Mobil mewah yang dikendarai oleh Fabian akhirnya tiba didepan pekarangan rumah keluarga Darmadi. Fabian menoleh, menatap gadisnya sejenak kemudian melepaskan seatbelt.
"Ayo turun, aku mau mampir sebentar." Fabian berkata seenaknya. Ayu menoleh secepat kilat, matanya melotot, tidak menyangka akan ucapan Fabian.
"Kenapa? nggak boleh ya? aku haus ini. Minimal numpang minum air putih lah Yu." Fabian berkata enteng lalu turun dari mobil dan melangkah perlahan. Menyusuri pekarangan rumah Ayu yang masih berupa tanah dengan rumput hias di kanan kiri sepanjang dirinya melangkah. Rumah sederhana dengan dua lantai tersebut sangat sejuk. Satu pohon jambu biji ditengah-tengah pekarangan mampu menutupi tubuhnya dari sinar matahari.
Ayu segera turun mengikuti langkah Fabian. "Kakak yakin mau mampir? ini udah sore lho. Nanti dicariin sama ayahnya kak Fabian gimana? tanyanya.
"Enggak bakal dicariin dong, udah gede ini hahahaha."
"Tawanya..aahh apaan sih." Menghela napas pelan, "ayo kak masuk."
"Om Teguh belum pulang?" Tanya Fabian sambil duduk di sofa ruang tamu, padahal belum dipersilakan.
"Belum kak, Ayah biasa pulang pukul enam." Jawab Ayu. Melepas sepatu, meletakkan di rak sepatu paling atas kemudian menghampiri Fabian dan duduk di sofa depan Fabian. Bi Suti datang dari arah belakang, terburu-buru menghampiri dua orang yang duduk di sofa.
"Neng Ayu sudah pulang? Ahh selamat sore Den Fabian. Mau minum apa?" tanya Bi Suti menawarkan minum pada mereka.
"Jus jeruk dong bi, lagi pingin yang seger-seger nih. Kamu mau juga Yu?" Yang punya rumah siapa yang menawarkan siapa.
"Air putih aja ya bi." Sambil tersenyum Ayu menjawab. "Baik Neng." Jawab bi Suti. Bergegas menuju dapur.
"Kak Fabian cuma mampir minum aja? Atau mau ketemu Ayah?" Tanya Ayu.
"Mau ketemu kamu."
"Haahhh." Terkejut.
" Iya, mau ketemu kamu. Ada sesuatu yang ingin aku sampein ke kamu." Dug dug dug. Dada sebelah kiri Fabian berdetak kencang. Ya, dia akan mengutarakan perasaanya pada Ayu. Mengatakan bahwa Ia mencintai Ayu, ingin meminan Ayu. Menjadikannya istri seperti yang Ia rencanakan selama ini.
"Emang kak Fabian mau ngomong apa?"
Menghela napas panjang, "Oke, aku harus gerak cepat."
"Aku suka kamu Yu, Aku cinta kamu. Dan aku mau ngelamar kamu." Yessssss! akhirnya.
Jangan tanya bagaimana ekspresi Ayu, tentu saja dia shock. Tidak ada angin tidak ada hujan. Hanya ada Fabian dan dirinya sekarang. Suka? cinta? melamar? apa itu? bahkan mereka berdua baru kenal. Mengapa Fabian bisa mengatakan demikian?
"Yu ? Ayu ? Sweety ? Hellooow ? kamu nggak koit kan?"
Suara Fabian tidak didengarnya. Telinganya berdengung. Apa pendengarannya bermasalah? Atau, apakah laki-laki ini sedang mabuk? Atau ngelindur?
"Heiii..! wake up Yu."
"I-iy-iya kak. Apa?"
"Aku cinta kamu, nikah yuk." Lagi. Perkataan Fabian mempertegas bahwa telinganya masih normal.
"Kakak gila?" Hanya kalimat itu yang bisa dia ucapkan.
"Haahh, aku waras loh ini. Kamu meragukan kesehatanku?" Tanya Fabian, ngaco.
"Habis kakak aneh, kita itu baru aja kenal. Kok kakak berani bilang kayak gitu? kita baru ketemu beberapa kali lho."
"Emang kenapa kalau baru kenal? Toh, ini hati aku udah berdegub-degub kalau dekat kamu. Bukannya itu cinta?" Semakin ngaco jawaban Fabian.
"Ihhh nggak gitu juga kak. Kok bisa berpikir kayak gitu sih." Heran Ayu. Ayahnya pernah bercerita bahwa sosok didepannya ini adalah seorang CEO. CEO PUTERA GROUP. Dan apa ini? beginikah tingkah seorang CEO? Dan lagi, bukankah Fabian seorang pria yang sudah matang? Mengapa tingkahnya begini sih? Apa rumor yang beredar bahwa CEO Putera Group adalah pribadi yang galak dan keras kepala itu keliru?
"Yu, aku serius. Aku suka sama kam-" Ucapan Fabian terhenti ketika dilihatnya bi Suti datang membawa minuman mereka.
"Ini Den Fabian jusnya, silakan diminum. Neng Ayu juga, diminum itu airnya." Fabian segera minuman segar tersebut hingga tandas. Benar-benar haus rupanya. Apalagi setelah dia mengutarakan perasaannya kepada Ayu. Lega.
"Emmmh, kak?"
"Yes sweety, kenapa?"
"Ayah, udah tau?"
"Tentu."
Terdiam lagi. Ayahnya tahu.
"Ayah bilang apa?" Tiba-tiba Fabian langsung cemberut.
"Nggak dibolehin sih." Fabiam menjawab sambil garuk-garuk kepala. Konyol. "Tapi aku bakalan yakinin Ayah kamu kok, tenang aja." Sambungnya dengan cengiran khasnya.
Ayu bingung. "Kok jadi gini sih?"
❤️❤️❤️❤️❤️
Sampai disini gimana nih teman-teman??
Aku butuh saran yang banyak dari kalian 😊😊😊
Terimakasih sudah mampir dan baca cerita aku😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Sur Anastasya
lnjut dan ttf semngat💪💪💪💪
2023-03-01
0
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
💪🏼💪💪💪🏼💪🏼💪💪💪💪 Febian
2022-06-23
0
Maulida Umaya S
mng si fabian tu
2022-05-09
0