. Pas sampe di Warung Makan, ternyata ada Ato --Mantannya-- yang sudah lama pergi tak ada kabar. Jadilah Mereka nostalgia di Warung yang jadi saksi tempat mereka jadian dulu. Aku yang baru pacaran dua minggu dengan Rini, hanya bisa gigit kerupuk saat Dia lebih memilih balikan sama Mantannya.

Dan masih banyak hal absurd lainnya yang Kualami di setiap malam mingguku, ada yang berhasil tapi setelahnya yaa ... tebak sendiri, buktinya sampai sekarang statusku masih joker (Jomblo Keren). Hehe ....

Oke setelah menimbang yang kedua ratus dua puluh satu kalinya, akhirnya Aku memutuskan hendak menjemputnya langsung ke Rumah Buk Tini. Mungkin Dia lupa mengabari Aku, atau pulsanya habis untuk main tik-tok. Entahlah,, lebih baik Aku langsung meluncur saja. Setelah proses pamitan kepada Emak tercinta selesai, berangkatlah Aku ke Rumah Buk Tini dengan si Kuda Besi tercintaku.

Sesampainya di Kompleks Rumah Buk Tini, Aku melihat sebuah Mobil berwarnah hitam melintas. Sepertinya Aku kenal, atau mungkin Aku salah lihat? Entah mengapa perasaanku jadi tidak enak. Bulu kudukku merinding disko, apakah ... ah, tidak mungkin ... Kuusir semua fikiran buruk dengan meyakinkan hati ini untuk tetap masuk ke Halaman Rumahnya Buk Tini.

"Assalamualaikum" dengan suara yang terdengar gugup di telingaku sendiri. Aku mengucapkan salam di depan Pintu Masuk Rumah.

"Waalaikumsalam ... " terdengar suara Buk Tini dari dalam rumah.

"Eh ada Nak, Maman. Ada perlu apa kemari Nak?"

"Maaf Buk, Elisnya ada?" sambil tersenyum kaku Aku bertanya pada Buk Tini.

"Elis? baru saja pergi ... " jawab Buk Tini dengan wajah sedikit bingung.

"Pergi?" tanyaku balik atas jawaban Buk Tini tadi.

"Iya, tadi Elis dijemput sama Nak Tomi .... " kini Buk Tini menjawabku dengan yakin.

"Tomi?"

"Manager Koperasi Kamu kan? Masa lupa sama Atasan Sendiri? Tadi Nak Tomi kesini minta izin sama Ibu, katanya Elis mau di ajak makan malam di Rumahnya." panjang lebar Buk Tini menjelaskan padaku yang kini hanya bisa tercengang dengan apa yang kudengar.

Aku bukan lupa dengan Atasanku Sendiri, lebih tepatnya Manager baruku di Koperasi. Hanya saja aku masih belum bisa mengerti dengan apa yang terjadi sekarang.

"Pak Tomi kenal sama Elis di mana Buk? Saya tidak pernah lihat Beliau makan di Warung Ibu?" kembali Aku bertanya karena penasaran.

"Nak Tomi itu kan tunangannya Elis Nak, Mereka sudah lama berpacaran. Elis bantu ibu di sini sebenarnya karena biar bisa dekat saja dengan Pacarnya. Soalnya mereka juga sudah mau persiapan Pernikahan bulan depan."

Lengkaplah sudah malam mingguku yang kelabu, kali ini dengan mempertaruhkan pekerjaanku. Mana Aku tahu jika Elis sudah punya tunangan? yang paling mengejutkan lagi adalah tunangannya Atasanku Sendiri. Pantas saja Dia baik padaku, ternyata ... Kali ini bukan hanya Joker statusku, tapi jadi Jones (Jomblo Ngenes).

SELESAI

---------‐---------------------

Terimakasih telah membaca novel ini, jika suka mohon dukungannya dengan like, rate dan vote yaa… biar Author lebih semangat nulisnya🤗

Serta tolong sampaikan kritik dan sarannya juga jika ada kesalahan dalam penulisan. Ditunggu dalam kolom Komentarnya yaa… happy reading😊

Terpopuler

Comments

ifa

ifa

seru novelnya thor.... ya misterinya lucunya juga ada.... manis pahitnya ada... good job

2020-11-22

2

Jhi Yho

Jhi Yho

kepedean + kegeeran = ngakak😂😂

2020-10-23

0

Cinta

Cinta

Sialnya gak ktulungan si maman, lucunya si maman... ngakak so hard jadinya

2020-10-19

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!