Suasana depan gerbang SMA Pelita sepulang sekolah begitu padat, tapi berbeda dari hari biasa. Jika biasanya para siswa banyak yang berlarian, kini justru terlihat bergerombol. Bagaimana tidak, mereka melihat sosok laki-laki tampan memakai jas mahal dengan postur tubuh sempurna sedang bersandar di badan mobil. Tak lupa tangan kiri masuk dalam saku celana dan tangan kanan yang sedang bermain ponsel.
"Perfect."
Itulah kata yang tepat menggambarkan pemandangan di depan mereka. Tapi yang sedang dipandang tidak menyadari jika dirinya sudah menyebabkan kerumunan tidak jelas itu berada.
"Ada apa sih ini, ganggu orang jalan tau nggak. woi minggir woi, mau lewat nih aku." Tiyas berteriak diantara siswi yang juga berteriak melihat pemandangan depan sana.
"Hehh, lo nggak lihat apa, kita lagi mandangin tuh cowok ganteng tau nggak. Orang jomlo layak lo tau apa sih." Siska. Cewek centil siswi kelas 2 itu membalas dengan ucapan pedas pada Tiyas. Sedangkan Ayu tampak sudah berkeringat, dia tidak menyukai kerumunan seperti ini. Menyesakkan.
"Yas, ayo jalan terus aja, nggak usah teriak-teriak." Ayu menengahi. "Udah ya Sis, nggak usah bertengkar disini, kita pulang duluan ya." begitulah Ayu, tidak menyukai keributan dan kerumunan. Tipe cewek pendiam tapi ramah yang suka tinggal dirumah daripada kelayapan.
Siska mendengus, "Sana, sana lo pada. bikin buruk pemandangan tau nggak." Tiyas mengepalkan tangan, geram dengan ucapan Siska sebelum elusan tangan Ayu di lengan membuat emosinya turun seketika. Mereka akhirnya berjalan menerobos kerumunan dengan pelan. Setelah lepas, justru Ayu yang kini terkejut, didepan sana ada Fabian yang tampak santai memainkan ponselnya tanpa memperhatikan sekitar.
"Kak Fabian."
Akhirnya Fabian mendongak menatap Ayu yang ada beberapa meter dihadapannya. Dengan senyum lebar dan teriakan para siswi SMA Pelita, Fabian melangkah mendekati Ayu dan menggenggam tangannya lembut.
"Ayo pulang." dua kata tersebut membuat teriakan siswi dibelakang sana semakin keras. Fabian menggandeng tangan Ayu dengan lembut. Menuntun kearah mobilnya, membukakan pintu dan mendorong lembut tubuh Ayu agar memasuki mobil. Berlari kecil melingkari mobil kemudian melajukan mobil meninggalkan lingkungan sekolah dengan tatapan iri dari para siswi di depan gerbang. Jangan lupakan Tiyas yang masih terbengong-bengong dengan kejadian yang ada didepan matanya.
"Aaaaaa.. siapa tadi? kenapa dia menjemput Ayu? Kenapa bukan aku saja?"
"Peri tampan dari mana itu Tuhaann..."
"Beruntungnya Ayu..."
"Njirrr gue juga mau digandeng kek gitu, aaaaa..."
Dibalik teriakan para siswi tersebut ada satu orang yang terdiam sambil menatap mobil yang mulai menjauh itu. "Bang Fabi?"
Di dalam mobil...
"Heiii.."
Tangan Fabian melambai di depan wajah Ayu, menyadarkannya dari lamunan. "Mikirin apa sih? Kayaknya serius banget." Ayu menoleh pada laki-laki disampingnya.
"Kak Fabian lagi tebar pesona ya tadi?" tanyanya sambil memicingkan mata
"Pfftt... Bwahahahahaha." Fabian tertawa terbahak. "Nggak lah sweety, ngapain aku tebar pesona sama siswi SMA? Kamu ini ada-ada aja. Kan mau jemput kamu." Jawaban Fabian. Dia melupakan fakta bahwa dirinya sering menunjukkan pesona pada gadis disampingnya.
"Tapi kan kakak jadi pusat perhatian gitu." Fabian tersenyum, "Kamu nggak suka?"
Pertanyaan Fabian menyentak kesadaran Ayu, "Ehh? kok jadi aku yang ditanyai gitu? kan aku cuma sebel sama kerumunan yang tadi."
"Kalau nggak suka besok aku tunggu di dalam mobil aja deh, biar kamu nggak bete kayak gitu." Fabian tersenyum. "Apakah Ayu cemburu kalau aku jadi pusat perhatian orang lain? Ahh senangnya."
Fabian dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi itu begitu sulit untuk dibantah. Ayu hanya diam. Mereka sebenarnya tidak terlalu dekat, tapi apa ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
yey ayu cemburu nih
2022-06-23
0
nichic
pede tingkat dewa si fabi
2022-05-09
0
Mila Adzkia
Febian udh bucin dluan aja...blm di stujuin 🤦
2022-02-13
4