Usaha Kopi di Desa

Kedua bocah itu duduk di belakang, sedangkan Ari duduk di samping Damrah yang sedang mengemudi kendaraannya.

Tak lama, mereka pun sampai dirumah. “Mari masuk, anak-anak," tawarnya kepada kedua anak kecil itu.

“Mandilah, pakai dulu baju ini sementara, ya,” ucap Damrah lembut.

“Tidak, tidak bisa! Itu bajuku!” Ari menarik baju itu. Tidak mengizinkan.

“Pinjamkan sebentar, kasihan mereka. Ayah akan membelikan kamu baju yang baru, lalu membelikan mainan baru, mau 'kan?” bujuk Damrah pada putra semata wayangnya itu.

Akhirnya Ari menurut dengan wajah masih galak.

Hari-hari terus berjalan. Kehidupan mereka cukup baik, Hasan dan Viza selalu mengalah pada Ari, selalu mengikuti kemauan Ari. Bukan hanya Hasan dan Viza, Damrah juga kembali mengadopsi dua orang anak laki-laki bernama M. Buntoro dan Rasyid Masri.

Ari dan empat saudaranya yang diadopsi itu pun bertumbuh semakin besar.

Untuk memperluas usahanya, Damrah memilih menetap di desa dengan membeli tanah di sana. Ia memperkenalkan usahanya kepada penduduk desa, tentang kopi berkualitas, bagaimana cara menyeduhnya agar nikmat.

Ari bersama 4 saudaranya juga tinggal di desa.

____

“Tolong!” Terdengar suara teriakan anak gadis.

Ari melompat ke dalam sungai, menolong gadis itu, membawanya menepi. “Kalau tidak bisa berenang jangan ketengah, mandi saja di tepi!” Hardiknya kesal, lalu acuh tak acuh pergi meninggalkan gadis kecil remaja kecil itu.

“Tunggu, tunggu!” Anak perempuan itu mencoba terus mengejar, hendak berterimakasih, namun diabaikan oleh Ari.

Keesokan harinya, ia berjumpa lagi dengan Ari, saat ia hampir terjatuh di pematang sawah, ia menangkapnya. “Kalau jalan itu hati-hati, lihat jalan, jangan keliaran matamu lihat sana sini!” sinisnya. Ari masih bersikap galak.

“Terimakasih,” ucap gadis itu tersenyum dengan pipi memerah. Ari mengabaikan, tak peduli.

Gadis kecil yang berwajah ayu itu bernama Nelma Puspita. Ia jatuh hati di pandangan pertama kepada Ari. Ia mencaritahu siapa pemuda yang telah menolongnya beberapa kali itu.

“Oh, dia adalah putra juragan kopi yang baru pindah itu, Nel,” sahut Hardi, ia teman dekat Nelma, tetangga rumahnya.

“Oh.”

“Kenapa?” tanyanya penasaran.

“Tak kenapa-kenapa. Aku hanya penasaran saja, Har. Tak mengapa, hehehe," jawabnya cengengesan.

______

Dua tahun lamanya Damrah tinggal di desa, dua tahun juga Nelma mencari perhatian Ari.

“Kau mau kemana Nel?” Hardi, pemuda yang terkenal baik dan tampan itu menyapa temannya yang dekat sejak kecil karena mereka tetangga rumah.

Nelma tersenyum. “Mau jalan-jalan saja.”

“Jalan-jalan ke kedai kopi?” Tatap Hardi penuh selidik. “Tuan Damrah dan anak-anaknya telah kembali ke kota. Kau tak akan bisa menemui mereka lagi. Apalagi pria itu. Berhentilah mendekat padanya, pria sombong seperti itu kenapa kau ingin sekali berteman dengannya?” Hardi sungguh tak suka Nelma bersikap seperti itu pada Ari. Dia tidak menyukai sikap Ari, jauh berbeda sekali dengan ayahnya, Pak Damrah.

“Pindah?” tanya Nelma, mengabaikan perkataan Hardi yang lainnya. Tak menanggapi protes temannya itu.

Nelma sangat sedih, ia berharap suatu saat nanti akan bertemu Ari kembali.

***

Bertahun-tahun telah berlalu, Nelma mendengar kabar jika Tuan Damrah telah meninggal dunia. Usaha kopinya dijalankan oleh putranya Ari Damrah.

Hari itu, Nelma membaca koran, di sana tertulis Ari Damrah pengusaha muda yang sukses. Ia sangat bangga membacanya. Pemuda keren yang baik hati baginya. Ia mengambil koran dan menyembunyikannya.

“Hai, apa yang kau sembunyikan itu?” tanya Hardi. Ia menatap tangan Nelma yang disembunyikan.

“Tak ada.” Dia mencoba berbohong pada Hardi.

“Bohong! Sini lihat!” Memaksa menangkap tangan Nelma. “Hah? Cuma koran! Koran kok disembunyikan begitu?”

Hardi membuka dan membaca koran, ia melihat nama Ari Damrah beserta gambar wajahnya berwarna hitam putih dalam cetakan koran. “Jadi ini alasan kau menyembunyikan koran? Kau masih memikirkan pria ini? Sadarlah Nel, ingat dirimu, kau dan dia bagaikan langit dan bumi. Dia tinggi, kau rendah. Gadis miskin dari desa.” Hardi menatap serius Nelma.

“Iya, aku tau. Tak perlu juga kau jelaskan.” Nelma menarik koran itu, lalu mendorong Hardi kesal. Ia pergi berjalan cepat meninggalkan Hardi.

Hardi hanya bisa menatap punggung Nelma sendu.

Terpopuler

Comments

chonurv

chonurv

Kebahagiaan adalah warna yang tak terlihat, Namun bisa dirasa
Kenangan adalah film yang tak bisa diulang, namun enggan untuk dilupa

Perasaan itu bagaikan hujan
Kadang ia mengguyur dengan derasnya
kadang ia juga tak menampakkan jejaknya sama sekali

Menggelapnya langit karena hujan tak selamanya melambangkan kesedihan
Tidakkah kau menyadarinya?
Ia sedang mencurahkan kasihnya kepada bumi
Curahan kasihnya menghapuskan gersangnya hati
Menyejukkan jiwa yang terbakar panasnya dunia


Perasan itu bagaikan hujan
ungkapkanlah ia sebelum ia surut
sebelum ia menghilang layaknya hujan yang berhenti mengguyur

*****
eh saya malah ikutan merangkai kata. duh maaf ya. mana makin ngaco pula kata-katanya. Semoga komentar saya tidak jadi pengacau.

di pembukaan episodenya ditambah kata-kata yang terdengar seperti puisi. bagus-bagus.

2020-12-15

1

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

Lanjutt like.
ditunggu like nya kmbli

2020-10-15

0

💎⃞⃟вѕ❀•พ͠ɑพɑ⃟🍏𝕸y💞

💎⃞⃟вѕ❀•พ͠ɑพɑ⃟🍏𝕸y💞

lucuuuu...

2020-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Sepucuk Surat
2 Usaha Kopi di Desa
3 Bertemu Pujaan Hati
4 Mengantar Pulang
5 Sebuah Rencana
6 Menikah
7 Malam Pertama
8 Gugurkan Anak itu!
9 Keguguran
10 Menjadi Murid Baru Di SMP
11 Berkenalan
12 Berkelahi
13 Menunggumu
14 Kesal
15 Mengancam
16 Kakak Senior
17 Menari Bersama
18 Menendang Rido
19 Membeli Ikan
20 Ada Sesuatu
21 Selamat Ulang Tahun Aira
22 Aku Tidak Menolongmu
23 Pengeroyokan
24 Belikan Aku Buku
25 Menghukum Aira
26 Pemandangan Aneh
27 Apa Kamu Yakin?
28 Mimpi Aneh
29 Pipis Di Celana
30 Hei, Kutu Buku!
31 Dia, pembantuku!
32 Menghina
33 Nikmatilah Rasa Sukamu
34 Mudah Berubah-ubah
35 Melukis Wajah Aira
36 Datang Bulan
37 Apa itu Datang Bulan?
38 Itu Tidak Bahaya
39 Apa Perutmu Masih Sakit?
40 Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
41 Bukan Mereka, Tapi Andi
42 Perpisahan Sekolah
43 Dia Tidak Suka?
44 Kelulusan
45 Berdebar-debar
46 Menyuapi Aira
47 Cemburu
48 Wajah Lucu
49 Melukis
50 Merasa Sedih
51 Aku Mencintaimu Aira
52 Alun-alun Kota
53 Malam Perpisahan
54 Cinta Segitiga
55 Kelapa Puyuh
56 Berjalan-jalan dengan Kakek
57 Aryando Groups
58 Ronald dan Humaira
59 Humaira Protes
60 Mengenang Masa-masa Muda
61 Rey
62 Pergi ke Bandara
63 Tidak Jujur
64 Aku Mencintaimu Aira
65 Sapu Tangan
66 Berjanjilah Aira
67 Pemilihan OSIS Baru
68 Menjahili Humaira
69 Kenapa?
70 Dad, Setuju?
71 Marah
72 Alex
73 Alex dan Selly
74 Saudara?
75 Kedatangan Keluarga Wanda
76 Bermain Catur
77 Berjumpa Paman Yangki
78 Pusaramu
79 Pengeroyokan Yangki
80 Sedang Menunggumu
81 MOS
82 Hukuman
83 Surat Cinta
84 Hadiah Untuknya
85 Buku Untuknya
86 Berkelahi
87 Aku Menikmati Rasa Suka Ku
88 Melukis mereka
89 Bermimpi
90 Selamat Ulangtahun Aira
91 Akir Cerita Yangki
92 Selamat Jalan Yangki
93 Ulang Tahun Aira
94 Akhir Cerita Yangki
95 Aku Membencimu, Arnel!
96 Akhir Kisah Cinta Mama dan Papa
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Sepucuk Surat
2
Usaha Kopi di Desa
3
Bertemu Pujaan Hati
4
Mengantar Pulang
5
Sebuah Rencana
6
Menikah
7
Malam Pertama
8
Gugurkan Anak itu!
9
Keguguran
10
Menjadi Murid Baru Di SMP
11
Berkenalan
12
Berkelahi
13
Menunggumu
14
Kesal
15
Mengancam
16
Kakak Senior
17
Menari Bersama
18
Menendang Rido
19
Membeli Ikan
20
Ada Sesuatu
21
Selamat Ulang Tahun Aira
22
Aku Tidak Menolongmu
23
Pengeroyokan
24
Belikan Aku Buku
25
Menghukum Aira
26
Pemandangan Aneh
27
Apa Kamu Yakin?
28
Mimpi Aneh
29
Pipis Di Celana
30
Hei, Kutu Buku!
31
Dia, pembantuku!
32
Menghina
33
Nikmatilah Rasa Sukamu
34
Mudah Berubah-ubah
35
Melukis Wajah Aira
36
Datang Bulan
37
Apa itu Datang Bulan?
38
Itu Tidak Bahaya
39
Apa Perutmu Masih Sakit?
40
Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
41
Bukan Mereka, Tapi Andi
42
Perpisahan Sekolah
43
Dia Tidak Suka?
44
Kelulusan
45
Berdebar-debar
46
Menyuapi Aira
47
Cemburu
48
Wajah Lucu
49
Melukis
50
Merasa Sedih
51
Aku Mencintaimu Aira
52
Alun-alun Kota
53
Malam Perpisahan
54
Cinta Segitiga
55
Kelapa Puyuh
56
Berjalan-jalan dengan Kakek
57
Aryando Groups
58
Ronald dan Humaira
59
Humaira Protes
60
Mengenang Masa-masa Muda
61
Rey
62
Pergi ke Bandara
63
Tidak Jujur
64
Aku Mencintaimu Aira
65
Sapu Tangan
66
Berjanjilah Aira
67
Pemilihan OSIS Baru
68
Menjahili Humaira
69
Kenapa?
70
Dad, Setuju?
71
Marah
72
Alex
73
Alex dan Selly
74
Saudara?
75
Kedatangan Keluarga Wanda
76
Bermain Catur
77
Berjumpa Paman Yangki
78
Pusaramu
79
Pengeroyokan Yangki
80
Sedang Menunggumu
81
MOS
82
Hukuman
83
Surat Cinta
84
Hadiah Untuknya
85
Buku Untuknya
86
Berkelahi
87
Aku Menikmati Rasa Suka Ku
88
Melukis mereka
89
Bermimpi
90
Selamat Ulangtahun Aira
91
Akir Cerita Yangki
92
Selamat Jalan Yangki
93
Ulang Tahun Aira
94
Akhir Cerita Yangki
95
Aku Membencimu, Arnel!
96
Akhir Kisah Cinta Mama dan Papa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!