JAWANAKARTA

JAWANAKARTA

Prolog

Hujan gerimis mengiringi langkah 4 orang pria menapaki jalan berbatu menuju hutan lereng gunung, terdengar suara khas malamnya hutan yang terkena hujan. Mereka terus berjalan dalam diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing dan kecemasan apa yang akan mereka dapati nanti. Tibalah mereka pada gerbang batu di tengah hutan, serempak mereka behenti sejenak. Mereka melihat sekeliling, terlihat sebuah gerbang batu yang terukir tulisan kuno dengan hutan yang mengelilinginya.

"Apa kita harus masuk kedalam sana? Disana gelap sekali." tanya Pria yang berdiri di kiri

"Ya kita harus masuk, utusan Mbah AGENG telah memberitahu bahwa beliau sedang menunggu kita, lagi pula tidak mungkin kita yang telah sampai disini tidak masuk hanya karena gelap." jawab Pria yang berdiri didepan

"Tapi apa anda yakin saat masuk nanti kita tidak tersesat lihatlah kedalam gerbang sangat gelap bahkan jalan setapak tidak terlihat." kata Pria berdiri di kanan.

"Benar kita harus tetap masuk, kalian lupa siapa yang memanggil kita, Mbah AGENG sang tetua Leluhur guru para pendiri dan penjanga neraga ini, kita bukanlah tandingan beliau saat beliau meminta kita hadir pasti ada sesuatu yang penting yang ingin beliau sampaikan jadi kita harus masuk dan bertemu beliau bagaimanapun caranya." kata Pria yg berdiri paling belakang.

Dari dalam gerbang tiba- tiba bejalanlah seorang laki-laki tua berpakaian beskap (pakaian laki-laki adat jawa) rapi menghampiri mereka.

"Selamat datang para sultan JAWANAKARTA. Izinkan saya meperkenalkan diri, saya Mpu Ndalem yang akan mengantar sultan sekalian untuk bertemu dengan Mbah AGENG."

" Apa tidak apa-apa kami masuk ke dalam sana?" tanya salah satu Pria sebelah kiri

"Kepercayaan, Budaya, dan Tradisi Leluhur kita tidak mengajarkan untuk takut dan bimbang hanya karena gelap Sultan Wetan, bukannya anda yang paling tahu akibat buruk dari bimbang itu sendiri Sultan"

"Kami hanya manusia biasa Mpu, tidak seperti anda" jawab Pria sebelah kanan.

"Itulah mengapa Sultan Kulon, Kepercayaan adalah yang paling sedikit tertinggal dinegara ini, dalam kepercayaan kita diajarkan untuk selalu percaya bahwa Sang Pencipta Alam semesta selalu bersama dan menjaga kita dalam kebaikan. Apa anda tidak lagi percaya kepada Sang Pencipta Alam Semesta Sultan?"

"Kami masih memegang teguh Kepercayaan, Budaya, dan Tradisi Mpu, tapi kami tetep manusia biasa yang masih takut akan banyak hal, dan bimbang pada masalah karena begitulah adanya manusia."jawab Pria paling belakang.

"Sultan Lor itulah penyakit manusia, selalu merasa paling lemah dan selalu menggunakan kelemahannya untuk menutupi kesalahan mereka. Mereka lupa guna dari Kepercayaan, Budaya, dan Tradisi. Ketiganyalah yang akan membuat seorang manusia memiliki jatidiri, keberanian dan pengetahuan. Dari ketiganya manusia akan dibimbing, dibatasi dan ditunjukan jalan yang benar untuk menjalani hidup. Tapi lihatlah satu persatu manusia telah melupakan ketiganya"

"Hal paling menakutkan dari manusia tanpa Kepercayaan, Buadaya, dan Tradisi adalah tidak adanya batasan untuk manusia, saat manusia tidak memiliki batasan, tidak ada yang akan mereka takutkan saat manusia tidak punya rasa takut, itulah akhir dari dunia" kata Pria terdepan.

"Betul Sultan Kidul, maka disinilah anda sekalian pemimpin dari 4 kota di JAWANAKARTA untuk menyelamatkan JAWANAKARTA kita dari kehancuran, maka bersediakah ada semua untuk bertemu dengan Mbah AGENG?"

Keempat Pria tersebut saling tatap dalam diam lalu satu persatu dari mereka serepak mengangukkan kepala.

"Maka silahkan masuk dan selamat datang di Lereng Gunung Puser, titik pusat JAWANAKARTA dan TANAH SUCI LELUHUR dimana asal dari segalanya dimulai."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!