Sama

Sehari setelah pertemuannya dengan Kevin, Almira langsung menuju alamat yang di berikan kevin. Untung saja Almira langsung menyalin alamat yang tertera di telapak tangannya itu kedalam note blocknya.

Dengan setelan kemeja biru di padukan dengan rok selutut, lalu tak lupa Almira menguncir rambutnya yang tak terlalu panjang. Membubuhkan make up seadanya agar wajahnya tidak kusam. Almira tampak lebih rapih pagi ini. Ia akan pergi ke Butik yang di rekomendasikan oleh Kevin.

"Fiuhhhhh, semangat!"

Almira melepas nafas panjang untuk sekedar mengusir nervous yang tiba-tiba saja menghinggapinya.

Setelah semuanya beres, barulah ia melenggangkan kakinya menuju Butik ibunya Kevin.

Di sisi lain, Namira juga telah siap dengan setelan kerja nya. Jika Almira hari ini akan memulai melamar pekerjaan, lain hal dengan Namira. Ada hal besar yang sedang ia perjuangkan.

Ini pertama kalinya Namira akan mewakili perusahaan ayahnya dalam meeting kerja sama dengan perusahaan The Gunawan Group. Ia tampak tak gugup sama sekali karena memang ia sudah terbiasa berbicara di depan publik. Bakat Public Speaking nya sudah terlatih sejak ia duduk di SMA. Tak heran jika ia sangat percaya diri akan mendapatkan kontrak dengan Perusahaan The Gunawan Group.

Namira memasuki mobilnya, menstarterkan mobilnya kemudian melaju menuju perusahaan The Gunawan Group.

Di tengah perjalanan saat lampu merah menyala, Namira melihat Almira sedang berjalan sembari membawa map berwarna merah.

Namira hendak turun tapi sayang lampu lalu lintas telah berganti warna menjadi warna hijau. Dan beberapa klakson dari mobil belakang sudah menderu-deru menyuruhnya untuk segera melajukan mobilnya.

Namira meminggirkan mobilnya setelah agak jauh dari jalan yang ada lampu lalu lintasnya tersebut. Namira turun untuk mencari Almira. Nami kembali ke tempat dimana tadi menemukan Almira . Tapi sayang, Almira sudah tidak ada di sana.

"Al, kamu dimana sih?"

Namira sedikit kecewa karena tidak berhasil menemukan Almira, saudari kembarnya itu. Padahal Namira ingin mengajak dan membujuk Almira untuk kembali pulang.

Namira kembali ke mobilnya melajukan kembali mobilnya menuju perusahaan The Gunawan Group.

Almira sudah sampai di depan butik rekomendasi Kevin. Ia nampak shock ternyata butik yang di rekomendasikan Kevin adalah butik khusus busana wedding.

Almira masuk ke butik tersebut, kemudian di sambut oleh salah satu karyawan butik tersebut.

"Selamat datang di butik Vania Gunawan, ada yang bisa saya bantu?"

Salah satu karyawan butik itu menyapa Al yang masih terkesima dengan deretan gaun-gaun pengantin yang di pajang di dalam butik.

"Permisi mbak, saya Almira. Kebetulan saya mendapat info bahwa di sini sedang ada lowongan pekerjaan, apa betul itu?"

"Betul mbak, tapi apakah mbak sudah ada janji dengan bu Vania?"

"Belum sih mbak, tapi bolehkah saya simpan lamarannya di sini?"

"Maaf mbak, sesuai prosedur butik ini kita tidak menerima drop CV secara langsung, kita hanya menerima perekrutan melalui platform digital atau e-mail. Jika sesuai kriteria kami akan memanggil mbak untuk melakukan wawancara dengan pemilik butik ini"

Almira sedikit kecewa ketika mendengar salah satu karyawan butik itu menjelaskan prosedur perekrutan karyawan yang hanya melalui platform digital atau e-mail.

"Baiklah kalau gitu, tapi bolehkah saya minta alamat e-mail butik ini mbak?"

"Boleh"

Terlihat salah satu karyawan itu membuka laptopnya dan hendak menuliskan alamat e-mail yang di minta Almira tadi.

Kring... Kring... Kring...

Suara telepon seketika berbunyi, karyawan yang sedang menuliskan alamat e-mail butik untuk Almira itu kemudian tak melanjutkan menulisnya.

"Sebentar ya mbak, saya angkat telpon dulu"

Almira mengangguk mengiyakan, lalu si karyawan tersebut langsung menerima panggilan masuknya.

"Hallo"

"......"

"Ada satu orang bu"

"....."

"Baik bu saya tanyakan dulu"

Terlihat si karyawan tadi menahan panggilan teleponnya.

"Maaf mbak, apakah nama mbak, Almira?"

Si karyawan itu bertanya pada Almira sembari menahan panggilan teleponnya.

Almira mengangguk secara pasti. Lalu si Karyawan itu memberi kode pada Almira agar tidak pergi dulu. Selanjutnya Karyawan tersebut berbicara lagi dengan orang di sebrang teleponnya.

"Iya bu, namanya Almira"

"....."

"Baik bu"

Si mbak karyawan tadi langsung menutup teleponnya setelah selesai berdiskusi dengan orang di sebrang sana.

"Mbak Almira, mbak sudah di tunggu oleh atasan saya untuk wawancara. Mari ikut saya!"

Almira nampak senang setelah diberitahu oleh Karyawan yang bertugas sebagai resepsionis tersebut.

Setelah berjalan menaiki tangga, Almira tiba di sebuah ruangan khusus. Jantungnya mulai dag-dig-dug saat akan memasuki ruangan tersebut. Padahal sebelumnya ia merasa biasa saja tapi mendadak jadi gugup.

Karyawan yang berstatus sebagai resepsionis yang mengantar Almira tersebut kemudian mengetuk pintu ruangan atasannya. Almira berjalan membuntuti petugas resepsionis tersebut.

"Permisi bu, Ini Almira sudah datang"

Almira meneguk salivanya untuk menghilangkan kegugupannya itu, setelah petugas resepsionis itu menghilang dari ruang tersebut dan hanya menyisakan Almira dan seorang wanita paruh baya seumuran ibunya, detak jantung Almira semakin tak karuan seperti genderang mau perang.

"Silahkan duduk!"

Wanita paruh baya itu mempersilakan Almira duduk dengan ramah, meski begitu Almira tetap saja masih merasa gugup.

"Terimakasih bu"

Wawancara berlangsung sangat serius, terlihat ketegangan di wajah Almira.

1 jam kemudian.

Wawancara sudah selesai. Kini tinggal menunggu keputusan final dari wanita paruh baya yang di ketahui bernama Vania Gunawan yang tadi mewawancara Almira.

"Saya suka dengan semangat kamu, jadi selamat kamu di terima kerja disini. Besok kamu sudah bisa mulai kerja!"

Bu Vania mengulurkan tangan pada Almira, memberi ucapan selamat pada Almira karena di terima untuk bergabung di butiknya. Almira menyambut baik uluran tangan bu Vania dengan penuh suka cita.

"Terima kasih atas kesempatannya bu, saya akan bekerja semaksimal mungkin untuk memajukan butik ini"

"Sama-sama, sekali lagi selamat bergabung"

Ucap bu Vania mengakhiri wawancara dengan Al.

Al kembali ke kontrakannya dengan perasaan riang, salah satu usahanya menemui titik terang. Mulai besok, ia akan bekerja keras untuk bisa mengumpulkan uang demi kelanjutan kuliahnya.

Karena ia sengaja mengambil cuti kuliah selama satu tahun, maka ia akan menggunakan waktunya untuk mengumpulkan uang, selain untuk biaya kehidupan sehari-harinya ia juga akan menabung untuk biaya kuliahnya. Makanya meski ia nanti bekerja full time di butik bu Vania, ia juga tidak akan menghentikan pekerjaan tambahannya sebagai guru privat bimbel. Pokoknya ia akan mengatur waktunya sedemikian mungkin.

Ia bertekad pada dirinya sendiri bahwa ia tak akan pernah kembali ke rumahnya sebelum ia bisa sukses. Ia akan membuktikan pada ayahnya bahwa ia mampu bertahan hidup meski tak menggunakan fasilitas ayahnya.

Di tempat lain, Namira juga tengah berbahagia karena ia mendapatkan kontrak kerja sama dengan perusahaan The Gunawan Group. Ia sangat pintar dalam mempresentasikan proposal nya. Dia seperti sudah sangat profesional. Hebat dan menakjubkan.

Namira mengulum senyum saat ayahnya yang ikut mendampingi dalam meeting tersebut memujinya.

"Ayah bangga padamu, nak! "

bersambung~

Terpopuler

Comments

Mutie Cutie

Mutie Cutie

aku mampir dah boom like rate five. fav and vote.. semangat berkarya ya

2020-05-31

0

Li Na

Li Na

semangaat

2020-05-29

0

yuli novelis🕊🕊

yuli novelis🕊🕊

Aku mampir Thor semangat

2020-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Merangkai Harapan
3 Uang Tambahan
4 Kevin Andara Fernaldy
5 Sama
6 Istana Tuan Wishnu F. Gunawan
7 Pilihan Mama
8 Pulanglah, Nak!
9 Janji
10 Untuk Nami
11 Mama, You Are Hero!
12 Lagu Favorit
13 Sketsa
14 Malam Perjodohan
15 Kenangan
16 Bentuk Cinta
17 Rindu
18 Teman atau Gebetan?
19 Surat Balon
20 Kutek Coklat
21 Minum Kopi Bersama
22 Doa
23 Apa???
24 Dia Berubah
25 Sebuah Rasa
26 Jalan Bersama Namira
27 Sebuah Fakta
28 Moana si Pendengar Terbaik
29 Kado Untuk Almira
30 Keputusan Final
31 Nasihat Bu Vania
32 Dinner Bersama Namira
33 Stalking
34 Gara-Gara Snapgram
35 Kita Udahan Aja
36 Perahu Kertas
37 Pagi Yang Berbeda
38 Berakhir Sudah
39 Dia Serius
40 Haruskah?
41 Ternyata...
42 Kau Akan Tahu Nanti
43 Tidak Semudah Itu
44 Sampai Jumpa Kapan-Kapan
45 Resign
46 Angkuh!
47 Biarkan Aku Pergi!
48 Terlambat
49 Kehidupan Setelah Resign
50 Lebih Baik Bungkam
51 Dua Manusia Menyebalkan
52 Awas Jangan Sampai Ketahuan!
53 Lolos
54 Penyesalan Yang Terlambat
55 Bubur Ayam
56 Debat Dengan Vallen
57 Kapan Cari Almiranya?
58 Menemukan Almira
59 Pencarian Berujung Petaka
60 Namira Sadar
61 Tertangkap Basah
62 Kecurigaan Namira
63 Lebih Baik Kita Sudahi Saja
64 Semua Laki-Laki Sama Saja
65 Rencana Selanjutnya
66 Jangan Bermain-main dengan Hati
67 Pengakuan Cinta
68 Kalau Tidak Percaya Ya Sudah
69 Penjelasan
70 Lo Yakin Mau Percaya?
71 Pintar Sekaligus Bodoh
72 Peringatan Untuk Kevin
73 Pertemuan Dengan Pak Jamil
74 Bertanya Kepada Namira
75 Mengunjungi Rumah Namira
76 Mari Kita Bicara
77 Menjadi Jahat
78 Tidak Merubah Keputusan Apapun
79 Rencana Namira Setelah Putus
80 Perubahan 180 derajat Namira
81 Aku Jahat? Tidak Kok!
82 Kebohongan Namira
83 Kebohongan Namira 2
84 Taktik Kevin
85 Pertemuan Dengan Dosen
86 Gagal Bimbingan
87 Kena Trigger
88 Namira kenapa sih?
89 Peringatan Namira
90 Tepati Janjimu
91 Aku Akan Pergi
92 Menjalani Hidup Baru
93 Tersadar Dengan Kebodohanku.
94 Curhat Dengan Riri
95 Tak Mendapatkan Kasih Sayang
96 Awal Dan Akhir
97 Rencana Lain Namira
98 Melancarkan Aksi
99 Cerita Palsu Namira
100 Membungkam
101 Berita Buruk!
102 Dia pikir aku tidak tahu?
103 Ini sesuai apa tidak?
104 Ada Orang Yang Mencurigakan
105 Tikus Tanah
106 Sesal Kevin
107 Namira Dibalik semua ini
108 memutus Laju Pencarian Almira
109 Itukan Namira?
110 Analogi Vallen
111 Semakin Lama Semakin Mencurigakan
112 Gejolak Namira.
113 Atur Strategi Lagi
114 Penyelidikan Vallen 2
115 Penyelidikan Vallen 3
116 Kabur
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
Merangkai Harapan
3
Uang Tambahan
4
Kevin Andara Fernaldy
5
Sama
6
Istana Tuan Wishnu F. Gunawan
7
Pilihan Mama
8
Pulanglah, Nak!
9
Janji
10
Untuk Nami
11
Mama, You Are Hero!
12
Lagu Favorit
13
Sketsa
14
Malam Perjodohan
15
Kenangan
16
Bentuk Cinta
17
Rindu
18
Teman atau Gebetan?
19
Surat Balon
20
Kutek Coklat
21
Minum Kopi Bersama
22
Doa
23
Apa???
24
Dia Berubah
25
Sebuah Rasa
26
Jalan Bersama Namira
27
Sebuah Fakta
28
Moana si Pendengar Terbaik
29
Kado Untuk Almira
30
Keputusan Final
31
Nasihat Bu Vania
32
Dinner Bersama Namira
33
Stalking
34
Gara-Gara Snapgram
35
Kita Udahan Aja
36
Perahu Kertas
37
Pagi Yang Berbeda
38
Berakhir Sudah
39
Dia Serius
40
Haruskah?
41
Ternyata...
42
Kau Akan Tahu Nanti
43
Tidak Semudah Itu
44
Sampai Jumpa Kapan-Kapan
45
Resign
46
Angkuh!
47
Biarkan Aku Pergi!
48
Terlambat
49
Kehidupan Setelah Resign
50
Lebih Baik Bungkam
51
Dua Manusia Menyebalkan
52
Awas Jangan Sampai Ketahuan!
53
Lolos
54
Penyesalan Yang Terlambat
55
Bubur Ayam
56
Debat Dengan Vallen
57
Kapan Cari Almiranya?
58
Menemukan Almira
59
Pencarian Berujung Petaka
60
Namira Sadar
61
Tertangkap Basah
62
Kecurigaan Namira
63
Lebih Baik Kita Sudahi Saja
64
Semua Laki-Laki Sama Saja
65
Rencana Selanjutnya
66
Jangan Bermain-main dengan Hati
67
Pengakuan Cinta
68
Kalau Tidak Percaya Ya Sudah
69
Penjelasan
70
Lo Yakin Mau Percaya?
71
Pintar Sekaligus Bodoh
72
Peringatan Untuk Kevin
73
Pertemuan Dengan Pak Jamil
74
Bertanya Kepada Namira
75
Mengunjungi Rumah Namira
76
Mari Kita Bicara
77
Menjadi Jahat
78
Tidak Merubah Keputusan Apapun
79
Rencana Namira Setelah Putus
80
Perubahan 180 derajat Namira
81
Aku Jahat? Tidak Kok!
82
Kebohongan Namira
83
Kebohongan Namira 2
84
Taktik Kevin
85
Pertemuan Dengan Dosen
86
Gagal Bimbingan
87
Kena Trigger
88
Namira kenapa sih?
89
Peringatan Namira
90
Tepati Janjimu
91
Aku Akan Pergi
92
Menjalani Hidup Baru
93
Tersadar Dengan Kebodohanku.
94
Curhat Dengan Riri
95
Tak Mendapatkan Kasih Sayang
96
Awal Dan Akhir
97
Rencana Lain Namira
98
Melancarkan Aksi
99
Cerita Palsu Namira
100
Membungkam
101
Berita Buruk!
102
Dia pikir aku tidak tahu?
103
Ini sesuai apa tidak?
104
Ada Orang Yang Mencurigakan
105
Tikus Tanah
106
Sesal Kevin
107
Namira Dibalik semua ini
108
memutus Laju Pencarian Almira
109
Itukan Namira?
110
Analogi Vallen
111
Semakin Lama Semakin Mencurigakan
112
Gejolak Namira.
113
Atur Strategi Lagi
114
Penyelidikan Vallen 2
115
Penyelidikan Vallen 3
116
Kabur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!