Cheese cake ( part 2 )

Mobil itu membawa mereka ke pusat taman kota yang cukup ramai. Dipadati dengan hiruk pikuk manusia yang sedang berolahraga bersama keluarga, teman atau sahabat mereka, atau sekedar bercengkrama di sepanjang bangku taman untuk bersantai dan menghirup udara segar. Meski diberlakukan car free day, namun tetap ada jalur khusus untuk kendaraan berlalu lalang.

Mata Meila mengerling takjub atas pemandangan yang memang berhasil memanjakan matanya secara langsung. Oh jelas, ia memang sering berolahraga meski hanya sekedar jogging disekitar taman komplek rumahnya. Tapi, melihat banyak orang berkerumun seperti itu ditambah dengan taman cantik dengan parkir yang cukup luas itu menambah sisi indah di matanya.

Namun, bukan taman kota itu yang menjadi tujuan Dimas mengajak Meila bersamanya. Melainkan sebuah toko kue berlantai 2 dekat dengan sisi taman. Tapi rupanya Meila belum juga menyadari keberadaan toko itu, mungkin karena memang banyaknya lalu lalang orang yang berjalan santai sehingga yang terfokus disana hanya sekumpulan orang berjalan yang dapat langsung dipandang mata.

Dimas tak bisa menahan senyumnya ketika ia melirik ke arah Meila yang sedang memasang ekspresi takjub seperti anak kecil yang di ajak berwisata ke tempat bermain oleh orang tuanya. Sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan paling lambat, ia mencari lahan parkir yang aman sekaligus mudah agar nanti jika mereka keluar dari area taman tersebut tak membuat mereka lama mengantri panjang dengan pengunjung lainnya.

"Ngeliat ekspresi kamu yang kayak gitu, kayaknya kamu belum pernah kesini?"

Mendengar suara disampingnya, Meila tersadar jika ia sedang bersama Dimas. Ia menoleh dan memasang senyumannya yang paling indah sebelum akhirnya ia menjawab dengan nada penuh antusias. "Iya kak..." sambil mengarahkan pandangannya ke kanan dan kiri. "...baru hari ini. Perdana! Aku gak tau malah kalo ada taman seindah dan seluas ini."

Dimas memutuskan memarkirkan mobilnya dibawah pohon ketapang kencana besar yang rimbun. Begitu ia melihat lahan parkir yang ia kira aman, tanpa pikir panjang lagi ia langsung memarkirkan mobilnya. Karena memang tempat parkir itu dekat dengan pintu keluar taman dan juga tak perlu repot-repot mengantri dengan pengunjung lain.

"Tapi, tujuan kita sekarang bukan taman ini,." Dimas menarik rem tangan dan membantu membukakan seat belt yang dipasang Meila. "...tapi, toko disebelahnya." kemudian menunjuk ke arah toko kue yang belum di jamah oleh mata bening nan polos Meila dan setelahnya mengalihkan matanya lagi ke arah Meila.

Saking dekatnya wajah Dimas, membuat Meila salah tingkah dengan kedekatan mereka. Pipinya sedikit merona akan perlakuan Dimas padanya yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Oh jelas, Dimas menyadari itu. Namun ia tak mau menggoda gadis di depannya itu dengan berlama-lama menyudutkannya dengan tatapan sedekat itu. Ada saatnya nanti untuknya menggoda Meila, tapi saat ini, hari ini, ia akan berbaik hati membuat suasana hati gadis itu bergembira.

Dengan masih menatap kaku, Meila dikejutkan dengan telapak tangan Dimas yang mendarat dikepalanya menghadiahkan usapan lembut seperti mengusap kepala anak kecil. Dengan wajah menahan malu, Meila sedikit memalingkan pandangannya ke samping melihat betapa manisnya senyum pria didepannya itu.

Oh My God.. gue lagi gak baper, kan? kenapa masang senyum kayak gitu sih? ck... kesel deh!

●●●

"Wow.. Kak, aku gak tau loh kalo ada toko kue di sekitar sini."

Ucapnya dengan nada takjub yang kental ketika mereka memasuki sebuah pintu kaca dengan sisi-sisi kayu mengkilat nan lembut dipenuhi gorden rumbai berwarna pink pastel di tiap kacanya.

Dimas tertawa ringan dibarengi gelengan kepalanya. Toko kue langganan mamanya itu memang cukup lama tak ia kunjungi semenjak orang tuanya memutuskan ke luar negeri mengurus bisnis keluarganya.

Mereka sampai di dua buah etalase kaca besar dengan sisi sebelah kiri berisi kue-kue kering dan sisi satunya lagi berisi penuh macam-macam kue tart yang langsung memanjakan mata pengunjung ketika melihatnya. Hal itu berhasil, membuat mulut Meila sedikit terbuka karena takjub dibuatnya.

Seperti pelayanan ditoko-toko pada umumnya, dengan sigap, salah satu assistent manager menghampiri posisi mereka berhenti dan memberi salam dengan penuh sopan mensejajarkan posisinya dengan Dimas dan Meila.

Entah asisten manajer itu yang tidak mengenali atau memang tak melihat wajah Dimas ketika masuk tadi, sang asisten hampir terkejut begitu melihat Dimas yang ternyata datang ke toko. Dengan memasang penuh ekspresi, penuh keterkejutan, Asisten manajer bernama 'Bram Hermawan' itu berhasil mengeluarkan suaranya yang lidahnya sempat kering karena menganga cukup lama tadi.

"Loh, mas Dimas? udah lama banget baru kesini lagi."

Dimas tersentak mendengar suara orang yang tak asing ditelinganya. Ia langsung menoleh, dan memasang raut wajah ramah seperti biasanya sambil menjabat tangan dan memegang bahu Bram.

"Ah! ya, Bram.. Saya baru sempet banget dateng kesini. Gimana toko? rame kayak biasanya?"

Melihat percakapan antara Bram dan Dimas membuat Meila bingung, dari percakapan mereka berdua menandakan bahwa mereka sudah mengenal begitu lama sebelumnya.

"Mau pesen kue seperti pesanan ibu, mas? Atau mau kreasi lain?" Bram berusaha menawarkan dengan sikap sopan.

Sambil melirik ke arah Meila yang memasang wajah bingung, Dimas akhirnya memutuskan, "Hmm kebetulan, hari ini saya mau semua varian cheese cake, dan selebihnya take away."

Dan benar saja, kebingungan Meila berubah menjadi membelalakkan mata begitu mendengar kata 'cheese cake'. Bukan hanya itu, bukan satu jenis tapi berbagai varian cheese cake akan masuk ke perutnya. Membayangkan betapa lembut dan lumer ketika di mulut saja susah membuat alir liurnya menetes. Apalagi jika benar-benar mendarat di lidah dan meluncur ke tenggorokan pasti akan sangat lezat.

Sedikit melirik ke arah Meila, Dimas lagi-lagi tak mampu menahan senyumnya. Ia bahkan sudah menahan diri untuk tak menggodanya, tapi bahkan dengan sedikit diberi makanan manis saja rupanya sudah membuat eksprsi gadis polos didepannya ini begitu menggemaskan.

"Baik, mas. Akan saya siapkan segera. Dan akan saya antarkan ke tempat Anda secepatnya."

Sambil membalikkan tubuh penuh hormat, Bram melangkah memasuki pantry dan menginstruksikan kepada chef untuk mempersiapkan pesanan Dimas.

"Kita duduk disana..." sambil menunjuk ke sudut ruangan dan mengiring langkah Meila untuk mengikutinya.

●●●

Lidahnya sedang berpesta begitu kue manis lembut sedikit rasa asin dengan irisan buah segar dan selai berwarna cerah memasuki mulutnya. Kali ini Meila mengawalinya dengan strawberry cheese cake sesuai keinginan pertamanya tadi sebelum Dimas mengajaknya ke toko itu.

Bebagai varian dan rasa cheese cake ada di depan matanya. Dengan berbagai topping menggoda yang memanjakan mata membuat Meila tak henti-hentinya mengunyah. Meila bukan tipe cewek yang memperhatikan diet, karena mau makan sebanyak apapun, berat badannya akan tetap proporsional karena ia selalu menyeimbangkan dengan sayur-sayuran dan buah-buahan.

Berbanding terbalik dengan Dimas yang tak begitu menyukai makanan manis, ia hanya memesan cappucino kesukaannya dengan sedikit gula dan creamer. Baginya, dengan memperhatikan Meila yang sedang mengunyah dengan gembira sudah sangat menyenangkan.

Ketika Meila tersadar, ia sudah menghabiskan 3 piring dessert kecil dengan 3 rasa berbeda. Dan sekarang ia sedang memulai dengan rasa ke empat yaitu, blueberry cheese cake. Ditatapnya Dimas dengan ragu dan penuh rasa malu. Saking takjubnya tadi, ia tak sadar kalau sudah makan begitu banyak. Bukan karena calorie yang tertimbun ataupun masalah diet, tapi ia memikirkan pandangan Dimas terhadapnya melihat betapa lahapnya ia akan cheese cake.

"Kamu.. gak pesen kak? cuma kopi aja? Atau mau cobain punya aku?" Dengan malu-malu, Meila besuara berusaha berbasa-basi menawarkan sambil menyodorkan sepiring cheese cake pada Dimas. Nada suaranya sedikit tersekat karena menahan malu.

"Enggak," sambil menggeleng tipis dan senyum lembut, Dimas menjawab tawaran Meila dengan bijak. "...Aku gak terlalu suka makanan manis. Lagian ngeliatin kamu makan, udah berasa kayak makan yang manis kok." Dimas mengerlingkan matanya sambil memasang senyuman termanisnya. Lagi lagi ia memperlihatkan lesung pipinya yang tersembunyi pada gadis di hadapannya itu.

Sikap Dimas membuat pipi Meila memerah menahan malu namun sekaligus melambung. Ia tak tau apa yang terjadi padanya hari ini. Harinya begitu menyenangkan, bukan karena hari libur tapi karena suasana hati dan moment yang tercipta pada hari itu yang tak bisa di petakan dengan hanya kata-kata.

Episodes
1 Via telephone
2 Cheerleaders
3 Tugas
4 Sibuk
5 Dompet
6 Bertemu
7 Pertukaran
8 Perkenalan
9 Tegangan
10 Kakak Cantik
11 Rasa Iri
12 Cheese cake ( part 1 )
13 Cheese cake ( part 2 )
14 Kencan
15 Pesan
16 Terjadi lagi
17 Konspirasi
18 Tiga Hari
19 Malu
20 Perhatian
21 Curiga
22 Pria-pria baik
23 Sebuah Nama
24 Liburan Kecil
25 Trauma masa lalu
26 Suara Mengerikan
27 Sinar obsesif
28 Teror
29 Rencana
30 Menelaah perasaan
31 Peringatan
32 Sebentar saja
33 Adalah Kamu!
34 Mimpi Buruk
35 Kekasih?
36 Kalah Cepat
37 Memeluk lagi
38 Hati Seorang Wanita
39 Sebuah Pilar
40 Jelas Didepan Mata
41 Sebuah Kesalahan
42 Gadis Langka
43 Paris Van Java's Night
44 Aku Sayang Kamu
45 Aku Disini...
46 Pengakuan
47 Janji
48 Tertangkap
49 Dua garis Merah
50 Sesama Tahanan
51 Ruang Hati
52 Mengajak Keluar
53 Double-date
54 Pesona
55 Tamu tak Terduga
56 Kebencian Sisil
57 Bersalah
58 Pembunuh
59 Demam
60 Takdir
61 Memilih
62 Skala
63 Keras Kepala
64 Penjelasan
65 Bersyukur
66 Kedatangan James
67 Kecupan Hangat
68 Kuliah Lagi
69 Ciuman Kerinduan
70 Bingung
71 Menghindari
72 Tekad
73 Menyembunyikan sesuatu
74 Terjawab
75 Melebihi Rasa Sayang
76 Bengkak
77 Terungkap
78 Sesal
79 Menangislah
80 Masih Tetap Sama
81 Jejak
82 Alergi
83 Gadis Cerewet
84 Jalan-jalan
85 Kebersamaan
86 Liburan Singkat ( Intermezzo )
87 Pantas Mendapatkannya
88 Menahan Sakit
89 Tumbang
90 Mengambil Tindakan
91 Rasa Bangga Seorang Ibu
92 Sebuah Penyesalan
93 Pria Sejati
94 Meluruskan Kesalahpahaman
95 Supermarket
96 Api Cemburu
97 Prioritas Utama
98 Membagi Waktu
99 Jadi Anak Baik
100 Undangan
101 Terjebak
102 Fase Kedewasaan Diri
103 Jarum Suntik
104 Tamu
105 Mencari tau
106 Gelisah
107 Seorang Pria (?)
108 Pusat Perhatian
109 Pesta
110 Memantau Keadaan
111 Kawan Lama
112 Dialah Orang Itu!
113 Rumah
114 Waspada
115 Mencari Pasangan
116 Terbiasa
117 Gejolak Hasrat
118 Akhir Pekan
119 Menjaga Sikap
120 Fase Keegoisan Diri
121 Ingatan Buruk
122 Tukang Obat
123 Teror 2
124 Lelaki Brengsek
125 Sinyal Membahayakan
126 Naik Level
127 Tanda Pertama
128 Mabuk
129 Gigitan Serangga
130 Digigit Nyamuk
131 Merebut Posisi
132 Rasa Bersalah
133 Masalah Berat
134 Teror 3
135 Izin Bolos
136 Pemeriksaan Akhir
137 Gadis Incaran
138 Mencari Informasi
139 Cara Yang Sama
140 Jangan Ikuti Aku!
141 Keributan
142 Menangani Masalah
143 Kebetulan
144 Menuruti
145 Kamar 305
146 Pengganggu
147 Ancaman James
148 Gagal Menahan Perasaan
149 Jangan Menerima Apapun
150 Alasanku Adalah Dirimu
151 Sengaja Bolos
152 Lucky Man (?)
153 Tawaran Dion
154 Hasutan Dion
155 Berniat Menjelaskan
156 Terlambat Menyadari
157 Tatapan Penuh Makna
158 PENGUMUMAN !
159 Meluluhkan Kemarahan
160 Tolong Ceritakan
161 Mengetahui Kebenaran
162 Lupakan Cerita Semalam
163 Harusnya Tidak Muncul
164 Perubahan Sikap
165 Ancaman Beno
166 Kecurigaan James
167 Menabrakkan Diri
168 Orang Tercinta
169 Piknik
170 Pengakuan Sisil
171 Serahkan Padaku!
172 Seseorang Dalam Mobil
173 Semakin Mendekat
174 Ketulusan James
175 Menculik
176 Keluar dari Kegelapan
177 Penjagaan
178 Sandaran
179 Lebih Cepat, Lebih Baik!
180 Berbicara
181 Memaafkan
182 Melindungi
183 Kesungguhan Sisil
184 Benteng Perlindungan
185 Incaran Lelaki
186 Meningkatkan Penjagaan
187 Mengakui Keberadaan
188 Bersikap Manis
189 Mendengar Suara
190 Seterusnya
191 3 Detik
192 Informasi
193 Pengawal
194 Persembunyian Bisnis Dion
195 Makan Siang Bersama
196 Menagih Ciuman
197 Tunggu Aku
198 Terdengar Indah
199 Meminta Bertemu
200 Rencana
201 Kegelisahan
202 Orang Terdekat
203 Mengakhiri Kebohongan
204 Kecemasan
205 Tidak Bersemangat
206 Putri Yang Dikasihi
207 Tamu Spesial
208 Lelaki Gila
209 Menculik (?)
210 Menyelamatkan Sisil
Episodes

Updated 210 Episodes

1
Via telephone
2
Cheerleaders
3
Tugas
4
Sibuk
5
Dompet
6
Bertemu
7
Pertukaran
8
Perkenalan
9
Tegangan
10
Kakak Cantik
11
Rasa Iri
12
Cheese cake ( part 1 )
13
Cheese cake ( part 2 )
14
Kencan
15
Pesan
16
Terjadi lagi
17
Konspirasi
18
Tiga Hari
19
Malu
20
Perhatian
21
Curiga
22
Pria-pria baik
23
Sebuah Nama
24
Liburan Kecil
25
Trauma masa lalu
26
Suara Mengerikan
27
Sinar obsesif
28
Teror
29
Rencana
30
Menelaah perasaan
31
Peringatan
32
Sebentar saja
33
Adalah Kamu!
34
Mimpi Buruk
35
Kekasih?
36
Kalah Cepat
37
Memeluk lagi
38
Hati Seorang Wanita
39
Sebuah Pilar
40
Jelas Didepan Mata
41
Sebuah Kesalahan
42
Gadis Langka
43
Paris Van Java's Night
44
Aku Sayang Kamu
45
Aku Disini...
46
Pengakuan
47
Janji
48
Tertangkap
49
Dua garis Merah
50
Sesama Tahanan
51
Ruang Hati
52
Mengajak Keluar
53
Double-date
54
Pesona
55
Tamu tak Terduga
56
Kebencian Sisil
57
Bersalah
58
Pembunuh
59
Demam
60
Takdir
61
Memilih
62
Skala
63
Keras Kepala
64
Penjelasan
65
Bersyukur
66
Kedatangan James
67
Kecupan Hangat
68
Kuliah Lagi
69
Ciuman Kerinduan
70
Bingung
71
Menghindari
72
Tekad
73
Menyembunyikan sesuatu
74
Terjawab
75
Melebihi Rasa Sayang
76
Bengkak
77
Terungkap
78
Sesal
79
Menangislah
80
Masih Tetap Sama
81
Jejak
82
Alergi
83
Gadis Cerewet
84
Jalan-jalan
85
Kebersamaan
86
Liburan Singkat ( Intermezzo )
87
Pantas Mendapatkannya
88
Menahan Sakit
89
Tumbang
90
Mengambil Tindakan
91
Rasa Bangga Seorang Ibu
92
Sebuah Penyesalan
93
Pria Sejati
94
Meluruskan Kesalahpahaman
95
Supermarket
96
Api Cemburu
97
Prioritas Utama
98
Membagi Waktu
99
Jadi Anak Baik
100
Undangan
101
Terjebak
102
Fase Kedewasaan Diri
103
Jarum Suntik
104
Tamu
105
Mencari tau
106
Gelisah
107
Seorang Pria (?)
108
Pusat Perhatian
109
Pesta
110
Memantau Keadaan
111
Kawan Lama
112
Dialah Orang Itu!
113
Rumah
114
Waspada
115
Mencari Pasangan
116
Terbiasa
117
Gejolak Hasrat
118
Akhir Pekan
119
Menjaga Sikap
120
Fase Keegoisan Diri
121
Ingatan Buruk
122
Tukang Obat
123
Teror 2
124
Lelaki Brengsek
125
Sinyal Membahayakan
126
Naik Level
127
Tanda Pertama
128
Mabuk
129
Gigitan Serangga
130
Digigit Nyamuk
131
Merebut Posisi
132
Rasa Bersalah
133
Masalah Berat
134
Teror 3
135
Izin Bolos
136
Pemeriksaan Akhir
137
Gadis Incaran
138
Mencari Informasi
139
Cara Yang Sama
140
Jangan Ikuti Aku!
141
Keributan
142
Menangani Masalah
143
Kebetulan
144
Menuruti
145
Kamar 305
146
Pengganggu
147
Ancaman James
148
Gagal Menahan Perasaan
149
Jangan Menerima Apapun
150
Alasanku Adalah Dirimu
151
Sengaja Bolos
152
Lucky Man (?)
153
Tawaran Dion
154
Hasutan Dion
155
Berniat Menjelaskan
156
Terlambat Menyadari
157
Tatapan Penuh Makna
158
PENGUMUMAN !
159
Meluluhkan Kemarahan
160
Tolong Ceritakan
161
Mengetahui Kebenaran
162
Lupakan Cerita Semalam
163
Harusnya Tidak Muncul
164
Perubahan Sikap
165
Ancaman Beno
166
Kecurigaan James
167
Menabrakkan Diri
168
Orang Tercinta
169
Piknik
170
Pengakuan Sisil
171
Serahkan Padaku!
172
Seseorang Dalam Mobil
173
Semakin Mendekat
174
Ketulusan James
175
Menculik
176
Keluar dari Kegelapan
177
Penjagaan
178
Sandaran
179
Lebih Cepat, Lebih Baik!
180
Berbicara
181
Memaafkan
182
Melindungi
183
Kesungguhan Sisil
184
Benteng Perlindungan
185
Incaran Lelaki
186
Meningkatkan Penjagaan
187
Mengakui Keberadaan
188
Bersikap Manis
189
Mendengar Suara
190
Seterusnya
191
3 Detik
192
Informasi
193
Pengawal
194
Persembunyian Bisnis Dion
195
Makan Siang Bersama
196
Menagih Ciuman
197
Tunggu Aku
198
Terdengar Indah
199
Meminta Bertemu
200
Rencana
201
Kegelisahan
202
Orang Terdekat
203
Mengakhiri Kebohongan
204
Kecemasan
205
Tidak Bersemangat
206
Putri Yang Dikasihi
207
Tamu Spesial
208
Lelaki Gila
209
Menculik (?)
210
Menyelamatkan Sisil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!