LOR (Utara)
"Sekilas info telah terjadi losong dihampir seluruh kawasan Pegunungan Serayu. Longsor mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan puluhan rumah penduduk rata dengan tanah. Belum diketahui jumlah korban jiwa untuk saat ini karena masih dalam penanganan. Masyarakat Kota LOR yang berada dikawasan perbukitan rawan lonsong dihimbau untuk...."
"Apakah ini sudah dimulai Sultan?"
"Seperti yang kamu liat Tris, seluruh Kota Lor berada dikawasan perbukitan Pegunungan Serayu dan hampir 30% wilayah kita telah tertimpa bencana longsor."
"Tapi bagaimana bisa Kota kita menjadi yang pertama dari seluruh kota di Negara kita Sultan?"
"Coba lihatlah sekelilingmu Tris, apakah kau masih menjumpai Altar kepercayaan ramai dikunjungi manusia untuk berdoa, dan masih adakah Sanggar kebudayaan yang masih digunakan manusia, ataukah kau masih menjumpai perayaan tradisi di kota ini?"
"Saya rasa tidak Sultan."
"Dikota ini Altar tidak lebih penting dari Mall, Club lebih menyenangkan dari Sanggar, dan jangankan melakukan tradisi, kebanyakan dari mereka bahkan lupa tentang Leluhur mereka sendiri."
"Itulah alasan mengapa Kota Lor adalah yang pertama Sultan?"
"Pertama atau terakhir sama saja Tris karena ada akhirnya semua akan menanggung akibatnya. Akibat dari ulah manusia itu sendiri. Kita perlu membenahi sesuatu yang rusak agar tidak bertambah rusak Tris. Apa kamu tidak ingin melihat negara kita kembali seperti dulu zaman Leluhur kita, sangat indah, tentram dan damai."
"Sangat ingin Sultan, tp.. "
"Jalan inilah takdirnya Tris, percaya atau tidak siklus 1000 tahun sekali ini adalah jalan terbaik untuk negara ini. Pilihan terbaik untuk memperbaiki yang rusak, membetulkan yang salah, dan memulai membentuk manusia yang baru."
"Tapi dapatkah kita bertahan menghadapi ini Sultan?"
"Teguh dan percaya pada Sang Pencipta Alam Semesta Tris, selama kita berada dijalan kebaikan Sang Pencipta Alam Semesta tidak akan meningalkan kita. Dan lagi Kepercayaan, Budaya, dan Tradisi, adalah jatidiri dari negara kita, selama ketiganya masih bisa dipegang teguh oleh manusia, maka kita masih bisa yakin kita semua akan baik-baik saja. Kamu tahu Tris, Kepercayaan, Budaya dan Tradisi adalah pondasi kokoh untuk sebuah negara."
"Sultan apa kemodernan tidak seharusnya masuk ke negara kita. Karena jujur saja, saya pribadi merasa sangat menikmati kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan oleh kemodernan saat ini Sultan. Apakah itu sebuah kesalahan Sultan? "
"Bukan tidak dapat diterima dan bukan pula sebuah kesalah Tris, karena kita tahu kemodernan sangat membantu manusia. Segala kenyaman dan kemudahan tidak mungkin manusia tolak. Tapi kemodernan itu terlalu luas dan bebas. Sesuatu kebebasan bukanlah hal yang bisa dipercayakan kepada manusia, karena saat manusia mendapatkan suatu kebebasan maka tidak ada lagi batasan, saat manusia tidak punya batasan maka mereka tidak akan memiliki rasa takut pada apapun. Saat manusia mencapai hal tersebut mereka akan kehilangan rasa kemanusiaan saat itulah mereka tidak lagi bisa disebut manusia."
"Anda benar Sultan karena manusia yang memiliki akal tanpa ada nurani dan kemanusiaan mereka akan lebih berbahaya dari binatang buas. Membunuh dan melukai bukan lagi sebuah kejahatan, mencuri bukan sebuah kesalahan, bertindak egois hanya memikirkan diri sendiri akan menjadi sebuah pembenaran."
"Maka dari itu Tris, kita perlu menghentikan sebelum semua terlambat, kita tidak ingin menyesal nantinya, jadi selama kita dapat memperbaiki mari kita ikut memperbaiki semua."
"Tapi apa tidak masalah Sultan, kita tahu saat ini pihak Kerajaan tidak sepaham dengan kita, mereka tidak percaya dan tetap menganggap siklus 1000 tahun hanya sebuah dongeng pengantar tidur. Mereka sangat menjunjung kemodernan ini Sultan."
"Merekalah awal mula dari segala hal yang akan menimpa kita, kekuasaan yang didapat dari keburukan akan selalu berujung dengan ketidakpuasan, saat ketidakpuasan mendominasi kepemimpinan maka nafsu dan keegosianlah yang sebenarnya memimpin didepan."
"Saat nafsu yang memimpin naluri tidak lagi berjalan bengitupun dengan keegoisan akan menang melawan kemanusiaan Sultan."
"Itulah Tris, maka mulailah bersiap karena ini baru awal sampai pelindung kita datang kita harus berusaha sendiri untuk menghadapi takdir ini."
"Satu hal lagi Sultan, bagaimana cara kita menghadapi pihak Kerajaan. Mereka tidak akan menolerir siapapun yang menentang Kerajaan. Apalagi Keluarga Kerajaan saat ini terkenal otoriter dan kejam kepada siapapun yang menentang mereka."
"Saya juga tidak tahu, tapi yang saya tahu jawaban dari ini semua nantinya ada pada Sang Pancang Penyangga. Karena memang tugas merekalah untuk membenahi Negara kita dan membenahi keseimbangan Negaranya."
"Dapatkah kita menemuka Sang Pancang Penyangga Sultan? Kota Lor adalah kota terbesar di JAWANAKARTA, terdapat 11 Dusun dan puluhan Desa. Akan membutuhkan cukup waktu untuk menemukannya apa kita masih memlilik banyak waktu Sultan?"
"Kita harus bisa menemukannya Tris, mereka harapan kita untuk menghentikan musibah ini semua. Dan waktu saya berharap kita memiliki banyak waktu, tapi semakin lama kita menemuka Sang Pancang Penyangga semakin banyak pula daerah kita yang akan tertimpa musibah. Maka dari itu kita harus bergegas, pertemuan dengan seluruh kepala Dusun kota kita semoga bisa membuka jalan kita menukan San Pancang Penyangga."
"Saya telah mengirim utusan ke setiap Dusun untuk mengundang mereka kepemdopo hari ini sultan. Dengan undangan Perayaan Hari Tani Nasional agar pihak Kerajaan tidak curiga. Semoga ini dapat membantu kita untuk segera bertemu Sang Pancang Penyangga Sultan."
"Semoga Tris, mari kita mepersiapkan segalanya kita tidak ingin mereka kecewa dengan acara jamuan kita nantikan?"
"Baik Sultan, saya akan menyiapkan dan memastikan bahwa acara jamuan kali ini akan berjalan lancar. Permisi Sultan."
Diluar ruangan hujan semakin deras seolah mengerti kegundahan hati sang Sultan. Dalam diam sang Sultan berdoa kepada Sang Pencipta Alam Semesta bahwa semuanya akan berjalan dengan baik dan apapun hasilnya nanti semua dalam kebaikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments