Hari itu Yangki berjumpa dengan seorang gadis, yang membuat nya begitu tertarik, dia tidaklah cantik. Memakai kacamata, penampilan biasa saja dan bisa dibilang sangat sopan, rok nya panjang di bawah lutut, tidak seperti gadis pada umumnya, memakai rok sebatas lutut atau di atas lutut.
Bibirnya merah berisi, rambutnya panjang dikuncir tinggi, berkulit kuning langsat. Yangki ingin sekali mengenalnya, tapi kelihatan ia bersama pemuda yang terlihat sangat populer. Pemuda itu Tuan Muda Arneh dari keluarga Damrah, siapa yang tidak tau? Tapi, yang membuat nya penasaran. Kenapa gadis itu bisa keluar dari dalam mobil pemuda itu?
Apakah mereka saudara? Ataukah dia pembantu? Jika saudara tentu saja penampilannya lebih keren seperti gadis umum lainnya, kalau dia pembantu kenapa begitu mewah harus pergi satu mobil. Bukankah Tuan Damrah itu terkenal sangat kejam!
Yangki penasaran sekali, saat pulang sekolah dengan sengaja dia memepetnya. Sehingga gadis itu tanpa sengaja menabrak tubuhnya saking buru-buru nya.
"Berhasil." pikir Yangki dalam hati.
“Maaf, saya gak sengaja." ucap gadis berkacamata itu kepada Yangki.
"Iya, tidak apa-apa, nama saya Yangki." jawab nya mengulurkan tangan kearah gadis itu.
Yangki tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk berkenalan dengannya. "Aku Aira, salam kenal. Aku duluan ya!" balasnya sopan, lalu pergi meninggalkan Yangki.
Yangki yang masih ingin berbicara dengannya, mengikutinya dan melihatnya dari kejauhan. Tampak jelas olehnya pemuda itu berwajah masam dan memarahinya.
Keesokan harinya,
Yangki masih melihat gadis itu turun dari mobil pemuda itu. Dia pun buru-buru masuk ke dalam kelas, sebelum gadis itu sampai. Sebelum itu, ia telah bertukar tempat duduk dengan teman baru nya, yang bernama Andi.
Andi menyukai teman Sekolah Dasar nya dulu, namanya Wanda. Ia dengan senang hati pindah, agar bisa duduk dan berkenalan dengan Wanda, begitu pula Yangki. Gadis yang dia sukai itu juga teman Sekolah Dasar Andi, jadi Andi dan dia bertukar informasi.
Saat dia sampai di kelas, Yangki melihat wajahnya mengeluarkan expresi terkejut. Dengan cepat Yangki menyapanya, agar dia tidak berpikir buruk terlebih dahulu padanya.
"Hai Aira, aku bertukar tempat duduk dengan Wanda karena Andi ingin duduk disampingnya." ucap Yangki berbisik kepadanya, saat ia mencoba melewati duduk dibangkunya, di samping Yangki.
Ia menatap lurus kedepan, mungkin melihat Andi. Yangki merasa risih dan tidak suka ia menatap Andi, kawatir dia akan menyukai Andi. Jadi, dengan tidak tahu malu nya ia mencari perhatiannya.
"Aku dengar dari teman sekolahmu dulu, kamu adalah murid yang sangat pintar."
"Andi juga bilang padaku kau sangat pintar dalam pelajaran fisika, aku kurang menguasai pelajaran itu, bisakah kamu membantuku."
Yangki mencoba memuji dan menggodanya.
"Tidak juga, aku tidak terlalu pintar kok! mungkin kamu harus banyak-banyak membaca dan menghayatinya," jawabnya.
"Pagi ini pelajaran fisika, bantu aku ya! Biar aku paham."
Ia tersenyum. Sungguh cantik pikir Yangki.
"Kamu lucu Yangki, aku bukan guru, tentu saja aku tidak bisa membimbingmu. Tapi, jika nanti guru telah menjelaskan, mungkin kita bisa bekerja sama mengerjakan latihannya," terangnya.
Setelah lonceng istirahat berbunyi, Yangki mengajaknya ke kantin. Tapi ia menolak, ia membawa bekal sendiri. Yangki ingin tertawa saat itu, bagaimana bisa seorang gadis yang sudah SMP membawa bekal seperti bocah Sekolah Dasar. Namun, dia menahan tawanya dengan akting senyum hangat.
Walaupun ia merasa lucu, kenyataannya ia penasaran dan mengikutinya. Ia tidak marah saat di ikuti, ia malah menyuruh Yangki duduk juga saat ia mulai duduk di taman.
"Apa kamu banyak bawa bekal? Bisa berbagi denganku?" tanya Yangki penuh harap. Ia sungguh penasaran seberapa enak makanan itu.
"Tidak banyak sih, apa tidak masalah berbagi makanan denganku?" Ia berbalik bertanya kepada Yangki.
"Oh, tidak masalah. Bukankah kita berteman? kamu mau kan berteman denganku? Sekarang kita sudah satu meja belajar. Jadi, aku kira mulai sekarang kita harus berteman baik kan?" pancing Yangki, agar dia bisa berteman dengannya, mungkin bisa lebih dekat pikir Yangki.
Awalnya Dia hanya ingin mencicipi makanan itu sedikit untuk mencobanya. Makanannya enak dan nafsu makan Yangki pun bertambah. Ia sungguh menikmati makanan itu, makan satu bekal berdua dengannya membuat Yangki tersenyum bahagia dalam hati.
Sepertinya, dia masih lapar dan belum puas makan di karenakan kotak bekal memang kecil dan memakannya berdua. Sebenarnya Yangki malu, seolah dia pemuda miskin yang meminta makan seorang gadis.
Tapi entah kenapa makan bersamanya sungguh enak dan membuat ia sangat lapar, sampai rasa malu nya hilang dengan sendirinya. Dia berniat di dalam hati akan menggantinya esok hari.
Setelah makan, mereka berjalan beriringan masuk ke dalam kelas. Yangki mencuri-curi pandang meliriknya dari samping. Saat mereka masuk kedalam kelas, Yangki melihat tatapan tajam dari pemuda yang selalu satu mobil dengannya.
Pemuda egois itu adalah putra semata wayang keluarga Damrah orang nomor satu di negara ini. Yangki tidak peduli, karena ia tidak buruk juga. Mungkin keluarga nya adalah orang nomor 2 di negara ini. Ia selalu saja marah pada Yangki dari pertama kali mereka bertemu, membuat Yangki tak habis pikir dengan Arnel itu.
“Entah kenapa? Aku merasa tidak pernah bermasalah dengannya. Dia seolah menaruh dendam kepadaku, seperti aku memiliki dosa kepadanya.” gumam Yangki dalam hati.
Arnel kemudian bangkit dan menyenggol anak baru.
Ia bertengkar dan saling pukul. Pemuda yang ia senggol itu adalah anak baru yang cukup sombong dan suka berkata kasar. Yangki hanya membiarkan saja mereka bertengkar, dia tidak peduli. Tapi, tiba-tiba.....
"Jangan pukul Tuan Muda Arnel lagi!" ucap gadis itu melerai mereka.
"Pergi!" teriak pemuda sombong itu, ia mendorong tubuh gadis itu sampai ia terjatuh. Perutnya mengenai tepi meja belajar.
"Ciih!" hina Yangki dalam hati.
Dia langsung mendekat, ia sungguh tidak terima gadis itu di dorong dengan kasar olehnya, kemudian ia memukul wajah pemuda sombong itu.
"Kau!" teriaknya sambil menunjuk Yangki dengan marah.
Yangki menyunggingkan bibir nya, tersenyum sinis, ia langsung menunjuk pemuda egois yang menjadi lawan bertengkar pemuda sombong itu.
"Aku tidak membelamu!"
Lantas menghadap ke pemuda sombong kembali. "Dan tidak mencari masalah denganmu! Tapi, kau berbuat kasar kepada gadis itu. Kau mendorongnya! Aku tidak suka itu!" ucap nya lantang kepada pemuda itu. Setelah itu, ia memopoh tubuh gadis yang sedang memegang perutnya itu.
Setelah dari ruangan UKS, ia tidak apa-apa. Hanya sedikit memar dan telah diolesi obat oleh guru dibagian perutnya. Yangki melihat guru mengolesnya, tapi tidak melihat secara dekat, apalagi bisa melihat perutnya.
Setelah kejadian itu, mereka dibawa kekantor. Pada akhirnya dua pemuda yang bertengkar itu di hukum.
Bel pulang berbunyi, dengan bergegas Yangki hendak menyusul gadis itu, ia ingin mengantarnya pulang ke rumah. Tapi, ia berjalan begitu cepat dan terburu-buru. Ia langsung bergegas masuk kedalam mobil yang ada pemuda egois itu di dalamnya.
Wajah pemuda itu masih saja masam dan menghardik gadis itu. "Dasar gadis penurut! kau begitu patuh dan takut padanya! Apakah benar kamu itu pembantunya?" Yangki bergumam dalam hati nya sendiri melihat mobil itu melaju pergi.
Pagi esoknya, Yangki masih memperhatikan gadis itu diam-diam, Ia masih melihat Dia dan pemuda egois itu satu mobil. Seperti biasa, gadis itu akan turun duluan sedangkan pemuda egois itu akan menyusul beberapa menit kemudian. Begitupula Yangki juga bergegas lebih dulu melangkah sebelum ia sampai ke dalam kelas.
Dia menunggu gadis itu di depan pintu kelas sambil bersender ke dinding, memegang satu buah buku bergaya sok keren, ia memasukkan satu tangan nya di kantong celana nya, agar terlihat tampan dimata gadis itu, mungkin... Tapi, entahlah.
"Hai Aira, aku sedang menunggumu!" sapa nya pada gadis itu.
Tapi, gadis unik itu hanya berjalan melewati nya, dan masuk kedalam kelas tanpa menoleh apalagi memperhatikan nya. Ia tidak menjawab Yangki. Dia sangat berbeda dengan gadis lain, Yangki semakin tertarik ingin mengenalnya lebih lagi.
Yangki berpikir keras terkadang, “Kenapa ia sama sekali tidak terpesona kepadaku? Begitu banyak gadis terpesona denganku, banyak yang bilang kalau aku ini tampan dan baik.”
Dia berjalan mengikuti langkahnya masuk kedalam kelas dibelakangnya. Kemudian ia duduk, tentu saja duduk disampingnya, karena Yangku satu meja dengannya sekarang.
"Untuk apa menungguku?" tanyanya berwajah datar tanpa menoleh kepada Yangki.
Ia sibuk membuka tas, mengeluarkan sebuah buku, dan memasukan tas kedalam laci meja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Mey Ra
baru SMP aja biar di kata keren🤣🤣🤣
2021-03-30
0
meme
hallo kak aku mampir nih, udah aku like juga👍 maaf nyicil bacanya, tetap semangat up.nya kak💪 ditunggu mampir baliknya☺️
2020-09-10
2
Bintang Malam
mulai suka dianya
2020-09-08
0