Bab 15

Dua anak manusia yang sedang bergandengan tangan tersebut nampak memasuki sebuah mall. Fabian masih mempertahankan senyumnya yang kebar. Sedangkan Ayu masih menetralkan degup jantungnya. Pipinya masih bersemu merah. Kejadian di dalam mobil tadi masih berseliweran di dalam kepalanya.

"Kamu suka belanja Yu?" Fabian membuka percakapan.

"Haa? eh, enggak kak. Ayu jarang pergi ke mall." Gelagapan Ayu menjawab. Pikirannya masih tidak fokus. Terlihat beberapa kali ia menghela napas.

"Kenapa?"

"Nggak suka aja, Ayu nggak suka suasana ramai. Enak di rumah dong baca buku, novel, majalah, apapun itu yang bisa dibaca. Bikin tenang kak."

Fabian manggut-manggut.

"Kamu suka membaca ya?"

"Hmmm."

"Kalau aku? kamu suka sama aku nggak?" Fabian bertanya sambil menghentikan langkah.

"Suka lah, kak Fabian kan baik sama Ayu. Sering jemput Ayu sekolah kan? Emang kenapa kak?" Jawab Ayu belum ngeh dengan maksud pertanyaan Fabian.

"Bukan suka yang itu Yu."

"Ehh?"

Fabian menatap Ayu dalam, "kamu beneran nggak ada perasaan apapun ke aku?"

Ayu menggerakkan bola matanya gugup. Bagaimana tidak? mereka masih berada di lantai dasar, di tengah tengah kerumunan dan membahas tentang perasaan?

"Kak, cari tempat duduk dulu yuk, cafe atau apa gitu." Fabian tersadar.

"Oh ya, kamu belum sarapan kan tadi? Ayo ayo kita makan dulu. Mau makan apa? nasi apa yang manis manis dulu nih?" Fabian melanjutkan jalan dengan tangan yang masih setia menggandeng Ayu.

"Cafe aja yuk kak, Ayu mau makan nachos nih."

"Oke."

Kediaman keluarga Putera

"Pagi ma." Galang menuruni tangga sambil menyapa sang mama yang sedang menonton acara gosip.

"Pagi sayang, sarapan dulu sana gih."

Tak menghiraukan ucapan sang mama, Galang justru duduk disamping mamanya.

"Papa sama bang Fabi kemana ma?" Galang bertanya sambil memperhatikan acara gosip yang sedang menayangkan pesta ulangtahun salah satu artis tanah air.

"Papa pergi main golf sama Bram. Kakakmu pergi kencan."

Dan jawaban sang mama membuat mood Galang seketika menjadi buruk. "Kencan? emang abang udah punya pacar?" pura-pura tidak tahu.

"Huuh, mama nggak tau abang kamu itu udah pacaran apa belum. Masa kemarin abang kamu pulang-pulang bilang kalau dia habis lamar anak orang sih. Dan tahu nggak kamu? dia bilangnya dia udah lamar anak om Teguh, si Ayu itu." Sinta berbicara dengan menggebu-gebu, sedikit jengkel dengan putra sulungnya.

"Ehh bentar-bentar, bukannya Ayu itu satu sekolah sama kamu? satu tingkat dibawah kamu kan? baru kelas dua dong? astagaa."

Galang masih bungkam, entah kenapa pembahasan tentang Ayu yang disukai kakaknya membuat dirinya cemburu. 'Kenapa harus Ayu bang? dia gadis yang kucinta.'

Kembali pada pasangan kencan yang sedang makan nachos untuk sarapan mereka.

"Mmmm, yummy. Makanannya enak ya kak. Kapan-kapan kita kesini lagi yuk"

"Boleh-boleh, pas kencan kedua kita ya." Fabian tersenyum lebar, tampaknya Ayu tidak canggung dengannya setelah pengakuan cintanya.

"Ehh? kencan?"

"Iya, ini kan kita lagi kencan sweety, kencan pertama kita. Our first date."

"Tapi kita kan nggak pacaran kak?" Tanya Ayu bingung.

"Siapa bilang, kamu ini calon istri aku lho. Om Teguh kan udah setuju." Fabian menyengir.

"Hahh? sejak kapan? aku kan belum bilang iya."

"Yang penting om Teguh udah kasih lampu ijo." Semakin lebar cengiran di bibir Fabian. Awas robek lho, hahaha.

Ayu mendengus, "nggak gitu juga konsepnya kak." bantahnya.

"Udah-udah, ayo lanjutin makan kamu, habis ini kita lanjut jalan, kencan kayak pasangan pada umumnya, oke?" Fabian melanjutkan makan, sedangkan Ayu geleng-geleng kepala. Seperti inikah sifat calon suaminya? 'kenapa nggak ada cool-coolnya kayak rumor yang beredar sih.'

Selesai makan, mereka melanjutkan langkah, berkeliling dalam mall besar itu sambil bergandengan tangan. Masuk toko satu, keluar dengan menenteng beberapa paper bag. Masuk toko lainnya, keluar dengan beberapa paper bag lagi. Ayu mendengus sebal.

"Kak iihh, kan Ayu nggak butuh sweater itu. Kenapa dibeli sih, buang-buang uang tau nggak." Ayu mengomel, gaya hidupnya yang cenderung sederhana tidak terima dengan yang dilakukan pria didepannya.

"Gapapa kali Yu, siapa tau nanti kamu butuh, udah ambil aja. Hadiah dari aku itu, ayo jalan lagi."

Melengos, Ayu ingin protes tetapi tangannya ditarik lagi. Kali ini mereka berhenti di bioskop yang ada di dalam gedung mall itu.

"Nonton yuk." ajaknya, kemudian berlalu begitu saja dan membeli tiket. Ayu merengut, dirinya ditinggalkan begitu saja.

Dua buah tiket sudah berada ditangan, Fabian menghampiri Ayu. "Yuk masuk." Ajaknya. Tanpa membawa popcorn atau camilan apapun. 'Astagaa'.

Terpopuler

Comments

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

lucu juga sih

2022-06-23

0

Mila Adzkia

Mila Adzkia

kering dh th tenggorokan nonton gk bawa minum dan cemilan ... 🤦CEO gendeng

2022-02-13

2

Arin

Arin

aduh si Fabian ini maksa bngt ya,blm ayu bilng mau pcran ech mlh bian udh Anggp ayu pcr'nya aja🤣

2022-02-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!