"Pesen nasi goreng Seafood satu ya Mbak, terus nasi ayam kremes satu, es teh manisnya dua."
"Baik Buk. Harap tunggu sebentar ya, akan segera kami siapkan."
Demikianlah sedikit percakapanku dengan Pelayan di Restoran terkenal dekat Kompleks Rumahku ini. Meski sudah buka selama enam bulan, namun ini pertama kalinya Aku bisa datang makan malam di sini hanya berdua dengan suamiku, Mas Amir.
*
Bukan karena tak ingin, tapi sulit menemukan waktu yang tepat untuk bisa berdua. Setelah melahirkan Putra ketigaku, Aku lebih fokus untuk mengurus Dava sendiri, tanpa bantuan babysitter. Mas Amir yang juga sibuk dengan pekerjaannya, jarang mendapatkan waktu luang untuk sekedar makan malam berdua seperti dulu.
Jika makan bersama dengan kedua Putriku Davina dan Diana Kami sudah sering, namun mungkin Aku yang terlalu melankolis dan ingin bernostalgia dengan Suamiku seperti saat masih berstatus sebagai Kekasih.
Ditambah lagi, emosiku yang sering naik turun belakangan ini mungkin disebabkan oleh babyblouse setelah melahirkan. Membuat Mas Amir yang sepertinya mengerti akan keadaanku, sejak siang tadi mengambil inisiatif dengan sedikit memaksa untuk makan disini.
Beruntung malam ini Ibu Mertua menginap di Rumah, kangen Cucu katanya.
*
Walau dengan cuaca yang kurang bersahabat, tapi Suami tetap bersikeras untuk makan di Luar, "Lebih romantis katanya .... " akhirnya dengan berlindung di bawah payung Kami berjalan berdua di bawah rinai hujan yang turun dengan tenang, seolah merestui perjalanan Kami. Malu, tapi Aku bahagia. Suamiku hanya tersenyum sambil memeluk bahuku mesra.
Setelah perjalanan romantis di bawah hujan itu, kini saat semua pesanan Kami sudah ada di depan mata. Sosok Suami yang hangat dan romantis itu, menguap di bawa tetesan hujan.
Kulirik kiri kanan, banyak Pasangan entah Suami Istri seperti Kami atau sebatas sepasang Kekasih. Yang pasti Mereka terlihat Romantis, saling memperhatikan. Berbeda dengan yang di depanku, Mas Amir makan dengan lahapnya, tanpa memperhatikanku. Nafsu makanku hilang, Aku hanya menatapnya makan.
"Mama gak makan?" Akhirnya ia bertanya padaku, setelah satu porsi nasi Ayam kremesnya habis, dan kini sedang menunggu soto ayam yang baru saja dipesannya.
"Dah kenyang Pa!" jawabku singkat. Tanpa menatap matanya.
"Kenyang? Kok bisa Ma? Kan tadi Mama belum makan di Rumah?" dengan lembut Ia bertanya padaku dan mencoba untuk mengangkat wajahku yang tertunduk, dengan memegang daguku yang terpaksa Kuturuti.
"Nanti Mama bungkus aja Pa ... makannya di rumah aja .... " kembali kujawab singkat pertanyaannya. Kini sambil menatap wajahnya yang sudah mulai berubah.
"Jangan gitu dong Ma, ngapain kita kesini kalo akhirnya makannya di Rumah juga? Makan ya Ma, nanti Mama sakit lo. Kalo Mama gak makan, ya udah ... Papa gak akan ngajak Mama makan di Luar lagi!" Mas Amir mengucapkan kalimatnya dengan suara pelan, namun tegas dan dengan tatapan tajam.
Aku tahu jika pandangannya seperti sekarang ini, berarti ia tidak sedang main-main dengan ucapannya. Aku yang tadinyan kesal dengan ketidak -peka-annya, akhirnya harus mengalah. Dan menyantap makananku pelan, dengan sedikit rasa kesal di hati.
***
Menu soto ayam yang Suamiku pesan akhirnya datang juga, dan sekali lagi Ia asyik dengan makanannya dan Aku pun masih dengan acara makan nasi goreng yang belum usai. Kami berdua makan dalam diam.
Sudah seharusnya memang, makan tanpa bersuara. Tapi bukan ini suasana yang Ku mau ... tapi yah ... sudahlah ... Aku hanya bisa menghela nafasku dalam.
Usai makan, Akupun langsung keluar dengan banyak pikiran dalam benakku. Sesampainya di depan pintu keluar, kulihat ada beberapa payung dalam tempat penitipan payung pengunjung, dan payungku tak ada di sana. Iya ... payung hitamku. Mungkin sudah tertukar dengan salah satu Pengunjung.
Usai memilih akhirnya Ku ambil payung bermotif bunga, setelah kupastikan di dalam tak ada yang memilikinya. Maka keputusanku memilih payung ini sudah bulat. Iya ... pasti pemiliknya salah ambil tadi. Begitu pikirku.
sesampainya di luar Restoran, kubuka payung bermotif cantik ini ... dan --- seketika rambutku basah, terkena rinai hujan. Ternyata payungnya berlubang sangat besar di atas.
Saat Aku sibuk membersihkan rambutku dari air hujan, tiba-tiba ada yang memayungiku dari belakang. Kutengok wajahnya dan Aku hanya terpaku, Dia adalah Suamiku.
Benar juga, karena pikiranku sedang kacau tadi, Aku lupa bahwa Suamiku masih menunggu makanan yang akan Kami bawa untuk Mertua dan Anak-anakku di rumah. Oh, betapa malunya Diri ini dibuatnya.
"Tak semua yang terlihat indah itu sempurna Ma," ujarnya sambil tersenyum dan mengandengku pulang.
Wajahku rasanya panas seketika, Aku malu sekaligus sedih dan bahagia. Hanya karena keegoisanku Aku bahkan lupa sosoknya yang hangat dan selalu ada Untukku.
Aku lupa bahwa hanya untuk mengajakku makan di luar hari ini, Ia lembur di kantornya hingga melewatkan makan siangnya.
Aku bahkan lupa, tadi tanpa sengaja mendengar pembicaraannya dengan Mertua yang berterimakasih karena meluangkan waktu untuk menginap di Rumah walau hanya sehari, sekali lagi hanya untuk menyenangkanku.
Dan masih banyak kehangatan lainnya yang sempat Aku lupakan, hanya karena tak mengajakku bercerita hal-hal yang tidak penting. Cairan beningpun turun tak bisa Ku bendung, "Maafkan Mama Pa, dan ... TERIMAKASIH untuk semuanya." Bisikku padanya yang dijawabnya dengan senyuman dan anggukan.
Sambil mengacak rambutku pelan Dia bisikkan di telingaku, "Sama-sama Ma, Papa juga minta maaf karena jarang meluangkan waktu dengan Mama. Papa juga Jarang bilang Terimakasih pada Mama yang sudah bertahan dengan semua kesulitan Kita selama ini, jadi Mama yang hebat untuk Putra-Putri kita. Tak pernah mengeluh, meski Papa tahu betapa capeknya Mama dengan semua aktifitas mengurus rumah dan memperhatikan Anak-anak saat Papa tidak di rumah. Maafkan Papa dan TERIMAKASIH juga Mamanya Anak-anak, dan semoga selalu kuat seperti ini selamanya," sambil mengecup mesra pucuk kepalaku, dan Ku jawab ucapannya tadi dengan semakin memeluk erat pinggangnya sambil tersenyum dan mengaggukkan kepalaku berulang kali, di bawah payung yang kini makin terasa hangat.
SELESAI
---------‐---‐------------------
Terimakasih telah membaca novel ini, jika suka mohon dukungannya dengan like, rate dan vote yaa… biar Author lebih semangat nulisnya🤗
Serta tolong sampaikan kritik dan sarannya juga jika ada kesalahan dalam penulisan. Ditunggu dalam kolom Komentarnya yaa… happy reading😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
dhapz H
sedikit taulah apa yg di inginkan suami jangan cari menang sendiri
2021-09-14
0
ifa
so sweeeettttt
2020-11-22
1
Yustin
Trsentuh aku baca kisahnya... berasa bnget Thor..
2020-10-18
0