Hari pun terus berganti, mereka ke sekolah dengan jadwal seperti biasa setelah acara MOS saat itu.
Pagi ini, jam menunjukkan 06:10 WIB, kicauan burung-burung dan cahaya matahari mulai menunjukan sinarnya dicelah jendela kamar. Alarm terus saja berbunyi dikamar Nona Muda Aira, tidak seperti biasanya ia kali ini telat bangun.
Toktok...toktok...
“Nona, Nona Muda, apa Nona sudah bangun?” panggil sang Bibi dari luar.
Karena tidak ada sahutan dari dalam kamar Aira, bi Susi membuka pintu kamar Nona Muda itu. Ia kawatir mungkin terjadi sesuatu dengan Nona nya.
Ia melihat gadis itu masih tertidur pulas, padahal alarm sangat berisik dan terus berbunyi. Ia menempelkan tangannya dikening gadis itu, karena tidak biasanya gadis itu telat bangun. Pikirnya mungkinkah gadis itu sedang sakit.
Aira terkejut saat merasakan sesuatu menyentuh keningnya, ia mengernyit dan membuka matanya. Ia segera melihat alarm yang berisik disamping meja yang berada disamping kasurnya.
Ia terkejut dan langsung duduk, ia sempoyongan berlari tergesa-gesa kekamar mandi dan mandi dengan buru-buru, bi Susi membantu merapikan kasur dan membersihkan kamarnya.
Setelah mandi Aira buru-buru memakai baju dan memasukan begitu banyak buku kedalam tas nya, lalu memakai sepatu dan berdiri dicermin merias rambut dan wajahnya.
Aira masih menghadap cermin setelah ia menyisir dan mengikat tinggi rambutnya, ia berbicara dengan bayangannya yang ada dicermin.
"Uuuf... karena menyelesaikan catatan dan tugas latihan Tuan Muda Rido aku jadi telat bangun, aku tidak menyangka setelah aku mengerjakan tugas Tuan Muda Arnel dari dulu, aku bahkan tidak berharap mengerjakan tugas-tugas itu lagi. Tapi, sekarang tugasku semakin banyak."
"Apakah aku ini wanita yang sangat buruk? bahkan laki-laki bermulut kasar itu juga menyiksaku mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Apa karena aku anak miskin dari desa membuatku hina seperti ini?"
"Ya Tuhan, aku merasa lelah!" protes Aira bergumam.
"Adakah yang bisa Bibi bantu Nona?"
"Ah, ti...ti...tidak ada bi. " ucap Aira terbata, karena terkejut dari lamunannya.
"Baiklah kalau begitu, bibi turun dulu menyiapkan sarapan untuk Nona dimeja, dan menyiapkan bekal yang akan Nona bawa kesekolah."
Di meja makan sudah duduk Tuan Besar Ari Damrah dan Tuan Muda Arnel disana, mereka sedang sarapan sambil mengobrol tentang pelajaran disekolah Tuan Muda Arnel. Tak lama kemudian Aira pun turun dari kamarnya menuju ruang makan dengan seragam sekolah lengkapnya, lalu ia duduk disamping Tuan Besar Ari Damrah.
"Lama sekali kau, aku bahkan hampir selesai sarapan. Apa yang kau lakukan didalam kamar selama itu? Ingat ya, aku tidak suka menunggu. Kau mengerti!"
"Maafkan aku, Tuan Muda."
"Sudah, sudah, jangan berdebat lagi, Arnel! Segeralah sarapan Aira! Supaya kalian tidak telat kesekolah." pinta Ari menengahi pembicaraan mereka.
Aira makan dengan lahap dan cepat, setelah sarapan kedua remaja itu berpamitan kepada Tuan Besar Ari Damrah untuk berangkat kesekolah, begitu juga dengan Tuan Besar Ari Damrah dia bersiap-siap berangkat kekantor dengan Sekretaris Zack.
Seperti biasa, Aira terlebih dahulu keluar dari mobil berjalan menuju kedalam kelas dan beberapa saat kemudian Arnel akan keluar menyusul masuk kedalam kelas. Aira duduk dibangkunya dan mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasnya.
Kemudian ia berjalan mendekati bangku Tuan Muda Rido dengan membawa beberapa buku dan meletakkan nya kedalam laci meja Tuan Muda Rido. Tuan muda Arnel yang baru masuk kedalam kelas terhenti sejenak saat ingin duduk dibangkunya, melihat apa yang akan dilakukan Nona Muda Aira dilaci Tuan Muda Rido.
"Kurang ajar... jadi sibrengsek Rido itu menyuruh nya mengerjakan semua latihan dan catatan nya. Ciihh... ini alasan dia telat bangun, dia bukan hanya mengerjakan tugasku saja." Arnel bergumam dalam hati.
Bel masuk berbunyi,
Semua murid masuk kedalam kelas dengan rapi, sambil menunggu guru datang kedalam kelas. Aira melihat bangku disampingnya masih kosong, tidak biasanya Yangki telat datang pikirnya.
Yangki masuk terburu-buru hampir beriringan dengan guru kelas masuk, bajunya terlihat kusut dan sedikit kotor. Entah apa yang terjadi padanya.
"Hei, tumben kamu telat datangnya? Kenapa? apa tadi kamu jatuh ya? Bajumu terlihat kusut dan sedikit kotor." Aira bertanya berbisik sambil menarik ujung lengan baju Yangki yang duduk disampingnya.
Yangki hanya tersenyum dan meletakkan telunjuknya di bibirnya. "Ssssstttt!"
"Baiklah, nanti cerita ya kamu kenapa telat!"
Yangki hanya membalas dengan mengacungkan jempol kearah Aira. Dipojok kanan paling belakang Tuan Muda Arnel terus memperhatikan Yangki dan Aira, entah kenapa dia selalu kesal melihat mereka berdua.
Satu batang kapur tulis melayang kearahnya membuatnya terkejut, dan menjadi pusat perhatian semua murid saat ini. Arnel sangat kesal karena melihat kedua orang itu, kini dia dihukum harus berdiri didepan kelas karena tidak menjawab pertanyaan guru dengan benar malah melamun didalam kelas.
(Para reader tercinta, kapur tulis ini digunakan saat belajar pada tahun 90-an keatas, jika para reader sekolah dengan spidol dan papan tulis putih maaf ya, cerita nya mengisahkan masa lalu jadi harus pakai kisah kapur tulis dan papan tulis hitam ya )
Tuan Muda Rido tanpa sengaja mengeluarkan tawa yang cukup keras saat melihat Tuan Muda Arnel dihukum didepan kelas dengan satu kaki keatas sambil memegang telinga. Karena suara tawanya cukup keras dia juga mendapatkan pukulan dari penggaris panjang yang terbuat dari kayu dilengannya.
"Siapa lagi yang ingin bermain-main saat belajar, dan tidak mendengar?" tanya sang guru dengan tegas sambil memukul-mukul penggaris dimeja Tuan Muda Rido.
"Tidak peduli kalian anak orang kaya yang manja, kalian pintar ataupun kalian petinggi kelas. Jika kalian bermain-main dengan pelajaran saya, tidak mendengar dengan baik kalian akan saya hukum."
Tuan Muda Arnel dihukum sampai jam istirahat, ia sangat kesal kepada dua remaja dipojok kiri itu yang kini berjalan keluar sambil membawa bekal. Dan seorang pemuda yang tadi menertawakan nya disamping bangkunya duduk dengan congkak, bahkan sekarang dia masih menertawakan Tuan Muda Arnel.
Arnel berjalan keluar pergi kekantin dengan teman-teman nya, dia sungguh tidak nyaman melihat sepasang remaja yang sedang berjalan santai ketaman bangku sekolah dengan dua kotak bekal makanan.
"Cewek desa itu benar-benar tidak bisa dibilang ya, sudah aku larang jangan dekat-dekat masih saja dekat." Arnel menggerutu dalam hati.
Aira dan Yangki duduk dibangku panjang yang berada di taman sekolah. Ia membuka kotak bekalnya dan berbagi makanan dengan Yangki begitu pula Yangki kepadanya.
"Kenapa kamu telat kesekolah tadi? baju kamu kotor loh, tidak seperti biasanya."
"Anu..."
"Anu apa sih?"
"Tadi aku lihat sesuatu yang bagus, jadi aku lupa waktu. Saat aku tergesa-gesa aku jatuh, jadi kotor gini deh."
"Kamu sih, sampai lupa waktu. Lain kali jangan gitu lagi."
"Iya, setelah makan aku mau ngomong sesuatu sama kamu."
"Ngomong apa? Kenapa musti selesai makan dulu sekarang aja kenapa?"
"Nanti setelah makan aja, Nanti kamu keselek nasi lagi ,hehehe." Yangki menjawab dengan terkekeh kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
chonurv
eh masak papa Ari jahat ? kelihatannya baik gitu loh. hm. apakah papa Ari juga sejahil dan seegois arnell waktu muda ?
2020-09-12
2
Yhu Nitha
like3
feedback yah
2020-08-30
1
Thoro_ro
aku mampir ya thor...
2020-08-12
1