Keesokan hari nya, aku kembali ke hotel untuk beristirahat dan mencoba untuk tidam memikirkan tentang liontin pemberian Aira untuk sementara waktu, karna mau bagaimana pun aku memikirkan nya, aku tidak akan mengetahui jawaban nya untuk waktu yang dekat. Untuk sekarang lebih baik aku menyegarkan fikiran ku dengan berkeliling pulai bali hari ini. Dan memutuskan untuk menghabiskan waktu di pantai Sanur.
Oia untuk afif, dia mendapatkan telfon dari orang kantor tempat dia bekerja, jadi dia terpaksa harus kembali ke jakarta karna ada masalah mendadak di kantor nya, walaupun sebenarnya dia sudah mengambil cuti selama 1 minggu.
Sesampai nya di pantai Sanur, aku di suguhkan oleh kehindahan pasir putih ciri khas pantai sanur, aku sedang bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana kain pendek, karna aku memang berniat untuk berenang. Namun baru saja aku ingin turun ke air, tiba-tiba saja aku di kagetkan dengan keberadaan salah satu teman kelas ku, dan setelah ku perhatikan, ternyata seluruh teman sekolah ku sedang berada di pantai. Aku pun langaung mengenakan Kaca mata hitam dan sebuah handuk untuk menutup kepala, dengan tujuan mereka tidak mengenali ku dan pergi meninggalkan pantai.
"LIAAMMMMMM"
Terdengar suara wanita yang tidak asing, setelah aku menengok ternyata itu adalah Dhafina. Namun aku pun hanya terus berjalan dan berpura-pura tidak mendengar nya.
"LIAMMMMMMMMMM"
Teriakan nya semakin keras, dan terlihat ia berlari begitu kencang mengejar ku, reflek.. aku pun ikut berlari menjauhi nya. Kami berlari begitu kencang menyusuri pantai, sampai tidak terasa aku malah berlari menuju sebuah gazebo yang masih berada di tepi pantai dan juga menjadi jalan buntu untuk ku.
"Ke...kenapa kamu lari?". tanya Fina yang kehabisan nafas.
"ka..karna kamu ngejar". saut ku yang juga kehabisan nafas.
Lalu kami berdua pun hanya tertawa karna kebodohan kami, dan memutuskan duduk di gazebo sekedar untuk mengambil nafas.
"kata nya kamu ga ikut? kok di sini". tanya fina.
"karna pengen liburan aja hahaha". jawab ku dengan tawa yang di paksakan.
"dasar... oia am, aku boleh tanya sesuatu? tapi janji jangan ketawa". tanya nya dengan wajah serius.
"heh? iya tanya saja". jawab ku.
"Bima udah punya pacar belom sih?". tanya fina.
Aku pun cukup terkejut mendengar pertanyaan nya, apa mungkin dia menyukai bima.
"gatau.. coba tanya aja sendiri". ucap ku.
"yee.. kalian kan udah kaya truck gandeng, kemana-mana bareng, masa gatau". saut nya.
"ya nama nya manusia, siapa tau dia punya cewe yang di rahasian dari aku, aku kan gatau...". jawab ku.
"hadehhh..." saut nya dengan raut wajah kecewa.
"tapi... kalau aku boleh saranin, lebih baik kamu ga begitu deket sama bima". jawab ku dengan senyum.
"eh.. emang nya kenapa?". tanya nya.
"gpp... cuma saran dari teman aja". ucap ku sembari berdiri.
Aku pun berajalan pergi dengan maksud meninggalkan nya, tapi dia malah mengikuti ku dengan berjalan di samping ku, dan terlihat raut wajah yang penuh dengan tanda tanya.
"Cerita dong kenapa? jangan-jangan kalian berdua gay ya? jadi kamu cemburu". tanya nya
"hah? gila kamu... gini-gini aku udah punya tunangan". saut ku.
"ia bener juga sih, tapi kan kalian di jodohin, jadi siapa tau kami sebenarnya ga suka sama tunangan kamu dan mendem perasaan ke bima... kan sesuai kata kamu tadi, nama nya juga manusia". ucap nya membalikan logika ku.
"bodo amat.... " eluh ku.
Dhafina sudah mengetahui aku memiliki tunangan, karna sebelumnya aku menceritakan kepada nya melalui chat. Aku tidak mungkin memberitau alasan aku menyarankan dia untuk menjauhi bima, karna dia tidak akan percaya, namun yang membuat ku cukup sebal dengan fina ialah karna sifat nya yang begitu kekeh untuk tetap mencari jawaban.
Tiba-tiba aku mendapatkan panggilan telfon, yang setelah ku lihat itu dari Ai.
"kamu dimana?". tanya Ai.
"di Pantai sanur, kenapa?". tanya ku.
"Aku udah di bandara ngurah rai... aku otw kesana.. TUNGGU ! " ucap nya dengan nada tinggi di akhir.
Lalu ia mematikan telfon nya setelah mengatakan itu, aku pun terkejut ia benar-benar datang ke bali, padahal baru beberapa hari yang lalu kakak nya meninggal.
"yaudah terus kenapa alasan nya?" tanya fina yang begitu kekeh.
"bawel banget astaga... itu mulut kalo harus diem 1 menit kaya kamu bakal jantungan atau gimana dah?" saut ku kesal.
Terlihat Bima berjalan menghampiri kami, lalu aku melihat perubahan dhafina yang begitu drastis, yang tadi nya banyak omong, dia langsung terlihat begitu pendiam.
"kalian kenapa lari-lari?" tanya bima.
"ini tadi si fina nanyai--"
Tiba-tiba fina membekap mulutku, lalu ia mengatakan kepada bima bahwa kami berdua hanya sekedar bercanda. Dan setelah itu Fina pergi meninggalkan kami dengan begitu tergesa-gesa. Bima pun semakin di buat bingung oleh sika fina yang begitu aneh, namun aku mengatakan kepada bima kalau fina hanya sedang kebelet ke kamar mandi.
Lalu aku menyuruh bima untuk menemaniku duduk di gazebo.
"Gimana liburan nya bim?" tanya ku sembari menawarkan nya rokok.
"ya seru-seru aja sih, tapi berasa agak aneh kalo kamu ga ada haha". saut nya.
"ya gpp lah sekali-kali, jadi nya kan temen-temen kelas bisa ngobrol lepas sama kamu, kalo aku lagi ga ada". balas ku.
"kamu nya sih, kalo lagi di kelas selalu masang muka jutek, jadi nya ga ada yang berani negur atau ngajak kamu ngobrol". ucap nya
"gpp lah... oia bim, aku mau nanya sesuatu" tanya ku sembari menyalakan rokok.
"ia tanya aja". saut nya.
"Gimana... kalo suatu hari nanti, ada cewe yang suka sama kamu". tanya ku.
"ya ga mungkin lah... misal nya pun ada, aku mungkin akan ngejauhin dia. Emang nya kenapa? tumben nanya gitu". ujar nya.
"hmm gpp.. cuma pengen tau aja" saut ku.
"tapi ya... kalo boleh jujur, suatu hari nanti aku pengen ngerasain jatuh cinta... meskipun aku tau, kalo aku ga mungkin bisa punya pasangan seumur hidup ku". ucap nya dengan senyum lebar ke arah ku.
Aku cukup terkejut mendengar kalimat itu keluar dari mulut nya, aku sampai tidak bisa berkata apa-apa dan hanya menatap wajah nya.
"eh kok muka kamu kaya mau nangis gitu?" tanya nya.
"eng..engga.. siapa yang mau nangis, ada-ada aja". jawab ku gugup.
"Tapi bim... apa kamu ga merasa kesal? atau dendam sama keluarga aku? karna bagaiamana pun, kami lah yang membuat aturan seperti itu". tanya ku kembali.
"engga kok... habis nya, dari kecil pun aku gatau siapa orang tua kandung aku, saat aku masih 8 tahun yang aku ingat ketika ibu angkat ku Vega, membawa ku ke keluarga mu dari panti asuhan, dan menjaga ku dengan baik sampai saat ini... jadi ku rasa tidak ada alasan untuk ku membenci keluarga mu". ucap nya dengan senyum tipis.
Kami memang pertama kali di pertemukan saat usia kami berumur 8 tahun, saat itu bima begitu pemalu dan hampir tidak pernah bicara kepada siapa pun, dia hanya berbicara ketika di tanya, itu pun akan membuat nya begitu grogi. ibu angkat nya, Vega. Adalah pendamping ibu ku, dia lah orang yang merawat Bima dari kecil, bahkan sampai sekarang. Dan jika suatu saat nanti aku sudah menikah dan memiliki anak, Bima pula yang akan menjaga dan merawat calon pendamping anak ku, dan begitu lah seterus nya.
Kami hanya menghabiskan waktu dengan mengobrol sembari memesan makanan dan minuman, sampai-sampai aku tidak menyadari kehadiran Ai yang ternyata sudah berada di belakang ku, ia pun langsung memarah-marahi ku habis-habisan dan bertanya tentang alasan ku kembali kesini, namun aku tetap tidak mau memberitau kan nya kepada nya, karna tidak mungkin dia akan percaya dan juga karna aku tidak ingin melibatkan nya dalam masalah ku. Lalu ketika Ai sudah mulai tenang, aku pun memperkenalkan nya dengan Bima, ia begitu meluap-luapkan emosi nya kepada ku sampai ia tidak menyadari keberadaan bima di depan ku, ia pun meminta maaf karna tidak sopan, dan langsung menarik ku untuk pergi meninggalkan Bima sendiri.
"kamu nginep dimana?" ucap nya dengan wajah jutek.
"senyum dulu baru aku kasih tau". ledek ku.
"nih senyum.. udah senyum nih" saut nya dengan senyum yang ia paksakan.
"hahaha...oia kamu udah makan belum?" tanya ku.
"belum". jawab nya singkat.
Untuk merubah suasana hati nya yang begitu buruk, aku pun memiliki ide untuk menyewa sepeda motor untuk 1 hari, dan kebetulan tempat penyewaan nya tidak jauh dari kami berada. Aku pun mengantarkan nya ke hotel tempat ku menginap terlebih dahulu untuk menaruh barang-barang nya dan setelah itu aku mengajak nya berkendara ke pantai Kuta, karna aku ingin menunjukan pemandangan matahari tenggelam kepada nya.
Karna waktu sudah menunjukan pukul setengah 5, aku pun ber inisistif untuk mengebut agar sampai kesana, dan untung saja hotel ku tidak terlalu jauh dan kami pun sampai tepat waktu. Aku pun langsung menarik tangan nya menuju tepi pantai.
"Indah kan..." ucap ku dengan senyum.
"biasa aja" saut nya yang masih marah.
"Kamu tau ga... kalo matahari akan muncul 1 hari sekali?" tanya ku.
"ya emang cuma 1 hari muncul nya, emang mau berapa kali? 7 kali? kiamat.." saut nya.
"hahaha ia ya... hmmm kalo matahari muncul 1 kali dalam 1 hari, berarti ia akan muncul 29-31 kali dalam sebulan, dan akan muncul 365 kali selama setahun. menurut kamu berapa kali lagi kita bisa ngeliat matahari bersama kaya gini?" tanya ku yang fokus menatap sunset.
"Maksud kamu apa sih? aku ga ngerti" tanya nya.
"tanpa kita sadar, waktu terus berjalan... dan semakin sedikit pula waktu kita untuk bersama, seperti matahari yang ga akan berhenti muncul dan menunggu kita untuk mengambil langkah baru di hidup." ucap ku.
"ohh jadi kamu mau bilang, aku salah gitu karna marah kamu? setelah kamu ninggalin aku gitu aja? tanpa ngomong apa-apa?" saut nya.
"hahaha bukan-bukan.. maksud aku, selama ini tanpa aku sadari, aku seperti tinggalkan oleh dunia, aku hanya diam di tempat, tanpa berani untuk mengambil langkah baru dalam hidup... Sampai dimana... aku bertemu sama kamu, seorang wanita yang membuat aku jatuh cinta pada pandangan pertama, seorang wanita yang juga membuat ku membuka pandangan ku kepada dunia, dan juga karna wanita itu pula aku berani mengambil langkah pertama untuk maju kedepan". ujar ku dengan panjang lebar.
Dia hanya diam dan menatap ku, tak lama kemudian dia malah menyenderkan kepala nya di bahuku.
"Dulu... aku kira, aku bakal lama move on dari heru, atau mungkin malah ga bisa... tapi setelah ketemu kamu, aku malah berfikir aku seperti wanita yang murahan, karna hanya dalam beberapa hari bersama kamu.. aku sudah hampir bisa melupakan 4 tahun ku bersama heru... aneh ya.." saut nya dengan senyuman manis di bibirnya.
"memang aneh.. semenjak aku ketemu kamu, aku memang ngerasa ada yang aneh dari aku... entah itu buruk atau baik, aku ga perduli.. yang jelas, untuk pertama kali nya dalam hidup aku, aku mulai menikmati hidup". ucap ku sembari mencium kening nya.
Sontak ia pun kaget, dan langsung memeluk ku. Lalu ia diam untuk waktu yang cukup lama, sampai-sampai matahari sudah tenggelam seutuh nya dan langit pun menjadi gelap. Ia tidak menangis, atau mungkin ia sedang menahan tangisan nya. Tapi ketika ia menatap ku, ia menunjukan raut wajah yang begitu bahagia.
.
.
Singkat cerita kami berdua menghabiskan waktu untuk berkekeliling menggunakan sepeda motor dan sesekali berhenti di toko pakaian atau pun aksesoris, sampai tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 9 malam dan jalanan pun sudah cukup sepi. Kami pun memutuskan untuk segera kembali ke hotel untuk beristirahat.
Sesampai nya di hotel, Ai berganti baju dan langsung tidur. Aku pun untuk menunggu kantuk ku datang, aku menghabiskan waktu di depan laptop. Sampai aku mendapatkan sebuah pesan singkat dari ibu.
"Liam.. besok malam sudah harus di rumah ya, ayah bilang ada yang ingin dia sampaikan ke kamu secara langsung... jangan sampai telat"
Sebuah pesan dari ibu ku, tumben sekali ayah ingin bertemu dan berbicara dengan ku, sampai-sampai menyuruh ibu untuk menyampaikan pesan nya. Sebenarnya apa yang ingin ayah ku sampai kan...
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments