Di Tempat yang berbeda, seorang Perempuan yang telah memutuskan untuk menutup seluruh Auratnya dengan pakaian Syar'i, tengah mengendarai sepeda motor matic dengan santai. Berbeda dengan cara berkendaranya sepuluh tahun silam, yang seolah tanpa takut.
Perempuan bernama Dewi yang kini juga telah menikah ini, memiliki nyali yang besar dalam mengendarai kendaraan beroda dua miliknya. Dengan kecepatan yang hampir setara dengan Pembalap profesional saat di sirkuit balap, ia menyalip dan mengelak dari setiap kendaraan yang datang dari arah yang sama maupun yang berlawanan dengannya.
Semua kesenangan dan kegilaan itu sempat ia rasakan bersama teman, sahabat yang sudah terasa seperti keluarga. Mereka saling mendukung dengan impian yang berbeda, namun tujuan yg sama.
Memiliki kehidupan yang lebih baik dari hari ini, berhasil dalam hidup dan meraih impian ... ya ... yang menyatukan ketiga Perempuan itu pada masa lalu adalah Impian. Mereka bertiga dan beberapa sahabat yang sudah menyatu seperti keluarga, semua terekam indah dalam memories.
***
FLASHBACK ON (Sepuluh tahun yang lalu)
Dewi dan Riana adalah teman sekelas, namun tak begitu dekat pada awalnya. Siapa sangka jika akhirnya mereka benar-benar bisa jadi sahabat yang berasa keluarga, karena memutuskan untuk menjadi partner bisnis yang saat itu sedang booming.
Berawal dari rasa penasaran akan prodaknya, Rianapun akhirnya memutuskan untuk menjadi Partner bisnis Dewi. Dalam bisnis ini ternyata mereka memiliki Tim, di dalam Tim Dewi sendiri ada beberapa yang memang keluarganya. Adik dan Sepupu Dewi lebih tepatnya, yang memang sudah lebih dulu menjalankan bisnis ini.
Riana merasa senang dengan komunitas positif yang memang setiap hari mereka selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul dan membicarakan impian yang ingin di capai.
Semangat untuk berjuang bersama, seolah mendapatkan kekuatan baru memulai hari sekaligus mengumpulkan rupiah sedikit demi sedikit dengan menjual prodak yang mereka jual. Terlebih saat itu belum banyak perusahaan yang menerapkan sistem yang sedang mereka jalani.
Mengumpulkan beberapa orang dalam satu rumah, kemudian memperkenalkan prodak mereka. Seperti itulah mereka menjalani hari. Selain bersama tim, masing-masing juga melakukan presentasi sendiri. Entah pada teman atau kerabat bahkan pada orang yang baru pertama dijumpai.
Seperti yang dilakukan Riana pada satu sore, ia sudah membuat janji dengan salah satu adik kelasnya yang juga berasal dari Kampung yang sama dengannya untuk berkunjung. Melakukan presentasi prodak dan bisnisnya.
"Assalamualaikum," salam Riana di Kost Adik Kelasnya yang bernama Nelvi.
"Waalaikumsalam, masuk Kak Ri," jawab Nelvi hangat dari dalam Kostnya.
"Maaf ganggu ya Vi ... "
"Gak apa-apa kok Kak, kan Nelvi juga yang minta Kak Ri kesini. Prodaknya bawa gak kak?"
"Oh iya, ada ni, Kamu pesan satu kan sabunnya?" tanya Riana pada Nelvi sambil mengeluarkan Sabun kesehatan miliknya dari dalam tas yang ia bawa.
"Wah ada tamu nih ... " tiba-tiba terdengar suara dari arah dapur. Riana langsung menoleh pada asal suara yang terdengar, seorang gadis berkulit putih dengan senyum mengembang sedang menatapnya. Riana pun membalas senyuman itu sambil mengangguk pelan.
"Iya nih, kenalkan ini Kak Riana. Kakak kelasku waktu Sekolah dulu. Kak Ri, kenalin ini Lili teman sekamar Nelvi," Sambil menjulurkan tangan Riana dan Lili memperkenalkan diri masing-masing.
"Riana."
"Lili."
"Jadi ini sabun yang Kamu bilang bisa buat nyembuhin alergi itu ya Vi?" tanya Lili pada Nelvi yang sedang memegang sabun berbentuk hati dan berwarnah hijau ditangannya.
"Iya Li, selain itu banyak lo manfaatnya. Iya kan Kak?" jawab Nelvi antusias sambil melirik pada Riana yang tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
"Ini bisa untuk semua jenis kulit dan juga bisa untuk menghilangkan noda pada wajah dan mencerahkan kulit juga ... " dan masih banyak penjelasan lainnya yang di berikan Riana untuk Lili yang terlihat tertarik.
Berawal dari satu prodak, Riana pun mengeluarkan katalog produk yang selalu ada dalam tas yang ia bawa. Nelvi dan Lili secara bergantian bertanya manfaat dari masing-masing prodak yang dijawab Riana dengan santai dan secara rinci satu persatu. Hal yang sudah biasa ia lakukan.
"Terus Kak, bisa gak Saya jualan juga seperti Kak Ri gini? Keuntungannya gimana?" tanya Lili usai mendengarkan penjelasan Riana mengenai prodaknya.
"Bisa kok Li, setiap prodak yang terjual Kita ada untung langsungnya. Selain itu Kita juga gak perlu membeli prodak banyak-banyak, Kita bisa terima orderan dulu terus Kita beli dari bayaran calon Pembeli Kita deh. Selain itu juga Kita bisa dapat bonus dari prodaknya ... " kini penjelasan tentang bisnis yang Riana paparkan pada Lili dan Nelvi.
Setelah penjelasan yang cukup panjang karena diselingi dengan tanya jawab yang diajukan Nelvi dan Lili secara bergantian, ternyata kedua Gadis tersebut berminat untuk menjalankan bisnisnya.
Bergabunglah Lili dan Nelvi dalam komunitas bisnis dan mereka pun berkenalan dengan Dewi dan Seluruh teman tim bisnis mereka. Seiring berjalannya waktu, Nelvi pada akhirnya memutuskan untuk tidak terlalu aktif menjalankan bisnis, dan memilih untuk menggunakan prodaknya saja. Berbeda dengan Lili yang memang sudah memutuskan untuk aktif menjalankan bisnisnya.
***
Dalam tim bisnis mereka, sebagian besar adalah remaja. Dalam kurun waktu beberapa bulan saja bahkan keluarga ini, memutuskan untuk tinggal bersama dalan satu Rumah Kontrakan yang sangat sederhana. Mereka tinggal tepat di belakang rumah dari calon istri kakak sepupu Dewi, yang juga bagian dari tim bisnis ini.
Meski dengan kondisi yang cukup sederhana namun mereka tetap bahagia, menikmati kebersamaan yang terjalin layaknya sebuah keluarga. Tak jarang mereka harus pergi keluar Kota untuk melakukan presentasi, harus pergi ke pelosok Desa hanya untuk memperkenalkan prodak yang mereka jual. Tak jarang mereka masih berada di jalanan saat semua orang tengah terlelap nyaman di atas kasur empuknya.
Kedinginan dalam udara pagi yang berkabut, kehujanan di atas kendaraan beroda dua, bahkan menjadi korban kecelakaan lalu lintas sempat mereka alami. Namun semua tetap bisa mereka lewati hanya karena satu kata. Impian ....
Dalam satu komunitas, pasti akan selalu ada yang datang dan yang pergi. Begitupun dalam keluarga bisnis mereka, pasti ada yang dulu selalu menjalani perjuangan bersama memutuskan untuk berhenti.
Namun selalu ada yang datang untuk bergabung. Sahabat Lili, teman Sekolah Dewi, Teman Sekolah Riana. Dan masih banyak lagi. Banyak kisah perjuangan yang mereka jalani bersama, menangis terharu saat mengingat impian yang terdengar bodoh bagi orang lain adalah hal yang biasa. Tertawa bersama dengan hal-hal sederhana dan makan bersama dengan menu alakadarnya adalah hal yang paling indah untuk di kenang.
Selain Kakak Sepupu Dewi kak Badai namanya, dan kak Indah Kekasihnya kala itu yang akhirnya berjodoh dengannya. Dalam keluarga itu juga mereka memiliki ibu Dian.
Sosok yang selalu bisa menenangkan seperti seorang Ibu, dengan Suaminya yang juga bisa bergabung. Pak Ipan yang berwatak keras namun baik hati dan Putri Sulung mereka yang bernama Ulan yang kini menjadi Istri dari Hendrik Adik Dewi.
Ada juga Olin Sahabat Lili yang manja namun sangat lembut dan baik hatinya, Paris yang Setia kemana pun, Pris sahabat Hendrik, Pik teman Dewi dan masih banyak keluarga lainnya ....
Mereka adalah orang-orang yang luar biasa, salah satu perjalanan bersama mereka yang cukup berkesan adalah saat pergi ke rumah Riana, karena dari sanalah sebuah cerita tertulis dalam memori yang perlahan mengubah segalanya....
BERSAMBUNG ....
---------------------------
Terimakasih telah membaca novel ini, jika suka mohon dukungannya dengan like, rate dan vote yaa… biar author lebih semangat nulisnya🤗. Serta tolong sampaikan kritik dan sarannya juga jika ada kesalahan dalam penulisan. Di tunggu dalam kolom comentarnya yaa… happy reading😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Yustin
apa yg trjadi di rmah riana yaa??
2020-10-23
0
Jhi Yho
benar ternyata ini tentang kisah persahabatan
2020-10-23
1
Yhan Thie
pershabatan...
2020-07-27
2