Pergi ke butik

Pagi ini terlihat cerah, matahari bersinar lembut menyentuh kulit Erika yang sedang sibuk di taman menyiram bunga-bunga di taman perkarangan rumahnya. Karena sudah tak ada pelayan, sekarang ialah yang sibuk mengerjakan semuanya. Mumpung ia juga belum aktif bekerja di kantor. Hari pernikahannya pun juga baru akan di laksanakan beberapa hari lagi.

Erika menyukai bunga-bunga yang mulai bermekaran di taman rumahnya. Ia sedih jika harus membayangkan sebentar lagi rumah ini akan jadi milik orang lain, semua kenangannya bersama ayah dan ibunya ada di rumah tersebut.

Saat Erika sedang duduk melamun di bangku taman setelah selesai menyiram bunga. Tiba-tiba saja matanya di kejutkan oleh sosok pria yang kini tengah berdiri di hadapannya.

Mark!

Pria dengan wajah kaku itu berusaha tersenyum pada Erika. "Maaf bila kedatanganku mengejutkanmu!" Ujar Mark datar.

"Ah..iya tidak apa-apa, ada apa tiba-tiba datang kemari?" Erika berkata sambil matanya celingukan seolah sedang mencari sesuatu.

"Aku datang sendiri nona, tidak dengan tuan Dave." Ujar Mark lagi, seolah faham bahwa gadis yang ada di hadapannya saat ini pasti sedang mencari tuannya. Yaitu Dave.

Seketika wajah Erika menjadi merona merah karena malu. Lalu sejenak kemudian menyunggingkan senyum konyolnya ke arah Mark. "Ah..Aku ketahuan ya ternyata, hehehe." Erika berkata seraya menggulung-gulung ujung rambutnya sendiri, merasa salah tingkah.

"Hemm..benar nona, kau ketahuan. Apa kau merindukan tuan Dave!" Mark menatap menyelidik. Dan tumben juga ia ingin tahu.

Jangan tanyakan soal itu, rasanya setiap hari aku mulai merindukannya.

"Ah..Mark, kenapa kau masih saja menyebutku dengan sebutan nona, sekarang kita kan teman, panggil aku Erika saja!" Seru Erika berusaha mengalihkan perhatian.

"Ah..ya, Maafkan aku E..rika!" Mark terdengar canggung dan malu-malu ketika harus menyebut nama Erika.

"Hah..Mark, kau itu kenapa? kenapa kau jadi salah tingkah begitu, wajahmu juga memerah, astaga...!" Erika berkata seraya menutup mulutnya dengan sebelah tangannya. Menandakan ekspresi terkejut.

Mark terlihat semakin panik dan salah tingkah. "Tolong jaga sikapmu Erika, jangan sampai aku tak bisa mengendalikan diri." Mata Mark menatap tajam ke arah Erika.

Erika malah terbahak melihat ekspresi Mark yang baginya tampak lucu. "Buhahaha...apa itu sebuah ancaman, kau tidak kan menahan diri, memangnya kau mau apa?" Berkata seraya memegangi perutnya yang merasa geli menahan tawa.

"Aku bisa saja menciummu sekarang juga!" Tatapan Mark terlihat serius saat mengatakannya.

"A..apa!" Seketika tawa Erika terhenti dan wajahnya berubah terkejut setelah mendengar kata-kata dari Mark. Sekarang gantian wajah Erika yang tampak memerah dan salah tingkah.

"Hahaha...Aku hanya bercanda." Ucap Mark akhirnya. Tertawanya terlihat konyol.

Melihat itu Erika jadi turut tertawa. "Ah..Mark, kau bisa bercanda juga rupanya. Aku pikir kau tadi..." Erika menggantung kalimatnya.

"Kau pikir apa tadi?" Wajah Mark kembali serius.

"Ah..tidak, lupakan saja! Anggap saja aku tak mengatakan apapun. Oh..ya, untuk apa kau datang kemari? Apa Dave yang menyuruhmu?" Lagi-lagi Erika mengalihkan pembicaraan.

Sejenak wajah Mark tampak kecewa. Padahal ia akan senang kalo gadis itu mau menggodanya. Ah..sial, kenapa juga dirinya harus memikirkan hal aneh semacam itu? Bukankah Erika itu calon istri bos nya, lalu ada apa dengannya. Sial, sial, sial. Rutuk Mark dalam hati berkali-kali.

"Ah..ya, tuan Dave menyuruhku untuk menjemputmu dan mengantarmu ke butik untuk memilih gaun pengantin." Jelas Mark datar. Berusaha menutupi kegundahan hatinya yang sibuk menata perasaan.

Kenapa harus menyuruh Mark, kenapa bukan dirinya saja yang menemaniku? Ya deh..Dia itu memang bos yang sok sibuk. Umpat Erika dalam hati.

"Oke Mark, ayo kita berangkat, tapi tunggu aku berganti pakaian dulu ya!" Erika mulai beranjak dari duduknya.

Saat Erika baru saja melangkahkan kakinya beberapa langkah, tiba-tiba kakinya tersandung sesuatu yang menyebabkan tubuhnya limbung dan hampir terjatuh. Beruntung dengan sigap Mark yang berdiri tak jauh dari situ berhasil menahan tubuh ramping Erika dalam pelukannya.

Sejenak Erika merasa terkejut dan sekaligus lega. Setidaknya badanya tidak menyentuh tanah sekarang. Markenatap Erika dengan sorot mata kawatir. "Kau tidak apa-apa kan?" Ujarnya seraya membantu Erika berdiri lagi dengan kakinya sendiri.

Mark terus saja memandangi Erika dengan tatapan yang seolah tak ingin lepas dari gadis itu. Ia menyukai mata bening milik Erika yang menurutnya sangat indah. Dadanya kembali bergetar. Tapi ia sadar ini tidak boleh terjadi. Seketika Mark pun buru-buru mengalihkan pandangannya ke segala arah.

"Ah..ya, aku baik-baik saja, untung kamu sigap menolongku tadi." Erika menepuk pelan bahu Mark. Segera perasaan Mark kembali bergetar. Tidak tahukah mantan nona muda ini, sentuhan sedikit saja darinya bisa menggetarkan hati Mark.

Mark tersenyum tipis. "Erika, aku mohon jangan begini padaku, aku sungguh merasa tidak enak pada tuan Dave jika. Takut nantinya terjadi salah faham." Ucap Mark seraya melirik tangan Erika yang sedang menyentuh pundaknya.

"Oh.maafkan aku Mark, aku pikir kita teman, aku hanya berusaha akrab saja padamu. Lagipula si Dave itu tidak akan salah faham, dia kan tidak mencintaiku." Terdengar ada nada kecewa di akhir kalimat Erika.

******

Butik.

Erika dan Mark sudah ada di butik sekarang. Mark mengikuti setiap langkah Erika dan berjalan di belakangnya seolah seperti seorang pengawal pribadi.

Tak lama kemudian manager butik menghampiri mereka. "Maaf apa ada yang bisa saya bantu?" Ujar sang manager butik yang merupakan perempuan itu dengan ramah.

"Ya..Ehem!" Erika berdeham sekilas, mencoba mengusir rasa gugupnya. "Ya..aku calon istri tuan Dave."

"Oh..maaf, saya mengerti!" Sang manager butik langsung menutup mulutnya dengan ke dua tangannya. "Maaf nona, jika saya tidak mengenali, tadi tuan Dave sudah menelponku dan menyampaikan agar saya membantu nona memilihkan gaun pengantin. Oh..maf juga padahal saya melihat nona datang dengan tuan Mark juga tadi. Tapi saya masih saja belum sadar kalo nona adalah orang yang di maksud tuan Dave. Sekali lagi maaf ya nona." Jelas sang manager butik panjang lebar seraya menundukkan kepalanya berkali-kali karena merasa bersalah.

"Ah..tidak perlu sampai seperti itu, aku tidak apa-apa kok, sungguh, hehe." Jawab Erika seraya tersenyum ramah. Dan itu membuat sang manager butik terlihat bernafas lega. Ia takut kalo tuan Dave tidak akan pernah akan datang lagi ke butiknya karena ia lalai.

"Baiklah kalo begitu, sekarang nona ikutlah aku ke sebelah sana mari!" Sang manager butik mengintruksi.

Lalu segera Erika mengikuti langkah sang manager butik yang sudah tampak jalan lebih dulu. Sedangkan Mark lebih memilih untuk menunggu di sofa yang tak jauh dari tepatnya berdiri tadi.

Erika kini sudah tampak di sebuah ruang ganti dan sedang berusaha mencoba gaunnya dan di bantu seorang karyawan wanita di butik tersebut. Karena ia tampaknya tidak bisa kalo harus mengaitkan gaun di bagian belakangnya sendiri.

Selang beberapa menit, Erika muncul dari ruang ganti, ia keluar dengan tampilan gaun yang sangat indah yang sudah di kenakannya saat ini.

"Mark! bagaimana menurutmu?" Serunya tampak antusias. Sambil berusaha berputar di hadapan Mark.

Mark hanya bisa memandang takjub, ia pun tak bisa berkata-kata. Kau cantik sekali Erika, tapi sayang kau akan jadi milik tuan Dave sebentar lagi.

"Hei..Mark, kenapa kau diam saja, ayo cepat berikan pendapatmu, menurutmu bagaimana aku dengan gaun ini, cocok tidak?" Ujar Erika seraya menatap ke arah Mark. membuat Mark tiba-tiba salah tingkah.

"Em..itu, sangat cocok untukmu, kau pakai baju apapun pasti akan tetap terlihat can..tik!" Ujar Mark akhirnya dengan malu-malu.

"Ah..Apa?" Erika merasa tak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan. Apa yang di katakan Mark barusan. Apa dia bercanda mengatakan semua itu. Kenapa satu kata dari mulut pria itu membuatnya merasa senang.

Apa katanya, aku cantik! Hahaha aku berharap Dave juga mau mengatakan itu padaku. Mark yang terlihat bengis itu saja bisa mengatakan semua itu. Tapi Dave, aku tidak yakin. Sifatnya yang sulit di tebak, membuatku semakin penasaran.

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

Oi Min

Oi Min

Mark......kmu hrs mengubur perasaanmu itu....cini cini tak peyuk sayang manjah....

2020-12-12

3

shalsabella

shalsabella

mark sini sama aku aja😚,kasian kamu jangan berharap sama erika atau kalo engga sama othornya aja kan sama sama jomblo tuh,ngenes pula🤣

2020-07-05

3

D'illah @ NS

D'illah @ NS

apakah ini???jgn2 Mark jg jatuh hati sm Erika kah???
ohho...

2020-05-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!