Setelah 4 jam lebih perjalanan dari cikampek , dan waktu sudah menunjukan pukul setengah 11 malam, kami berhenti di sebuah hotel yang tepat berada di samping taman simpang lima semarang. Lalu aku meminta check in untuk dua kamar, dan memberikan salah satu kunci ke pada mas jo agar mereka segera beristirahat. Tidak lupa, Mas jo memberikan no telfon nya, jika saja terjadi sesuatu selama di luar pengawasan mereka. Karna keselamatan kami berdua selama perjalanan ini adalah tanggung jawab mereka berdua.
Aku yang sudah sangat lelah memutuskan untuk segera masuk ke kamar dengan di ikuti oleh Ai, setelah sampai di kamar, Ai meminta izin untuk mandi, aku yang kedinginan selama perjalanan di tambah sudah mendekati waktu tengah malam, memutuskan untuk mengurungkan niat untuk mandi. Mumpung Ai sedang mandi, aku memutuskan untuk berganti baju dengan mengenakan pakaian tidur dari hotel yang sudah di sediakan.
Lalu aku memfokuskan diri, dengan menatap tepat pada pintu kamar mandi, mengambil nafas panjang dan mempersiapkan mental...
Terdengar suara keran air di matikan, aku pun semakin fokus dan terus memfokus kan pandangan ku ke pintu kamar mandi..
Lalu tak lama Ai keluar mengenakan kaus merah dan celana bahan.
" Cihh..!! ". gumam ku.
"kenapa am?". ucap nya sembari sibuk mengeringkan rambut dengan handuk.
"ah gpp". ucap ku.
Lalu Ai mengajak ku untuk duduk di depan teras, terlihat pemandangan kota semarang yang begitu indah, sudah cukup banyak bangunan pencakar langit di sini, dengan lampu-lampu yang menghiasi langit malam. Aku pun meminta izin untuk merokok kepada nya.
"kamu mau ngomong apa?". tanya ku yang duduk di sebelah nya.
"hmmm.. makasih". ucap nya sembari menundukan kepala.
"makasih buat apa?". tanya ku bingung.
"makasih karna udah jadi orang yang berbeda dari yang aku denger tentang kamu selama ini". jawab nya dengan senyum tipis.
"wahh... ternyata masih banyak rumor jelek tentang aku ya haha... memang nya rumor apa aja yang kamu denger tentang aku?". ucap ku dengan tawa kecil.
"aku denger dari saudara aku, kalau ayah kamu itu orang nya sangat menjengkel kan, dan juga memiliki anak yang sama menjengkelkan nya, banyak omongan negatif juga tentang kamu dari keluarga besar ku, yang kata nya kamu orang nya dingin dan tidak memiliki perasaan". ucap nya yang kali ini sedang menatap ku.
"hmmm.. selain menjengkelkan, kaya nya semua nya salah". jawab ku dengan senyum menatap langit.
"jadi kamu ngakuin, kalo kamu emang ngejengkelin? haha". balas nya dengan tawa kecil.
"haha ya bisa di bilang gitu, aku punya teman dari kecil yang sudah ku anggap saudara sendiri, nama nya Bima... aku tidak tau betapa besar nya rasa sabar dia harus menghadapi aku setiap hari hahaha". balas ku dengan tawa lebar.
"aku awal nya takut ketika denger aku bakal di jodohkan sama kamu... aku bahkan sampe ga bisa tidur, karna jika aku harus berkeluarga dengan orang yang tidak aku sukai, mungkin aku akan hidup di neraka setiap hari nya". jawab nya kembali dengan menundukan kepala.
"aku boleh nanya pertanyaan yang agak sensitif?" ucap ku.
"ia tanya aja". jawab nya.
"kalo boleh tau... gimana hubungan kamu sama matan kamu dulu, aku mau tau dan apa yang nyebapin kamu putus karna perjodohan kita ini?" tanya ku sembari menatap nya dengan serius.
"gimana ya... jelasin nya..." ucap nya sembari merenggang kan badan.
"kalo belum mau cerita gpp kok". ucap ku yang sedikit khawatir.
"gpp tenang aja... aku pacaran sama dia dari kelas 2 SMP, berarti kami udah pacaran selama 4 tahun... dulu aku sebenarnya ga mau pacar-pacaran, karna ku fikir hanya akan membuang-buang waktu, namun Pria yang bernama Heru itu berkali-kai nembak aku, sampe aku lupa berapa kali dia udah nembak aku... akhirnya aku mutusin untuk coba ngasih dia kesempatan, karna merasa kasihan... Namun dengan berjalan nya waktu yang kami habiskan bersama, aku mulai ngerasa nyaman sama dia, dengan semua perhatiannya dia, ke kanak-kanakan nya, ke egoisan nya, ke jujuran nya, ke baikan nya... aku mulai jatuh cinta sama dia-". ucap nya yang sedikit mulai tersendak.
Terlihat sekali bahwa dia dengan sekuat tenaga mencoba untuk menahan air mata yang sudah berlinangan di bola mata nya dengan menatap ke langit.
"Dan dia adalah cinta pertama ku.... dan benar, sesuai dugaan kamu, penyebab kami putus ialah karna perjodohan kita... Ayah ku adalah tipe orang yang tidak akan menarik kata-kata nya apa pun yang terjadi, dan akan selalu mendapatkan apa yang dia mau... Di tambah Heru berasal dari keluarga yang biasa-biasa aja, ku rasa ayah tidak akan menyetujui hubungan kami... karna ayah adalah tipe orang yang menilai orang lain dari status nya". ucap nya yang tidak lagi bisa membendung air mata nya.
"maaf". ucap ku pelan.
Karna aku tidak tau apa yang harus aku katakan di saat seperti ini, aku merasa kesal ketika ia membicarakan mantan kekasih nya, namun ada satu sisi egois di hati ku yang merasa senang, karna dengan putus nya mereka, aku bisa memiliki wanita yang sekarang berada di samping ku.
"kamu ga perlu meminta maaf... Sebenarnya tanpa perjodohan ini pun, aku sudah mengetahui akhir yang akan kami temui jika terus bersama... karna bagaimana pun ayah tidak akan pernah menyetujui hubungan kami. Karna mau bagaimana pun orang tua ku, aku menyayangi mereka, dan akan memilih apa yang mereka katakan ... jadi aku melihat perjodohan kita ini, seperti Bom waktu yang meledak lebih awal untuk hubungan kami... Dan ku rasa ini lah waktu nya untuk kami saling mengucapkan selamat tinggal". ucap nya yang semakin tidak bisa menahan air mata nya.
Aiko perlahan menyandarkan kepala nya di pundak ku, dan meminta ku untuk tidak melihat wajah nya.
Untuk sesaat tidak ada satu pun kata yang terucap antara kami. Seolah langit malam seperti menggambarkan sunyi nya situasi ini.
"Lalu apa Heru menerima nya begitu saja?". tanya ku yang sekaligus memecahkan keheningan.
"entah.. setelah mengucapkan perpisahan lewat telfon dan meminta maaf, aku langsung mematikan telfon dan memblokir nomor nya.. Ia sempat datang ke rumah ku beberapa kali setelah nya, karna setelah itu aku beralasan sakit dan tidak datang ke sekolah, namun security mengusir nya". ucap nya yang masih bersandar di pundak ku.
"Aiko... aku bukan bermaksud untuk ikut campur tentang hubungan kalian.. Tapi.. Lebih baik kamu memberikan ia kesempatan untuk berbicara, entah apa pun itu kamu harus mendengar kan nya... Entah Manis atau pun Pait kehidupan yang kalian berdua habiskan selama 4 tahun, yang pasti ialah... lelaki itu pantas mendapatkan ucapan perpisahan yang sepantas nya". ucap ku sembari mengelus kepala nya secara perlahan.
"Lalu menurut mu apa yang harus aku lakukan?". tanya nya.
"Telfon dia sekarang, dan dengarkan apa yang ingin dia katakan". jawab ku.
"ta.tapii."
Ucap nya yang terlihat begitu ragu, aku hanya diam dan hanya menunggu keputusan nya, lalu akhir nya ia mengeluarkan handphone nya dan melihat Whatsapp Heru yang telah ia belokir. Ia hanya melihat nya, tanpa berkata apa pun. Tak lama setelah nya ia memutuskan untuk membuka blokir nomor tersebut, Dan langsung saja banyak sekali Chat yang masuk secara serentak karna sebelum nya tertunda karna di blokir. Kira-kira seperti ini pesan nya...
"Ai..?? kok tiba-tiba gini sih?"
"Ai?"
"Ai kenapa harus di blokir? biarin aku ngomong sesuatu".
"Ai... kamu sampe ga masuk sekolah.. kamu gpp?".
"Ai... Selama 4 tahun hubungan kita, manis dan pahit udah kita laluin... terimaksih sudah mau bersinggah..."
"Sulit... Aku Sulit... buat ngucapin nya"
"Ai... kamu udah makan? jangan lupa jaga kesehatan terus ya".
"Aku tau.. yang paling tersakiti di sini adalah kamu.. u have to be brave Ai.... tidak perduli apa pun, jangan menyalahkan diri kamu sendiri.. Karna aku sama sekali tidak menyalahkan kamu.."
"Aiko.... I will always love you no matter what.... dan selamat tinggal  "...
Setelah membaca semua pesan itu, Ai pun sudah tidak lagi dapat menahan tangisan, ia terisak tangis dengan begitu keras nya sembari mengucapkan kata maaf berulang kali... Aku pun memeluk nya dan coba untuk menenangkan nya. Aku tidak pernah memiliki hubungan asmara sebelum nya, dan sejujurnya aku tidak begitu memahami perasaan kehilangan yang sedang ia rasakan.. Namun yang aku tau pasti, aku harus membantu nya menenangkan diri.
Setelah cukup lama menangis, Ia pun mulai sedikit tenang... lalu Ai mengambil nafas panjang berungkali sekedar untuk menenangkan diri, dan ia kembali menatap Handphone nya.. Kali ini ia menelfon Heru...
"halo Ai?". ucap Heru.
"........." Ai hanya terdiam.
"Kamu ga salah... kamu ga perlu minta maaf... kamu ingat kata-kata aku waktu kita lagi di dufan ga? aku bilang... kalau hubungan kita itu seperti sebuah dongeng, terlihat begitu indah dan begitu menyenangkan. Namun sebenar nya entah mengapa aku juga merasakan hubungan kita ini terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Seperti sebuah dongeng di buku, yang akan selesai ketika kita selesai membaca nya, karna Dongeng yang bagus akan membuat kita merasa terlalu cepat saat membaca nya, it just too good to be true". ucap Heru dengan begitu tenang.
"......." Ai masih tidak menjawab, namun terlihat ia mulai kembali ter isak tangis.
"masih aja cengeng.... APRILIA AIKO.... Aku harap kamu menemukan Pria yang jauhhhh... jauhhhh..... lebih baik dari aku... Untuk sekarang dan Seterus nya Aku HERU NURMANSYAH... izin mengundurkan diri dari kehidupan mu... love u and peace out". ucap Heru yang langsung mematikan telfon setelah nya.
"Thanks for everything". Gumam Aiko pelan.
Lalu Aiko berdiri sembari mengelap air mata dengan tangan nya, dan perlahan ia mendekati pagar teras. Dan berteriak...
"ONCE AGAIN.....!!! THANKS FOR EVERYTHING YOU'VE DONE FOR ME"
Aku pun langsung mendekati nya dan menyuruh nya untuk tidak berteriak lagi, karna akan menggangu tamu lain nya.
"hahaha maaf, aku cuma merasa lega". ucap nya dengan tawa dan juga air mata yang masih berlinang.
"yaudah ia ia... sekarang duduk lagi". ucap ku sembari menarik tangan nya.
"makasih liam... kalo ga gini, mungkin aku akan menyesal suatu saat nanti". balas nya.
"yaudah... sekarang lebih baik kamu tenang, dan manfaatin liburan ini untuk menyegarkan fikiran kamu". ucap ku dengan senyum lebar.
"Roger". ucap nya singkat.
Lalu ia pun kembali bersandar di pundak ku yang tak lama kemudian ia pun tertidur dengan pulas nya, mungkin karna seluruh energi nya sudah habis karna tadi. Aku pun membopong nya dan membaringkan nya di kasur... Setelah itu aku kembali ke teras depan, karna kerjadian tadi entah mengapa rasa ngantuk ku menghilang.
Sedang asik nya memandangi pemandangan, tiba-tiba saja aku kembali di kaget kan oleh kemunculan sosok ular yang sama persis dengan yang ku lihat di Restorant padang saat di Cirebon sebelum nya. Ular itu merayap di pagar dan perlahan mendekati ku, entah mengapa... sekali lagi, aku tidak bisa bergerak seperti sebelum nya, ia mulai mendekati tangan ku yang memang sedang berpegangan di pagar, dan mulai merayap ke atas tubuh, sampai kepala nya mendekati kuping ku.
"Datang lah ke pantai Kenjeran... Ratu kami sedang menunggu mu"
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments