💞💞💞💞💞💞
Bumi benar-benar pergi tanpa menoleh lagi kearah Kahyangan yang terus memanggil namanya.
Masuknya ia kedalam mobil membuat gadis itu berhenti berteriak
"Maaf, Yang. Aku lelah" lirihnya sambil mengusap air mata yang jatuh ke pipinya.
Bumi terus memutar stir mobilnya untuk pulang, hari ini sangat melelahkan baginya, pergi ke suatu tempat membahas proyek baru yang baru ingin ia lakukan.
Dengan langkah gontai ia terus menapaki lantai bangunan tinggi itu menuju kamar apartemen milik orang tuanya.
.
.
CEKLEK
Pintu utama ia buka dengan begitu pelan.
Tak ada siapapun dirumah Karna terlihat nampak begitu sepi.
Air dan istrinya hari ini berniat menginap dirumah bunda Hujan sedangkan adik perempuannya tadi pagi pergi juga bersama dengan Langit.
Papanya tentu belum pulang dari kantor, harapan satu-satunya tentu hanya Sang mama.
"Maaaaaah" panggilnya di tengah tangga.
Tak ada sahutan, akhirnya langkah kakinya ia belokan ke arah kamar orang tuanya.
Dengan pelan ia mengetuk pintu bercat coklat itu.
Tok..tok..tok..
"Tunggu" Sahut wanita tiga anak itu.
CEKLEK..
"Kakak!, Udah pulang?" tanya Melisa saat keduanya berdiri saling berhadapan di depan pintu.
"Udah, Mah. tadi sempet mampir sebentar kerumah Yayang" jelas si tengah pada mamanya.
"Ya udah, kamu mandi ya, biar mama buatkan kamu makanan" titah Melisa yang di jawab anggukan kepala dan senyum manisnya.
Bumi langsung masuk kedalam kamarnya, melepas jaket lalu melempar kunci mobil dan ponsel.
Usai membersihkan diri, ia kembali turun ke lantai bawah menemui sang mama yang sudah berjanji akan membuatkan ia makan.
"Maaaaaah" panggilnya lagi saat sampai di dapur.
"Tunggu, sebentar lagi matang" jawab wanita tiga anak itu yang masih sibuk dengan spatulanya.
Bumi duduk di kursi meja makan, menatap punggung wanita yang melahirkannya dua pulih tahun silam.
"Makanlah"
Dengan asap yang masih mengepul, Bumi mulai menyendok kan makanan tersebut dalam mulutnya, ia makan dengan begitu lahap dan tenang seperti biasanya. Melisa yang duduk di sebelahnya pun tak henti menatap anak tengahnya itu dengan perasaan penuh kasih dan sayang.
"Kalau tadi kerumah Yayang, kenapa gak diajak sekalian?, udah lama mama gak ketemu" tanya Melissa saat sang putra menegak air putihnya.
"Enggak, dia abis pergi, Mah. takut capek" jawab Bumi santai meski dalam hatinya masih menyimpan rasa kesal.
"Pergi?, oh..." sahut Melisa.
"Iya, dia pergi kerumah sakit dengan temannya" tambahnya lagi sambil menghela nafas berat.
"Ya sudah, tapi lain kali ajak kemari ya"
Bumi hanya menganggukkan kepalanya, ia tak beran8 berjanji apapun.
"Bagaimana pertemuanmu dengan client papa?, apa semua lancar?" Melisa yang tahu kegiatan putranya itu langsung bertanya lagi.
"Lancar, Mah. Lagi di urus semua berkas dan perjanjian kontraknya sama kak Nella" jawab Bumi sambil memainkan gelas yang kini hanya tinggal setengah isinya.
"Nella anak baik, ramah juga pintar, kak" ucap Melisa memuji teman wanita satu satunya yang dekat dengan putranya tersebut. meski jarang bertemu tapi Melisa bisa merasakan jika Bumi nyaman dengan gadis itu.
"Iya, Mah. Aku bahkan bingung kalo sampai kak Nella gak ada" sahutnya lagi, ada senyum tipis di ujung bibirnya.
"Kamu sangat bergantung dengannya soal pekerjaan, tapi jangan terlalu bebankan ia, kak" pesan Melisa.
"Iya, Mah"
"Mah....." panggilnya dengan begitu lirih.
"Ada apa?" tanya Melisa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersama dengan yang sama itu jauh lebih tenang ya
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Nah kan 🤭🤭🤭🤭
Oleng gak kak 🤪🤪🤪🤪
Like komen nya yuk ramai kan ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Susan Handayani
walaupun sdh tau s Bu ma ya"ng bersatu pas baca ada rasa deg" an jg sih 🤪🤪🤪
2022-09-22
0
Endsclusive
air dan hujan
cahaya dan langit
tinggal ntar
bumi.. dan..
2022-04-21
1
nichic
jgn nyerah donk bumi, kan kmu yg bersikeras mau sama yayang
2022-04-13
0