Rumah Dave Part 2

Erika segera menuju dapur setelah berhasil memasuki rumah Dave, bibi Ema yang tadi membukakan pintu segera mengikutinya dengan tatapan bingung, sesaat ia sempat menatap ke arah Mark dengan tatapan yang sama, seolah sorot matanya sedang meminta penjelasan pada pria yang kini berjalan beriringan dengannya. Mark hanya mengangkat bahunya tanda tak mengerti sebagai jawaban, melihat itu bibi Ema juga hanya mengangkat alisnya seraya menggeleng perlahan sebagai tanda bahwa ia juga tak mengerti. Mark tersenyum tipis ketika bibi Ema mulai menghampiri Erika yang kini tengah ada di dapur.

"Ada yang bisa ku bantu nona?" Ujar bibi Ema dengan raut wajah yang masih tampak bingung.

Sejenak Erika mengetuk-ngetuk bibirnya sendiri dengan jari telunjuknya, seolah sedang tampak berpikir. "Oh..ya bibi Ema, makanan kesukaan tuan Dave apa kalo aku boleh tahu?" Jawab Erika akhirnya.

Bibi Ema tersenyum mendengar jawaban dari Erika, kebingungannya kini seolah terjawab sudah. Rupanya gadis ini ingin memasak untuk tuan Dave, begitu pikirnya.

"Tuan Dave itu suka sekali dengan makanan berkuah, seperti sup, sup ayam ia paling suka. Kenapa memangnya nona?"

Oh sup ayam ya? Aku kan tidak biasa masak, bagaimana ini!@

"Bibi Ema maukah bibi membantuku memasak sup ayam untuk Dave?" Mata Erika tampak antusias. Sedangkan bibi Ema malah sedikit terkejut mendengar kata-kata dari Erika.

"Itu sih gampang, biar aku saja yang mengajarimu!" Sahut Mark yang mendapati bibi Ema masih terdiam mematung.

Seketika Erika membelalakkan matanya karena merasa takjub. "Apa kau sungguh-sungguh Mark, wah Mark itu sungguh mengesankan seandainya kau benar bisa memasak." Ujar Erika terdengar tulus.

Sejenak Mark hanya tersenyum. "Aku terbiasa hidup mandiri, jadi hanya memasak seperti itu saja gampang untukku."

"Wah, pasti yang menjadi istrimu sangat beruntung ya Mark, jadi ia tak perlu memasak, kau saja, haha." Gurau bibi Ema seraya tergelak. Membuat Erika dan Mark ikut tergelak.

"Baiklah kalo begitu Mark, kita mulai! kita tak punya banyak waktu lagi, takutnya nanti Dave keburu pulang! Hemm..kan jadi tidak seru." Sungut Erika dengan memanyunkan bibirnya.

"Baiklah, ayo!" Jawab Mark seraya melepas jasnya dan setelah itu segera menggulung lengan kemejanya. "Baiklah nona, kau ambil bahan-bahannya di kulkas, dan aku akan mulai memanaskan air!" Lanjut Mark seraya tangannya cekatan mengambil sebuah panci di dapur dan mengisinya dengan air keran.

"Ah..baik!" Ujar Erika seraya menuju ke arah kulkas dengan tergesa.

"Aku akan membantumu nona!" Bibi Ema segera menghampiri Erika yang sepertinya tampak kebingungan memilih bahan makanan.

"Mula-mula kita akan bersihkan daging ayamnya terlebih dahulu, kemudian potong-potong, selesai itu kita masukkan daging ayam ke air yang sudah mendidih, nah seperti ini!" Mark tampak terampil mempraktekan cara memasaknya seperti seorang chef yang sudah ahli. Membuat Erika dan bibi Ema semakin terpukau.

"Nah, Erika, kau sudah selesai belum memotong sayurannya?" Ujar Mark lagi.

"Sebentar lagi Mark, nah selesai!" Erika tampak senang dengan hasil kerjanya, meskipun potongan sayurnya tidak bagus. Melihat itu Mark dan bibi Ema tersenyum geli. Ternyata mantan nona muda ini benar-benar tidak bisa memasak. Potongan sayurnya terlihat buruk sekali. Begitu batin mereka dalam hati.

"Kalian kenapa tersenyum seperti itu? Ya..aku mengerti pasti hasil karyaku sangat buruk kan?" Lagi-lagi Erika memasang wajah cemberut.

"Bukan buruk, tapi kau payah sekali!" Goda Mark dan membuat Erika tambah memanyunkan bibirnya.

"Ah..Mark, bicaramu sungguh kejam!" Sungut Erika seraya menyedekapkan kedua tangannya di dadanya.

"Jangan marah! Aku hanya bercanda, benar kan bibi Ema!" Bujuk Mark seraya mengedipkan sebelah matanya pada bibi Ema. Dan wanita paruh baya itu hanya tersenyum, merasa lucu dengan tingkah mereka berdua. Dan baru kali ini bibi Ema melihat begitu banyak senyum di bibir Mark.

"Lalu setelah itu apa lagi?" Erika mencoba mengalihkan perhatian.

"Oh..Iya!" Mark sedikit terkejut karena dia tadi sempat memandangi wajah Erika yang sedang cemberut, baginya itu tampak lucu. "Sekarang kau ambil wajan, lalu kau panaskan minyak sedikit, kemudian masuk kan bumbunya. Nah..Seperti ini!" Lanjut Mark sambil membimbing Erika mengaduk bumbu di penggorengan. Tangan Mark tanpa sengaja memegang tangan Erika yang sedang sibuk mengaduk bumbu dengan spatula. Mata Mark seolah tak bisa di alihkan dari wajah gadis itu.

"Lalu setelah itu?" Ujar Erika tanpa melihat ke arah Mark, ia sepertinya juga merasa biasa saja ketika Mark menggenggam tangannya.

Bibi Ema yang menyadari adanya sikap yang aneh dari Mark terhadap Erika, ia pun segera berdeham. "Ehem..Ehem!" Seolah sedang memberi kode seraya melirik ke arah Mark dengan curiga.

"Ah..Maaf!" Segera Mark melepaskan genggaman tangannya pada Erika, setelah itu ia berusaha mematikan kompor yang ada di sebelahnya. Di atas kompor tesebut adalah sepanci kaldu ayam yang siap di tuangkan ke wajan yang sudah berisi tumisan bumbu. "Minggirlah Erika, biar aku yang melakukan ini!" Mark menyuruh Erika untuk mundur beberapa langkah, dan dia sendiri bersiap menuang kaldu ayam ke dalam wajan.

"Lalu setelah itu Mark!" Erika masih tampak bersemangat.

"Cuci sayuran yang kau potong-potong tadi, setelah kaldu mulai mendidih, baru kau masukkan sayuranya." Ujar Mark menjelaskan.

"Baiklah Mark, aku mengerti." Erika benar-benar tampak Antusias.

Melihat Erika yang sedang sibuk mencuci sayuran, diam-diam bibi Ema mendekat ke arah Mark yang sedang sibuk mengaduk kaldu ayam supaya bercampur dengan bumbu. "Hai..Mark, jangan bilang kau mulai menyukai nona Erika!" Ujar bibi Ema dengan suara pelan dan di ikuti pula dengan tatapan menyelidik.

"Bibi ini bicara apa? Mana mungkin aku berani melakukan itu!" Ujar Mark dengan suara yang sama pelannya.

Mendengar jawaban dari Mark, Seolah bibi Ema masih tak percaya. "Mungkin mulutmu bisa berbohong, tapi matamu tidak Mark!" Tegas bibi Ema lagi.

"Tenanglah bi, aku tidak mungkin berani melakukan hal itu, Erika adalah calon istri tuan Dave." Mark mengatakannya dengan sangat pelan dan wajahnya terlihat murung.

"Bibi bukannya ingin melarang kau suka pada nona Erika, itu urusanmu Mark. Tapi bibi hanya ingin mengingatkanmu, sepertinya yang di sukai nona Erika itu tuan Dave. Bibi hanya ingin kau tidak terluka, itu saja."

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

benar apa yang dikatakan oleh bi ema

2022-09-17

0

Oi Min

Oi Min

Bibi Ema bnr Mark....sini ama aq sja

2020-12-12

4

D'illah @ NS

D'illah @ NS

kasihan Mark🥺😥
cintanya bertepuk sebelah tangan😭

2020-05-25

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!