EMPAT BELAS

Lor (Utara)

SANG DARANI LOR

Tet tet tet (bunyi terompet kerajaan)

"FORMASI PASUKAN LENGKAP, SEMUA BERSIAP."

"SIAP LAKSANAKAN"

"Formasi Hutama Mada Siap berangkat Panglima"

"Baik. Mari kita berangkat Kadet Juan."

"Siap Panglima."

"SEMUA SIAP BERANGKAT."

"SIAP LAKSANAKAN."

Iring-iringan kerajaan mulia berjalan menuju desa. Formasi pada iring-iringan kerajaan terdiri dari 6 bagian. Di bagian depan terdapat seorang prajurit yang membawa bendera kerajaan dilindungi oleh 3 prajurit kesatria berkuda dengan senjata lengkap. Dibarisan ke 2 terdapat sekelompok prajurit dengan tombak serta perisai dengan dipimpin oleh seorang kadet bersenjata lengkap. Selanjutnya dibarisan ke 3 duduk diatas kuda dengan gagah sang Panglima utama beserta 2 prajurit kesatria berkuda. Ke dua prajurit berkuda berada tepat didepan dan belakang kereta kerajaan yang membawa Yang Mulia Ibu Suri beserta beberapa dayang nya. Dari sisi kanan dan kiri kereta kerajaan terdapat barisan prajurit yang membawa tombak dan perisai. Kemudian dibarisan ke 4 ada para abdi dalem membawa perlengkapan dan perbekalan Yang Mulia Ibu Suri dikawal oleh 2 kadet. Dibarisan ke 5 terdapat sekelompok prajurit bersama tahanan kerajaan yang dipimpin oleh seorang Kadet, para tahanan diikat pada satu tali tambang dan ditarik oleh seorang prajurit. Dan dibarisan terakhir terdapat pasukan prajurit dengan senjata tombak dan panah dengan 2 orang kadet yang memimpin. Itulah Formasi Hutama Mada, formasi dengan keutamaan melindungi Yang Mulia Ibu Suri dari segala bahaya.

(Didalam kereta Yang Mulia Ibu Suri)

"Lihatlah Mbok Yem hamparan tanah yang indah bukan?"

"Injeh (iya) Yang Mulia Ibu Suri."

"Akan sangat indah saat aku mendapatkannya. Saeedah tepat seperti namanya, desa ini akan menjadi makmur dan beruntung."

"Injeh (iya) Yang Mulia Ibu Suri."

"Aku benar-benar tidak sabar dengan segala rencana investor dari negeri seberang. Ini akan menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa."

"Maaf Yang Mulia Ibu Suri apa sebenarnya yang anda ingin lakukan dengan desa Saeedah? Itu kalau anda berkenan memberitahu hamba Yang Mulia."

"Aku akan merubah desa ini menjadi desa berkembang. Lihatlah disekelilingmu Mbok Yem desa ini memiliki segalanya, tanah yang subur, sumber daya alam melimpah dan tidak boleh ketinggalan lihatlah pemandangan desa ini sungguh luar biasa. Apa kamu tahu terdapat 4 investor yang saling berebut untuk dapat mengembangkan desa ini. Dari ke 4 nya mereka menawarkan inovasi kemajuan yang luar biasa. Aku benar-benar sampai bingung untuk memilihnya."

"Maka pantas sekali anda benar-benar sangat antusias dengan desa Saeedah Yang Mulia Ibu Suri."

"Benar desa ini adalah aset yang sangat berharga untuk kerajaan. Seharusnya aku tahu dari awal bila ada desa sesempurna desa Saeedah. Maka negara kita akan lebih cepat menjadi negara paling hebat di Nusatamara."

"Segalanya yang berada di desa ini memanglah sempurna Yang Mulia Ibu Suri, karena mereka selalu menjaga desa ini. Warga desa Saeedah masihlah menjaga dan memegang teguh Kepercayaan, Budaya dan Tradisi. Tidaklah heran bahwa desa ini masih memiliki segalanya, karena mereka tahu bagaimana menjaga dan berterimakasih kepada Sang Pencipta Alam Semesta."

"Ya ya Mbok Yem, kau selalu banyak bicara bila tentang pedoman hidup, aku pun tahu itu kau pikir aku tidak tahu HAH. Sudah pokoknya desa ini akan menjadi sangat hebat bila berada di tanganku, aku tidak akan menyia-nyiakan permata yang indah ini wahahaha."

"Maaf Yang Mulia Ibu Suri, hamba tidak bermaksud banyak bicara. Tapi bukankah kita sebagai warga negara JAWANAKARTA sejatinya memang harus berpegang teguh pada tiang kehidupan. Bila kita tidak memiliki pegangan hidup itu akan menjadi berbahaya... "

"Cukup Mbok Yem, kamu pikir aku ini siapa HAH. Kau kenapa semakin lancang padaku."

"Mohon ampun Yang Mulia Ibu Suri, maaf kan hamba, hamba memanglah bersalah."

"Sudah cukup, aku tidak ingin membahas ini lagi, kau Mbok Yem diamlah. Aku tidak ingin suasana hatiku terganggu lagi cukup kemarin aku dibuat kesal dengan dongeng s**l*n itu. Jadi jangan merusak suasana hatiku mengerti."

"Mengerti Yang Mulia Ibu Suri, sekali lagi maafkan hamba."

"Kau hanya perlu diam menunggu dan lihatlah apa yang akan terjadi dengan desa ini. Aku tidak mungkin membiarkan permata yang indah ini tidak di lihat oleh seluruh dunia. Sebuah batu permata tidak banyak dilihat orang bila hanya sekedar batu tapi bila batu permata itu telah di buat menjadi perhiasan bukankah akan jauh lebih banyak yang melihat dan menginginkannya, karena akan jauh lebih indah. Jadi aku tidak akan menyia-nyiakan batu permata ini bukan?"

"Sendiko dawuh Yang Mulia Ibu Suri."

"…"

"Apa kau percaya dengan dongeng yang kita lihat kemarin Mbok Yem?"

"Maksud anda para Tiang Pancang Penyangga Yang Mulia Ibu Suri?"

"Benar dongeng itu."

"Saya percaya Yang Mulia Ibu Suri. Karena saya dibesarkan dengan dongeng tersebut, orang tua saya selalu menceritakan dan mengajarkan saya untuk tahu hal baik dan buruk karena dongeng tersebut."

"Tapi bukankah itu konyol, bagaimana mungkin ada 4 orang anak yang memiliki kuasa alam untuk menghukum orang jahat. Memang siapa mereka superhero macam film-film dari negara seberang. Wahahaha... "

"Saya selalu percaya bahwa alam sejatinya harus seimbang, bila ada satu bagian unsur dari alam menjadi lebih menonjol dan menguasai segalanya maka harus ada yang menyeimbangkan. Karena alam semesta bukan hanya milik satu mahkluk."

"Jadi maksudmu saat manusia sudah menonjol dan bisa menguasai segalanya dari mahkluk lain, maka manusia harus diseimbangkan begitu? Kau ini Mbok Yem lucu sekali. Sampai kapanpun manusia akan lebih menonjol dari pada mahkluk yang lain. Bukankah sama saja bahwa alam semesta ini seharusnya milik manusia. Bagaimana bisa hewan dan tumbuhan bisa mengurus alam semesta ini bahkan mereka membutuhkan manusia untuk mengurus mereka bukan. Lucu sekali."

"Benar Yang Mulia Ibu Suri, bahwa sejatinya hanya manusia yang dianugerahkan akal pikiran dan perasaan. Tapi bukan berarti alam tidak memiliki kuasanya, saat terjadi sesuatu pada alam karena ulah manusia bukankah alam berhak menghukum yang yang bersalah. Dan saya percaya bahwa alam memiliki cara tersendiri untuk merawat apa yang berada didalamnya. Walaupun itu sebuah yang diluar nalar manusia. Karena Sang Pencipta Alam Semesta lah yang berkuasa atas segalanya."

"Ya ya Sang Pencipta Alam Semesta memanglah pemilik ya tapi jangan lupa bahwa yang menciptakan manusia dan yang memberi akal pikiran jugalah Sang Pencipta Alam Semesta. Dan satu hal kita tidak merusaknya hanya mengembangkan dengan apa yang telah diberikan kepada kita apa salah. Kalau itu salah kenapa dulu manusia harus lahir dengan akal pikiran? Seperti yang selalu kau bilang Mbok Yem, semua yang ada di alam ini memiliki alasan kenapa mereka diciptakan. Dan jangan lagi bilang bahwa kita merusaknya kita hanya mengembangkannya mengerti."

"Maaf Yang Mulia Ibu Suri, manusia tidak hanya memilik akal pikiran tapi juga perasaan bukan? Karena akal pikiran dan perasaan harus selalu sejajar, saat manusia hanya menggunakan pikiran tanpa ada perasaan manusia itu hanya akan bertindak semuanya tanpa ada yang dapat mengontrol dan merasa paling kuat. Dan sebaliknya saat manusia hanya mengunakan perasaan, manusia itu hanya akan menjadi sangat lemah dan menjadi bodoh. Maka segalanya haruslah seimbang."

"Ya ya kau selalu saja..

Tet tet tet.. (suara terompet kerajaan)

"Apa kita sudah sampai? Kau selalu membuatku berdebat denganmu sampai-sampai aku tidak dapat menikmati perjalananku Mbok Yem."

"Hamba mohon maaf sebesar-besarnya Yang Mulia Ibu Suri."

"Sudahlah kita telah sampai sebaiknya kau membantuku bersiap. Dan untunglah aku sedang dalam suasana hati yang baik. Kalau tidak aku tidak akan segan menghukum mu."

"Sekali lagi hamba mohon maaf Yang Mulia Ibu Suri."

"Kalau memang dongeng itu benar adanya tetaplah aku tidak akan takut karena aku adalah ibu dari raja pemilik negara ini. Dan apa yang aku lakukan juga baik untuk semua rakyatku lihatlah mereka menikmati apa yang telah aku berikan untuk JAWANAKARTA. Jadi kita lihat apakah aku termasuk yang akan dihukum oleh alam atau bukan wahahaha... Saatnya aku menyapa rakyatku tercinta. Apa aku sudah sempurna wahai dayang-dayangku?"

"Hormat kami Yang Mulia Ibu Suri, anda selalu menawan dan sempurna."

"Baiklah ayo turun. Dan kamu Mbok Yem siapkan segala perlengkapan ku besama beberapa dayang lain."

"Sendiko dawuh Yang Mulia Ibu Suri."

"Satri dan Dira kalian dampingi lah Yang Mulia Ibu Suri, Yuyun dan sari kalian bantu aku mempersiapkan perlengkapan untuk Yang Mulia Ibu Suri."

"Baik Mbok Yem."

"Mbok Yem apa kita tetap akan menjalankan rencana kita? Sepertinya suasana hati Yang Mulia Ibu Suri bagus Mbok. Bahkan saat anda membahas tetang dongeng itupun beliau tidak marah seperti biasanya. Mungkin apa yang di ramalkan Mpu Sidah bukanlah di desa ini Mbok Yem."

"Sari bukankah justru sangat mengkhawatirkan bila Yang Mulia Ibu Suri tidak marah bila kita membahas tentang dongeng Sang Pancang."

"Benar apa yang dikatakan Yuyun, Sari. Ada yang tidak biasa dengan Yang Mulia Ibu Suri, dan itulah yang sedang aku khawatirkan sekarang. Seberapa besar rencana yang akan Beliau lakukan atas desa ini. Ditambah aku benar-benar tidak tahu menahu tentang apa yang direncanakan oleh Yang Mulia Ibu Suri. "

"Lalu kita harus bagaimana Mbok Yem. Mpu Sidah hanya mengatakan bahwa ANDARA LOR akan lahir disini. Tapi kita tidak tahu siapa ANDARA LOR itu."

"Benar Yuyun Mbok. Mpu Sidah juga bahkan tidak dapat melihat siapa ANDARA LOR, bagaimana bisa kita menemukan dan membawanya ke puncak Gunung Mprau seperti yang diperintahkan Mpu Sidah."

"Aku pun juga tidak tahu, tapi satu hal kita harus benar-benar menyelamatkannya sebelum Yang Mulia Ibu Suri sadar bahwa dia adalah ANDARA LOR."

"Apa sebaiknya kita meminta tolong kepada Panglima Dronota Mbok Yem?"

"Panglima Dronota memanglah bagian dari ramalan Mpu Sidah dan tugas Panglima sungguh yang terberat jadi biarkan dia menyelesaikan tugasnya dan kita menyelesaikan tugas kita. Setelah masuk desa ingat baik-baik pesan dari Mpu Sidah. Sang ANDARA LOR adalah anak yang samgat murni, yang selalu bahagia dan ceria, serta cerdas perhatikanlah sekelilingmu lihat baik-baik mata setiap anak karena mata tidak pernah berbohong. Bila kalian menemukan awasi mereka karena untuk menjadi sang ANDARA LOR mereka harus menyaksikan sesuatu yang mengerikan."

"Baik Mbok Yem. Dan untuk DARANI LOR mbok kita juga harus menemukannya."

"Sejatinya Sang DARANI LOR adalah penjaga ANDARA LOR mereka terlahir dalam ikatan. Jadi bila kita nanti tahu Sang ANDARA LOR kita juga akan tahu Sang DARANI LOR. Jadi sebaiknya kita segera bergegas ke Balai desa."

"Kita pasti bisa kan Mbok Yem, karena sejujurnya saya sangat takut."

"Tentu Sari, percayalah ini memanglah suratan takdir kita. Selama kita tidak melakukan kesalahan dan demi kebaikan semua percaya dirilah bahwa Sang Pencipta Alam Semesta selalu memberi kita jalan."

"Baik Mbok Yem."

"Dan kau Sari siapkan perbekalan mu, siapkan segala yang dibutuhkan. Persiapkan dengan sebaik-baiknya kau nanti akan menjadi penunjuk jalan mereka."

"Baik Mbok Yem."

"Mari kita segera ke balai desa."

"Injeh (iya) Mbok Yem."

Segalanya akan segera terjadi takdir untuk awal dari RUWATAN JAWANAKARTA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!