Pilihan Mama

Kevin masih bergumul dengan selimutnya, ia nampak enggan beranjak dari kasurnya, setelah semalam ia berdebat dengan orang tuanya Kevin merasa tidak enak badan, terlebih semalam ia mabuk.

Kevin mengambil ponselnya yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya, Kevin masih setengah sadar, lalu ia mengucek matanya untuk melihat jam yang tertera di layar ponselnya.

"Jam 8"

Kevin mencoba membangunkan tubuhnya setelah mengecek jam pada ponselnya, kepalanya agak pusing karena semalam ia tidak sengaja menenggak minuman beralkohol demi sedikit merelaksasi pikirannya. Mabuk untuk pertama kalinya membuat Kevin merasa bersalah pada dirinya sendiri.

Selama ini Kevin adalah tipe pemuda yang baik jangankan menenggak minuman keras, mencium aromanya saja sudah membuat dirinya sempoyongan.

Tapi semalam ia merasa perlu melakukan itu agar ia bisa tertidur pulas tanpa harus kepikiran macam-macam supaya paginya lebih fresh. Dan bukannya membuat paginya lebih fresh hal itu justru membuat kepalanya jadi tambah pening.

"Bodoh" Umpatnya setelah berhasil mendudukkan badannya dan kemudian memijat tepian pelipisnya untuk menghilangkan rasa pusing yang belum mau pergi juga.

Setelah agak membaik, Kevin langsung menuju kamar mandinya. Ia berharap dengan mengguyurkan air pada tubuhnya dapat mengurangi rasa lemas dan pusing yang menderanya.

Kevin keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pada pinggangnya, memperlihatkan tubuhnya yang tampak atletis dan berbentuk seperti roti sobek.

Dia melihat pantulan dirinya di cermin dengan seksama, memperhatikan secara detail wajahnya yang nampak imut.

"Aku masih muda bahkan kulitku belum mengkerut sedikitpun, tapi kenapa Papa ingin cepat-cepat menikahkan aku?" Kevin bertanya pada dirinya sendiri melalui cermin.

Ia menolak bahwa dirinya sudah tua. Memang benar faktanya dia masih muda, wajahnya saja terlihat baby face. Tapi Kevin masih heran kenapa papanya ngebet ingin segera menikahkannya dengan gadis pilihan papanya itu.

"Memang sehebat apa sih gadis pilihan papa itu? Pokoknya aku tidak akan setuju di jodohkan! seleraku itu sangat tinggi!"

Lagi dan lagi Kevin berbicara pada dirinya sendiri. Ia bahkan jadi terlihat sewot sekarang.

Di tengah kesewotannya itu tiba-tiba handphonenya berdering menandakan ada telpon masuk. Kevin langsung mengambil telponnya dan memeriksa layar ponselnya.

"Papa lagi, ada apa sih papa menelponku pagi-pagi?" gumam Kevin, lalu langsung menggeser ikon telpon berwarna hijau ke arah kanan.

"Hallo, pa?"

"Kamu masih dimana? Sudah di kantor apa belum?"

"Belum, Kevin ke kantor sebentar lagi. Memang ada apa tumben papa nanyain aku sudah di kantor apa belum?"

"Papa ingin kamu handle meeting sama klien! oh ya, nanti papa kirimkan alamat perusahaan klien kita itu jadi kamu bisa langsung berangkat dari rumahmu tidak perlu ke sini dulu"

"Iya"

Kevin nampak malas menjawab panggilan dari papanya, ia masih kesal dengan papanya. Lalu Kevin langsung menutup telponnya setelah papanya di sebrang sana tak lagi bersuara.

Tak lama papa nya Kevin langsung memberikan alamat klien melalui chat whatsapp pada Kevin.

Tadinya Kevin hendak bersiap mengenakan pakaian kantornya tapi tidak jadi saat Kevin teringat sesuatu. Ada yang aneh dengan papanya. Kevin kan bukan wakil direktur atau asisten papa nya tapi mengapa papanya menyuruhnya untuk menemui klien? Biasanya kalau ada meeting di luar dan kebetulan papanya tidak bisa hadir, ia akan menyuruh asistennya untuk menghandle meeting bukan Kevin.

"Ada yang gak beres nih"

Mengetahui ada kejanggalan dengan papanya, Kevin langsung membuka ponselnya, mengcopy paste alamat perusahaan Klien papanya itu pada mesin pencari.

"The Rubbiantoro Corporation... hmmm pantas saja papa menyuruhku menghandle meeting rupanya papa masih berusaha menjodohkan aku"

Kevin tersenyum getir saat mengetahui alamat yang di berikan papanya itu adalah alamat perusahaan The Rubbiantoro Corporation.

Tapi bukan Kevin namanya kalau tak banyak akal.

"Ahaaa! "

Kevin memekik kegirangan saat mendapatkan ide jahil yang tiba-tiba muncul di kepalanya.

"Aku akan menyuruh Vallen asistenku untuk pergi ke perusahaan Rubbiantoro Corporation dan menghandle meetingnya tanpa sepengetahuan papa. Sementara aku, aku akan membolos ke kantor.hahaha"

Kevin langsung bersemangat setelah mendapatkan ide jahilnya itu. Ia kemudian memakai pakaian santainya, lalu menyenderkan tubuhnya di kasur empuknya.

"Open the window please!"

Kevin kemudian berbicara pada ponsel pintarnya untuk membuka jendela, lalu Kevin berbicara lagi setelah jendela kamarnya terbuka lebar.

"Turn on the TV please! "

Televisi di kamarnya juga langsung otomatis menyala saat dia memerintah.

"Aku akan memesan makanan melalui aplikasi G*Food dan aku akan menghabiskan seharian ini di rumah. Eummm indahnya hidupku. Hahaha"

Kevin terlihat girang sekali, ia juga tidak menyangka hidupnya akan seenak ini. Hidup bergelimang harta sejak kecil, mendapat dukungan dan kasih sayang penuh dari orangtuanya serta karir yang bagus dan menjanjikan. Meskipun begitu orang tuanya tetap merasa hidup Kevin belum lah lengkap tanpa adanya seorang pendamping yang di namakan istri.

Di sisi lain, Ibu Vania Gunawan tengah memberi pengarahan pada Almira yang baru bergabung di butik Vania Gunawan. Almira tampak memperhatikan dengan seksama apa yang sedang dijelaskan oleh atasannya itu, kadang kala Almira mencatatnya di buku catatan kecil agar tidak lupa.

Almira juga sangat antusias mempelajari hal-hal baru disana, selain itu dia juga sangat ramah pada semua karyawan disana membuat Bu Vania jadi semakin tertarik dengan karyawan yang di rekomendasikan Kevin ini.

Jika Kevin menolak dijodohkan dengan gadis yang di pilihkan papanya mungkin dengan Almira gadis pilihan Mamanya, Kevin akan setuju. Lagi pula Almira juga tak kalah baik dengan gadis pilihan papanya. Almira juga tergolong anak yang cerdas dan rajin dalam bekerja. Jadi apa salahnya jika Kevin menikah dengan Almira saja. Toh, yang membawa Almira ke butik ini juga Kevin. Dan dibalik ini semua Tuhan pasti sudah merencanakan sesuatu.

"Al, boleh saya bertanya sesuatu?"

Tanya bu Vania setelah memperhatikan dengan seksama Almira yang sedang antusias bekerja.

"Tanya apa bu?"

Almira mendongak, lalu bersiap mendengarkan pertanyaan yang akan di lontarkan atasannya itu.

"Apa kamu ada hubungan dengan anak saya?"

Pertanyaan Bu Vania barusan membuat Al menjadi kikuk. Ia takut bu Vania akan salah paham dengan dirinya.

"Hubungan yang seperti apa ya maksud ibu?"

Suasana mendadak menjadi tegang saat Bu Vania menatap tajam ke arah Almira.

"Seperti pacaran misalnya"

Glekkk~

Almira menenggak air ludahnya sendiri, kerongkongannya terasa mengering, lidahnya juga kelu. Almira diam tak bergeming. Ia bingung mau jawab apa, ia bahkan seperti kehilangan kosa-katanya seketika. Almira takut bu Vania salah paham padanya, karena sejujurnya Almira sama Kevin baru saling mengenal beberapa hari yang lalu.

Melihat ekspresi Almira yang tak bergeming bu Vania langsung terkekeh.

"Gak usah tegang gitu! Saya cuma becanda," ucap bu Vania sembari mencubit kecil lengan Almira agar tersadar dan relax kembali. Lagipula Bu Vania senang jika ternyata Almira benar-benar ada hubungan dengan anaknya.

"Eng-enggak bu, saya nggak ada hubungan apa-apa dengan anak ibu. Saya baru bertemu dengan anak ibu satu kali mana mungkin ada hubungan"

"Sekali?"

Almira menganggukkan kepalanya secara pelan. Sementara bu Vania yang merasa shock mengetahui faktanya Kevin dan Almira baru bertemu satu kali. Tapi bagaimana bisa Kevin langsung merekomendasikan Almira untuk jadi asisten pribadi mamanya padahal baru saling kenal? Aneh.

"Hmmm sepertinya ada sesuatu yang aneh," gumam bu Vania dalam hati.

Bu Vania pun terlihat sedang merencanakan sesuatu. Bukan tanpa alasan bu Vania merasa Almira gadis yang tepat untuk Kevin. Tapi juga karena Kevin sepertinya memang tertarik pada Almira.

Bagaimana pun hati seorang ibu tidak bisa di bohongi. Hati seorang ibu akan selalu mengerti apa mau anaknya.

Bersambung~

Terpopuler

Comments

Calon Istri

Calon Istri

Semangat thorr😍. Mampi jugar yuks dikarya saya
1. Cinta Bukan Hanya Kata
2. SI Wanita Tangguh

2020-08-13

0

yuli novelis🕊🕊

yuli novelis🕊🕊

Aku mampir Thor🙂💪

2020-05-27

0

Purnama

Purnama

Like😊

2020-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Merangkai Harapan
3 Uang Tambahan
4 Kevin Andara Fernaldy
5 Sama
6 Istana Tuan Wishnu F. Gunawan
7 Pilihan Mama
8 Pulanglah, Nak!
9 Janji
10 Untuk Nami
11 Mama, You Are Hero!
12 Lagu Favorit
13 Sketsa
14 Malam Perjodohan
15 Kenangan
16 Bentuk Cinta
17 Rindu
18 Teman atau Gebetan?
19 Surat Balon
20 Kutek Coklat
21 Minum Kopi Bersama
22 Doa
23 Apa???
24 Dia Berubah
25 Sebuah Rasa
26 Jalan Bersama Namira
27 Sebuah Fakta
28 Moana si Pendengar Terbaik
29 Kado Untuk Almira
30 Keputusan Final
31 Nasihat Bu Vania
32 Dinner Bersama Namira
33 Stalking
34 Gara-Gara Snapgram
35 Kita Udahan Aja
36 Perahu Kertas
37 Pagi Yang Berbeda
38 Berakhir Sudah
39 Dia Serius
40 Haruskah?
41 Ternyata...
42 Kau Akan Tahu Nanti
43 Tidak Semudah Itu
44 Sampai Jumpa Kapan-Kapan
45 Resign
46 Angkuh!
47 Biarkan Aku Pergi!
48 Terlambat
49 Kehidupan Setelah Resign
50 Lebih Baik Bungkam
51 Dua Manusia Menyebalkan
52 Awas Jangan Sampai Ketahuan!
53 Lolos
54 Penyesalan Yang Terlambat
55 Bubur Ayam
56 Debat Dengan Vallen
57 Kapan Cari Almiranya?
58 Menemukan Almira
59 Pencarian Berujung Petaka
60 Namira Sadar
61 Tertangkap Basah
62 Kecurigaan Namira
63 Lebih Baik Kita Sudahi Saja
64 Semua Laki-Laki Sama Saja
65 Rencana Selanjutnya
66 Jangan Bermain-main dengan Hati
67 Pengakuan Cinta
68 Kalau Tidak Percaya Ya Sudah
69 Penjelasan
70 Lo Yakin Mau Percaya?
71 Pintar Sekaligus Bodoh
72 Peringatan Untuk Kevin
73 Pertemuan Dengan Pak Jamil
74 Bertanya Kepada Namira
75 Mengunjungi Rumah Namira
76 Mari Kita Bicara
77 Menjadi Jahat
78 Tidak Merubah Keputusan Apapun
79 Rencana Namira Setelah Putus
80 Perubahan 180 derajat Namira
81 Aku Jahat? Tidak Kok!
82 Kebohongan Namira
83 Kebohongan Namira 2
84 Taktik Kevin
85 Pertemuan Dengan Dosen
86 Gagal Bimbingan
87 Kena Trigger
88 Namira kenapa sih?
89 Peringatan Namira
90 Tepati Janjimu
91 Aku Akan Pergi
92 Menjalani Hidup Baru
93 Tersadar Dengan Kebodohanku.
94 Curhat Dengan Riri
95 Tak Mendapatkan Kasih Sayang
96 Awal Dan Akhir
97 Rencana Lain Namira
98 Melancarkan Aksi
99 Cerita Palsu Namira
100 Membungkam
101 Berita Buruk!
102 Dia pikir aku tidak tahu?
103 Ini sesuai apa tidak?
104 Ada Orang Yang Mencurigakan
105 Tikus Tanah
106 Sesal Kevin
107 Namira Dibalik semua ini
108 memutus Laju Pencarian Almira
109 Itukan Namira?
110 Analogi Vallen
111 Semakin Lama Semakin Mencurigakan
112 Gejolak Namira.
113 Atur Strategi Lagi
114 Penyelidikan Vallen 2
115 Penyelidikan Vallen 3
116 Kabur
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
Merangkai Harapan
3
Uang Tambahan
4
Kevin Andara Fernaldy
5
Sama
6
Istana Tuan Wishnu F. Gunawan
7
Pilihan Mama
8
Pulanglah, Nak!
9
Janji
10
Untuk Nami
11
Mama, You Are Hero!
12
Lagu Favorit
13
Sketsa
14
Malam Perjodohan
15
Kenangan
16
Bentuk Cinta
17
Rindu
18
Teman atau Gebetan?
19
Surat Balon
20
Kutek Coklat
21
Minum Kopi Bersama
22
Doa
23
Apa???
24
Dia Berubah
25
Sebuah Rasa
26
Jalan Bersama Namira
27
Sebuah Fakta
28
Moana si Pendengar Terbaik
29
Kado Untuk Almira
30
Keputusan Final
31
Nasihat Bu Vania
32
Dinner Bersama Namira
33
Stalking
34
Gara-Gara Snapgram
35
Kita Udahan Aja
36
Perahu Kertas
37
Pagi Yang Berbeda
38
Berakhir Sudah
39
Dia Serius
40
Haruskah?
41
Ternyata...
42
Kau Akan Tahu Nanti
43
Tidak Semudah Itu
44
Sampai Jumpa Kapan-Kapan
45
Resign
46
Angkuh!
47
Biarkan Aku Pergi!
48
Terlambat
49
Kehidupan Setelah Resign
50
Lebih Baik Bungkam
51
Dua Manusia Menyebalkan
52
Awas Jangan Sampai Ketahuan!
53
Lolos
54
Penyesalan Yang Terlambat
55
Bubur Ayam
56
Debat Dengan Vallen
57
Kapan Cari Almiranya?
58
Menemukan Almira
59
Pencarian Berujung Petaka
60
Namira Sadar
61
Tertangkap Basah
62
Kecurigaan Namira
63
Lebih Baik Kita Sudahi Saja
64
Semua Laki-Laki Sama Saja
65
Rencana Selanjutnya
66
Jangan Bermain-main dengan Hati
67
Pengakuan Cinta
68
Kalau Tidak Percaya Ya Sudah
69
Penjelasan
70
Lo Yakin Mau Percaya?
71
Pintar Sekaligus Bodoh
72
Peringatan Untuk Kevin
73
Pertemuan Dengan Pak Jamil
74
Bertanya Kepada Namira
75
Mengunjungi Rumah Namira
76
Mari Kita Bicara
77
Menjadi Jahat
78
Tidak Merubah Keputusan Apapun
79
Rencana Namira Setelah Putus
80
Perubahan 180 derajat Namira
81
Aku Jahat? Tidak Kok!
82
Kebohongan Namira
83
Kebohongan Namira 2
84
Taktik Kevin
85
Pertemuan Dengan Dosen
86
Gagal Bimbingan
87
Kena Trigger
88
Namira kenapa sih?
89
Peringatan Namira
90
Tepati Janjimu
91
Aku Akan Pergi
92
Menjalani Hidup Baru
93
Tersadar Dengan Kebodohanku.
94
Curhat Dengan Riri
95
Tak Mendapatkan Kasih Sayang
96
Awal Dan Akhir
97
Rencana Lain Namira
98
Melancarkan Aksi
99
Cerita Palsu Namira
100
Membungkam
101
Berita Buruk!
102
Dia pikir aku tidak tahu?
103
Ini sesuai apa tidak?
104
Ada Orang Yang Mencurigakan
105
Tikus Tanah
106
Sesal Kevin
107
Namira Dibalik semua ini
108
memutus Laju Pencarian Almira
109
Itukan Namira?
110
Analogi Vallen
111
Semakin Lama Semakin Mencurigakan
112
Gejolak Namira.
113
Atur Strategi Lagi
114
Penyelidikan Vallen 2
115
Penyelidikan Vallen 3
116
Kabur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!