SEPULUH

Lor (Utara)

SANG DARANI LOR

Pagi yang cerah dan sejuk menyelimuti seluruh desa Saeedah. Terlihat matahari mulai menampakan diri dari balik Gunung Mprau. Suara kicauan burung silih berganti saling bersaut-sautan menambah indah suasana di desa Saeedah. Warga masyarakat mulai nampak terlihat melakukan aktivitas pagi mereka. Begitu pula aktivitas disebuah rumah ditepian kali (Sungai) Dono, rumah kayu yang terlihat indah dan nyaman hanya dengan melihatnya.

"Gardapati, kamu sudah siap Le?"

"Mpun (sudah) Mamak, garda tinggal bawa kranjang kayunya."

"Ya sudah kamu sarapan dulu, trus baru ke alas (kebun) untuk ambil kayu bakar."

"Injeh (iya) Mak."

"Mas Garda mau ke alas (kebun) atas?"

"Iya, kenapa? Nek (kalau) meh (mau) ikut ndak (tidak) boleh."

"Ih Mas, Giya kan belum selesai ngomong."

"Pokoknya ndak (tidak) boleh Adek."

"Mamak, Mas Garda jahat. Masak Giya belum selesai ngomong langsung ndak (tidak) boleh."

"Mamak juga ndak (tidak) mengijinkan Giya ikut ke alas (kebun) atas."

"Lho emang kenapa Mamak. Kan Giya mau lihat perkemahan kerajaan."

"Justru itu. Giya ndak (tidak) boleh dekat-dekat perkemahan kerajaan. Yang di sana itu Yang Mulia Ibu Suri, ndak (tidak) boleh sembarang orang dekat-dekat. Nanti kalau ada apa-apa gimana? Mamak ndak (tidak) mau Giya kenapa-napa. Dirumah saja sama Mamak atau main saja kamu sama Lastri ya Nduk."

"Emang ndak boleh apa Mak lihat Yang Mulia Ibu Suri, Giya cuma mau lihat kok Mamak dari jauhpun ndak (tidak) apa-apa."

"Jangan nduk, kita ndak tahu seperti apa disana. Lagian nanti siangkan kita bisa lihat Yang Mulia Ibu Suri di Balai desa kita."

"Iya Adek, mas cuma mau ambil kayu trus langsung turun lagi kok."

"Giyanta ikut Bapak saja yuk, kita ke balai desa. Nanti Giya bisa sekalian main Bapak yakin teman-teman Giya pasti banyak yang sudah di Balai desa kan mereka sama semangatnya untuk ketemu Yang Mulia Ibu Suri. Ayo Nduk."

"Ya udah Giya ikut Bapak ke Balai desa. Mas Garda janji lho ambil kayu langsung turun ndak (tidak) boleh ke perkemahan kerajaan."

"Iya Adek, Mas janji. Lagian Adek, Mas itu ndak kayak kamu Kepoan."

"Mang ndak (tidak) boleh pengen tahu kan jarang-jarang ada Keluarga Kerajaan datang ke desa kita, betulkan Mak mereka Keluarga Kerajaan?"

"Betul nduk, sudah ndak (tidak) usah berdebat lagi Gardapati kamu langsung naik ke alas (kebun) Le ingat ya Le kamu harus sudah turun sebelum tengah hari megerti. Giyanta kalau mau ikut Bapak ke Balai desa mandi dulu nduk."

"Injeh (iya) Mak."

Letak desa Saeedah yang berada di lereng Gunung Mprau, menjadikan daerah desa menjadi dataran tinggi. Sebagian wilayahnya berupa perbukitan. Masyarakat desa Saeedah rata-rata memiliki dua ladang yang berada di atas dan dibawah. Ladang bawah berupa sawah untuk menanam padi ladang atas berupa alas (ladang yang ditanami pohon-pohon besar dan segalam macam tanaman yang tidak memerlukan perawatan extra). Karena letaknya di lereng-lereng perbukitan terdapat ladang yang tidak bisa untuk menanam padi maka ladang yang berada di lereng ditanami buah-buahan dan umbi-umbian. Sepanjang lereng Gunung Mprau masih banyak dijumpai pohon-pohon besar, membuat perbukitannya sangat indah dan asri. Mayarakat desa Saeedah sangat menjaga keasrian alam sekitar, rasa sayang mereka kepada alam membuat mereka begitu menjaga dan merawatnya. Karena masyarakat desa Saeedah hanya mengambil hasil alam Alas atau ladang atas mereka. Mereka hanya akan mengambil buah-buah, umbi-umbian, biji-bijan dan kayu bakar demi menjaga perbukitan gunung Mprau.

"Kamu mau kemana Le?"

"Ajeng (mau) mendet (mengambil) kayu Mbah Gum kalian (sekalian) metik gori (nangka muda).

"Neng alas duwur Le?" (di kebun atas Le?)

"Injeh (iya) Mbah Gum."

"Le ngati-ati (ati-ati) ya, di sana banyak wong (orang) berseragam. Nek (kalau) bisa habis ngambil langsung turun wae. Wong (orang) berseragam kie (itu) biasane sak penake dewe (suka seenaknya sendiri)."

"Injeh (iya) Mbah Gum."

"Ngati-ati (ati-ati) yo (ya) Le."

"Injeh (iya) Mbah Gun Monggo (permisi)."

Anak laki-laki yang dipanggil Le tadipun melangkah meninggalkan desa naik ke alas atas. Gardapati anak sulung dari Bapak Daryan dan Mamak Ratri, pasangan sederhana dan bersahaja di desa Saeedah. Dia memiliki adik perempuan yang tahun 3 tahun lebih muda bernama Giyanta, seorang gadis cerdas, ceria dan disayang oleh banyak orang. Keluarga Bapak Daryan adalah salah satu keluarga sesepuh desa Saeedah, mereka penduduk asli desa tersebut secara turun temurun. Gardapati anak laki-laki berusia 15 tahun yang cerdas, pintar, berani dan dewasa. Diusianya yang baru menginjak 15 tahun dengan kecerdasannya dia telah banyak membantu masyarakat desa dalam banyak hal, salah satunya pembuatan saluran irigasi dari waduk ke sawah masyarakat. Dia tahu bahwa saat musim hujan sungai seringkali banjir dan saat musim kemarau sungai akan mengering, maka dia mengusulkan untuk membuat saluran irigasi dari air waduk untuk mengairi sawah warga. Dengan ide cemerlangnya sawah wargapun tidak lagi kekurangan air ataupun kebanjiran. Dengan kecerdasan dan kepintarannya serta kesahajaan kelurganya Gardapatipun dihormati dan disayangi oleh masyarakat desa Saeedah. Mereka percaya bahwa Gardapati akan menjadi generasi penerus menjaga desa mereka.

Dalam perjalanannya menuju alas (kebun) atas terdengar samar-samar suara rintihan.

"Ik ik ik.... " (suara rusa merintih maaf kalau salah)

Gardapati behenti dan mulai mencari asal suara. Suara rintihan pun semakin terdengar dengan jelas. Dengan berjalan perlahan dia mulai mencari sumber suara tersebut, dibawah pohon asem terdapat semak belukar yang cukup rimbun oleh rumput dan tumbuhan merambat. Dengan perlahan Gardapati menyibak semak belukar itu, dan benar dari sanalah sumber suara rintihan. Dibawah pohon asem terlihat rusa kecil yang sedang meringkuk. Saat melihat ada manusia mendekat rusa kecil itu berusaha untuk melarikan diri tapi tidak bisa karena salah satu kakinya terluka.

"Tidak apa-apa jangan takut, aku tidak akan menyakitimu tenang."

Gardapati mencoba mendekat dengan cara perlahan, agar anak rusa itu tidak takut. Perlahan-lahan jarak antara Gardapati dan rusa semakin dekat, terlihat di kaki kanan belakang anak rusa tersebut tertancap anak panah. Itulah yang membuat anak rusa itu merintih.

"Astaga bagaimana bisa anak panah itu menancap pada rusa kecil sepertimu, apa kamu sedang diburu hai rusa kecil?"

"Ik ik ik.... (suara anak rusa merintih)"

"Tenanglah aku akan menolong mu, tetap berada di sana jangan lari ya rusa kecik."

Dengan perlahan Gardapati mendekat hingga dapat menggapai anak rusa tersebut. Dibelai Lah dengan perlahan anak rusa tersebut, perlahan-lahan anak rusa yang ingin melarikan diri menjadi tenang.

"Tenang ya rusa kecil, aku akan menarik anak panah ini. Mungkin akan terasa sangat sakit. Jadi jangan bergerak agar tidak tambah sakit dan berdarah. Aku janji akan menariknya perlahan. Jadi tenang ya."

Gardapati dengan perlahan menarik anak panah yang menancap pada rusa kecil. Rusa kecil berusaha melarikan diri dengan sigap Gardapati memeluknya agar tidak bergerak. Setelah anak panah berhasil dicabut rusa kecilpun menjadi lebih tenang. Rusa kecil meringkuk sambil menjilati lukanya.

"Itu pasti sakit sekali ya, maaf aku tidak membawa obat."

"…"

"Sebentar kamu disini sepertinya dibawah pohon nangka ada tanaman binahong daunnya bisa mengobati luka dan menghentikan pendarahan. Kamu tunggu disini mengerti."

Gardapati berlari naik ke atas bukit dimana alas (kebun) atas keluarganya berada. Dengan cepat dia memetik beberapa lembar daun binahong dan berlari kembali kebawah. Jarak antara rusa dan alas (kebun) atas tidak begitu jauh tapi jalan yang curam membuatnya harus lebih berhati-hati. Dia berusaha secepat mungkin kembali kepada rusa kecil. Diperjalanan turun dia melihat beberapa prajurit kerajaan yang sedang berbaris. Para prajurit itu berbaris dengan rapi berseragam serta senjata lengkap dalam jumlah yang banyak. Sedikit keheranan Gardapati berusaha mengingat apakah benar pasukan yang kemarin datang ke desa ada sebanyak ini. Tidak ingin berlama-lama dan membuat rusa kecil menunggu Gardapati bergegas turun. Sesampainya ditempat rusa kecil betapa kagetnya Gardapati karena dia menjumpai pasukan kerajaan lagi. Para pasukan kerajaan sedang mengelilingi rusa kecil tersebut.

"Jadi disini kau rupanya hei anak rusa, karena kau semalam kabur kami harus berhemat makan. Jika kau tidak kabur semalam kami pasti sudah berpesta dengan daging mu dan induk mu. Tapi tidak apalah kau akan jadi santapan kami nanti malam. "

"Bukankah rusa adalah hewan yang dilindungi oleh kerajaan Tuan. Bahkan setahu saya ada undang-undang sah yang mengaturnya. Bagaimana mungkin seorang seperti Tuan yang bekerja dan melayani kerajaan sebagai abdi kerajaan dapat melanggar aturan kerajaan."

"Walah walah sopo (siapa) kowe (kamu) kie (itu) Le teko-teko (datang-datang) langsung ceramah."

"Saya Gardapati anak desa Saeedah."

"O penduduk lokal pantas saja... "

"Maaf pantas saja apa? kenapa Tuan tidak melanjutkan kalimat Tuan. Apa maksud Tuan pantas saja ndeso (udik)?"

"Siapa sebenarnya anak ini kenapa berani sekali dengan kita."

"Benar apa orang tuamu tidak mengajarkan sopan santu kepada yang lebih tua."

"Orang tua saya selalu mengajarkan bahwa sopan santu adalah yang utama. Dan saya merasa saya sudah berlaku sopan kepada Tuan-Tuan. Tapi apabila masih dianggap tidak sopan saya meminta maaf. Tapi bukankah yang saya katakan benar bahwa rusa dilindungi oleh kerajaan."

"Apa kau sadar bocah kau menjadi tidak sopan karena sok pintar."

"Benar, kau itu cuma anak bau kencur. Pergi sana."

"Apakah bila seseorang tahu tentang peraturan kerajaan adalah seorang yang sok pintar bagi Tuan-Tuan. Bukankah saat menjadi bagian dari abdi kerajaan syarat utama harus tahu semua peraturan kerajaan. Dan seharusnya Tuan-Tuan jauh lebih tau dari anak bau kencur dan ndeso (udik) seperti saya."

"Berani sekali kamu. Kamu mau cari masalah hah."

"Maaf saya sedang tidak mencari masalah saya hanya berbicara dengan Tuan-Tuan bahwa rusa termasuk hewan yang dilindungi oleh undang-undang kerajaan. Apakah itu sebuah masalah untuk Tuan-Tuan?"

"Wah makin kurang ajar ini bocah, sudah kasih dia pelajaran komandan."

"Biar tahu rasa bocah sok pintar ini."

Gardapati tetap berdiri tegak tidak gentar dan takut, dia sudah bersiap bila dia akan diserang. Gardapati selalu diajarkan untuk tidak boleh takut bila dia benar. Para prajurit terbukti bersalah karena telah memburu rusa diwilayah dekat dengan desanya. Dalam peraturan kerajaan dijelaskan bahwa rusa adalah salah satu hewan yang dilindungi oleh kerajaan karena populasinya yang kian sedikit. Selain tanduk rusa yang populer menjadi hiasan dinding, daging rusa yang lebut dan enak menjadi incaran juga. Ditambah lagi di masa kini menyantap daging hewan langka sebagai standar gaya hidup mewah semakin menjadi tren dikalangan orang-orang kaya. Semakin langka dan dilindungi hewan tersebut semakin dianggap kaya bila dapat memakannya. Tidak heran peraturan kerajaan tetang memburu hewan langka semakin diperketat. Akan tetapi mereka yang notabennya adalah prajurit kerajaan, seorang Abdi Kerajaan malah melanggar dan bangga akan hal itu. Hal itulah yang membuat Gardapati tidak habis pikir, bagaimana mereka bisa menjadi Abdi Kerajaan bila merekalah ikut melanggar peraturan kerajaan.

Suasana mulai menegang beberapa prajurit yang tidak hanya melihat mulai ikut bergabung, namun itu tidak membuat Gardapati gentar, dia tetap berdiri dengan tegak dan mulai bersiap.

"Ada apa ini kenapa semua belum bersiap."

Terlihat seorang yang gagah duduk di atas kuda dengan seragam militer dan senjata terpasang di pinggang. Terlihat dari banyaknya lencana Gardapati tahu bahwa dia bukanlah orang sembarangan dia tahu bahwa yang sedang menatapnya dari atas kuna adalah Panglima utama dari prajurit pekerjaan. Namun itu tidak membuat seorang Gardapati gentar, dia anak dari desa Saeedah yang lahir dan dibesarkan dengan Kepercayaan, Budaya dan Tradisi Leluhur tidak pernah takut dan gentar bila berjalan pada kebenaran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!