Konspirasi

*flashback on

"Pelan-pelan!"

Terdengar suara derap langkah kaki yang sedang mengendap-endap penuh kehati-hatian ditengah lorong gelap. Waktu memang belum menunjukkan tengah malam, namun dengan suasana malam yang sepi dan sunyi, tak cukup untuk membuat mereka merasa aman. Bisa saja tiba-tiba ada security yang sedang bertugas berkeliling untuk melakukan tugas patroli pengecekan secara rutin.

Langkah kaki itu membawa mereka pada sebuah ruangan yang telah terkunci rapat dengan security locked, sehingga tak memungkinkan untuk sembarang orang lain bisa memasukinya. Namun hal itu salah, dengan diam-diam mereka telah menduplikat kunci itu sebelumnya hingga memudahkan bagi mereka membuka pintu dan masuk kedalamnya.

Setelah berhasil membuka pintu tanpa suara dan tanpa jejak, mereka berhasil masuk dengan menyalakan lampu senter sebagai pencahayaan. Lampu senter itu sedikit redup guna mengurangi memancing kecurigaan orang kalau-kalau memang ada petugas security yang lewat untuk mengecek. Ya, tanpa jejak! mereka rupanya memakai sarung tangan untuk meminimalisir tanda sidik jari ditiap barang atau benda yang akan mereka sentuh nantinya.

Mata mereka dengan jeli mencari sesuatu yang pasti penting sebagai jalan untuk menuntaskan misi mereka.

Ya, mereka sedang mencari sebuah laptop. Laptop yang menyimpan banyak data dan dokumen penting berisi kegiatan dan data-data mahasiswa didalamnya.

Setelah beberapa lama mencari dan hampir putus asa, rupanya keberuntungan berpihak pada mereka. Diambilnya laptop itu, lalu dengan tergesa-gesa mereka mencari sebuah file yang tersimpan dan tersusun dengan rapi pada sebuah dokumen yang cukup ter-rahasia. Butuh kejelian mata dan kecekatan untuk menemukannya. Ya, mereka adalah Sisil dan teman prianya, Beno.

Beno Aryatama, merupakan mantan mahasiswa tempat dimana Sisil kuliah, namun karena sebuah masalah yang membuatnya di drop-out dari kampus, akhirnya keberadaannya tak diketahui oleh siapapun, kecuali Sisil. Beno sangat ahli dibidang teknologi, khususnya komputer. Tidak salah jika Sisil mengajaknya kerja sama untuk menuntaskan misinya melakukan konspirasi kebocoran data sekaligus mewujudkan rasa irinya yang telah lama ia pendam.

"Cepet cari file yang gue bilang tadi." perintah Sisil pada Beno sambil menatap ke arah laptop. Penampilan Beno memang cukup rapi, dan hampir tidak mudah dikenali. Dia mengenakan jacket hoodie berwarna gelap dengan sarung tangan senada. Dia telah memikirkan segalanya dengan matang begitu Sisil menghubunginya dan meminta bantuan secara terang-terangan padanya.

Seperti kerbau yang dipecut hidungnya, dengan patuh Beno melakukan perintah tanpa membantah, meski aura kegugupan tak bisa dibohongi diwajahnya ketika dengan lambat dia mengayunkan kursor saat memulai pencarian data. Ya, meski sedikit lambat, tapi kejelian mata dan kecekatannya patut diacungi jempol.

"Lo yakin, sil... mau ngelakuin ini? Lo tau konsekuensinya kan, kalo kita... sampe katauan?" Sekali lagi dengan terbata, Beno bertanya pada Sisil untuk meyakinkan dengan menyisipkan sedikit nada peringatan didalamnya agar Sisil berubah pikiran.

"Itu urusan nanti! Sekarang cepet lakuin apa yang gue minta. Inget, jangan sampe ninggalin jejak sedikitpun." Perintahnya tanpa bantahan. Rupanya peringatan Beno tak digubrisnya sama sekali, malah dia ingin misinya terselesaikan dengan cepat tanpa kendala dan banyak pertanyaan lagi.

"Ap-apa... file yang ini?" seru Beno ketika dia menemukan file yang dicari sambil mengarahkan layar laptop pada Sisil. Dan Sisil pun langsung memposisikan dirinya disamping Beno. Dan benar saja, matanya langsung berbinar kegirangan ketika melihat apa yang dicarinya telah ditemukan.

Sisil menyipitkan mata dan senyum licik langsung terbentuk dibibirnya. Tanpa mengulur waktu lagi, dia langsung memerintahkan Beno untuk menyelesaikan misinya dengan cepat sebelum petugas keamanan mencurigai aksi mereka.

"Cepetan, waktu kita nggak banyak! gue gak mau ketahuan." Sisil terus memerintah dengan mengintimidasi sehingga membuat Beno mau tak mau mengarahkan seluruh keahliannya meretas seluruh data-data penting yang telah tersimpan. Dibutuhkan waktu beberapa menit untuk menunggu beberapa file hilang.

"Selesai... Sil," ucap Beno tanpa menutupi rasa cemas dalam nada suaranya.

Dengan cepat, Sisil memastikan sekali lagi jika misinya benar-benar terselesaikan dan berjalan lancar. Senyum licik memenuhi bibirnya.

Kita lihat, akan ada kehebohan apa besok...

Ketika dia telah memastikan semuanya telah berhasil dilakukan tanpa cela, diarahkan kembali laptop itu pada Beno, dia mulai mematikan layar laptop dan kemudian kembali meletakkan laptop itu ke tempat semula, sama persis seperti posisi sebelumnya. Kemudian mereka keluar dengan pencahayaan minim melalui lampu senter kecil yang mereka bawa tadi.

Ketika tangan Sisil hampir menggapai knop pintu, terdengar suara langkah kaki bersepatu boot dengan lampu senter menyala terang sedang melakukan patroli pengecekan rutin disekitar koridor kampus secara berkala.

Sisil mengurungkan niatnya dan memilih menunduk dengan mematikan cahaya lampu agar tak mencurigakan dan malah membuatnya terjebak dan ketahuan. Sisil sama sekali tak mau jika misinya yang telah setengah jalan itu menjadi sia-sia hanya karena gerakan yang mudah dicurigai.

Mereka memastikan sampai security itu benar-benar berpindah tempat dibarengi dengan suara langkah kaki yang menghilang diujung lorong dan situasi kembali aman. Sisil terus saja tak henti-hentinya memberikan isyarat tanda peringatan agar Beno tak mengeluarkan suara atau melakukan hal konyol yang akan membuat mereka ketahuan. Sampai dikiranya tak didengar lagi suara langkah kaki, mereka mulai keluar tak lupa mengunci kembali pintu seperti semula, kemudian mengendap-endap dengan langkah cepat sebelum petugas keamanan kembali.

*flashback off

●●●

"Gue liat, lo makin deket sama adek gue!"

Rendy memberikan sekaleng minuman dingin bersoda pada Dimas yang sedang bersantai disebuah balkon yang langsung menghubungkannya pada ruang tamu yang hanya tersekat oleh jendela kaca besar sebagai pemisah.

"Adek lo? Siapa? setau gue lo gak punya adek?," setelah Dimas menyesap minumannya dan kemudian mengernyitkan sebelah alisnya, Dimas bertanya dengan nada tak percaya. Beruntung kata-kata Rendy dikeluarkan ketika Dimas tak sedang menyesap minuman, jika hal itu terjadi, mungkin Dimas sudah tersedak karena merasa terkejut dengan ucapan sahabatnya itu.

"Meila..." Rendy berhenti sejenak sebelum kemudian berucap kembali. "...dia adek gue!" Rendy meletakkan minuman soda itu di meja sambil menyelipkan nada tengil. "Kita emang gak sedarah, tapi gue udah anggap dia sebagai adek gue, Dim. Adek kesayangan gue! jadi, kalo lo mau deketin dia, lo harus hati-hati sama gue." ucapnya yang dilanjut dengan gelak tawa ringan.

Dimas menarik ujung bibirnya dan senyum jahil membentuk bibirnya. "Lo gak pernah ngenalin ke gue dulu. Dan setau gue, lo paling anti sama yang namanya cewek. Jadi gimana ceritanya lo bisa anggep Meila sebagai adek kesayangan lo?" Dimas memiringkan kepalanya dengan mata menatap lurus pada mata Rendy seolah ingin tahu.

"Dia berbeda, Dim. Sikap manja dan sifat polos yang kadang merubah pandangan gue itu bisa berubah lembut kalo lagi sama dia. Rasa ingin melindungi yang dengan sukarela tumbuh." Rendy melirik Dimas sejenak, memastikan bahwa lawan bicaranya sedang mendengarkan ucapannya. "Gue rasa dua hal itu juga berhasil mengusik diri lo bahkan mungkin udah sampe ke hati lo saat ini. Hingga lo bertekad untuk selalu membuatnya nyaman kalo dia lagi disamping lo, bukan? gue sempet mengutarakan isi hati gue. Tapi dengan lantang, Meila nolak pernyataan gue. Miris, bukan?" Rendy tersenyum penuh ironi seolah sedang menertawakan dirinya sendiri.

"Gue bilang soal ini, karena gue mulai menyadari tingkah kalian berdua akhir-akhir ini." Rendy mengambil minumannya dan mulai menyesap kembali.

Dimas berpikir sambil sesekali menggoyangkan minuman kaleng ditangannya, "gue juga enggak tau, hal apa yang berhasil mengusik diri gue. Seperti yang lo bilang tadi, Meila itu berbeda dari cewek lain. Rasa ingin melindungi yang kuat dan dengan gamblang gue bilang sama lo, mungkin rasa ingin memiliki yang kuat yang membuat gue gak bisa membiarkan Meila terluka sedikitpun. Jadi, tanpa bertele-tele lagi gue minta izin sama lo yang udah mengklaimkan diri lo sebagai kakaknya." Dimas tertawa geli mendengar ucapannya sendiri.

Hal itu tertular pada Rendy, dia terkekeh tak percaya kalau Dimas yang ia kenal sudah sedewasa ini. Tak pernah dia berpikir bahwa seorang Dimas Alexsander dengan gentle mengutarakan perasaannya. Jika mengingat Dimas yang dulu tak pernah menggunakan perasaannya sedikitpun jika ingin mengambil tindakan sebelumnya.

"Gue seneng lo udah berubah, Dim." Rendy menyandarkan bahunya pada sandaran kursi. "Sejak ketemu lagi sama lo, mendengar cara bicara dan sikap lo yang lebih tenang, gue yakin lo udah bisa memposisikan diri lo ke arah yang lebih dewasa."

Dimas sedikit menyunggingkan ujung bibirnya sebelum berucap. "Perlu lo tau, Ren. Gue berusaha keras mengubur jati diri gue yang dulu. Dan itu gak gampang, Ren...! Gue yakin lo ngerti itu." senyum puas nan penuh rasa lega terbentuk dibibirnya.

Rendy menarik nafas dan akhirnya menjawab dengan anggukan tegas dan terlihat berpikir sebelum akhirnya mengutarakan apa yang ada dipikirannya, "Dan... apa menurut lo... adek gue itu udah mulai terusik juga hatinya?"

Dimas tercenung sambil mengangkat sebelah alisnya, ditatapnya Rendy dengan tatapan mata penuh selidik. Tapi tak lama sebentuk seringaian senyum lebar membingkai wajahnya. Hal itu langsung ditangkap oleh Rendy, tanpa bertanya lagi seringaian lebar juga terbentuk di bibir Rendy, mereka terkekeh bersama sambil memadukan minuman kaleng mereka ke udara secara bersamaan.

"Lo bisa tenang sekarang. Seperti permintaan lo, gue bakal ngelindungin Meila sebisa gue. Okay, kakak ipar?" kalimat terakhir Dimas terdengar menggelitik, membuat mereka tergelak dan terbahak-bahak bersama kemudian menyesap minuman kembali.

●●●

Ditempat lain tampak Meila sedang menatap langit sore sambil menyesap strawberry milk juice favoritnya. Dia berdiri di balkon kamarnya yang langsung terhubung dengan suasana langit terbuka yang bagi siapa saja mampu membuat teduh yang melihatnya.

Sepintas bayangan ketika Dimas menciumnya muncul di pikirannya ketika dia menghirup udara sore yang menyejukkan kemudian menengadah menatap langit yang mulai berubah senja tanda matahari mulai terbenam.

Dengan cepat, pipinya langsung merona, rasa malu mulai merayapinya kembali. Bahkan tidak berada disampingnya saja sudah membuatnya malu bukan kepalang ditambah dengan jantungnya yang mulai berdegub kencang. Sebisa mungkin dia menguasai diri, menarik nafas dalam, menetralkan nafasnya agar teratur kembali.

Sejenak Meila terdiam, sekali lagi menarik nafas berusaha mengembalikan pikirannya kembali serta menggelengkan kepalanya kuat-kuat sambil menutup kedua matanya dengan telapak tangannya.

Astaga! Bisa-bisanya gue mikirin kejadian itu... lupain... lupain...

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Hai, readers... 🙋🏻‍♀️

Mimin mau ucapin,

Selamat Hari raya Idul Fitri...

Minal Aidin wal faidzin...

Mohon maaf lahir & bathin...

Semoga pandemi ini segera berakhir, kita bisa beraktivitas kembali seperti semula tanpa rasa cemas untuk keluar rumah😃🤓 Amiiiiinnnn🤲🏻😇

karena mimin juga pengen ke toko buku buat nyari referensi novel/komik baru, heheheh🤭 *curhat

Episodes
1 Via telephone
2 Cheerleaders
3 Tugas
4 Sibuk
5 Dompet
6 Bertemu
7 Pertukaran
8 Perkenalan
9 Tegangan
10 Kakak Cantik
11 Rasa Iri
12 Cheese cake ( part 1 )
13 Cheese cake ( part 2 )
14 Kencan
15 Pesan
16 Terjadi lagi
17 Konspirasi
18 Tiga Hari
19 Malu
20 Perhatian
21 Curiga
22 Pria-pria baik
23 Sebuah Nama
24 Liburan Kecil
25 Trauma masa lalu
26 Suara Mengerikan
27 Sinar obsesif
28 Teror
29 Rencana
30 Menelaah perasaan
31 Peringatan
32 Sebentar saja
33 Adalah Kamu!
34 Mimpi Buruk
35 Kekasih?
36 Kalah Cepat
37 Memeluk lagi
38 Hati Seorang Wanita
39 Sebuah Pilar
40 Jelas Didepan Mata
41 Sebuah Kesalahan
42 Gadis Langka
43 Paris Van Java's Night
44 Aku Sayang Kamu
45 Aku Disini...
46 Pengakuan
47 Janji
48 Tertangkap
49 Dua garis Merah
50 Sesama Tahanan
51 Ruang Hati
52 Mengajak Keluar
53 Double-date
54 Pesona
55 Tamu tak Terduga
56 Kebencian Sisil
57 Bersalah
58 Pembunuh
59 Demam
60 Takdir
61 Memilih
62 Skala
63 Keras Kepala
64 Penjelasan
65 Bersyukur
66 Kedatangan James
67 Kecupan Hangat
68 Kuliah Lagi
69 Ciuman Kerinduan
70 Bingung
71 Menghindari
72 Tekad
73 Menyembunyikan sesuatu
74 Terjawab
75 Melebihi Rasa Sayang
76 Bengkak
77 Terungkap
78 Sesal
79 Menangislah
80 Masih Tetap Sama
81 Jejak
82 Alergi
83 Gadis Cerewet
84 Jalan-jalan
85 Kebersamaan
86 Liburan Singkat ( Intermezzo )
87 Pantas Mendapatkannya
88 Menahan Sakit
89 Tumbang
90 Mengambil Tindakan
91 Rasa Bangga Seorang Ibu
92 Sebuah Penyesalan
93 Pria Sejati
94 Meluruskan Kesalahpahaman
95 Supermarket
96 Api Cemburu
97 Prioritas Utama
98 Membagi Waktu
99 Jadi Anak Baik
100 Undangan
101 Terjebak
102 Fase Kedewasaan Diri
103 Jarum Suntik
104 Tamu
105 Mencari tau
106 Gelisah
107 Seorang Pria (?)
108 Pusat Perhatian
109 Pesta
110 Memantau Keadaan
111 Kawan Lama
112 Dialah Orang Itu!
113 Rumah
114 Waspada
115 Mencari Pasangan
116 Terbiasa
117 Gejolak Hasrat
118 Akhir Pekan
119 Menjaga Sikap
120 Fase Keegoisan Diri
121 Ingatan Buruk
122 Tukang Obat
123 Teror 2
124 Lelaki Brengsek
125 Sinyal Membahayakan
126 Naik Level
127 Tanda Pertama
128 Mabuk
129 Gigitan Serangga
130 Digigit Nyamuk
131 Merebut Posisi
132 Rasa Bersalah
133 Masalah Berat
134 Teror 3
135 Izin Bolos
136 Pemeriksaan Akhir
137 Gadis Incaran
138 Mencari Informasi
139 Cara Yang Sama
140 Jangan Ikuti Aku!
141 Keributan
142 Menangani Masalah
143 Kebetulan
144 Menuruti
145 Kamar 305
146 Pengganggu
147 Ancaman James
148 Gagal Menahan Perasaan
149 Jangan Menerima Apapun
150 Alasanku Adalah Dirimu
151 Sengaja Bolos
152 Lucky Man (?)
153 Tawaran Dion
154 Hasutan Dion
155 Berniat Menjelaskan
156 Terlambat Menyadari
157 Tatapan Penuh Makna
158 PENGUMUMAN !
159 Meluluhkan Kemarahan
160 Tolong Ceritakan
161 Mengetahui Kebenaran
162 Lupakan Cerita Semalam
163 Harusnya Tidak Muncul
164 Perubahan Sikap
165 Ancaman Beno
166 Kecurigaan James
167 Menabrakkan Diri
168 Orang Tercinta
169 Piknik
170 Pengakuan Sisil
171 Serahkan Padaku!
172 Seseorang Dalam Mobil
173 Semakin Mendekat
174 Ketulusan James
175 Menculik
176 Keluar dari Kegelapan
177 Penjagaan
178 Sandaran
179 Lebih Cepat, Lebih Baik!
180 Berbicara
181 Memaafkan
182 Melindungi
183 Kesungguhan Sisil
184 Benteng Perlindungan
185 Incaran Lelaki
186 Meningkatkan Penjagaan
187 Mengakui Keberadaan
188 Bersikap Manis
189 Mendengar Suara
190 Seterusnya
191 3 Detik
192 Informasi
193 Pengawal
194 Persembunyian Bisnis Dion
195 Makan Siang Bersama
196 Menagih Ciuman
197 Tunggu Aku
198 Terdengar Indah
199 Meminta Bertemu
200 Rencana
201 Kegelisahan
202 Orang Terdekat
203 Mengakhiri Kebohongan
204 Kecemasan
205 Tidak Bersemangat
206 Putri Yang Dikasihi
207 Tamu Spesial
208 Lelaki Gila
209 Menculik (?)
210 Menyelamatkan Sisil
Episodes

Updated 210 Episodes

1
Via telephone
2
Cheerleaders
3
Tugas
4
Sibuk
5
Dompet
6
Bertemu
7
Pertukaran
8
Perkenalan
9
Tegangan
10
Kakak Cantik
11
Rasa Iri
12
Cheese cake ( part 1 )
13
Cheese cake ( part 2 )
14
Kencan
15
Pesan
16
Terjadi lagi
17
Konspirasi
18
Tiga Hari
19
Malu
20
Perhatian
21
Curiga
22
Pria-pria baik
23
Sebuah Nama
24
Liburan Kecil
25
Trauma masa lalu
26
Suara Mengerikan
27
Sinar obsesif
28
Teror
29
Rencana
30
Menelaah perasaan
31
Peringatan
32
Sebentar saja
33
Adalah Kamu!
34
Mimpi Buruk
35
Kekasih?
36
Kalah Cepat
37
Memeluk lagi
38
Hati Seorang Wanita
39
Sebuah Pilar
40
Jelas Didepan Mata
41
Sebuah Kesalahan
42
Gadis Langka
43
Paris Van Java's Night
44
Aku Sayang Kamu
45
Aku Disini...
46
Pengakuan
47
Janji
48
Tertangkap
49
Dua garis Merah
50
Sesama Tahanan
51
Ruang Hati
52
Mengajak Keluar
53
Double-date
54
Pesona
55
Tamu tak Terduga
56
Kebencian Sisil
57
Bersalah
58
Pembunuh
59
Demam
60
Takdir
61
Memilih
62
Skala
63
Keras Kepala
64
Penjelasan
65
Bersyukur
66
Kedatangan James
67
Kecupan Hangat
68
Kuliah Lagi
69
Ciuman Kerinduan
70
Bingung
71
Menghindari
72
Tekad
73
Menyembunyikan sesuatu
74
Terjawab
75
Melebihi Rasa Sayang
76
Bengkak
77
Terungkap
78
Sesal
79
Menangislah
80
Masih Tetap Sama
81
Jejak
82
Alergi
83
Gadis Cerewet
84
Jalan-jalan
85
Kebersamaan
86
Liburan Singkat ( Intermezzo )
87
Pantas Mendapatkannya
88
Menahan Sakit
89
Tumbang
90
Mengambil Tindakan
91
Rasa Bangga Seorang Ibu
92
Sebuah Penyesalan
93
Pria Sejati
94
Meluruskan Kesalahpahaman
95
Supermarket
96
Api Cemburu
97
Prioritas Utama
98
Membagi Waktu
99
Jadi Anak Baik
100
Undangan
101
Terjebak
102
Fase Kedewasaan Diri
103
Jarum Suntik
104
Tamu
105
Mencari tau
106
Gelisah
107
Seorang Pria (?)
108
Pusat Perhatian
109
Pesta
110
Memantau Keadaan
111
Kawan Lama
112
Dialah Orang Itu!
113
Rumah
114
Waspada
115
Mencari Pasangan
116
Terbiasa
117
Gejolak Hasrat
118
Akhir Pekan
119
Menjaga Sikap
120
Fase Keegoisan Diri
121
Ingatan Buruk
122
Tukang Obat
123
Teror 2
124
Lelaki Brengsek
125
Sinyal Membahayakan
126
Naik Level
127
Tanda Pertama
128
Mabuk
129
Gigitan Serangga
130
Digigit Nyamuk
131
Merebut Posisi
132
Rasa Bersalah
133
Masalah Berat
134
Teror 3
135
Izin Bolos
136
Pemeriksaan Akhir
137
Gadis Incaran
138
Mencari Informasi
139
Cara Yang Sama
140
Jangan Ikuti Aku!
141
Keributan
142
Menangani Masalah
143
Kebetulan
144
Menuruti
145
Kamar 305
146
Pengganggu
147
Ancaman James
148
Gagal Menahan Perasaan
149
Jangan Menerima Apapun
150
Alasanku Adalah Dirimu
151
Sengaja Bolos
152
Lucky Man (?)
153
Tawaran Dion
154
Hasutan Dion
155
Berniat Menjelaskan
156
Terlambat Menyadari
157
Tatapan Penuh Makna
158
PENGUMUMAN !
159
Meluluhkan Kemarahan
160
Tolong Ceritakan
161
Mengetahui Kebenaran
162
Lupakan Cerita Semalam
163
Harusnya Tidak Muncul
164
Perubahan Sikap
165
Ancaman Beno
166
Kecurigaan James
167
Menabrakkan Diri
168
Orang Tercinta
169
Piknik
170
Pengakuan Sisil
171
Serahkan Padaku!
172
Seseorang Dalam Mobil
173
Semakin Mendekat
174
Ketulusan James
175
Menculik
176
Keluar dari Kegelapan
177
Penjagaan
178
Sandaran
179
Lebih Cepat, Lebih Baik!
180
Berbicara
181
Memaafkan
182
Melindungi
183
Kesungguhan Sisil
184
Benteng Perlindungan
185
Incaran Lelaki
186
Meningkatkan Penjagaan
187
Mengakui Keberadaan
188
Bersikap Manis
189
Mendengar Suara
190
Seterusnya
191
3 Detik
192
Informasi
193
Pengawal
194
Persembunyian Bisnis Dion
195
Makan Siang Bersama
196
Menagih Ciuman
197
Tunggu Aku
198
Terdengar Indah
199
Meminta Bertemu
200
Rencana
201
Kegelisahan
202
Orang Terdekat
203
Mengakhiri Kebohongan
204
Kecemasan
205
Tidak Bersemangat
206
Putri Yang Dikasihi
207
Tamu Spesial
208
Lelaki Gila
209
Menculik (?)
210
Menyelamatkan Sisil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!