Malam Perjodohan

Sore ini Kevin tampak menyambangi butik mamanya, butik dimana Almira juga bekerja di sana. Kevin sengaja pergi ke butik Mamanya setelah ia pulang dari kantornya. Bukan tanpa alasan Kevin menyempatkan diri ke butik mamanya. Selain ia ingin merekomendasikan sketsa-sketsa gaun buatan Almira, Kevin juga ingin mengajak mamanya pulang bareng karena mereka mau mengadakan makan malam bersama di rumah.

Lagipula, Kevin juga kangen masakan rumahan lebih tepatnya masakan bi Yeyen yang sudah lama tak pernah ia makan semenjak dirinya memutuskan tinggal di rumah yang terpisah.

Saat hendak masuk butik, Kevin berpapasan dengan Almira yang juga hendak keluar. Almira jadi kikuk karena jalannya terhalang Kevin yang hendak masuk, Almira mundur beberapa langkah untuk mempersilakan Kevin masuk.

"Ah pak Kevin, silahkan bapak duluan yang masuk!"

"Tidak, tidak... Kamu saja yang duluan, silahkan kalau mau keluar!"

Seolah tidak mau mengalah Kevin jadi ikutan memundurkan tubuhnya keluar butik beberapa langkah, ia mempersilakan Almira yang hendak mau berjalan keluar. Karena tidak mungkin jika mereka berdua berjalan bersama meski berlawanan arah, pintu butiknya hanya di desain satu arah. Jadi jika ada yang mau masuk atau keluar harus bergiliran.

"Tapi pak..." Almira hendak berkilah, tapi Kevin langsung memotong kalimat Almira sebelum ia sempat menyelesaikannya.

"Udah gak apa-apa kamu duluan saja! " Kevin mempersilakan Almira untuk keluar lebih dulu baru Kevin yang masuk.

"Baiklah, terimakasih pak"

Almira berinisiatif mengambil jalan lebih dulu, daripada mereka berdua saling menunggu giliran. Mending Almira yang duluan, toh ia juga sedang buru-buru.

"Al..." Ucap Kevin saat Almira hendak keluar.

Almira menoleh ke arah Kevin.

"Ada apa pak?"

"Apa nanti malam kamu ada acara?"

Almira memicingkan matanya saat mendengar pertanyaan Kevin. Melihat Almira yang nampak curiga Kevin langsung menambahkan kalimatnya.

"Aku hanya ingin mengajak kamu makan malam untuk berdiskusi sesuatu"

"Diskusi?"

Kevin mengangguk mengiyakan.

"Maaf pak, kebetulan malam ini saya ada jadwal mengajar bimbel privat, jadi dengan amat menyesal saya tidak bisa memenuhi permintaan pak Kevin"

"Bimbel privat?" Kevin nampak terkejut mendengar apa yang di jelaskan Almira barusan.

"Iya pak, itung-itung cari rejeki tambahan.hehe"

"Wah wah kamu memang perempuan yang hebat," puji Kevin yang langsung di balas senyuman oleh Almira.

Senyum yang nampak manis seperti gulali, senyum yang tak pernah hilang meski Kevin tahu kehidupan Almira cukup berat. Tapi Kevin salut pada Almira, dia tidak pernah menunjukan rasa mengeluh sedikitpun meski harus menghabiskan waktunya mencari pundi-pundi receh.

"Kalau gitu, saya permisi duluan ya pak... Selamat Sore!" Almira akhirnya berpamitan dengan Kevin yang masih berdiri mematung, kagum dengan sosok Almira yang gigih.

Setelah Almira berlalu dari pandangannya. Tiba-tiba seseorang menepuk bahu Kevin, ia sedikit terlonjak kaget lalu tersadar dari lamunannya.

"Vin???"

"Isshhh mama, mengagetkan aku saja," desis Kevin pada orang yang menepuk bahunya, yang tak lain adalah mamanya.

"Liatin apa Vin?"

Bu Vania atau mamanya Kevin mengedarkan pandangannya setelah melihat Kevin termenung di luar.

"Biasa, ma"

Kevin menyunggingkan tepian bibirnya, memberi kode pada mamanya. Tanpa Kevin menjelaskan panjang lebar, mamanya sudah langsung bisa menangkap siapa yang di maksud Kevin barusan. Sehingga bu Vania hanya membulatkan bibirnya membentuk huruf O.

"Oh"

"Ma, sebelum kita pulang, Kevin mau ngomong sesuatu sama mama"

"Ngomongin Almira lagi?" Kata bu Vania asal, Kevin jadi malu karena akhir-akhir ini pembicaraan Kevin pasti selalu berhubungan sama Almira.

"Hehehe... ya ada hubungannya sih sama Almira, tapi bukan mau ngomongin orangnya, tapi ini... "

Kevin menyodorkan lembaran-lembaran sketsa yang dia temukan di kursi belakang mobilnya tadi pagi, sketsa-sketsa gaun hasil karya tangan-tangan kreatif Almira, gadis pujaannya.

"Ini Almira yang buat?" Kevin mengangguk mengiyakan.

Bu Vania nampak antusias dan terkagum saat melihat desain gaun yang di buat Almira. Di lihatnya lembaran-lembaran kertas yang sudah tertera coretan desain gaun tersebut dengan seksama.

"Bagaimana kalau mama wujudkan desain-desain ini dalam bentuk nyata?" usul Kevin.

"Please, ma..." Kevin mulai memelas saat mamanya nampak menimang-nimang terlebih dahulu usulan Kevin. Bukan tanpa sebab bu Vania berlaku seperti itu, ia adalah desainer sekaligus pengusaha profesional, meski Almira adalah karyawannya tetap saja harus melalui persetujuan Almira dulu sebagai salah satu pencipta karya tersebut. Ia tidak bisa langsung mengorbitkan desain tersebut kedalam bentuk nyata, sementara belum ada kesepakatan dari sang pemilik desain.

"Ga, bisa gitu Vin. Mama harus tanya Almira dulu boleh apa nggak kalau rancangannya ini direalisasikan kedalam bentuk nyata"

Niat awalnya Kevin ingin memberikan surprise pada gadis pujaannya itu dengan merealisasikan gambar-gambar tersebut ke dalam bentuk nyata, namun Kevin yang mulai mengerti akhirnya harus melenguh nafas panjang sesaat. Mamanya benar, jika tanpa adanya persetujuan dari Almira itu namanya mensabotase hak milik orang lain. Dan itu melanggar etika berbisnis.

"Nanti, kita bicarakan lagi deh. Sekarang ayo kita pulang!" Pinta bu Vania.

Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil berwarna biru, tanpa berlama-lama mobil tersebut melesat menuju rumah mereka.

Setelah menempuh jarak puluhan kilo meter, Mobil Kevin pun telah sampai di rumahnya, Namun ada yang menarik perhatian Kevin saat memasuki pelataran rumahnya. Ya, di sana tampak terparkir mobil mewah bernomor polisi, B **** FR. Plat Nomor yang nampak asing di mata Kevin. Meskipun orang tua Kevin memiliki banyak mobil mewah, tapi Kevin hafal satu persatu Plat Nomor Mobil milik orang tuanya, jadi ia tak mungkin salah kalau mobil yang sedang Kevin perhatikan itu bukanlah milik orang tuanya.

"Ma, ini mobil siapa? Apa papa membeli mobil baru?" Seloroh Kevin sembari memperhatikan mobil mewah berwarna maroon tersebut.

Seketika, Bu Vania menelan ludahnya. Ia ingat percakapannya tadi pagi dengan papanya Kevin. Kalau rencana makan malam ini hanya akal-akalan saja supaya Kevin bisa bertemu dengan keluarga Rubbiantoro Jamil.

"Anu.... mungkin ini mobilnya asisten pribadi papa" Jawab bu Vania asal.

"Vallen? Kayanya mobil Vallen bukan warna maroon tapi biru deh. Kevin ingat betul tipe mobil Vallen gak semewah ini," lagi-lagi Kevin mengernyitkan dahinya, heran dan curiga.

"Mungkin mobil Vallen ada dua." Seloroh bu Vania yang lagi-lagi membuat Kevin semakin bingung.

"Tapi, ma... "

Ucapan Kevin tertahan kala bi Yeyen datang menyambut bu Vania dan Kevin yang baru saja sampai.

"Nyonya, Tuan Muda. Tuan Besar dan Tamunya sudah menunggu di dalam," ucap bi Yeyen yang berhasil membuat Kevin lagi-lagi di buat bingung.

Kevin melirik mamanya

"Ma, Jelaskan padaku sebenarnya ada apa ini? Apa yang sedang kalian rencanakan? " Kevin mulai emosi, ia mulai menyadari ada sesuatu yang di sembunyikan oleh mamanya.

Tapi Mamanya memilih bungkam dan langsung beranjak meninggalkan Kevin yang masih diliputi rasa penasaran.

"Bi, Jelaskan padaku sebenarnya di dalam ada siapa?" Kevin mencoba bertanya pada bi Yeyen dengan sorot mata yang tajam. Namun lagi-lagi Kevin tak mendapatkan jawaban.

Kevin langsung ke dalam rumahnya, di susul bi Yeyen yang mengekor di belakang.

Kevin seperti sedang di permainan sekarang, rasa penasarannya kemudian terjawab kala ia melihat seorang laki-laki paruh baya seumuran papanya, laki-laki dengan raut wajah tegas dan berperawakan tinggi besar.

"Ini dia putraku... Kevin Andara Fernaldy," ucap pak Gunawan saat Kevin sampai di ruang tamu.

Laki-laki paruh baya itu kemudian menyodorkan tangannya kepada Kevin.

"Perkenalkan saya Rubbiantoro Jamil"

Deughhh~

Bak di sambar petir berkekuatan tinggi, Kevin membelalakan matanya saat mengetahui identitas laki-laki paruh baya tersebut. Laki-laki yang selalu diulas oleh Tuan Gunawan setiap kali memulai obrolan santai dengan Kevin, dan laki-laki tersebut di gadang-gadang akan di jadikan calon mertuanya. Naasnya Kevin sama sekali tidak bisa berkutik apalagi melarikan diri.

"Aku tidak suka di permainkan seperti ini!" Batin Kevin, emosi.

Bersambung.

Special Pict.

Kevin

Terpopuler

Comments

Li Na

Li Na

Kevin didandanin?😃

2020-05-29

0

Purnama

Purnama

Like lagi😊

2020-05-25

0

AtinyRyesa24

AtinyRyesa24

sudah ku boom like sama ku bintang lima

2020-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Merangkai Harapan
3 Uang Tambahan
4 Kevin Andara Fernaldy
5 Sama
6 Istana Tuan Wishnu F. Gunawan
7 Pilihan Mama
8 Pulanglah, Nak!
9 Janji
10 Untuk Nami
11 Mama, You Are Hero!
12 Lagu Favorit
13 Sketsa
14 Malam Perjodohan
15 Kenangan
16 Bentuk Cinta
17 Rindu
18 Teman atau Gebetan?
19 Surat Balon
20 Kutek Coklat
21 Minum Kopi Bersama
22 Doa
23 Apa???
24 Dia Berubah
25 Sebuah Rasa
26 Jalan Bersama Namira
27 Sebuah Fakta
28 Moana si Pendengar Terbaik
29 Kado Untuk Almira
30 Keputusan Final
31 Nasihat Bu Vania
32 Dinner Bersama Namira
33 Stalking
34 Gara-Gara Snapgram
35 Kita Udahan Aja
36 Perahu Kertas
37 Pagi Yang Berbeda
38 Berakhir Sudah
39 Dia Serius
40 Haruskah?
41 Ternyata...
42 Kau Akan Tahu Nanti
43 Tidak Semudah Itu
44 Sampai Jumpa Kapan-Kapan
45 Resign
46 Angkuh!
47 Biarkan Aku Pergi!
48 Terlambat
49 Kehidupan Setelah Resign
50 Lebih Baik Bungkam
51 Dua Manusia Menyebalkan
52 Awas Jangan Sampai Ketahuan!
53 Lolos
54 Penyesalan Yang Terlambat
55 Bubur Ayam
56 Debat Dengan Vallen
57 Kapan Cari Almiranya?
58 Menemukan Almira
59 Pencarian Berujung Petaka
60 Namira Sadar
61 Tertangkap Basah
62 Kecurigaan Namira
63 Lebih Baik Kita Sudahi Saja
64 Semua Laki-Laki Sama Saja
65 Rencana Selanjutnya
66 Jangan Bermain-main dengan Hati
67 Pengakuan Cinta
68 Kalau Tidak Percaya Ya Sudah
69 Penjelasan
70 Lo Yakin Mau Percaya?
71 Pintar Sekaligus Bodoh
72 Peringatan Untuk Kevin
73 Pertemuan Dengan Pak Jamil
74 Bertanya Kepada Namira
75 Mengunjungi Rumah Namira
76 Mari Kita Bicara
77 Menjadi Jahat
78 Tidak Merubah Keputusan Apapun
79 Rencana Namira Setelah Putus
80 Perubahan 180 derajat Namira
81 Aku Jahat? Tidak Kok!
82 Kebohongan Namira
83 Kebohongan Namira 2
84 Taktik Kevin
85 Pertemuan Dengan Dosen
86 Gagal Bimbingan
87 Kena Trigger
88 Namira kenapa sih?
89 Peringatan Namira
90 Tepati Janjimu
91 Aku Akan Pergi
92 Menjalani Hidup Baru
93 Tersadar Dengan Kebodohanku.
94 Curhat Dengan Riri
95 Tak Mendapatkan Kasih Sayang
96 Awal Dan Akhir
97 Rencana Lain Namira
98 Melancarkan Aksi
99 Cerita Palsu Namira
100 Membungkam
101 Berita Buruk!
102 Dia pikir aku tidak tahu?
103 Ini sesuai apa tidak?
104 Ada Orang Yang Mencurigakan
105 Tikus Tanah
106 Sesal Kevin
107 Namira Dibalik semua ini
108 memutus Laju Pencarian Almira
109 Itukan Namira?
110 Analogi Vallen
111 Semakin Lama Semakin Mencurigakan
112 Gejolak Namira.
113 Atur Strategi Lagi
114 Penyelidikan Vallen 2
115 Penyelidikan Vallen 3
116 Kabur
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
Merangkai Harapan
3
Uang Tambahan
4
Kevin Andara Fernaldy
5
Sama
6
Istana Tuan Wishnu F. Gunawan
7
Pilihan Mama
8
Pulanglah, Nak!
9
Janji
10
Untuk Nami
11
Mama, You Are Hero!
12
Lagu Favorit
13
Sketsa
14
Malam Perjodohan
15
Kenangan
16
Bentuk Cinta
17
Rindu
18
Teman atau Gebetan?
19
Surat Balon
20
Kutek Coklat
21
Minum Kopi Bersama
22
Doa
23
Apa???
24
Dia Berubah
25
Sebuah Rasa
26
Jalan Bersama Namira
27
Sebuah Fakta
28
Moana si Pendengar Terbaik
29
Kado Untuk Almira
30
Keputusan Final
31
Nasihat Bu Vania
32
Dinner Bersama Namira
33
Stalking
34
Gara-Gara Snapgram
35
Kita Udahan Aja
36
Perahu Kertas
37
Pagi Yang Berbeda
38
Berakhir Sudah
39
Dia Serius
40
Haruskah?
41
Ternyata...
42
Kau Akan Tahu Nanti
43
Tidak Semudah Itu
44
Sampai Jumpa Kapan-Kapan
45
Resign
46
Angkuh!
47
Biarkan Aku Pergi!
48
Terlambat
49
Kehidupan Setelah Resign
50
Lebih Baik Bungkam
51
Dua Manusia Menyebalkan
52
Awas Jangan Sampai Ketahuan!
53
Lolos
54
Penyesalan Yang Terlambat
55
Bubur Ayam
56
Debat Dengan Vallen
57
Kapan Cari Almiranya?
58
Menemukan Almira
59
Pencarian Berujung Petaka
60
Namira Sadar
61
Tertangkap Basah
62
Kecurigaan Namira
63
Lebih Baik Kita Sudahi Saja
64
Semua Laki-Laki Sama Saja
65
Rencana Selanjutnya
66
Jangan Bermain-main dengan Hati
67
Pengakuan Cinta
68
Kalau Tidak Percaya Ya Sudah
69
Penjelasan
70
Lo Yakin Mau Percaya?
71
Pintar Sekaligus Bodoh
72
Peringatan Untuk Kevin
73
Pertemuan Dengan Pak Jamil
74
Bertanya Kepada Namira
75
Mengunjungi Rumah Namira
76
Mari Kita Bicara
77
Menjadi Jahat
78
Tidak Merubah Keputusan Apapun
79
Rencana Namira Setelah Putus
80
Perubahan 180 derajat Namira
81
Aku Jahat? Tidak Kok!
82
Kebohongan Namira
83
Kebohongan Namira 2
84
Taktik Kevin
85
Pertemuan Dengan Dosen
86
Gagal Bimbingan
87
Kena Trigger
88
Namira kenapa sih?
89
Peringatan Namira
90
Tepati Janjimu
91
Aku Akan Pergi
92
Menjalani Hidup Baru
93
Tersadar Dengan Kebodohanku.
94
Curhat Dengan Riri
95
Tak Mendapatkan Kasih Sayang
96
Awal Dan Akhir
97
Rencana Lain Namira
98
Melancarkan Aksi
99
Cerita Palsu Namira
100
Membungkam
101
Berita Buruk!
102
Dia pikir aku tidak tahu?
103
Ini sesuai apa tidak?
104
Ada Orang Yang Mencurigakan
105
Tikus Tanah
106
Sesal Kevin
107
Namira Dibalik semua ini
108
memutus Laju Pencarian Almira
109
Itukan Namira?
110
Analogi Vallen
111
Semakin Lama Semakin Mencurigakan
112
Gejolak Namira.
113
Atur Strategi Lagi
114
Penyelidikan Vallen 2
115
Penyelidikan Vallen 3
116
Kabur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!