Cheerleaders

"Bi, aku berangkat dulu yaa.. Jangan lupa kunci pintu. Oiya, hari ini jadwal Pak Maman berkebun jangan lupa siapin peralatan nya yang ada di gudang belakang ya."

sambil menuruni anak tangga Meila menjelaskan beberapa tugas yang harus di kerjakan.

"Baik, Non.. sambil menganggukkan kepala tanda mengerti.

"Non Meila gak sarapan dulu? Bibi siapin ya sebentar. Nanti perut Non sakit gimana?" tanya bi inah cemas.

"Gak usah bi, aku lagi buru-buru ada tugas penting. Aku sarapan di kantin aja." jawab Meila dengan senyum meyakinkan.

"Baik Non."

Setelahnya Meila langsung keluar dan mengemudikan mobil matic nya sambil memutar music favoritenya.

Semalam, setelah makan malam dan mengerjakan tugas Meila melakukan rutinitas favorite nya selain membaca. Dia menonton film Turki favorite yang diperankan oleh Actor favoritenya, "Alp Navruz" .

Meila memang berbeda, jika gadis-gadis di luar sana lebih memilih mengidolakan K-Pop atau Boyband korea tetapi Meila lebih memilih mengidolakan Actor/Actris Turki. Dengan menonton film Turki, Meila bisa menghabiskan waktu berjam-jam di depan TV atau Laptopnya dan menangis karena ikut terbawa perasaan dengan alur cerita.

Maka dari sebabnya, Meila harus memutar otak untuk menyamarkan matanya yang sedikit bengkak dan merah. Jalanan ibukota pagi ini masih sedikit sepi, dikarenakan memang masih jam 6.30 pagi hanya sedikit Anak-anak lalu lalang yang berangkat ke Sekolahnya masing-masing dengan di antar oleh orangtuanya atau sekedar di antar oleh supirnya.

Pikirannya memang masih sedikit terganggu dengan insiden blocked akun facebooknya semalam. Meila tak habis fikir, apakah 'Dia' si pria itu memang selalu melakukan hal dengan meminta-minta nomor telepon para gadis ke semua teman perempuannya?

Meila menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kenapa gue mikirin banget sih? Stop girl, come on!" Meila menyemangati diri sendiri penuh tekad.

"Lagian ngapain juga gue harus mikirin yang gak penting kayak gitu? wasting time, Mei... ck!"

Hari ini memang ada mata kuliah pagi, selain tugas penting yang harus diselesaikan Meila juga salah satu anggota Senator kampus dengan posisi yang cukup lumayan sibuk menurut porsinya.

Gerbang kampus belum begitu ramai dengan lalu lalang mahasiswa. Hanya ada beberapa yang datang karena mungkin jadwal mata kuliah yang sedikit siang.

Meila keluar dari mobilnya begitu selesai memarkirkan mobil. Ditengoknya kanan dan kiri tapi tidak menemukan mobil sahabatnya, Airin. Meila hanya menggeleng-geleng kepala heran sambil menepuk jidat.

"Gimana sih tuh anak? Dia yang nyuruh pagi, tapi dia yang telat. Kebiasaan. Tuman!" Meila tertawa sendiri sambil menyelempangkan tas nya ke punggung kanan.

Koridor demi koridor Dia lewati dengan santai. Sampai sebuah suara orang berlari datang dari kejauhan dan mendekat.

"Good Morning, adik kecil.." sapa pria manis, dengan brewok tipis sambil merangkulkan tangan nya ke bahu Meila. Meila yang telah hafal siapa yang menghampirinya sudah bisa menebak, karena memang hanya ada satu pria yang seperti itu. Ya, dia 'Rendy Pratama' kakak senior tampan cukup populer sekaligus ketua Senator kampus.

"Günaydın Rendy abı.." jawabnya singkat sambil memasang senyumnya yang manis.

"Tuhkan bahasa itu lagi. Jawabnya yang bener dong." ucap Rendy sedikit menarik ujung bibirnya tanda tidak suka.

"Siapa duluan yang mulai sih, kak? hm..?" tanya Meila sambil menggoda.

Rendy menarik nafas tanda mengalah.

"Okay, aku yang mulai." ucapnya menyerah sambil memasang muka manisnya dan melengkungkan lesung pipinya yang menggoda. Namun lesung pipi itu tidak mempan dengan Meila, dan Rendy tau itu. Hati Meila tidak mudah untuk di sentuh pria. Dapat berbicara akrab seperti ini saja sudah keajaiban luar biasa bagi nya. Karena tidak semua pria bisa mendapatkan kesempatan se akrab sepertinya.

"Kamu kok manis banget sih hari ini dengan mata panda yang sedikit sembab dan merah kayak gitu?" kekeh Rendy sambil menahan tawanya yang akan meledak dan itu membuat Meila sedikit terganggu. Dengan tiba-tiba Meila menghentikan langkahnya dan menolehkan kepalanya ke arah Rendy sambil memasang ekspresi kaget.

"Hah? emang keliatan banget kak? padahal aku udah tutupin sedikit tadi pake foundation." jawabnya dengan gugup sambil menyentuhkan tangannya ke arah kantung matanya memasang muka cemas.

"Hahaha. Hei, santai sih, lagian cuma aku yang hafal banget muka kamu. Yang lain emang bisa?" sambil menangkup pipi Meila, Rendy memberikan jawaban sedikit menenangkan untuk menghilangkan kecemasan gadis didepannya.

"Gak usah gombal deh kak, masih pagi. Eh tapi, emang beneran? Yang lain gak bakal ngeh kan sama mata aku?" tanyanya polos.

Rendy hanya mengusak-usak gemas kepala Meila ketika melihat tingkah polosnya. Memang, di kampus selain Meila tidak ada gadis yang sepolos dan semanis dia. Selain karena mereka cukup akrab, perlakuan Rendy pada Meila akan membuat iri siapapun yang melihatnya, terutama para gadis-gadis mahasiswi. Orang tua mereka saling mengenal, Meila dan Rendy sudah saling mengenal sejak mereka di bangku SMA. Sedangkan kedua orangtua Rendy dan kedua orangtua Meila telah mengenal dan merintis karir bersama sampai sama-sama sukses.

Rendy mengerutkan alisnya ketika langkah Meila berubah. Setelah koridor terakhir harusnya mereka berbelok ke kanan tetapi Meila malah berbelok kekiri dan itu berarti tempat dimana terdapat banyak makanan lezat ringan sampai makanan berat ada disana.

"Kamu mau kemana? kelas kan ada dikoridor sini." tanya Rendy bingung.

"Ke kantin kak. Aku belum sarapan tadi, buru-buru takut kesiangan eh pas sampe malah masih kepagian juga." jawab Meila sambil memberengutkan bibirnya dan itu tak luput dari perhatian Rendy.

Oh God.. Ini cewek manis banget! merengut kayak gitu aja manis. Bikin gue gemes.. Tahan Rendy...

Rendy berjalan menghampiri "Kenapa nggak bilang sih, kan bisa aku temenin." jawabnya lembut penuh perhatian..

"Ya kakak gak nanya tadi." jawabnya cepat.

Rendy menarik nafas dalam dan menggandeng tangan Meila menuju kantin. "Yuk, kakak temenin. kasian anak kecil sarapan sendiri. Gak baik! Nanti kalo diculik kan repot!" kekeh Rendy menggoda si gadis.

Meila yang hafal sifat Rendy hanya membelalakkan matanya dan si pria hanya menjawab dengan kekehan tawa kecil.

"Kak Rendy mata kuliah jam berapa emang? kok santai santai aja sih, pake nemenin aku disini. Emang gak telat?" sambil mengaduk hot cokelatnya Meila bertanya. Rendy hanya tersenyum. "Jam 8. masih ada setengah jam lagi kok. Tenang aja." jawabnya menenangkan.

Rendy mengangkat tatapan matanya ke arah Meila. Sebelum akhirnya bertanya, dia sedikit berdehem.

"Kamu... gak ada niatan masuk anggota cheers, Mei?"

Meila mengalihkan pandangannya pada Rendy. "Enggak ah kak, biar MaBa aja yang ikut. hehehe" jawabnya sambil memasang ekspresi nyengirnya.

Seakan tidak puas dengan jawaban Meila, Rendy tidak tahan untuk tidak menggodanya. "Enggak mau coba dulu?" tanyanya lagi sambil memajukan wajahnya.

"Bener tuh, Mei.. coba aja dulu."

Tiba-tiba suara seseorang yang dicarinya sejak tadi muncul sambil memasang muka tanpa rasa bersalah.

"Kemana aja lo jam segini baru dateng? Begadang lagi kan? Lo yang ingetin malah lo sendiri yang telat." Meila bersungut-sungut sedangkan yang dimarahi hanya bisa nyengir. Rendy hanya menahan tawa geli melihat Meila memarahi Airin didepannya.

"Jangan ikutan ketawa, kak! ck.." ujarnya sinis.

"Hehehe.. Sorry, Mei.." jawab Airin sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf 'V' .

"Iya, iya. Gue kan baik orangnya! Nih duduk. Udah sarapan belom lo?" Meila menepuk kursi sebelahnya menawarkan sahabatnya untuk duduk.

Airin tersenyum, "Tenang. gue udah sarapan kok. Di mobil." Meila menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "Okay.."

"Jadi gimana soal tawaran aku?" tanya Rendy lagi untuk meyakinkan.

"Enggak deh, kak. Aku udah bosen jadi anggota cheers. Udah kenyang dari SMA. Kamu tau sendiri kan?" jawaban Meila sekaligus pertanyaan yang di barengi dengan senyuman.

Rendy tersenyum paham apa maksud perkataannya.

"Okay. Aku gak mau maksa kamu. Tapi kalau kamu berubah fikiran atau ada ide mengenai Cheerleaders, kamu bisa mengutarakan pikiran kamu. Jangan sungkan-sungkan." ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Cheerleaders? Udah gak kebayang lagi gimana ribetnya macam-macam gerakan itu. Cukup tugas senat aja yang bikin pikiran gue terpecah untuk saat ini.. Huuuftt!

Episodes
1 Via telephone
2 Cheerleaders
3 Tugas
4 Sibuk
5 Dompet
6 Bertemu
7 Pertukaran
8 Perkenalan
9 Tegangan
10 Kakak Cantik
11 Rasa Iri
12 Cheese cake ( part 1 )
13 Cheese cake ( part 2 )
14 Kencan
15 Pesan
16 Terjadi lagi
17 Konspirasi
18 Tiga Hari
19 Malu
20 Perhatian
21 Curiga
22 Pria-pria baik
23 Sebuah Nama
24 Liburan Kecil
25 Trauma masa lalu
26 Suara Mengerikan
27 Sinar obsesif
28 Teror
29 Rencana
30 Menelaah perasaan
31 Peringatan
32 Sebentar saja
33 Adalah Kamu!
34 Mimpi Buruk
35 Kekasih?
36 Kalah Cepat
37 Memeluk lagi
38 Hati Seorang Wanita
39 Sebuah Pilar
40 Jelas Didepan Mata
41 Sebuah Kesalahan
42 Gadis Langka
43 Paris Van Java's Night
44 Aku Sayang Kamu
45 Aku Disini...
46 Pengakuan
47 Janji
48 Tertangkap
49 Dua garis Merah
50 Sesama Tahanan
51 Ruang Hati
52 Mengajak Keluar
53 Double-date
54 Pesona
55 Tamu tak Terduga
56 Kebencian Sisil
57 Bersalah
58 Pembunuh
59 Demam
60 Takdir
61 Memilih
62 Skala
63 Keras Kepala
64 Penjelasan
65 Bersyukur
66 Kedatangan James
67 Kecupan Hangat
68 Kuliah Lagi
69 Ciuman Kerinduan
70 Bingung
71 Menghindari
72 Tekad
73 Menyembunyikan sesuatu
74 Terjawab
75 Melebihi Rasa Sayang
76 Bengkak
77 Terungkap
78 Sesal
79 Menangislah
80 Masih Tetap Sama
81 Jejak
82 Alergi
83 Gadis Cerewet
84 Jalan-jalan
85 Kebersamaan
86 Liburan Singkat ( Intermezzo )
87 Pantas Mendapatkannya
88 Menahan Sakit
89 Tumbang
90 Mengambil Tindakan
91 Rasa Bangga Seorang Ibu
92 Sebuah Penyesalan
93 Pria Sejati
94 Meluruskan Kesalahpahaman
95 Supermarket
96 Api Cemburu
97 Prioritas Utama
98 Membagi Waktu
99 Jadi Anak Baik
100 Undangan
101 Terjebak
102 Fase Kedewasaan Diri
103 Jarum Suntik
104 Tamu
105 Mencari tau
106 Gelisah
107 Seorang Pria (?)
108 Pusat Perhatian
109 Pesta
110 Memantau Keadaan
111 Kawan Lama
112 Dialah Orang Itu!
113 Rumah
114 Waspada
115 Mencari Pasangan
116 Terbiasa
117 Gejolak Hasrat
118 Akhir Pekan
119 Menjaga Sikap
120 Fase Keegoisan Diri
121 Ingatan Buruk
122 Tukang Obat
123 Teror 2
124 Lelaki Brengsek
125 Sinyal Membahayakan
126 Naik Level
127 Tanda Pertama
128 Mabuk
129 Gigitan Serangga
130 Digigit Nyamuk
131 Merebut Posisi
132 Rasa Bersalah
133 Masalah Berat
134 Teror 3
135 Izin Bolos
136 Pemeriksaan Akhir
137 Gadis Incaran
138 Mencari Informasi
139 Cara Yang Sama
140 Jangan Ikuti Aku!
141 Keributan
142 Menangani Masalah
143 Kebetulan
144 Menuruti
145 Kamar 305
146 Pengganggu
147 Ancaman James
148 Gagal Menahan Perasaan
149 Jangan Menerima Apapun
150 Alasanku Adalah Dirimu
151 Sengaja Bolos
152 Lucky Man (?)
153 Tawaran Dion
154 Hasutan Dion
155 Berniat Menjelaskan
156 Terlambat Menyadari
157 Tatapan Penuh Makna
158 PENGUMUMAN !
159 Meluluhkan Kemarahan
160 Tolong Ceritakan
161 Mengetahui Kebenaran
162 Lupakan Cerita Semalam
163 Harusnya Tidak Muncul
164 Perubahan Sikap
165 Ancaman Beno
166 Kecurigaan James
167 Menabrakkan Diri
168 Orang Tercinta
169 Piknik
170 Pengakuan Sisil
171 Serahkan Padaku!
172 Seseorang Dalam Mobil
173 Semakin Mendekat
174 Ketulusan James
175 Menculik
176 Keluar dari Kegelapan
177 Penjagaan
178 Sandaran
179 Lebih Cepat, Lebih Baik!
180 Berbicara
181 Memaafkan
182 Melindungi
183 Kesungguhan Sisil
184 Benteng Perlindungan
185 Incaran Lelaki
186 Meningkatkan Penjagaan
187 Mengakui Keberadaan
188 Bersikap Manis
189 Mendengar Suara
190 Seterusnya
191 3 Detik
192 Informasi
193 Pengawal
194 Persembunyian Bisnis Dion
195 Makan Siang Bersama
196 Menagih Ciuman
197 Tunggu Aku
198 Terdengar Indah
199 Meminta Bertemu
200 Rencana
201 Kegelisahan
202 Orang Terdekat
203 Mengakhiri Kebohongan
204 Kecemasan
205 Tidak Bersemangat
206 Putri Yang Dikasihi
207 Tamu Spesial
208 Lelaki Gila
209 Menculik (?)
210 Menyelamatkan Sisil
Episodes

Updated 210 Episodes

1
Via telephone
2
Cheerleaders
3
Tugas
4
Sibuk
5
Dompet
6
Bertemu
7
Pertukaran
8
Perkenalan
9
Tegangan
10
Kakak Cantik
11
Rasa Iri
12
Cheese cake ( part 1 )
13
Cheese cake ( part 2 )
14
Kencan
15
Pesan
16
Terjadi lagi
17
Konspirasi
18
Tiga Hari
19
Malu
20
Perhatian
21
Curiga
22
Pria-pria baik
23
Sebuah Nama
24
Liburan Kecil
25
Trauma masa lalu
26
Suara Mengerikan
27
Sinar obsesif
28
Teror
29
Rencana
30
Menelaah perasaan
31
Peringatan
32
Sebentar saja
33
Adalah Kamu!
34
Mimpi Buruk
35
Kekasih?
36
Kalah Cepat
37
Memeluk lagi
38
Hati Seorang Wanita
39
Sebuah Pilar
40
Jelas Didepan Mata
41
Sebuah Kesalahan
42
Gadis Langka
43
Paris Van Java's Night
44
Aku Sayang Kamu
45
Aku Disini...
46
Pengakuan
47
Janji
48
Tertangkap
49
Dua garis Merah
50
Sesama Tahanan
51
Ruang Hati
52
Mengajak Keluar
53
Double-date
54
Pesona
55
Tamu tak Terduga
56
Kebencian Sisil
57
Bersalah
58
Pembunuh
59
Demam
60
Takdir
61
Memilih
62
Skala
63
Keras Kepala
64
Penjelasan
65
Bersyukur
66
Kedatangan James
67
Kecupan Hangat
68
Kuliah Lagi
69
Ciuman Kerinduan
70
Bingung
71
Menghindari
72
Tekad
73
Menyembunyikan sesuatu
74
Terjawab
75
Melebihi Rasa Sayang
76
Bengkak
77
Terungkap
78
Sesal
79
Menangislah
80
Masih Tetap Sama
81
Jejak
82
Alergi
83
Gadis Cerewet
84
Jalan-jalan
85
Kebersamaan
86
Liburan Singkat ( Intermezzo )
87
Pantas Mendapatkannya
88
Menahan Sakit
89
Tumbang
90
Mengambil Tindakan
91
Rasa Bangga Seorang Ibu
92
Sebuah Penyesalan
93
Pria Sejati
94
Meluruskan Kesalahpahaman
95
Supermarket
96
Api Cemburu
97
Prioritas Utama
98
Membagi Waktu
99
Jadi Anak Baik
100
Undangan
101
Terjebak
102
Fase Kedewasaan Diri
103
Jarum Suntik
104
Tamu
105
Mencari tau
106
Gelisah
107
Seorang Pria (?)
108
Pusat Perhatian
109
Pesta
110
Memantau Keadaan
111
Kawan Lama
112
Dialah Orang Itu!
113
Rumah
114
Waspada
115
Mencari Pasangan
116
Terbiasa
117
Gejolak Hasrat
118
Akhir Pekan
119
Menjaga Sikap
120
Fase Keegoisan Diri
121
Ingatan Buruk
122
Tukang Obat
123
Teror 2
124
Lelaki Brengsek
125
Sinyal Membahayakan
126
Naik Level
127
Tanda Pertama
128
Mabuk
129
Gigitan Serangga
130
Digigit Nyamuk
131
Merebut Posisi
132
Rasa Bersalah
133
Masalah Berat
134
Teror 3
135
Izin Bolos
136
Pemeriksaan Akhir
137
Gadis Incaran
138
Mencari Informasi
139
Cara Yang Sama
140
Jangan Ikuti Aku!
141
Keributan
142
Menangani Masalah
143
Kebetulan
144
Menuruti
145
Kamar 305
146
Pengganggu
147
Ancaman James
148
Gagal Menahan Perasaan
149
Jangan Menerima Apapun
150
Alasanku Adalah Dirimu
151
Sengaja Bolos
152
Lucky Man (?)
153
Tawaran Dion
154
Hasutan Dion
155
Berniat Menjelaskan
156
Terlambat Menyadari
157
Tatapan Penuh Makna
158
PENGUMUMAN !
159
Meluluhkan Kemarahan
160
Tolong Ceritakan
161
Mengetahui Kebenaran
162
Lupakan Cerita Semalam
163
Harusnya Tidak Muncul
164
Perubahan Sikap
165
Ancaman Beno
166
Kecurigaan James
167
Menabrakkan Diri
168
Orang Tercinta
169
Piknik
170
Pengakuan Sisil
171
Serahkan Padaku!
172
Seseorang Dalam Mobil
173
Semakin Mendekat
174
Ketulusan James
175
Menculik
176
Keluar dari Kegelapan
177
Penjagaan
178
Sandaran
179
Lebih Cepat, Lebih Baik!
180
Berbicara
181
Memaafkan
182
Melindungi
183
Kesungguhan Sisil
184
Benteng Perlindungan
185
Incaran Lelaki
186
Meningkatkan Penjagaan
187
Mengakui Keberadaan
188
Bersikap Manis
189
Mendengar Suara
190
Seterusnya
191
3 Detik
192
Informasi
193
Pengawal
194
Persembunyian Bisnis Dion
195
Makan Siang Bersama
196
Menagih Ciuman
197
Tunggu Aku
198
Terdengar Indah
199
Meminta Bertemu
200
Rencana
201
Kegelisahan
202
Orang Terdekat
203
Mengakhiri Kebohongan
204
Kecemasan
205
Tidak Bersemangat
206
Putri Yang Dikasihi
207
Tamu Spesial
208
Lelaki Gila
209
Menculik (?)
210
Menyelamatkan Sisil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!