Sekitar 3 jam lebih lebih perjalanan, dan waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, kami pun sampai di pantai Kenjeran, Surabya. Kami pun langsung di suguh kan oleh pemandangan laut yang begitu indah, di bumbui dengan langit sore, yang seolah menyempurnakan keindahan nya. Namun hal pertama yang harus kami lakukan adalah mencari hotel, karna kami akan menghabiskan satu malam disini. Tiba lah kami di sebuah hotel yang berlokasi tidak jauh dari bibir pantai, aku sengaja memilih kamar dengan lantai yang agak tinggi dan juga menghadap ke arah laut, walaupun ternyata ada biaya tambahan untuk kamar yang menghadap ke laut, namun aku tidak memperdulikan nya.
"A-.. Beb.. mau pisah atau satu kamar lagi?". tanya ku
"hmm satu aja lah, biar ga keluar biaya banyak". jawab nya dengan senyum.
Lalu seperti sebelum nya, aku memberikan kunci kamar kepada Mas jo untuk mereka beristirahat malam ini, dan setelah menaruh barang-barang kami di kamar, kami berdua memutuskan untuk pergi berkeliling untuk mencari toko pakaian, karna aku dan Ai sama-sama hanya membawa 1 set pakaian ganti, sedangkan mas jo dan mas Rido pergi ke mushola untuk shalat.
Tidak jauh dari hotel kami menginap ada sebuah toko pakaian, dan juga banyak sekali souvenir yang sepertinya memang di peruntukan untuk tourist. Kami pun masuk ke dalam dan melihat-lihat, Karna aku tidak ingin menghabiskan banyak waktu, aku langsung mengambil kaus hitam dan juga celana jeans pendek. Sedangkan Ai... ia masih berputar-putar di dalam toko dan seperti nya ia belum menemukan apa yang ia ingin kan. Aku pun duduk di dekat kasir dengan bermain HP sembari menunggu nya, dan tak lama kemudian Ai menghampiri ku..
"kalo ini sama ini kira-kira bagusan yang mana?" tanya nya.
Terlihat baju dengan lengan panjang berwarna pink dan baju putih tanpa lengan.
"yang mana aja bagus kok". saut ku dengan senyum.
"hmmm yang putih aja deh... btw kamu udah selesai?". tanya nya.
"udah kok, ini lagi nunggu kamu". jawab ku.
"maaf ya... sebentar lagi kok hehe" ucap nya dengan tawa kecil
"oia... tolong sekalian pilihin 2 set baju smaa celana buat mas jo sama mas rido ya, mereka kaya nya juga ga ada baju ganti". ucap ku
"rogerr". jawab nya.
Lalu ia kembali melihat-lihat, dan sekitar 10 menit kemudian dia pun kembali menghampiri ku.
"yaudah yuk aku udah selesai". ucap nya sembari menarik tangan ku untuk ke kasir.
Ketika aku ingin membayar, tiba-tiba Ai mengatakan bahwa kali ini ia yang akan membayar nya, aku pun hanya menggangguk dan menyetujui nya.
Setelah itu kami berdua menghabiskan waktu cukup lama di sebuah cafe yang terletak tepat di bibir pantai, sampai tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, kami pun memutuskan untuk kembali ke hotel.
Sesampai nya di kamar, Ai mengatakan ingin tidur lebih awal, karna merasa lelah. Lalu seperti kemarin, aku hanya menghabiskan waktu di teras depan kamar, dengan pemandangan laut malam, di tambah bintang-bintang terlihat begitu jelas di sini. Di temani segelas latte hangat, aku pun sungguh menikmati waktu sunyi ini sendiri.
"Liam". ucap tetua yang tiba-tiba muncul di samping ku.
"eh.. apa kek?" tanya ku dengan sedikit kaget atas kemunculan nya.
"Apa ibu mu sudah mengajari mu tentang amalan pemisah raga?". tanya nya.
"Pemisah raga? ku rasa belum". jawab ku.
"hmmm kurasa dia akan melakukan sesuatu untuk itu". ucap nya kembali.
"maksud kakek?". tanya ku penasaran.
"tidak perlu di fikirkan" jawab nya yang langsung menghilang.
Apa maksud nya sebenernya?, tanpa begitu memperdulikan nya, aku menyibukan diri dengan bermain game di handphone sembari menunggu pukul 12 malam, dimana aku akan bertemu dengan sang Ratu.
Sampai tidak terasa pukul sudah menunjukan pukul 11:45 malam, aku pun bersiap-siap untuk pergi ke pantai, dengan mengambil jaket di dalam tas, karna udara di luar cukup dingin...
Namun... baru saja aku melangkah kan kaki dari tas ku, tiba-tiba saja pandangan ku menjadi kabur, dan sekujur badan ku menjadi begitu lemas.. Sampai-sampai aku terjatuh di lantai cukup keras, semakin lama aku tidak bisa mempertahankan kesadaran ku... Terdengar suara Ai memanggil-manggil ku, namun aku tidak bisa merespon nya... sampai dimana... aku tidak lagi mendengar suara nya, dan pandangan ku menjadi gelap total.
.
.
.
.
"wahai keturunan Aira... selamat datang di kerajaan ku". terdengar suara perempuan.
Badan ku masih begitu lemas, entah siapa yang berbicara di depan ku, aku masih kesulitan untuk bangun dari posisi tengkurap. Perlahan-lahan aku mencoba untuk membuka mata, aku melihat begitu banyak cahaya putih dan kuning, pandangan ku masih begitu kabur. Dengan tenaga yang perlahan kembali, aku pun mencoba untuk berdiri.
"Si..siapa kau?" ucap ku yang masih tidak bisa melihat dengan jelas.
"Nama ku adalah ************ ***********, Aku adalah Ratu sekaligus Raja di sini". ucap nya kembali dengan suara begitu lembut.
Terlihat sesosok wanita dengan dandanan dan pakaian berwarna biru seperti ratu pada jaman majapahit, dengan kulit putih pucat.
"Ratu? maksud mu kau adalah sang Ratu ular? jadi kau lah yang memanggil ku untuk ke pantai kenjeran" ucap ku dengan pengelihatan
"benar... maaf atas ketidak sopanan ku, dengan memanggil paksa sukma mu dari raga mu". ucap nya.
Berarti ini lah yang di maksud oleh Tetua tadi, alasan dia menanyakan tentang apa kah aku sudah mengamalkan amalan pelepas raga.
"Lalu apa yang terjadi dengan raga ku saat ini?". tanya ku.
"Raga mu hanya tertidur pulas, aku berjanji akan memulangkan mu dengan selamat". balas nya.
Kini aku berada di sebuah ruangan yang begitu besar namun isi nya begitu kosong... hanya ada cahaya seperti lampu di setiap sudut ruangan, tapi aneh.. dari mana sumber cahaya itu? yang pasti bukan dari obor api atau pun Lampu seperti di dunia ku.
Lalu ia mengajak ku untuk pergi keluar ruangan, dan betapa terkejut nya aku dengan apa yang aku lihat sekarang, Aku melihat sebuah Rumah yang begitu besar berwarna biru langit di bawah sana, ya di bawah sana... karna ternyata tempat ku berada sekarang berada di tempat yang begitu tinggi, dan aku harus menuruni tangga yang cukuo curam dan panjang untuk sampai ke sana. Ketika aku menengok ke atas, aku kembali di kejutkan.. aku melihat banyak sekali ikan berenang-renang di atas sana, seperti tempat ini berada di bawah laut.
"Apakah kita berada di bawab laut?". tanya ku yang mengikuti nya menuruni tangga.
"bisa di bilang seperti itu... Karna ini adalah Dunia ghaib, kau tidak akan bisa masuk ke sini jika tidak ada izin dari ku". ucap nya yang sedang berjalan di depan ku.
"Ngomong-ngomong... boleh aku bertanya sesuatu?". tanya ku sembari berhati-hati melangkah di tangga yang cukup curam ini.
"tentu". jawab nya singkat.
"Aku mendegar dari salah satu khadam ku, bahwa kau pernah bertarung dengan nenek ku Aira... lalu bagaimana bisa dia menemukan mu?". tanya ku.
"Dia adalah orang yang sangat spesial, manusia ke 3 yang ku akui setara atau lebih kuat dari ku... dia bisa merasakan energi ghaib dari jarak yang begitu jauh, dan juga memiliki Ratusan khadam penjaga, bahkan beberapa sudah termasuk dalam golongan iblis... ia memaksa masuk ke tempat ini dengan kekuatan nya, aku pun mau tidak mau harus menahan nya dengan seluruh kemampuan ku... Terjadilah tragedi besar saat itu. Selain ia ingin merampas seluruh harta mustika milik ku, dia juga memaksa ku untuk menjadi salah satu khadam pengikut nya... Namun jelas aku menolak nya, Lalu kami bertarung dengan kekuatan penuh selama 3 hari di alam ini.. Sampai titik dimana, kami berdua menyadari bahwa ini adalah batas kemampuan kami, aku tidak bisa mengalahkan nya, begitu juga dia... Lalu tiba-tiba saja dia mengeluarkan Pusaka Kenjarin yang membuat ku begitu kaget, karna sudah dari dulu aku menginginkan pusaka tersebut, dan seperti nya ia mengetahui hal itu. Lalu ia menawarkan ku untuk melakukan pertukaran dengan 17 mustika kembar milik ku... entah mengapa ia menginginkan mustika itu, padahal aku masih memiliki mustika yang jauh lebih kuat dan aku sangat yakin dia mengetahui nya". ucap nya panjang lebar
"Aku tidak tau bahwa nenek ku sehebat itu... lalu bagaimana akhir nya bisa berteman?" tanya ku yang makin penasaran.
"Mudah... Kami saling mengakui kekuatan kami masing-masing, di tambah dia memiliki tujuan yang membuat ku begitu kagum kepada nya". ucap nya dengan senyum.
"tujuan? tujuan seperti apa?". tanya ku kembali.
"Cepat atau lambat kamu akan mengetahui nya...". jawab nya.
Begitu banyak hal yang kami bicarakan, sampai tidak terasa sampai lah kami di depan rumah biru yang ku sebutkan tadi, aku pun meminta izin kepada nya untuk menyentuh tembok nya.
"Apakah ini terbuat dari kaca?". tanya ku penasaran.
"Tidak... itu semua terbuat dari es". jawab nya.
"es?.. tapi aku tidak merasakan dingin sama sekali". timpal ku.
Mendengar pertanyaan ku ia hanya tersenyum sembari berjalan menuju pintu masuk, Aku pun mengikuti nya. lalu masuklah kami ke dalam, ruangan nya begitu luas... terlihat sebuah bangku di ujung ruangan yang seperti nya juga terbuat dari es... Selain itu aku juga melihat banyak sekali ular di sudut-sudut ruangan, yang memiliki warna beragam...seperti hitam pekat, biru hitam, hijau dan coklat. Mungkin jumlah nya lebih dari 200 ekor.
"masuk lah... tidak usah takut... mereka semua adalah budak-budak ku". jawab nya.
Lalu kami menuju sebuah ruangan yang terletak di samping bangku, kami pun masuk ke dalam nya. Terlihat ada satu lukisan besar di dalam nya, dan yang tergambar di lukisan tersebut ialah sang Ratu sendiri... selain itu banyak sekali perhiasan-perhiasan yang tertata rapih di atas meja yang begitu panjang di pinggir ruangan.
"Di sinilah tempat dimana aku biasa menghabiskan waktu, ketika nenek mu berkunjung kesini... bertemu dengan mu sungguh membuat ku merindukan sosok nya". ucap nya sembari menunjuk ke arah bangku panjang dekat jendela.
"memang di sayangkan... nenek ku meninggal di umur yang bisa di bilang belum tua". jawab ku.
"Manusia memang memiliki umur yang sangat pendek... entah apa yang membuat kalian bisa menikmati kehidupan yang begitu singkat". ucap nya.
"entah lah... tapi baru-baru ini aku mulai menikmati kehidupan ku". jawabku dengan senyum tipis.
"Dengan wanita bernama Aiko itu?". tanya nya
"eh.. bagaimana kau bisa tau?" tanya ku kembali.
"Karna aku terus mengawasi mu selama perjalanan kamu kesini...". jawab nya.
Lalu ia mempersilahkan ku untuk duduk, dan akan pergi sebentar untuk mengambil sesuatu.. Aku pun hanya menghabiskan waktu untuk menengok - nengok isi ruangan, banyak sekali barang yang belum pernah ku lihat sebelum nya, seperti sebuah cangkir berwarna emas dengan banyak batu biru yang menenpel di bagian luar nya, lalu aku melihat sebuah pedang dengan gagang dan sarung nya di lapisi oleh emas, di tambah ada sebuah tulisan raja di sarung pedang nya, sungguh begitu indah. Namun entah menagapa ada suatu barang yang begitu menyita perhatian ku, aku melihat sebuah buku yang begitu tebal namun untuk yang satu ini tidak di lapisi oleh emas, melainkan seluruh cover nya seperti terbuat dari kulit yang saat ku pegang begitu keras. Aku mencoba untuk membuka nya, namun sama sekali tidak terbuka. Entah apa isi nya, pada cover depan nya ada sebuah tulisan Sansekerta yang tidak dapat ku baca.
"Kau penasaran dengan buku itu?" ucap sang ratu yang tiba-tiba saja sudah berada di samping ku
"eh.... ia aku begitu penasaran... dan maaf aku sudah lancang untuk mencoba membuka nya, namun aku tidak bisa membuka nya". ucap ku.
"sayang sekali... aku juga tidak bisa membuka nya". jawab nya.
"kau juga tidak bisa? lalu bagaimana kau mendapatkan buku ini?". tanya ku penasaran.
"Aku sebelum nya mengatakan, bahwa nenek mu adalah manusia ke 3 yang ku akui... Dan si pemberi buku ini adalah si orang kedua, dia adalah seorang ahli agama yang begitu di kagumi pada masa nya, dan ia memberikan ini pada ku sebagai kenangan terakhirnya sebelum ia meninggal". jawab nya dengan mata sayup.
"ahli agama? maksud mu seperti pastor, biksu atau kyai?" tanya ku bingung.
"ia adalah seorang muslim.. dan dia tidak pernah mau di panggil kyai atau pun gelar lain nya... tapi dia memiliki sebuah sebutan yang di berikan oleh para pengikut nya... yaitu para Wali". ucap nya yang sekaligus membuat ku begitu kaget.
"Wali? apa mungkin wali songo?" tanya ku memastikan.
"wali songo? apa itu? aku seperti pernah mendengar nya di suatu tempat". tanya nya.
"Songo yang berarti 9... dan wali ialah sebutan untuk orang yang di percaya/di tugaskan... Mereka ber sembilan lah yang menyebarkan islam di pulau jawa". jawab ku.
"ohh begitu kah... aku tidak tau itu, mungkin orang itu adalah salah satu dari mereka... namun aku juga tidak dapat memastikan nya, karna ketika kami berbincang, dia hampir tidak pernah menceritakan kehidupan nya". timpal nya.
"berarti jika memang dugaan ku benar, tujuan dia memberikan mu kitab ini adalah dengan harapan suatu saat nanti Ratu akan masuk islam, karna seperti nya kitab ini adalah kitab Al'Quran". jawab ku.
"Liam... apakah kau percaya akan tuhan?". Timpal nya denga pertanyaan.
"tuhan? entahlah.. aku hanya sudah terlalu lelah untuk meminta pertolongan kepada siapa pun... lalu bagaimana dengan mu?". ucap ku.
"aku? aku sudah tidak tau lagi... aku sudah banyak sekali menyesat kan manusia. Seperti para budak ku, kebanyakan dari mereka ialah Tumbal pesugihan untuk ku... seperti nya sudah tidak ada jalan ku untuk kembali". jawab nya dengan senyum.
"ku rasa ada..." ucap ku dengan membalas senyum nya.
Setelah perdebatan panjang, Ratu meminta ku untuk duduk dan memberikan ku sebuah peti kecil berwarna coklat.
"Berat sekali... apa ini?". tanya ku.
"Itu adalah titipan dari nenek mu... bukalah" jawab nya sembari duduk di sebelah ku.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Rusmiati Tati
terlalu nertele tele lain judul lain pula ceritanya
2022-02-10
0
Ulya Nur
penasaran
2022-01-26
0
Liani.
makin kesini makin penasaran, seruu 😃
2021-12-22
0