Sebuah Rencana

“Bagaimana jika Tuan Muda melamar putri kita? Siapa yang tau hati manusia. Ibu malah yakin sekali, Tuan Muda itu tertarik pada putri Ibu.” Ibu Nelma masih berdebat.

“Terserah Ibu saja, Ayah cuma mengingatkan, jangan bermimpi terlalu tinggi. Kita harus ingat dan bercermin diri.” sahut Ayah. Lalu, Ia menyeruput kopi buatan Ibu.

Ibu manyun-manyun mengerucutkan bibirnya ke depan, kesal. Ia tak ingin lagi berdebat dengan suaminya, jadi lebih memilih diam.

______

“Kakak ingin makan apa hari ini?” tanya Viza pada Ari.

“Terserah, kamu buatkan apa saja,” sahutnya, Ia masih melihat beberapa berkas yang di serahkan Hasan dan Buntoro padanya.

“Baiklah Kakak. Aku akan membuat sayur jantung pisang dengan ikan teri sambal ijo.”

“Ya, jangan pedas.” Ari memperingati karena dia tidak kuat makan makanan pedas buatan Viza.

“Siap, Kakak.” Viza meletakkan tangannya di kening, seolah sedang memberi hormat pada sang kapten.

“Kerja kalian bagus.” Ari tersenyum. Sekarang kalian istirahatlah. Aku ingin hasil yang lebih baik lagi untuk besok.” Ari tersenyum penuh arti.

“Baik, Kak,” jawab Hasan dan Buntoro.

Mereka berdua hanya selisih berapa bulan dengan Ari. Namun, tetaplah Ari Kakak pertama mereka, anak sah satu-satunya Damrah. Mereka semua patuh akan perintah Ari semenjak kecil. Benar-benar patuh.

“Lalu, bagaimana dengan tugasmu Rasyid?” Ia menoleh pada adiknya yang paling kecil.

“Wanita itu tidak memiliki kekasih Kakak, namun hampir pemuda di desa ini mengenalnya. Kata Ibu di warung pojok itu, hampir semua pemuda di desa ini sangat tertarik padanya, tetapi tak ada yang berani mendekatinya,” tutur Rasyid.

“Kenapa?” tanya Ari penasaran.

“Karena mereka merasa kalah saing dengan anak Pak Lurah yang bernama Hardi. Ia tampan, cukup berada, ia juga tamatan sekolah menengah atas,” jelas Rasyid.

Ari mengangguk-anggukan kepalanya. Kemudian tersenyum, senyuman maut yang sangat menyeramkan bagi adik-adik yang mengenalnya. Senyuman yang berniat licik.

“Kau sudah bekerja keras Rasyid. Sekarang istirahatlah. Aku akan memanggilmu jika membutuhkan sesuatu.”

“Baik, Kakak.”

Rasyid, Hasan, Buntoro pun pergi istirahat ke kamar mereka masing-masing. Mereka memang lelah, telah bekerja beberapa hari dengan sangat keras.

Ari tersenyum sendiri, Ia sedang menyusun sebuah rencana.

Tak lama, terdengar suara ketukan dari luar pintu.

“Kakak, apa aku boleh masuk? Aku bawa makanan ini.” Terdengar suara Viza dari luar.

“Masuk saja,” sahutnya dari dalam.

Viza meletakkan nampan berisi makanan di atas meja.

“Bukankah kau tadi bilang akan memasak sayur jantung pisang bersama teri cabe hijau?” Ari menatap gulai aneh di depannya.

“Apa ini?” Keningnya berkerut mengangkat cangkang hitam.

“Aku tadi tertarik dengan siput. Jadi beli ini Kak. Gak jadi masak teri cabe hijau. Hehehe.” jawab Viza cengengesan.

“Ini aneh, aku tidak suka.”

“Cobain dulu Kak, ini enak.” Viza berharap.

“Nggak!” Menolak pendapat Viza.

“Baiklah, tunggu sebentar, ya, Kak.” Viza kembali keluar.

“Hei, bawa ini kembali!” Ari berteriak, namun Viza sudah jauh.

Tak lama, gadis itu kembali dengan menu ayam goreng cabe ijo. “Nah, kalau ini enak.” gumam Ari menatap ayam cabe ijo.

Viza mengambilkan makan Ari, lalu juga menyendok untuknya. “Aku mau makan di sini juga Kak, boleh, 'kan?” tanyanya tersenyum.

Ari hanya membalasnya mengangguk, lalu memakan makanannya lahap. Sesekali melihat Viza menyedot siput, terlihat wanita itu sangat menikmatinya, terlihat sangat lezat.

“Enak?” tanya Ari.

Viza mengacungkan jempolnya. Perlahan Ari mencobanya satu, menyedot isi siput itu. Kemudian ia memuntahkannya.

“Makanan apa ini! Singkirkan! Makanan menjijikan!” sungutnya marah.

***

Gadis ini melipat diary yang baru dia baca beberapa lembar, setelah mendengar suara panggilan dari luar.

"Humaira, kau di mana?"

Dia berdiri dan menyahut setengah berteriak "Aku di sini, sedang membersihkan ruangan Kakek."

Tak lama, terdengar suara langkah kaki semakin mendekat.

"Rupanya kamu di sini Ra, aku sejak tadi cari-cari, aku kira kamu lagi di depan danau, aku sempet ke sana dengan menaiki sepeda."

"Aku mau beres-beres, mau simpan beberapa barang-barang kakek, mau dekor ulang ruangan ini, ada yang sudah mulai lapuk, aku juga mau kasih cat terang dan beberapa aksesoris lainnya mau aku tambahin," jelas Humaira.

Ya, gadis cantik dengan rambut panjang berkacamata ini bernama Humaira, dia sejak pagi tengah membereskan rumah tua kesayangan Kakeknya yang berada di tepi danau, tak jauh dari mansion indahnya nan besar dan luas.

Terpopuler

Comments

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

Hai kak.aku sdh mampir.feed back juga di karya ku ya Mantan Terindah.ayo smngt slng mndukung kak

2020-09-30

1

D'Roman Djam

D'Roman Djam

eh aku jadi inget film serina waktu itu? ya kan,, serina rok pramukanya ada permen karet di bangkunya.

2020-09-27

7

Pentol2 🤗

Pentol2 🤗

Yes mampir lg nih, Thor🙋🙋

2020-09-26

4

lihat semua
Episodes
1 Sepucuk Surat
2 Usaha Kopi di Desa
3 Bertemu Pujaan Hati
4 Mengantar Pulang
5 Sebuah Rencana
6 Menikah
7 Malam Pertama
8 Gugurkan Anak itu!
9 Keguguran
10 Menjadi Murid Baru Di SMP
11 Berkenalan
12 Berkelahi
13 Menunggumu
14 Kesal
15 Mengancam
16 Kakak Senior
17 Menari Bersama
18 Menendang Rido
19 Membeli Ikan
20 Ada Sesuatu
21 Selamat Ulang Tahun Aira
22 Aku Tidak Menolongmu
23 Pengeroyokan
24 Belikan Aku Buku
25 Menghukum Aira
26 Pemandangan Aneh
27 Apa Kamu Yakin?
28 Mimpi Aneh
29 Pipis Di Celana
30 Hei, Kutu Buku!
31 Dia, pembantuku!
32 Menghina
33 Nikmatilah Rasa Sukamu
34 Mudah Berubah-ubah
35 Melukis Wajah Aira
36 Datang Bulan
37 Apa itu Datang Bulan?
38 Itu Tidak Bahaya
39 Apa Perutmu Masih Sakit?
40 Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
41 Bukan Mereka, Tapi Andi
42 Perpisahan Sekolah
43 Dia Tidak Suka?
44 Kelulusan
45 Berdebar-debar
46 Menyuapi Aira
47 Cemburu
48 Wajah Lucu
49 Melukis
50 Merasa Sedih
51 Aku Mencintaimu Aira
52 Alun-alun Kota
53 Malam Perpisahan
54 Cinta Segitiga
55 Kelapa Puyuh
56 Berjalan-jalan dengan Kakek
57 Aryando Groups
58 Ronald dan Humaira
59 Humaira Protes
60 Mengenang Masa-masa Muda
61 Rey
62 Pergi ke Bandara
63 Tidak Jujur
64 Aku Mencintaimu Aira
65 Sapu Tangan
66 Berjanjilah Aira
67 Pemilihan OSIS Baru
68 Menjahili Humaira
69 Kenapa?
70 Dad, Setuju?
71 Marah
72 Alex
73 Alex dan Selly
74 Saudara?
75 Kedatangan Keluarga Wanda
76 Bermain Catur
77 Berjumpa Paman Yangki
78 Pusaramu
79 Pengeroyokan Yangki
80 Sedang Menunggumu
81 MOS
82 Hukuman
83 Surat Cinta
84 Hadiah Untuknya
85 Buku Untuknya
86 Berkelahi
87 Aku Menikmati Rasa Suka Ku
88 Melukis mereka
89 Bermimpi
90 Selamat Ulangtahun Aira
91 Akir Cerita Yangki
92 Selamat Jalan Yangki
93 Ulang Tahun Aira
94 Akhir Cerita Yangki
95 Aku Membencimu, Arnel!
96 Akhir Kisah Cinta Mama dan Papa
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Sepucuk Surat
2
Usaha Kopi di Desa
3
Bertemu Pujaan Hati
4
Mengantar Pulang
5
Sebuah Rencana
6
Menikah
7
Malam Pertama
8
Gugurkan Anak itu!
9
Keguguran
10
Menjadi Murid Baru Di SMP
11
Berkenalan
12
Berkelahi
13
Menunggumu
14
Kesal
15
Mengancam
16
Kakak Senior
17
Menari Bersama
18
Menendang Rido
19
Membeli Ikan
20
Ada Sesuatu
21
Selamat Ulang Tahun Aira
22
Aku Tidak Menolongmu
23
Pengeroyokan
24
Belikan Aku Buku
25
Menghukum Aira
26
Pemandangan Aneh
27
Apa Kamu Yakin?
28
Mimpi Aneh
29
Pipis Di Celana
30
Hei, Kutu Buku!
31
Dia, pembantuku!
32
Menghina
33
Nikmatilah Rasa Sukamu
34
Mudah Berubah-ubah
35
Melukis Wajah Aira
36
Datang Bulan
37
Apa itu Datang Bulan?
38
Itu Tidak Bahaya
39
Apa Perutmu Masih Sakit?
40
Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
41
Bukan Mereka, Tapi Andi
42
Perpisahan Sekolah
43
Dia Tidak Suka?
44
Kelulusan
45
Berdebar-debar
46
Menyuapi Aira
47
Cemburu
48
Wajah Lucu
49
Melukis
50
Merasa Sedih
51
Aku Mencintaimu Aira
52
Alun-alun Kota
53
Malam Perpisahan
54
Cinta Segitiga
55
Kelapa Puyuh
56
Berjalan-jalan dengan Kakek
57
Aryando Groups
58
Ronald dan Humaira
59
Humaira Protes
60
Mengenang Masa-masa Muda
61
Rey
62
Pergi ke Bandara
63
Tidak Jujur
64
Aku Mencintaimu Aira
65
Sapu Tangan
66
Berjanjilah Aira
67
Pemilihan OSIS Baru
68
Menjahili Humaira
69
Kenapa?
70
Dad, Setuju?
71
Marah
72
Alex
73
Alex dan Selly
74
Saudara?
75
Kedatangan Keluarga Wanda
76
Bermain Catur
77
Berjumpa Paman Yangki
78
Pusaramu
79
Pengeroyokan Yangki
80
Sedang Menunggumu
81
MOS
82
Hukuman
83
Surat Cinta
84
Hadiah Untuknya
85
Buku Untuknya
86
Berkelahi
87
Aku Menikmati Rasa Suka Ku
88
Melukis mereka
89
Bermimpi
90
Selamat Ulangtahun Aira
91
Akir Cerita Yangki
92
Selamat Jalan Yangki
93
Ulang Tahun Aira
94
Akhir Cerita Yangki
95
Aku Membencimu, Arnel!
96
Akhir Kisah Cinta Mama dan Papa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!