Gugurkan Anak itu!

Dua bulan setelah kejadian malam itu.

Nelma muntah-muntah beberapa hari ini setiap pagi. Badannya padahal tidak panas demam. Dia merasa tidak sakit, namun sering pusing dan letih akhir-akhir ini.

“Wah, jangan-jangan ... Nona hamil?” tanya Susi, wajahnya terlihat mencerah. Dia tersenyum sumringah.

Ya, waktu itu semua orang mengira Nelma hamil, oleh karena itu dinikahi Ari dengan tiba-tiba, rupanya gadis itu bahkan tak di sentuh. Majikannya masih saja bermain perempuan dengan nakal, bahkan di depan Nelma sendiri Ia berani bermesraan dengan wanita lain.

Nelma tersenyum, ia mengingat bulan kemarin haidnya memang tak datang. “Bi, dimanakah saya bisa beli testpack? Saya ingin mengujinya,” tanya Nelma.

“Biar saya saja Nona, saya akan menyuruh yang lain membelinya. Nona dirumah saja, ya,” pinta Susi.

Beberapa puluh menit kemudian, seorang pelayan memberikan 2 testpack pada Nelma. Ia pun segera mengujinya dengan alat testpeck hamil itu. Keduanya bergaris merah dua. Ia positif hamil. Ia sangat bahagia.

“Aku hamil.” Ia tersenyum bahagia.

“Nona harus memberitahukan segera pada Tuan, pasti dia senang," tutur Susi.

Nelma mengangguk sembari tersenyum bahagia. Membayangkan sesuatu yang indah.

_____________

Malam harinya,

Nelma mengetuk ruang kerja Ari. Di sana ada Hasan, Buntoro, dan Rasyid juga.

“Apa Anda sangat sibuk? Bisakah saya berbicara dengan Anda setelah selesai menyelesaikan pekerjaan ini," tanya Nelma.

“Ada apa? Katakan!” sahut Ari dingin.

Nelma ragu mengatakannya, dia gugup.

“Katakan saja! Mereka adik-adik ku, Mereka dan aku itu sama!” Suara Ari mulai meninggi dan mulai tak sabar.

“Bisakah Anda mengantar saya ke rumah sakit besok?” Perlahan Nelma berkata, ia pelintir ujung bajunya, gugup.

“Hah?! Kau gila?! Hanya ke rumah sakit!” Ari melotot. Membuat Nelma menjadi ciut.

“Kau bisa minta antar pada sopir, bisa minta di temani Susi! Jangan menggangguku dengan hal sepele seperti ini!” dengus Ari.

“Maaf, aku ingin memeriksa kehamilan bersama Anda. Tadi saya memeriksanya dengan alat tes kehamilan, saya hamil,” kata Nelma pelan tapi itu sangat bersih dan jelas, karena suasa sedang hening dan di akhir kalimat ada senyuman yang berbentuk bulan sabit menghiasi wajahnya. Rona malu-malu.

Ari terkesiap. Matanya membulat sempurna.

“Gugurkan anak itu!” perintah Ari dengan suara tinggi, menatapnya dengan melotot.

Nelma yang sedari tadi menundukkan kepalanya mengangkat kepala itu ke atas, menatap Ari, ia tak percaya dengan yang di dengarnya barusan.

“Maksud Anda bagaimana?” tanyanya.

“Gugurkan anak itu! Aku tak ingin punya anak darimu!” jawabnya pedas menusuk hati.

Jawaban yang benar-benar membakar hati seorang calon ibu yang bahagia saat tahu ia dihamili suami yang ia cintai. Apa ini? Kenapa pria yang ia cintai sangatlah kejam?

“Buntoro, kau antar dia ke rumah sakit besok untuk mengugurkan bayinya!”

“Baik, Kak," jawab Buntoro patuh tak berdaya.

Seolah bumi yang ia pijak berguncang hebat, langit-langit di ruangan ini rasanya runtuh. Airmatanya menetes keluar, tak bisa ia tahan. Untuk pertama kalinya ia menangis di depan Ari.

Segera ia hapus air mata itu. “Kenapa harus di gugurkan?” tanyanya memberanikan diri. Nelma sangat ingin tahu alasannya. Bukankah seharusnya suami itu akan suka jika istrinya hamil anaknya?

“Sudah ku katakan, aku tak ingin anak darimu!”

“Hanya itu?” tanya Nelma lagi. Hatinya sungguh terluka.

Ari hanya diam, mengabaikan. Nelma mulai berani mendekat, Ia bersimpuh memohon pada Ari.

“Aku mohon, izinkan aku membesarkan anak ini, aku tidak akan banyak menuntut. Aku tidak akan menyusahkan, aku berjanji,” ucapnya lirih. Nelma berhenti berharap dapat balasan cinta dari Ari lagi mulai detik ini, namun dia ingin mempertahankan anak yang dia kandung ini, anak yang sangat dia inginkan, yang dia cintai, buah cintanya.

“Aku bilang gugurkan, ya gugurkan!” Ari mendorong Nelma.

Wanita itu terus memohon, Ari mengibaskan tangan Nelma dengan kuat sehingga wanita itu terjatuh ke sudut meja. Tepat mengenai perutnya. Ari terus berjalan memunggungi wanita itu.

Nelma memegangi perutnya, sangat sakit. Perlahan terasa sesuatu keluar dari kemal*annya. Terus mengalir perlahan ke paha, turun ke betis. Ia lihat, yang mengalir itu adalah darah.

Deg! Jantung Nelma berdetak cepat.

Adik-adik Ari terkejut, “Kakak Ipar,” ucap mereka serempak. Tanpa sadar mereka mendekati Nelma. Ari pun menoleh.

Ia terkesiap saat melihat begitu banyak darah yang keluar mengalir dari kaki Nelma.

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

semangat kak

cinta pak bos hadir😊💪

2020-10-09

0

D'Roman Djam

D'Roman Djam

oh, penasaran jadinya. banyak yg komentr blg suka sama yangki. jdi penasaran. lanju baca👌

2020-09-27

5

Pentol2 🤗

Pentol2 🤗

Akhirnya, ketemu yg namanya yangki

2020-09-26

2

lihat semua
Episodes
1 Sepucuk Surat
2 Usaha Kopi di Desa
3 Bertemu Pujaan Hati
4 Mengantar Pulang
5 Sebuah Rencana
6 Menikah
7 Malam Pertama
8 Gugurkan Anak itu!
9 Keguguran
10 Menjadi Murid Baru Di SMP
11 Berkenalan
12 Berkelahi
13 Menunggumu
14 Kesal
15 Mengancam
16 Kakak Senior
17 Menari Bersama
18 Menendang Rido
19 Membeli Ikan
20 Ada Sesuatu
21 Selamat Ulang Tahun Aira
22 Aku Tidak Menolongmu
23 Pengeroyokan
24 Belikan Aku Buku
25 Menghukum Aira
26 Pemandangan Aneh
27 Apa Kamu Yakin?
28 Mimpi Aneh
29 Pipis Di Celana
30 Hei, Kutu Buku!
31 Dia, pembantuku!
32 Menghina
33 Nikmatilah Rasa Sukamu
34 Mudah Berubah-ubah
35 Melukis Wajah Aira
36 Datang Bulan
37 Apa itu Datang Bulan?
38 Itu Tidak Bahaya
39 Apa Perutmu Masih Sakit?
40 Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
41 Bukan Mereka, Tapi Andi
42 Perpisahan Sekolah
43 Dia Tidak Suka?
44 Kelulusan
45 Berdebar-debar
46 Menyuapi Aira
47 Cemburu
48 Wajah Lucu
49 Melukis
50 Merasa Sedih
51 Aku Mencintaimu Aira
52 Alun-alun Kota
53 Malam Perpisahan
54 Cinta Segitiga
55 Kelapa Puyuh
56 Berjalan-jalan dengan Kakek
57 Aryando Groups
58 Ronald dan Humaira
59 Humaira Protes
60 Mengenang Masa-masa Muda
61 Rey
62 Pergi ke Bandara
63 Tidak Jujur
64 Aku Mencintaimu Aira
65 Sapu Tangan
66 Berjanjilah Aira
67 Pemilihan OSIS Baru
68 Menjahili Humaira
69 Kenapa?
70 Dad, Setuju?
71 Marah
72 Alex
73 Alex dan Selly
74 Saudara?
75 Kedatangan Keluarga Wanda
76 Bermain Catur
77 Berjumpa Paman Yangki
78 Pusaramu
79 Pengeroyokan Yangki
80 Sedang Menunggumu
81 MOS
82 Hukuman
83 Surat Cinta
84 Hadiah Untuknya
85 Buku Untuknya
86 Berkelahi
87 Aku Menikmati Rasa Suka Ku
88 Melukis mereka
89 Bermimpi
90 Selamat Ulangtahun Aira
91 Akir Cerita Yangki
92 Selamat Jalan Yangki
93 Ulang Tahun Aira
94 Akhir Cerita Yangki
95 Aku Membencimu, Arnel!
96 Akhir Kisah Cinta Mama dan Papa
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Sepucuk Surat
2
Usaha Kopi di Desa
3
Bertemu Pujaan Hati
4
Mengantar Pulang
5
Sebuah Rencana
6
Menikah
7
Malam Pertama
8
Gugurkan Anak itu!
9
Keguguran
10
Menjadi Murid Baru Di SMP
11
Berkenalan
12
Berkelahi
13
Menunggumu
14
Kesal
15
Mengancam
16
Kakak Senior
17
Menari Bersama
18
Menendang Rido
19
Membeli Ikan
20
Ada Sesuatu
21
Selamat Ulang Tahun Aira
22
Aku Tidak Menolongmu
23
Pengeroyokan
24
Belikan Aku Buku
25
Menghukum Aira
26
Pemandangan Aneh
27
Apa Kamu Yakin?
28
Mimpi Aneh
29
Pipis Di Celana
30
Hei, Kutu Buku!
31
Dia, pembantuku!
32
Menghina
33
Nikmatilah Rasa Sukamu
34
Mudah Berubah-ubah
35
Melukis Wajah Aira
36
Datang Bulan
37
Apa itu Datang Bulan?
38
Itu Tidak Bahaya
39
Apa Perutmu Masih Sakit?
40
Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
41
Bukan Mereka, Tapi Andi
42
Perpisahan Sekolah
43
Dia Tidak Suka?
44
Kelulusan
45
Berdebar-debar
46
Menyuapi Aira
47
Cemburu
48
Wajah Lucu
49
Melukis
50
Merasa Sedih
51
Aku Mencintaimu Aira
52
Alun-alun Kota
53
Malam Perpisahan
54
Cinta Segitiga
55
Kelapa Puyuh
56
Berjalan-jalan dengan Kakek
57
Aryando Groups
58
Ronald dan Humaira
59
Humaira Protes
60
Mengenang Masa-masa Muda
61
Rey
62
Pergi ke Bandara
63
Tidak Jujur
64
Aku Mencintaimu Aira
65
Sapu Tangan
66
Berjanjilah Aira
67
Pemilihan OSIS Baru
68
Menjahili Humaira
69
Kenapa?
70
Dad, Setuju?
71
Marah
72
Alex
73
Alex dan Selly
74
Saudara?
75
Kedatangan Keluarga Wanda
76
Bermain Catur
77
Berjumpa Paman Yangki
78
Pusaramu
79
Pengeroyokan Yangki
80
Sedang Menunggumu
81
MOS
82
Hukuman
83
Surat Cinta
84
Hadiah Untuknya
85
Buku Untuknya
86
Berkelahi
87
Aku Menikmati Rasa Suka Ku
88
Melukis mereka
89
Bermimpi
90
Selamat Ulangtahun Aira
91
Akir Cerita Yangki
92
Selamat Jalan Yangki
93
Ulang Tahun Aira
94
Akhir Cerita Yangki
95
Aku Membencimu, Arnel!
96
Akhir Kisah Cinta Mama dan Papa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!