💞💞💞💞💞💞💞
"Ra, kita bisa bicarakan nanti ya sayang. Fokus dulu ke kakak, acaranya masih panjang, lusa juga kita ke luar kota lagi, kan?" jawab Reza memberi pengertian.
"Kalo gitu Ibu ikut juga ya, nanti kita banyak ngobrol ngobrol disana" ajak Melisa, ia selalu nampak antusias pada orang baru yang bisa membuat ia merasa nyaman walau baru pertama kali bertemu.
"Nanti saya usahakan, Bu Mel" jawab Ibu setelah ia melirik kearah putrinya.
Kahyangan hanya menunduk pasrah, melihat sikap Melisa yang begitu sangat terbuka dan menerima kehadirannya membuat hatinya begitu perih.
"Maafin Yayang, Mah"
Bumi yang tau keresahan Kahyangan pun bingung harus berbuat apa selain menguatkan hati gadisnya itu, ingin ia berteriak pada dunia bahwa rasanya semua tak adil bagi mereka.
Tapi bukankah ini adalah takdir?
Tuhan tak mungkin mempertemukan tanpa sebuah alasan meski harus berujung Perpisahan!
.
.
Ibu yang kembali ke meja tamu undangan ditemani Kahyangan untuk menikmati jamuan makanan yang terhampar begitu banyaknya.
"Sepertinya orang tuanya begitu menyayangimu" lirih Ibu, sebagai sesama wanita yang pernah melahirkan anak tentu Ibu paham meski itu hanya lewat sorot mata.
"Sangat. Bahkan mama sudah banyak menaruh harapan padaku tentang putranya" jawab Kahyangan
"Lalu kalian akan bagaimana?" tanya Ibu, wanita itu mulai merasa merasa resah.
"Jangan tanyakan itu, karna aku belum tau jawabannya"
Keduanya kembali diam, hanya helaan nafas berat yang saling menyahut antara ibu dan anak itu.
Mereka tenggelam pada pikirannya masing-masing, tentang masa depan yang pecah karena sebuah perbedaan.
"Apa ibu akan melarang ku jika aku melangkah begitu jauh?" pertanyaan sang putri Sontak membuat ibu menoleh.
"Melangkah yang seperti apa maksudmu?, Jangan terlalu terburu-buru, Yang. Tetaplah berdoa karena Ibu yakin kalau Tuhan tak kan bosan mendengar permintaan tulusmu" jawab Ibu, apapun yang terjadi ia tetap ingin yang terbaik bagi sang putri.
"Tenang, Bu" sahutnya sambil tersenyum, ia mengusap punggung wanita yang selama ini hanya hidup berdua dengannya.
"Sedari kecil ibu tak pernah memaksamu, jalani apa yang membuatmu merasa nyaman tapi lakukanlah semua itu bukan hanya demi ciptaannya, tapi demi ciptaannya, kamu harus banyak belajar tentang mereka" tambah Ibu yang membuat Kahyangan terlonjak kaget.
"Bukan itu, Bu" ucapnya panik, ia takut melukai hati orang tua tunggalnya itu.
"Kamu sudah dewasa, Yang"
"Bu, ini bukan suatu pilihan. Antara cinta dan Tuhan bukan hal yang mudah bagiku" ucap Kahyangan yang mulai panik.
"Jangan serakah, Tuhan tak menyukainya"
.
.
.
Ibu yang kembali pulang di antar supir menyisakan Kahyangan yang kini berdiri tepat disisi Melisa. Wanita yang masih nampak cantik itu merangkul bahu putih mulus pemilik hati putra Keduanya.
"Kamu masih ambil cuti kuliah kan?" tanya Melissa.
"Iya, mah sampai acara kakak selesai" jawabnya dengan senyum kecil di bibir ranumnya.
"Maaf, kuliahmu jadi terganggu karna acara keluarga kami"
" Gak apa-apa, Mah. bukankan ini juga keluargaku?" kata Yayang malu-malu.
"Tentu, siapapun yang kini bersama anak mama berarti itu juga anak mama" kekeh Melisa sambil mencuil hidung mancung gadis yang ia banggakan pada orang-orang sebagai Calon menantunya itu.
"Dua hari ini kita masih menginap di hotel, karna Lusa langsung berangkat ke luar kota untuk acara teman-teman kakak, nanti mama akan tunjukan sesuatu padamu" ucap Melisa.
"Apa itu?" tanya Yayang penasaran.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sebuah masjid yang ia gambar sendiri saat umurnya delapan tahun!
Dulu ia selalu berkata jika masjid hasil gambarnya itu akan menjadi tempat pernikahannya.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Kakak Bu paling uwu emang juga 🤭🤭🤭
Like komen nya yuk ramai kan ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Susan Handayani
kl pindah agama dr non muslim k islam s g jd masalah semua agama itu sm tp beda menjalankan perintah nya 🤪🤪🤪
2022-09-21
0
Sri Mulyati
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-08-20
0
Tuti Tyastuti
kasih lampu hijau kekya ibu yayang
2022-06-24
0