Ke apartemen

“Kau mau membawaku kemana”, mobil William sudah masuk ke parkiran di basement, dia turun setelah mobilnya sudah terpakir dengan sempurna. Dia memutari mobilnya membuka pintu untuk Karenina dan menariknya keluar dengan pelan.

“Hati-hati kepalamu”, William lalu menggenggam tangan Karenina, mereka masuk ke dalam lift bersama-sama.

“Will, kita mau ke mana?” Tanyanya lagi.

“Menurutmu ini di mana?”

“Aku tanya padamu karena tidak tahu, kenapa kau malah balik bertanya”. Seperti ada asap yang keluar dari kepalanya, Karenina geram bukan main.

Pintu lift terbuka, William menarik tangan Karenina yang dia genggam memasuki salah satu unit di gedung apartemen itu.

“Kenapa kau membawaku kesini, apa yang mau kau lakukan?”

‘Gila, dia membawaku ke apartemennya. Kalau aku tahu aku sudah melompat keluar tadi’.

“Apa kau hanya bisa bersikap manis saat ada maunya? Aku ingat saat di bali sebelum kau meminta tubuhku kau tidak pernah bicara kasar padaku seperti sekarang” Wiliam melembut gantian Karenina yang nge gas sekarang.

“Karena aku sedang marah padamu, Tuan William. Kau membuang motorku, motor, itu bukan botol minuman atau bungkusan snack yang bisa kau…heemm”

William membungkam mulut Karenina dengan bibirnya, mata wanita itu sontak membulat, sejenak dia terbuai dan kehilangan kesadarannya. Lalu mendorong dada William ketika kesadarannya kembali. William menurut, dia melepaskan pagutannya.

“Akukan sudah bilang jangan suka tiba-tiba menciumku”

“Kau tidak mau berhenti bicara, telingaku sakit mendengarmu terus marah-marah”

“Kau kan yang duluan marah”

“Maafkan aku Karenina, aku sangat takut melihat caramu bawa motor kemarin. Aku tidak mau kau terluka” Karenina sudah bisa meredam sedikit amarahnya, dia tidak pandai membaca mata atau pikiran orang lain tapi dia bisa merasakan ada ketulusan dalam kata-kata yang William ucapkan.

“Kenapa kau khawatir padaku, aku kan bukan siapa-siapamu?”

“Kenapa kau bilang begitu, kita bahkan sudah bertukar saliva. Aku juga sudah melihat semua bagian tubuhmu, dan merasai  nikmatnya tubuhmu, menurutku itu sudah seperti ikatan yang sulit di lepaskan”.

“Ck, jangan mengungkitnya lagi”. Karenina memukul bahu Wililiam, wajahnya sudah merah karena malu, dia mengalihkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Dia berdiri dan melihat-lihat sekitarnya.

Aparetemen itu sangat besar, dia sempat melihat lantai yang di tuju William saat menaiki lift, lalu dia melangkah ke jendela dan melihat pemandangan kota Jakarta pada malam hari yang indah dari ketinggian.

“Ayo makan, kau belum makan malam kan” William menarik kursi untuk Karenina.

“Dari mana kau dapat semua makanannya?” Karenina melihat dengan heran semua makanan yang tertata rapi di atas meja.

“Kau terlalu asyik melihat ke luar di jendela jadi tidak sadar ada orang yang datang mengatur makanan ini”

“Benarkah? Ck, lain kali jangan mengajakku makan malam, aku jarang makan kalau malam”

“Badanmu sekurus itu kau masih tidak mau makan”. William geleng-geleng kepala sambil berdecak-decak. William menukar piringnya yang steaknya sudah dia potong-potong dengan piring yang ada di depan Karenina.

“Makan yang banyak”, katanya. Karenina dengan malas memasukkan potongan daging ke mulutnya lalu matanya berbinar dan kemudian memasukkan lagi potogan yang lain. Tanpa sadar Karenina sudah menghabiskan makanannya.

Setelah daging beserta saos dan sayuran di piringnya tandas, matanya lalu tertuju pada puding coklat dengan stroberi sebagai pemanisnya, dia menyingkirkan piring kosongnya dan meletakkan piring berisi puding di depannya. William menarik sebelah sudut bibirnya melihat wanita itu makan dengan lahap.

“Kenapa kau tidak melarang ku saat aku menghabiskan semua makanan itu”, Karenina merasa menyesal sudah makan begitu banyak, dia duduk tidak berdaya sambil mengelus perutnya.

“Mandi dan tidurlah”

“Apa, tidak. Aku mau pulang, apa kata-teman-teman ku kalau sampai tahu aku tidak pulang. Ponselku, di mana tasku”, gelagapan sendiri mencari dimana tadi dia menyimpan tasnya. Dia mengambil ponsel dari dalam tasnya saat menemukannya tergeletak di sofa ruang tamu dan seperti duagaannya sudah ada puluhan panggilang tidak terjawab dari Merry dan Rara.

“Menginap saja, besok baru aku mengantarmu pulang. Kita juga sudah pernah tidur bersama kan”. Karenina nampak berfikir sejenak.

‘Boleh juga, setidaknya untuk menghindari pertanyaan Rara tentang motorku yang aku bilang hilang semalam’.

“Tapi aku tidak mau tidur bersamamu”. William hanya mengangkat bahunya, mana mungkin dia membiarkannya tidur terpisah dengannya.

Karenina berdehem sebulum menekan nomor Merry yang sudah nampak di layar ponselnya. Dia menekan nomor itu dengan ragu.

“Ninaaaaa, kamu di mana? Kamu nggak apa-apa kan?” suara teriakan Merry langsung memekakan telinganya ketika panggilannya terhubung di dering pertama.

“Aku ada sedikit urusan keluarga, Mer. Aku sedang bersama Om dan Tanteku sekarang, maaf ya, aku lupa menghubungi kalian”, terdengar suara gelak tertahan dari William. Karenina memberinya tatapan tajam dan dia menghentikan gelaknya.

“Tapi kamu nggak apa-apa kan?”

“Iya, aku nggak apa-apa kok”

“Nin, kita sudah seperti saudara, kalau kamu ada masalah kamu bisa cerita sama kita”, suara Rara. Kemarin wanita itu melihat Kareina menangis, jadi dia berfikir Karenina mungkin memiliki masalah.

“Iya, aku tahu kok. Makasih ya”

“Ya, sudah. Kabari kami kalau ada apa-apa”, sepertinya ponselnya sudah kembali ke Merry, terdengar sudah bukan suara Rara. Karenina menutup panggilannya, menyimpan ponselnya di atas nakas dan berjalan mencari letak kamar mandi.

“Semuanya baru, kau pakai saja sesukamu” William menunjuk sikat gigi dan peralatan mandi lainnya. “Ada baju di lemari, semuanya baru dan bersih, jangan khawatir” lanjut William.

‘Kenapa ada perlengkapan mandi wanita di apatemennya, apa dia menyiapkan ini semua untuk wanita yang dia ajak ke Apartemennya’

“Will, aku sudah bilang tidak mau tidur denganmu?” Karenina menendang kaki William saat laki-laki itu masuk ke dalam selimut yang Karenina pakai.

“Aku tidak akan macam-macam, aku hanya akan memelukmu saja”. William menarik tangan Karenina sehingga wanita itu jatuh tertidur tepat di sampingnya. Karenina bangun lagi.

“Siapa yang bilang aku mau kau peluk”, William melakukan hal yang sama, menarik tangannya dan wanita itu jatuh lagi di samping William.

“Tidurlah” Karenina melihat William, laki-laki itu sudah memejamkan matanya tapi bisa di pastikan kalau dia belum terlelap. Karenina pasrah dan memperbaiki selimutnya.

“Will”

“Hem”

“Tidak, ayo tidur”, Karenina tidur dengan memunggungi William, laki-laki itu menariknya mendekat lalu memeluknya.

“Rambutmu harum” William mencium wangi sampho dari rambut Karenina, dia sudah merapatkan wajahnya dirambut Karenina.

“Aku keramas pakai sampho yang ada di kamar mandimu, wangi ya?” mencium rambutnya sendiri dan manggut-manggut.

“Memang harum”. Katanya.

“Tubuhmu juga wangi”, wajah William sudah berpindah ke lekukan leher Karenina.

“Aku barusan sudah mandi, pasti bau sabunnya masih ada”. Karenina membalik tubuhnya ingin mendorong kepala William yang masih menciumi lehernya. Tatapan mereka bertemu, sesaat mereka saling pandang sebelum kemudian William mempertemukan bibir mereka.

William memagut bibir merah Karenina lagi dengan begitu lembut, Karenina memejamkan matanya dan menikmati ciuman itu. William melepaskan ciumannya di bibir Karenina dan melanjutkan di perpotongan leher Karenina.

“Will, hentikan” Kareninia mendorong kepala Willian saat bibir laki-laki itu terus turun di dada bagian atasnya, dia tahu akan berakhir seperti apa kalau dia juga ikut terbuai. William menghentikan aktifitas  di dada Karenina tapi melanjutkannya di bibir wanita itu.

‘Sial aku benar-benar tidak bisa menahan diri’ William melepaskan pagutannya saat ada yang mengeras di bawahnya. Dia meninggalkan Karenina dan menuju kamar mandi.

Sepeninggal William, Karenina memegang dadanya dan merasakan dentuman keras di dalamnya. ‘Apa dia mendengarnya tadi, makanya dia lagsung pergi. Sudahlah, aku tidur saja sebelum dia keluar’

Karenina benar-benar tertidur saat William keluar dari kamar mandi setelah selesai dengan urusannya.

Terpopuler

Comments

Itha Fitra

Itha Fitra

pasti sdng bersolo karir

2024-02-01

0

mama yuhu

mama yuhu

kasian willl calon anakmu☺☺😁😅

2022-09-19

1

Aryn

Aryn

Akhirnya yg ditunggu nongol lagii 💃🏼

2021-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Seratus ribu tiga lembar
3 Kado spesial
4 Polos atau bodoh
5 Bikini
6 Meninggalkanmu
7 Back to work
8 Bertemu lagi
9 Perwakilan khusus
10 Seratus juta
11 Bersandiwara
12 Gara-gara motor
13 Tanggung jawab
14 Ke apartemen
15 Wanita spesial
16 Sehari bersamamu
17 Ayah dan Ibu
18 Makan malam
19 Hantu penasaran
20 Jadi kekasihku
21 Gosip murahan
22 Karenina yang manis
23 Membekas di hati
24 Ryan dan Merry
25 Panggilan William
26 Perhatian Yoga
27 Mantan
28 Drama di pagi hari
29 Rencana masa depan
30 Menjadi kekasih
31 Salah pergaulan
32 Kartu ajaib
33 Hati manusia
34 Kasih sayang orang tua
35 Keras kepala
36 William sakit
37 Seorang mata-mata
38 Kekasih yang sedang marah
39 Lautan busa
40 Minta maaf
41 Bertemu mantan
42 Membuatnya hilang ingatan
43 Calon ibu mertua
44 Dinding pembatas
45 Datang lagi
46 William pulang
47 Calon istri
48 Maukah kau menikah denganku
49 Nenek sihir
50 Lamaran yang gagal
51 Ketakutan terbesar adalah kehilanganmu
52 Liburan
53 Meminta segera dinikahkan
54 Liburan yang gagal
55 Tidak tahu malu
56 Makan malam
57 Terima kasih mau menikah denganku
58 Pamer cincin berlian
59 Foto mesra William dan Ririn
60 Cemburu buta
61 Berakhir dengan indah
62 Bimbang
63 Fitting gaun pengantin
64 Karenina di culik
65 Siapa yang menculik Karenina?
66 Karenina di temukan?
67 Karenina di temukan
68 Ririn di tangkap?
69 Ada apa antara Merry dan Ryan?
70 Minta maaf dan berlutut
71 Ririn kabur...?
72 Perjuangan Karenina
73 Siap-siap dengan mantan William yang lain
74 Karya baru
75 Permohonan Ririn
76 Kedatangan tamu
77 Sepupu-sepupu William
78 Hari pernikahan Karenina dan William
79 Malam pertama yang bukan lagi pertama
80 Makan malam spesial
81 Salah faham
82 Kelelahan akibat gempuran William
83 Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Seratus ribu tiga lembar
3
Kado spesial
4
Polos atau bodoh
5
Bikini
6
Meninggalkanmu
7
Back to work
8
Bertemu lagi
9
Perwakilan khusus
10
Seratus juta
11
Bersandiwara
12
Gara-gara motor
13
Tanggung jawab
14
Ke apartemen
15
Wanita spesial
16
Sehari bersamamu
17
Ayah dan Ibu
18
Makan malam
19
Hantu penasaran
20
Jadi kekasihku
21
Gosip murahan
22
Karenina yang manis
23
Membekas di hati
24
Ryan dan Merry
25
Panggilan William
26
Perhatian Yoga
27
Mantan
28
Drama di pagi hari
29
Rencana masa depan
30
Menjadi kekasih
31
Salah pergaulan
32
Kartu ajaib
33
Hati manusia
34
Kasih sayang orang tua
35
Keras kepala
36
William sakit
37
Seorang mata-mata
38
Kekasih yang sedang marah
39
Lautan busa
40
Minta maaf
41
Bertemu mantan
42
Membuatnya hilang ingatan
43
Calon ibu mertua
44
Dinding pembatas
45
Datang lagi
46
William pulang
47
Calon istri
48
Maukah kau menikah denganku
49
Nenek sihir
50
Lamaran yang gagal
51
Ketakutan terbesar adalah kehilanganmu
52
Liburan
53
Meminta segera dinikahkan
54
Liburan yang gagal
55
Tidak tahu malu
56
Makan malam
57
Terima kasih mau menikah denganku
58
Pamer cincin berlian
59
Foto mesra William dan Ririn
60
Cemburu buta
61
Berakhir dengan indah
62
Bimbang
63
Fitting gaun pengantin
64
Karenina di culik
65
Siapa yang menculik Karenina?
66
Karenina di temukan?
67
Karenina di temukan
68
Ririn di tangkap?
69
Ada apa antara Merry dan Ryan?
70
Minta maaf dan berlutut
71
Ririn kabur...?
72
Perjuangan Karenina
73
Siap-siap dengan mantan William yang lain
74
Karya baru
75
Permohonan Ririn
76
Kedatangan tamu
77
Sepupu-sepupu William
78
Hari pernikahan Karenina dan William
79
Malam pertama yang bukan lagi pertama
80
Makan malam spesial
81
Salah faham
82
Kelelahan akibat gempuran William
83
Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!