Pulang

Malam sudah sangat larut ketika Erika akan kembali ke rumah, sekarang ia sudah tampak ada di pinggir jalan menunggu taxi, mobil yang di tumpanginya tadi tiba-tiba di sita paksa oleh si penagih hutang dari bank, sungguh malang Erika, para depcolector itu begitu tega merampas mobil yang sedang di kendarainya tanpa memberi aba-aba terlebih dahulu, sungguh benar-benar hari yang melelahkan dan menyebalkan. Sebelumnya ia mengadakan pertemuan dengan orang sinting bernama Marko yang tak lain adalah asistent pribadi Dave, kini di tambah lagi harus berhadapan dengan para depcolector tak punya hati yang tega menurunkannya di tengah jalanan yang sepi di tepi jalan, dan membawa mobilnya secara paksa. Sungguh buruk nasib mantan nona muda ini, bahkan dengan kecantikannya itu sepertinya tak ada gunanya lagi tanpa embel-embel setatus sosialnya sebagai nona muda dari pengusaha kaya. Orang-orang kini memandang kepadanya dengan tidak hormat. Bahkan saat ini ia tak ubahnya layaknya gadis biasa yang butuh perlindungan.

Beberapa kali pria hidung belang yang mengendarai mobil lewat di hadapannya, memandangnya dengan tatapan nakal, membuat Erika ingin sekali mencolok mata para pria tersebut.

Dasar tua Bangka tak tahu diri, kenapa kau terus saja memandangiku seperti seekor kucing yang melihat ikan. Hah..kau pikir aku ikan? Dasar kau para hidung belang, ingat anak istrimu sedang menunggu di rumah. Rutuk Erika kepada setiap pria yang melawatinya dan memandanginya dengan mata jelalatan. Tapi bersyukur tak ada yang turun dan bertindak kurang ajar padanya.

Rasanya Erika ingin menangis, semenyedihkan inikah hidupnya, sampai-sampai orang-orang merendahkannya sampai seperti ini.

Erika belum juga mendapatkan taxi untuk pulang. Padahal malam kian larut, awan gelappun mulai menutupi sinar bintang-bintang yang tadi sempat berpendar menerangi langit malam. Jalananpun makin lengang, Tiba-tiba Erika di rayapi oleh rasa ngeri. Takut kali-kali ada orang yang hendak berbuat jahat padanya. Tapi meski begitu ia masih tetap disana, berdiri di tepi jalan menunggu taxi dan di temani oleh gerimis kecil yang tampak mulai turun. Erika menengadahkan tangannya ke udara, merasakan butiran air kecil mulai membasahi tubuhnya. Hawa dingin pun segera menyergap tubuhnya yang tak mengenakan mantel atau semacamnya. Iapun mulai menggigil dan bersin-bersin.

Di saat yang bersamaan, tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di dekatnya. Erika memandang dengan seksama, merasa sedikit takut tapi sekaligus penasaran. Perlahan kaca mobil di buka oleh pemiliknya. Sekarang tampaklah wajah yang sangat ia kenal duduk di belakang kemudi.

Dave!

"Naiklah ke mobil, sebelum aku berubah pikiran!" Ujar Dave tanpa melihat ke arah Erika, pria itu hanya melihat Erika melalui kaca sepionnya.

Cih...Apa-apaan dia itu, apa begini cara dia memperlakukan gadis cantik, bahkan dia tidak memandang ke arahku, apalagi membukakan pintu mobil untukku.

Sejenak bayangan Kenzo berkelebat dalam kepala Erika, dimana pria dengan senyum hangat itu suka sekali memperlakukannya layaknya tuan putri, pasti Kenzo akan segera membukakan pintu mobil untuknya sebelum ia memintanya, sangat manis. Begitu pikir Erika. Tapi Erika buru-buru menepis bayangan itu dan segera masuk ke dalam mobil Dave yang ia kendarai sendirian tanpa Marko. Kemana perginya asistent gila itu, baguslah jika dia tidak ada, setidaknya berkurang pria gila yang harus ia hadapi saat ini. Hatinya sedikit lega.

"Pake ini!" Dave melempar jas yang tadi di kenakannya kepada Erika yang kini sudah tampak duduk di sebelahnya di dalam mobil.

Erika meraih jas milik Dave dari mukanya, pria itu melempar jasnya ke mukanya tadi. Ya Tuhan, manusia macam apa dia ini, apa begini cara dia menunjukkan kebaikannya.

"Terimaksih tuan!" Ujar Erika seraya mengenakan jas Dave ke tubuhnya. Kini tubuhnya tak lagi merasakan kedinginan. Di luar juga sudah tampak hujan turun makin lebat. Membuat udara semakin dingin.

"Jangan senang dulu, kau tidak bearti apa-apa bagiku, aku hanya tidak ingin mainanku mengalami masalah, dan membuat masalah baru untukku." Ujar Dave dengan wajah dingin seraya menyalakan mesin mobilnya dan bersiap melajukan mobilnya.

Hah..Aku mengerti, tidak usah mengatakannya berulang kali, aku sadar aku hanya mainan, tenang saja aku juga tidak ingin memiliki perasaan apapun padamu.

"Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih, mana mungkin aku berharap lebih padamu tuan muda, tenang saja aku tahu batasanku!" Erika berkata dengan nada pilu, entah mengapa rasanya ia tak ingin banyak berdebat lagi, tubuhnya terasa lelah, begitupun dengan hati dan pikirannya. Hingga tanpa terasa ia mulai tertidur.

"Hemm..Baguslah jika kau mengerti batasanmu jangan sampai kau mengingkari ucapanmu!" Ujar Dave sambil memandang lurus ke jalanan yang kini tampak di selimuti oleh hujan lebat.

Ah..sial, dia malah tertidur, dia pikir aku ini sopirnya apa, kurang ajar, lihat saja kau!

*******

Dave sudah tampak di pelataran rumahnya saat hujan sudah mulai mereda. Erika sulit sekali saat di bangunkan, jadi ia terpaksa membawa gadis itu pulang ke rumahnya. Karena Dave tidak tahu dimana alamat rumah gadis itu.

Ah...ya ampun, merepotkan sekali, apa harus aku juga yang membopongnya masuk ke rumah.

Meski dengan perasaan kesal, Dave mulai mengangkat tubuh Erika dari dalam mobil dan mulai membawanya masuk ke dalam rumah. Di depan pintu utama ia sudah di sambut oleh bibi Ema pelayan utama di rumah Dave.

"Apa tuan perlu bantuan?" Tawar bibi Ema saat sudah membukakan pintu untuk tuannya itu.

"Iya bi, tolong gantikan baju gadis ini, bajunya tadi basah terkena hujan." Ujar Dave seraya melanjutkan langkahnya ke kamar tamu.

"Baik tuan, saya akan menyiapkan bajunya. Tapi.." Bibi Ema sejenak merasa ragu.

"Tapi kenapa Bi?" Dave sudah tampak memasuki kamar tamu dan meletakkan tubuh Erika di atas ranjang yang berukuran tidak terlalu besar itu.

"Tapi kan disini tidak ada baju wanita tuan, masa' nona ini harus memakai baju saya yang ukuran jumbo!" Ujar bibi Ema seraya memperhatikan penampilannya sendiri yang berbadan tambun.

Dave meletakkan sebelah tangannya ke keningnya. " Ya ampun, aku kira apa! Ternyata hanya itu masalahnya, Bibi kan bisa pakaikan kemejaku saja padanya." Seru Dave sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali, merasa konyol sendiri.

"Ah..Kalo begitu baiklah tuan, bibi akan mengambilkan kemeja tuan untuk nona ini." Segera Bibi Ema berlalu dan bergegas mengambil pakaian di lemari.

Sedangkan Dave sejenak memandangi gadis itu untuk beberapa saat, lalu kemudian berlalu ke arah pintu, keluar dan segera menuju ke kamarnya sendiri.

Sepeninggalan Dave, Erika membuka matanya. Rupanya tadi ia hanya pura-pura tidur, ia hanya ingin tahu apa yang akan di lakukan Dave kepada dirinya saat ia sedang tak berdaya seperti tadi.

Hemm..Sebenarnya dia pria yang cukup sopan, tapi kenapa sikapnya kadang dingin dan ketus, pria yang seperti apa sebenarnya dirimu Dave?

BERSAMBUNG....

Erika Nadira

Dave nicole

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

mantap..

2022-09-17

0

Oi Min

Oi Min

Sweet....

2020-12-12

1

Wella Bundanya Kiara

Wella Bundanya Kiara

jang geun seok😍😍😍

2020-08-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!